Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam.
"Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya.
"Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat."
Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya berpikir bahwa suatu saat nanti Lucky akan melebihi semua ekspetasi kedua orangtua nya di kemudian hari.
Taman Bugenfil malam ini terlihat ramai pengunjung. Banyak pasangan muda-mudi sedang duduk bercengkrama di sana. Ada yang sambil memakan es krim atau makanan-makanan ringan lain nya. taman Bugenfil memiliki area yang cukup luas.
Di lengkapi dengan beberapa kursi dan meja yang terbuat dari kayu. Berbagai jenis tanaman hias seperti : mawar, anggrek, lavender, kertas dan masih banyak berbagai jenis bunga lain nya. Lampu taman yang terang benderang pun menambah suasana hidup di taman Bugenfil ini.
Para pengunjung pun juga tidak akan kelaparan atau pun kehausan karena di sekitar taman juga terdapat beberapa pedagang asongan yang terkadang berkeliling menawarkan barang nya kepada para pengunjung. karena taman ini di kelola sendiri oleh masyarakat sekitar taman Bugenfil nyaris tidak ada sampah setiap pagi nya. disalah satu meja taman bugenfil, sudah duduk seorang pria muda nyentrik,kece dan tentu nya tampan. Es capucino yang telah di pesan nya sedari tadi sudah tinggal setengah gelas, namun orang yang di tunggu nya belum juga muncul. ia mulai gelisah, itu terlihat dari tatapan mata nya yang selalu menatap jam tangan nya setiap beberapa menit sekali. "hhhhh, mungkin kah Leni sudah mendapatkan kontak Heri," gumam Robert dalam hati.
"Maaf, aku datang terlambat." tiba-tiba terdengar suara lembut megucapkan permintaan maaf yang tidak lain adalah Leni. "Hufft, ok baik lah. tidak apa, aku juga tidak terlalu sibuk malam ini." dengan senyum manis terukir di wajah Robert. "Aku pikir kamu tidak akan datang, dan telah mendapatkan kontak Heri." Sambil menyerahkan daftar menu kepada Leni. Leni hanya tersenyum mendengar apa yang di katakan Robert. Leni pun membaca daftar menu yang di berikan Robert tadi. Leni Memilih berapa menu makanan ringan, satu minuman dan memanggil penjual makanan agar segera di sediakan." Jadi mana kontak nya Heri," tanya Leni yang tidak sabaran untuk mendapatkan kontak Heri. "Sabar sedikit kenapa, lagian kamu juga baru datang sudah mau buru-buru pergi." Seru Robert,sambil menyeruput es capucino nya. "Ok, tapi awas kalau kamu berbohong kepada ku," ancam Leni tegas kepada Robert. "Tenang saja aku tidak akan membohongi mu, ini lihat." Robert mengarahkan ponsel pintar nya ke arah Leni, terlihat di layar itu sebuah kontak yang telah lama Leni dan Susi cari.Robert pun tersenyum penuh kemenangan."karena aku sudah memiliki kontak Heri, mau kah kau sedkit lebih lama menemaniku?" tanya Robert kepada Leni. Leni yang tidak berdaya pun hanya mampu mengangguk kan kepala pertanda setuju. tidak membutuhkan waktu lama bagi penjual itu untuk menyiapkan beberapa pesanan yang di minta Leni, kini pesanan itu sudah terhidang di meja Leni dan Robert. Leni pun segera menyeruput segelas es jeruk segar yang telah di pesan nya. sedikit ia mencuri pandang ke arah Robert. "Sebenar nya jika di perhatian lebih dekat dan lebih seksama kamu sangat tampan Robert",tapi sayang sikap arogan mu itu membuat ku tidak suka." Leni berkata di dalam hati nya. belum juga Leni memalingkan wajah nya, tiba-tiba Robert memandang nya dan tentu saja kedua mata Leni dan Robert saling ber adu pandang tanpa sepatah kata pun. dan kedua nya pun kini merasa canggung meskipun untuk mengatakan beberapa patah kata saja.
Sementara itu Lucky yang bosan berada di rumah, pergi jalan-jalan sebentar untuk mencari udara segar seorang diri.entah angin apa yang membawa nya sampai di taman Bugenfil, segera ia memesan satu gelas es teh dan beberapa potong kue kering. ia sengaja hanya membeli itu karena ia sadar, ia harus berhemat sebelum ia mendapatkan pekerjaan paruh waktu kembali. setelah ia membayar beberapa ribu kepada penjual makanan itu, ia bermaksud untuk segera meninggalkan taman itu. tetapi rupanya tuhan memiliki rencana lain. tiba-tiba Lucky menabrak seorang gadis yang sedang membawa semangkuk bakso untuk duduk di meja nya. sontak dalam sekejap mata, pppllllakkkkk. sebuah tamparan mendarat di pipi sebelah kanan Lucky.belum sempat ia meminta maaf atau memberi klarifikasi kepada wanita itu dan ia sudah mendapat tamparan begitu saja. "Sial, wanita ini cantik sekali, mana mungkin tega aku membalas menampar nya." Gerutu Lucky dalam hati. Lucky yang mendapat perlakuan itu hanya diam saja, karena memang ia sadar bahwa, ia memang bersalah dalam kasus ini, karena ia terlalu buru-buru sehingga ia tidak memperhatikan lingkungan sekitar.
