Share

341. Mimpi Indah

Author: VERARI
last update Last Updated: 2024-02-07 22:24:14
“Sebelum minta tolong pada orang yang tidak mengenalmu, bukankah kau harus memperkenalkan diri lebih dulu?”

“Aku Cindy, kekasih mantan tunanganmu. Sebaiknya kita bicara secara langsung saja. Aku mohon ....” Cindy menangkup tangan di depan dada penuh permohonan.

“Tidak kita bicara dari sini saja.” Alan kembali duduk di kursi balkon yang dekat dari penyekat.

Alan selalu merasa dirinya memiliki masalah besar dengan kepribadiannya. Bukan hal yang buruk, tetapi cukup merepotkan.

Dia tak bisa mengabaikan orang yang terlihat menyedihkan dan patut dikasihani. Cindy mengeluarkan air mata tanpa suara dan tiada henti.

Dengan terpaksa, Alan mau mendengar wanita itu meski enggan. Namun, mereka hanya bicara dari balkon masing-masing.

Alan juga ingin tahu, bagaimana bisa wanita itu mengenal dirinya? Sementara Alan baru saja pindah di apartemen itu. Dia pun tidak setiap waktu pulang ke sana.

“Kau tiba-tiba memanggil namaku, sedangkan aku masih baru di sini. Dari mana kau tahu tentangku?” selidi
VERARI

Wajar kok, Alan .... Jangan malu

| 7
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yuniarti
bengeek wkwkwkwkwk
goodnovel comment avatar
karz_1112
tuh kan,... klo alan sama rachel cerita nya bakalan lbh manis crita nya... soal nya rachel anak yg lucu dan menggemaskan...
goodnovel comment avatar
Deren
durjana banget sih thor buseh dah bener². jangan lama² updatenya yakk pliss.. :(
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gelora Hasrat sang Presdir   342. Alan Sakit

    Rachel tercenung sambil menatap kosong Emma yang sedang menata bekal makan siang untuknya. Selama tinggal bersama Emma dan Theo dulu, dia selalu dibuatkan bekal makan siang dan uang saku meskipun selalu menolak. Emma sepertinya sedang belajar mengasuh anak dengan Rachel. Sama seperti Theo, yang meskipun sering membuat Rachel kesal, dia tetap memperlakukan Rachel seperti anaknya walau gadis itu sudah belasan tahun. Namun, bukan itu yang menjadikan gadis itu termenung sambil menghela napas berulang-ulang. Bayangkan saja jika pria yang dia sukai, ternyata memiliki sisi yang agak ... memalukan. Bagaimana mungkin pria dewasa seperti Alan masih mengompol? ‘Apa Kak Alan sakit?’ “Rachel, kau melamunkan apa dari tadi?” Emma membuyarkan lamunan Rachel. “Aku tidak melamun ....” Tak mungkin Rachel bertanya kepada Emma. Bisa-bisa Alan membenci dirinya karena menyebarkan aibnya. “Kalau ada masalah, ceritakan padaku. Apa kau gugup menanti nilai ujianmu?” Rachel tersenyum tanggung. “Tidak, Ka

    Last Updated : 2024-02-08
  • Gelora Hasrat sang Presdir   343. Pria Idola

    Bola mata Dave bergetar saat membaca namanya yang biasa ada di daftar urutan teratas, kini bergeser di bawah nama Rachel. Dia membuka sedikit mulut hingga lupa menangkupkannya lagi. Rachel menatap iba teman sekaligus saingannya. “Maafkan aku, Dave. Kau sudah belajar keras, tetapi aku merebut posisimu.” Bukan itu masalah Dave saat ini. Tak masalah dia meraih peringkat kedua. Dia tak akan rugi apa pun, selama masih bisa diterima di universitas yang diinginkannya. Akan tetapi, rencana Dave menjerat Rachel akhirnya gagal. Mereka mungkin tak akan pernah bertemu lagi. Rachel mungkin akan kembali ke negaranya untuk melanjutkan kuliah. Dan yang lebih parah, Rachel bisa menikah dengan Alan, bahkan sebelum dirinya menunjukkan kesuksesan. Meski hari ini sangat cerah dengan langit biru di luar sana, tampaknya Dave tetap sedang mengalami mimpi buruk. Dia sangat kecewa dan merasa tak berdaya. “Dave, jangan menangis ....” Rachel menunjukkan ekspresi prihatin meski batinnya tertawa jahat. ‘Akhir

    Last Updated : 2024-02-08
  • Gelora Hasrat sang Presdir   344. Menunggu Tunas

    Menggantikan sang atasan yang masih di luar kota, Alan pergi ke perusahaan Hartley untuk mengurus kerja sama yang terjalin sejak lama. Alan biasanya menemui karyawan yang bertanggung jawab pada kerja sama perusahaan mereka. Namun, hari ini dia diundang langsung untuk menemui presiden direktur. Dia pun tak menyangka jika Laura yang duduk di kursi kebesaran, bukan Simon maupun Jake. “Asher mengizinkanmu bekerja? Lalu bagaimana dengan Claus dan Collin?” tanya Alan setelah menyesap kopi. Sejak lima tahun bekerja sama, baru pertama ini Alan disambut hangat hingga dijamu makanan dan minuman saat datang ke perusahaan Hartley. “Aku akan pulang sebelum makan siang dan Papa yang akan menggantikanku. Akhir-akhir ini, Papa sering sakit-sakitan.” “Paman Simon sakit apa?” Laura menghela napas. “Tidak tahu. Dadanya sering sakit. Waktu itu, aku sudah menemani Papa periksa lengkap di rumah sakit, tetapi tidak ada masalah kesehatan tertentu. Walaupun Papa pikir dia mengidap penyakit jantung, tapi

    Last Updated : 2024-02-09
  • Gelora Hasrat sang Presdir   345. Beda Kubu

    “Bukankah masa ujian sudah berakhir? Kau pasti punya banyak waktu luang.” Julian menatap Rachel prihatin. Rachel ingin sekali membungkam mulut pamannya. Tuduhan itu begitu jauh dari kenyataan. Dia hanya menyuruh orang mengamati Alan dan siapa saja wanita yang berhubungan dengannya. Tanpa sengaja, salah satu anak buah Rachel mengambil gambar Alan dan wanita bernama Cindy saat mereka berdiri di balkon. Rachel hanya menganalisa dari foto, di mana Cindy tampak menangis sambil bertatapan dengan Alan. Sejak mengetahui pertengkaran Alan dengan Hillary, Rachel dengan mudah menghubungkan situasi dan hubungan mereka. Namun, apa kata pamannya barusan? Berkunjung di apartemen Alan? Rachel juga mau, tetapi dia tidak akan pernah melakukannya sekarang. Meski tahu bahwa Alan pria lurus, Rachel tetap perlu waspada kepada pria dewasa. Kecuali saat di kediaman Ruiz, Pamela sungguh menyuruh Rachel membangunkan Alan. Ketertarikan Rachel kepada Alan belum dapat membuat Rachel seratus persen yakin bahwa

    Last Updated : 2024-02-10
  • Gelora Hasrat sang Presdir   346. Keyakinan

    ‘Kenapa situasinya jadi kacau seperti ini?’ batin Alan gugup hingga badannya keringat dingin. Alan Ruiz adalah pria yang pernah akan menghajar Asher Smith dan menantangnya demi Laura. Dia sudah terbiasa menghadapi Asher dan tak merasa gentar sedikit pun. Akan tetapi, pria yang kini duduk sambil menyesap kopi hitam dari cangkir mahal milik Pamela agak berbeda. Alan tak pernah sekali pun berurusan dengan Rangga Cakrawala dan tak begitu mengenalnya secara pribadi. Dia hanya pernah mendengar sosok Rangga dari beberapa orang di sekitarnya. Termasuk dari Pamela dan Emma yang selalu memuji Rangga. Namun, Alan mengesampingkan dua wanita yang hanya senang melihat wajah tampan itu. Konon, kata para pebisnis yang mengenal Rangga, pria itu sangat bengis dalam melawan para musuhnya. Dengan perangai yang tampak seperti air tenang, Rangga dapat menjadi ombak besar yang dapat menghanyutkan seluruh daratan ketika keluarganya terusik. Bahkan, Alan pernah mendengar dari temannya yang suka bergunjing