"Hei bangsat, kamu harus ganti sepuluh mangkuk bakso sekarang juga." Hardik gadis tadi kepada Lucky. "Hah, sepuluh mangkuk, bukan nya kamu tadi hanya membawa semangkuk bakso." Balas Lucky tidak kalah garang dengan gadis itu. " ha ha ha, memang yang aku bawa tadi hanyalah semangkuk bakso, tapi coba lihat aku. Baju,celana dan sepatu ku terkena tumpahan kuah bakso itu dan kamu harus mengganti nya. karena kamu terlihat dari keluarga biasa-biasa saja dan tidak akan mampu mengganti baju ku ini. maka cukup dengan mengganti sepuluh mangkuk bakso saja. Gadis itu menjelaskan panjang sekali. "aduh bagaimana ini, uang ku memang cukup untuk menggati rugi sebanyak sepuluh mangkuk bakso, tetapi besok aku tidak memiliki uang saku lagi dan aku pun belum mendapat pekerjaan sampingan lagi." pikiran Lucky tampak bingung, ingin rasa nya kabur begitu saja tetapi tidak bisa.
Robert yang sedari tadi merasa penasaran dengan kerumunan ramai pun segera mendekat. sontak saja Robert kaget, pasal nya yang telah di buly adalah orang yang ia tabrak tadi pagi di depan gedung sekolah. dan pria itu tidak lain adalah Lucky. "Hei nona, kau tidak akan mendapatkan apa pun dari laki-laki gembel seperti dia." Ucap Robert memecah keheningan yang terjadi saat itu. "Lihat saja pakaian nya yang begitu kumal, dekil dan ia pun hanya membeli makanan yang murah, apa mampu membeli semangkuk bakso saja di tempat ini." Robert menyilangkan tangan nya kedepan dada, ingin menunjukkan betapa gagah nya ia. "begini saja nona, bagaimana kalau kau ikut bergabung di meja ku dan aku akan mengganti sepuluh mangkuk bakso itu cash."
Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia
Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me
"Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian
Pagi ini tampak cerah sekali, mentari telah terbit di ufuk timur dengan sinar nya yang hangat siap menyambut pagi ini. Sementara itu Lucky juga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ini adalah hari kedua bagi nya untuk mengikuti MOS yang di adakan oleh pihak sekolah Trianggel. Lucky adalah seorang siswa yang cukup pendiam dan hanya berbicara seperlu nya saja jika memang ada yang ingin di katakan nya. Sehingga ia tampak terlihat seperti seseorang yang dingin dan kaku jika di lihat sekilas. Wajah nya yang hitam manis, membuat ia banyak di kagumi beberapa orang teman wanita di sekolah, tetapi sikap nya yang sedikit pendiam dan cuek membuat para wanita yang ingin mendekati nya berpikir dua kali. Setelah semua perlengkapan yang di perlukan Lukcy sudah lengkap, Lukcy pun segera berangkat dan berpamitan kepada paman Didit dan bibi Reni.“Lucky berangkat om!” Seru nya kepada paman Didit yang sedang menyeduh kopi di teras samping. Tidak lupa pula
Suasana di sekolah itu tampak sudah ramai sekali. Terlihat sesosok anak laki-laki berjalan dengan gontai menuju gerbang sekolah. Pakaian nya yang nampak kusut, dan sepatu nya yang sudah mulai menganga seperti mulut buaya menandakan bahwa ia bukan lah dari keluarga orang kaya atau mampu.Bruk. Tiba-tiba lelaki itu terjatuh ke tanah karena tidak sengaja di tabrak oleh seseorang dari belakang. "Eh kamu punya mata gak sih. Aku lagi buru-buru nih. Kamu berjalan santai banget."Oh ya lelaki yang menabrak anak itu bernama Robert. Anak sulung dari salah satu pengusaha konglomerat di kota Trianggel.Dengan pakaian yang di masukkan ke dalam, wangi dan rapi dan sudah pasti ia adalah anak dari keluarga kaya.Lucky berkata di dalam hati, "Ini anak bukan nya minta maaf malah menyalahkan ku.""hhhhh," hela napas Lucky lirih."Heh, Kamu punya kuping gak sih? Aku itu lagi bicara sama kamu," kata Robert kepada Lucky.Karena