    Last Updated : 2024-02-10
  • Gelora Hasrat sang Presdir   347. Bersatu

    Di luar ruangan itu, Emma dan kedua orang tuanya turut mendengar pernyataan Alan yang mengguncang jiwa. Mereka terkejut bukan main. Tak ada yang pernah menyangka atau menduga bahwa Alan akan seberani itu. Bukan hanya itu saja. Kaki Pamela sampai lemas dan gemetaran hingga hampir jatuh jika Benjamin tak menangkap tubuhnya. “Jadi, kekasih yang Alan maksud adalah Rachel? Sejak kapan?” Pamela masih belum pulih dari keterkejutan. “Dasar, anak nakal itu! Bagaimana bisa dia ingin menjadikan Rachel sebagai istrinya? Apa dia tidak pernah bercermin!?” “Sabar, Mama ....” Benjamin pun tak dapat menanggapi sang istri dengan benar, kecuali menenangkannya. Tak ada yang tak terkejut oleh pengakuan Alan.“Aku ... tidak keberatan jika Rachel jadi adik iparku,” gumam Emma. Pamela menampar punggung Emma. “Apa kau juga kehilangan akalmu? Ibaratnya, Rachel masih bayi dan Alan sudah seperti kakek-kakek! Malangnya nasib Rachel kalau menjadi istri Alan!” Jadi, yang dikhawatirkan Pamela bukanlah putranya,

    Last Updated : 2024-02-11
  • Gelora Hasrat sang Presdir   348. Isi Hati Penjahat

    “Apa kau tahu yang Alan Ruiz katakan tadi? Dia dengan berani mengungkap perasaan cintanya, dan berniat menunggu Rachel hingga dewasa agar bisa menikahinya! Dia bahkan memanggilku ayah mertua! Kurang ajar sekali!” Rangga masih mengepalkan tangan dengan erat. Mengingat wajah Alan membuat dirinya ingin memukul sesuatu. “Wah ... aku tidak menyangka Alan orang yang sangat kotor pikirannya!” geram Asher. Asher membayangkan jika Alan sedang berencana menodai gadis suci. Pikiran buruknya tak terkendali setelah mendengar cerita Rangga. Kedua pria penguasa itu pun, akhirnya berangkat ke bandara sambil memaki Alan bersahut-sahutan. Baik Laura, Julian, dan Rachel hanya bisa saling memandang sarat makna. Asher maupun Rangga bukan pria yang banyak bicara, kecuali dengan istri mereka. Namun, saat menemukan teman sejenis dan sepemikiran, mereka bisa mengoceh panjang lebar, yang isinya hanya kemarahan pada Alan Ruiz. ‘Diam itu emas. Jangan melawan dua singa yang sedang mengamuk, apalagi mereka pu

    Last Updated : 2024-02-11
  • Gelora Hasrat sang Presdir   349. Inspeksi

    Di tempat lain, Asher sedang merayu Laura agar diizinkan mengunjungi kediaman sang mantan. “Ada penjahat di rumah perempuan itu, Sayang. Aku ingin berkunjung dan menyapa penjahat itu sebentar.” “Aku mau ikut!” Laura juga sudah mengatakan berulang kali. Dia ingin ikut bersama Asher. Celine berbeda dari Rachel. Wanita itu benar-benar pernah menjalin kisah kasih masa muda bersama Asher. Laura khawatir jika Celine akan besar kepala didatangi Asher dan kembali menaruh hati pada suaminya. “Kau tidak boleh ikut! Terlalu bahaya jika kau ikut denganku! Apa kau mau melihatku hancur? Aku akan pergi bersama Julian. Kau bisa menjadikan Julian mata dan telinga untuk mengawasiku. Bukankah kalian jadi akrab akhir-akhir ini?” Laura terkesiap. Julian memang sering berkunjung sejak Rangga tak ada. Dia, Julian, dan Hanna sering bercerita banyak hal, tertawa bersama, juga membicarakan masalah wanita yang tak dapat dikatakan kepada Asher. Bersama Julian, Laura seperti menemukan sosok kakak yang hilang,

    Last Updated : 2024-02-12

Latest chapter

  • Gelora Hasrat sang Presdir   441. Kehangatan Keluarga Smith

    Laura Smith berjalan keluar dari gedung perusahaan Hartley. Pekerjaannya telah usai saat menjelang jam makan siang.Sudah satu tahun Laura kembali bekerja. Laura tak perlu mengawasi Lana selama seharian penuh lagi.Lana saat ini sudah berusia hampir lima tahun, sedangkan Claus dan Collin pun sudah sekolah. Si kembar cukup bisa diandalkan menjaga adiknya meski terkadang membuatnya menangis. “Di mana Asher?” gumam Laura menanti Asher keluar dari mobil.Di tepi jalan, mobil mewah telah menanti Laura. Biasanya, Asher selalu menunggu Laura di depan pintu masuk kantor. Namun, dia tak melihat tanda keberadaan sang suami di mana-mana.“Kenapa malah anak-anak yang datang ke sini?” Laura gegas menghampiri mereka.Dua anak lelaki tampan dan berwajah serupa membuka pintu di kedua sisi mobil bagian belakang. Claus membantu adik perempuannya yang memakai gaun putih turun dari mobil. Si kembar kemudian menggandeng Lana di kanan dan kiri secara protektif. Seakan-akan tak ingin ada satu pun orang men

  • Gelora Hasrat sang Presdir   440. Hanya Asher

    Laura sudah menduga sejak awal saat dirinya melahirkan bayi perempuan. Asher pasti akan menjadi papa yang banyak membatasi pergerakan putri mereka. Dengan Rachel pun, Asher seperti ayah kandung yang selalu menegur setiap kali ada kesempatan. Laura takut membayangkan masa depan putrinya tidak akan bisa bebas, atau sulit mencari kebahagiaan yang diinginkannya karena tekanan dari Asher.Namun, kata-kata Asher yang menyatakan bahwa putri mereka tak akan berteman dengan siapa pun, Laura kali ini menyetujuinya. Setidaknya, untuk situasi sekarang.“Putri kami bahkan masih belum bisa melihat dengan jelas. Sebaiknya, kita membicarakan masalah teman bermainnya kalau dia sudah agak dewasa,” kata Laura kepada para nyonya besar yang hadir di pesta.Bukan hanya Asher yang diserang oleh tamu-tamu mereka, Laura pun demikian. Berbeda dari si kembar, jika putra mereka menjadi bagian dari Smith Group, besar kemungkinan dia bisa menduduki posisi tinggi tanpa bersusah payah, dan hanya karena menjadi suami

  • Gelora Hasrat sang Presdir   439. Hanya Milik Asher

    Lana Smith, putri pertama Asher dan Laura ditidurkan di tengah-tengah ranjang di kamar yang kini telah diubah sepenuhnya menjadi bernuansa merah muda. Asher, Claus, dan Collin tidur tengkurap mengelilinginya dan tak jenuh memandang bayi itu layaknya harta karun yang tak ternilai harganya.“Bibirnya bergerak-gerak, Papa,” bisik Collin.“Aduh … aku baru saja berkedip! Aku tidak melihatnya,” sesal Claus bermuram durja.“Nanti pasti bergerak lagi. Jangan terlalu keras bicara, Claus,” tegur Asher lirih.Claus cemberut dan hampir menyentuh pipi adik bayinya. Namun, Asher lekas mencegah dengan decapan dan menunjukkan tatapan tajam padanya.“Aku ingin menggendong adikku, Papa,” pinta Claus memelas.“Tidak boleh. Lana masih berusia dua hari lebih empat jam. Kau bisa menjatuhkan Lana.”Sejak diperbolehkan melihat bayi itu, mereka bertiga senantiasa mengamatinya dengan posisi sama. Asher mencatat setiap gerakan kecil Lana, sedangkan Claus dan Collin akan memberi tahu ketika dirinya sedang melakuk