"Hah, aku satu kelompok dengan anak dekil,miskin dan kumal ini," seru Robert Kaget dan sedikit shock. Ketika ia sadar bahwa Lucky adalah teman satu regu nya."Ya ampun, mimpi apa kamu semalam bert?" tanya Rere kepada Robert yang masih sedkit kesal.""Hemz entah lah Re, aku juga tidak tau, ini adalah mimpi buruk untuk ku." jawab Robert dengan nada lesu.Ingin rasa nya ia pulang saja dan tidak mengikuti MOS ini. Tapi jika ia pulang maka kesempatan untuk berkencan dengan beberapa cewek di SMA Trianggel akan semakin sulit untuk di wujudkan nya. Dan akhir nya dia pun menerima keputusan ketua panitia.Akhir nya kelompok kecil pun sudah selesai dibentuk. Dan siswa/siswi pun sudah menempati kelompok nya masing-masing."Dekil, kamu ganti kelompok aja sana," sergah Robert yang sejak dari tadi merasa gusar dengan keberadaan Lucky."Huh.aku," Lucky menunjuk diri nya sendiri."Kenapa tidak kamu saja yang ganti kelompok lain. Lagian aku juga
"Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan
Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H
Pagi ini tampak cerah sekali, mentari telah terbit di ufuk timur dengan sinar nya yang hangat siap menyambut pagi ini. Sementara itu Lucky juga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ini adalah hari kedua bagi nya untuk mengikuti MOS yang di adakan oleh pihak sekolah Trianggel. Lucky adalah seorang siswa yang cukup pendiam dan hanya berbicara seperlu nya saja jika memang ada yang ingin di katakan nya. Sehingga ia tampak terlihat seperti seseorang yang dingin dan kaku jika di lihat sekilas. Wajah nya yang hitam manis, membuat ia banyak di kagumi beberapa orang teman wanita di sekolah, tetapi sikap nya yang sedikit pendiam dan cuek membuat para wanita yang ingin mendekati nya berpikir dua kali. Setelah semua perlengkapan yang di perlukan Lukcy sudah lengkap, Lukcy pun segera berangkat dan berpamitan kepada paman Didit dan bibi Reni.“Lucky berangkat om!” Seru nya kepada paman Didit yang sedang menyeduh kopi di teras samping. Tidak lupa pula
"Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian
Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me
Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia
Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam. "Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya."Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat." Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya ber
“Assalamualaikum, Lucky pulang.”suara Lucky ketika membuka pintu rumah paman nya. Yah meskipun Lucky sadar bahwa di rumah paman nya siang hari tidak akan pernah ada orang selain dirinya. Paman dan bibi nya telah berangkat bekerja pagi-pagi sekali sebelum Lucky bangun tidur.Paman nya bekerja di sebuah perusahaan ternama. akan tetapi sangat di sayangkan bahwa paman nya bekerja hanya sebagai office boy. Sedangkan sang bibi bekerja di jasa pencucian baju atau istilah keren nya sekarang adalah Laundry.Lucky membuka tudung saji di meja tengah dan ia menghela napas.“Huh sayur ini lagi !” Seru nya lirih. Sayur asem memang merupakan sayuran yang tidak terlalu di sukai oleh Lucky.tetapi karena Lucky tidak memiliki banyak uang. maka apa yang tersaji di meja makan tetap di makan oleh nya.Tidak terasa nasi yang ada di piring Lucky sedikit demi sedkit telah dimakan nya.Di tempat lain. Leni masih
Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H
"Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan
"Hah, aku satu kelompok dengan anak dekil,miskin dan kumal ini," seru Robert Kaget dan sedikit shock. Ketika ia sadar bahwa Lucky adalah teman satu regu nya."Ya ampun, mimpi apa kamu semalam bert?" tanya Rere kepada Robert yang masih sedkit kesal.""Hemz entah lah Re, aku juga tidak tau, ini adalah mimpi buruk untuk ku." jawab Robert dengan nada lesu.Ingin rasa nya ia pulang saja dan tidak mengikuti MOS ini. Tapi jika ia pulang maka kesempatan untuk berkencan dengan beberapa cewek di SMA Trianggel akan semakin sulit untuk di wujudkan nya. Dan akhir nya dia pun menerima keputusan ketua panitia.Akhir nya kelompok kecil pun sudah selesai dibentuk. Dan siswa/siswi pun sudah menempati kelompok nya masing-masing."Dekil, kamu ganti kelompok aja sana," sergah Robert yang sejak dari tadi merasa gusar dengan keberadaan Lucky."Huh.aku," Lucky menunjuk diri nya sendiri."Kenapa tidak kamu saja yang ganti kelompok lain. Lagian aku juga