  • Gelora Hasrat sang Presdir   438. Harapan Laura dan Asher

    Waktu berlalu dengan cepat. Perut Laura kini telah membesar dan hampir melahirkan.Asher dan Laura sepakat untuk tidak mencari tahu jenis kelamin bayi mereka karena pertentangan pendapat. Namun, dokter tetap memberi tahu bahwa bayi di dalam rahim Laura kali ini hanya ada satu.Asher meyakini bahwa bayinya berjenis kelamin perempuan, sedangkan Laura yakin bahwa anaknya lelaki. Sementara itu, orang-orang di sekeliling mereka pun memperdebatkan hal yang serupa dan tak ada yang menebak sama. Karena itu, kamar untuk bayi mereka juga dipersiapkan setengah untuk perempuan, setengah lagi untuk laki-laki.“Sayaaaang!” seru Asher dari koridor.Laura yang saat ini berada di kamar Claus dan Collin bersusah payah bangun untuk menyambut Asher yang baru saja pulang dari kerja. Simon gegas membantu Laura berdiri dan menuntunnya ke depan pintu.Rupanya, Asher masih jauh dari kamar itu dan hanya suaranya yang terlalu keras memanggil dirinya. Melihat sang istri kesulitan menegakkan badan, Asher gegas

  • Gelora Hasrat sang Presdir   437. Tawa Lepas

    “Hanna, apakah aku-”Hanna berjalan melewati Simon dan tak ingin mendengar penjelasan apa pun sekarang. Dia masih kecewa karena ternyata hanya dirinya yang menganggap Simon sebagai keluarga.Simon mengusap wajah dengan kasar, lalu berbalik menyusul Hanna. “Aku harus segera menjelaskan kesalahpahaman ini.”Hanna sudah hampir masuk ke mobil sambil bercakap-cakap dengan Laura. Melihat cara bicara Laura yang sambil melihat dirinya, Simon takut jika Hanna mengadukannya.Simon tak berani mendekat. Kemudian masuk ke pintu mobil di arah yang berlawanan dari mereka.Dalam perjalanan ke tempat wisata lain, Hanna sekali pun tak melihat Simon. Saat mengurus Claus dan Collin yang duduk di antara mereka dan harus menghadap Simon, Hanna selalu menunduk atau melihat ke arah lain.Hanna benar-benar mengacuhkan Simon sampai hari berikutnya. Dia selalu berkumpul dengan orang lain dan enggan duduk hanya berdua dengan Simon ketika mengasuh Claus dan Collin.Simon tak tahan lagi! Hari ketiga liburan merek

  • Gelora Hasrat sang Presdir   436. Spesial Simon

    Di atas pantai pasir putih yang indah, Simon sedang tertelap dan ditemani wanita yang merupakan pelayan setia putri semata wayangnya. Hanna menggeser payung besar yang menghalau sinar matahari agar tubuh Simon tak kepanasan.“Tuan Simon sedang mimpi apa? Kenapa bibirnya bergerak-gerak begitu?” gumam Hanna selagi memperhatikan wajah Simon.Simon berdecap-decap sambil tersenyum, kemudian bergumam dalam tidurnya, “Kita akan menikah ….”Hanna terkekeh geli. “Kau sudah menikah dua kali, Tuan. Saat ini, kau pasti sedang memimpikan Nyonya Callista.”“Menikah … Hanna ….” Simon kembali bergumam-gumam, membuat pemilik nama itu terkesiap.Gumaman Simon setelahnya semakin jelas. Wajah Hanna menegang ketika bibir Simon mengucap namanya berulang kali.Hanna segera berlari meninggalkan Simon sambil menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, seakan-akan tak tahan untuk meneriakkan sesuatu. ‘Apa yang baru saja aku dengar?’ batin Hanna.Selama ini, Simon selalu menganggap Hanna sebagai putrinya. Setid

  • Gelora Hasrat sang Presdir   435. Persembahan Istimewa

    Makan malam semalam menjadi peristiwa memalukan bagi Rachel. Dia tak sadar, Alan ternyata membuat lukisan cinta di sekujur tubuhnya. Hingga dirinya enggan keluar dari kamar. Sayangnya, hari ini Rachel harus menjadi pemandu untuk para tamu istimewa yang datang dari luar negeri. Dia sudah berjanji akan mengajak Laura dan Emma jalan-jalan di tempat-tempat indah di sana. “Rachel, kau tidak perlu ikut dengan kami. Sepertinya, suamimu masih mengantuk ….” Laura menyenggol lengan Rachel dari belakang sambil terkekeh pelan dan melirik ke arah Alan yang menguap lebar. “Kak Alan pasti begadang semalaman.” Emma ikut menggoda kakak iparnya. Wajah Rachel merah padam mendengar para wanita itu menggodanya. “Sebentar lagi kita sampai di pantai. Kalian pasti akan menyukainya.” Rachel buru-buru mengalihkan pembicaraan. Awalnya, Emma masih ingin menggoda Rachel. Namun, setelah melihat pemandangan indah di depannya, dia urung melakukannya. Emma segera menghampiri suami dan putrinya dan mereka berpisah

  • Gelora Hasrat sang Presdir   434. Tanda Cinta

    Melihat peluh di wajah Alan dan tercium bau familier dari tubuhnya, Rangga menjadi sangat sedih. Alan ternyata telah mendapatkan sang putri kesayangan. Rangga tak bisa menatap Alan, bukan karena membencinya, tetapi hatinya terasa aneh. Anak yang dulu selalu melompat ke sana kemari itu, kini telah sepenuhnya menjadi wanita dewasa dan dimiliki pria itu. “Aku akan memanggil Rachel dulu, Ayah. Kami akan segera menyusul!” seru Alan pada Rangga yang tak berbalik atau menjawab dirinya. “Kau seharusnya melakukan itu nanti malam …. Namanya juga malam pertama. Sekarang masih terbilang sore. Aneh kalau disebut sore pertama, bukan?” celetuk Nevan, lalu tertawa pelan. Alan memutar bola mata. “Kami tinggal mengulangi lagi nanti. Lalu, apa yang membawamu kemari?” Tawa Nevan menghilang. Dia sebenarnya hanya ingin mengajak Hillary makan makan bersama keluarga besarnya meski Asher dan Laura juga diundang sebagai tamu kehormatan. Tetapi, dia ingin sedikit menggoda Hillary dengan menuntunnya ke area

  • Gelora Hasrat sang Presdir   433. Gara-Gara Terkejut

    Alan dan Rachel sangat antusias dan bahagia menjelang pernikahan mereka. Namun, setelah menjadi pasangan resmi, mereka justru berjauhan di dalam kamar hotel.“Kau tidak jadi mandi?” tanya Alan dengan mata yang tertuju ke arah lain.Alan beberapa kali mengibaskan kerah kemeja seperti orang kepanasan meski ruangan terasa sejuk. Sementara Rachel duduk sambil menekan-nekan asal layar ponselnya. “Sebentar lagi,” balas Rachel datar dan berusaha tenang.Sejak acara pernikahan usai, Rachel ingin segera mandi. Namun, setelah sampai di kamar, dia justru sangat gugup berhadapan dengan sang suami selama hampir setengah jam.Tak tahan lagi, Rachel meletakkan ponsel dan menuju kamar mandi. Alan melirik-lirik sambil bersenandung tak jelas seraya menatap luar jendela.Dia melihat pintu kamar mandi dari pantulan kaca jendela. Rachel menutup pintu setelah melihat dirinya.Alan akhirnya bisa duduk di sofa sambil menghela napas panjang.“Malam pertama kami … akan seperti apa?” gumam Alan sambil membayang

DMCA.com Protection Status