S-semalam ... k-ketiduran ... 🙏🙏
“Bagaimana ini? Apa suamiku akan baik-baik saja?” Laura tak bisa tenang di dalam kamarnya. Kedua kakinya terus bergerak gelisah. “Tuan Asher pasti akan menyelesaikan semua masalah dengan sempurna, Nyonya,” tutur Hanna lembut. “Buka mulut Anda … Anda harus menghabiskan makan siang ini, Nyonya. Ingatlah dengan kandungan Anda.” Laura tersentak ketika diingatkan tentang kandungannya. “Aku bisa makan sendiri, Hanna. Kau tidak perlu menyuapiku seperti anak kecil.” “Baiklah … tapi, saya tetap di sini sampai Anda selesai makan. Tuan Asher bisa marah besar jika tahu Anda menyisakan sesuatu di piring Anda.” Laura memaksa mulutnya mengunyah makanan yang terasa hambar karena kegelisahan di hatinya. Setelah menyelesaikan makan, dia segera mencari ayah mertuanya. Adam sedang duduk santai bersama dengan Regina di gazebo taman. Mereka tampak begitu tenang, seakan-akan tak ada masalah apa pun yang sedang menimpa Asher dan Noah. “Ada apa, Lau? Bukankah kau harus tidur siang?” tanya Regina. “Kenap
“Jangan menyentuhku! Aku akan melaporkan kalian karena melecehkanku!” pekik Nora sambil meronta-ronta ketika kedua tangannya dicekal dua polisi di sampingnya. “Silakan saja. Kami hanya melaksanakan tugas kami,” balas Polisi dengan nada dingin. “Ini pasti ada kesalahan!” Gilda pun berusaha mencegah Nora masuk ke mobil polisi. Pemandangan itu membuat seisi kediaman Hartley bertanya-tanya. Apa yang telah diperbuat Nora sehingga diseret paksa oleh polisi? Para pelayan dan pengawal mencemaskan nona mereka yang selalu bersikap ramah dan baik hati. Tetapi, tak ada satu pun yang berani mencegah para polisi melakukan tugasnya. “Nora!” Gilda menjerit histeris kala mobil polisi meninggalkan tempat itu. Gilda gegas menghubungi semua orang yang dapat membantu memulangkan Nora. Namun, baik Simon dan kenalan Gilda di kantor polisi tak menjawab pesannya. Gilda tak tahu apa yang harus dilakukan. Dia hanya bisa menangis sambil menanti sebuah keajaiban yang menyatakan bahwa mereka telah salah mena
Meskipun Nora ingin mempertahankan rumah tangganya, tetapi dia tak sudi mendekam di balik jeruji besi. Hanya beberapa jam di sana saja, dia sudah ingin pulang karena takut dengan orang-orang yang mungkin akan menjadi teman tidurnya di penjara. Setelah kepergian Noah, Gilda mendatangi Nora dengan seorang pengacara kenalannya. Simon masih enggan menyewakan pengacara untuk Nora dan malah ingin menemui Asher untuk bernegosiasi. Membuat Gilda marah dan kecewa sehingga dia bergerak sendiri tanpa memberi tahu Simon. “Kita yang harusnya menekan Noah menggunakan cara ini, Mama! Kenapa malah jadi berbalik padaku?!” Nora menangis sesenggukan. “Sebaiknya, kita terima saja permintaan Tuan Noah. Saya hanya bisa membantu untuk meringankan hukuman Nyonya Nora, tetapi saya tidak yakin bisa memenangkan kasus ini, di mana lawan kita didukung oleh Tuan Asher Smith,” ungkap sang pengacara dengan jujur. Gilda menarik napas dalam, kemudian mengembuskan perlahan. “Turuti saja sarannya, Nora. Hanya itu yan
Asher sengaja mengerang keras ketika kembali menyatukan tubuhnya dengan istrinya. Terdengar suara langkah kaki Ariana menjauh setelah mendengar suaranya. “Pelankan suaramu, Sayang! Apa kau tidak malu?” “Aku sengaja melakukannya biar dia pergi.” “Tapi-” Asher tak membiarkan Laura bicara lagi dan segera menuntaskan kegiatan panas mereka agar bisa segera menemui Ariana. Bibirnya sesekali mengumpat Ariana yang mengganggu hingga badannya terkulai lemas di samping Laura. “Sesak … berdirilah …,” pinta Laura yang berusaha memiringkan badan di sofa yang tak begitu luas.Asher tetap tak bergerak. Tangannya sibuk memijat pelipis yang berdenyut-denyut kuat karena masih kesal oleh gangguan Ariana. Namun, Laura yang melihatnya jadi khawatir. “Sayang, kau lelah?” Apakah hanya sekali permainan singkat saja, sekarang Asher langsung tak berdaya? “Hem, ya … tidak,” jawaban Asher pun bertentangan dengan cepat. “Sebelum kau pergi, kita harus memeriksakan kondisimu terlebih dulu. Aku takut kau kenap
“Untuk apa kau ke sini?” Jake langsung melepaskan tangan Simon yang menyentuh Laura. Dia memasang badan supaya Simon tak melangkah maju mendekati Laura.“Minggirlah, Jake. Aku tidak punya urusan denganmu. Aku hanya ingin bicara dengan putriku.” Baik Jake dan Simon saling melemparkan sorot mata penuh kebencian dan amarah yang tertahankan bertahun-tahun lamanya. Perdebatan sengit tak dapat terelakkan ketika musuh lama saling bertemu. Biarpun tak bicara dengan suara keras, keduanya saling menyalahkan atas semua yang terjadi di masa lalu. Simon menduga-duga jika perubahan Laura bukan hanya karena kata-kata kasar yang pernah dia ucapkan, tetapi juga bisikan jahat Jake yang selalu membenci dirinya.“Jadi, kau orang yang memengaruhi Laura dengan mengatakan aku yang telah membunuh ibunya? Jangan sembarangan menuduh orang! Aku bisa menuntutmu, Jake!” geram Simon. “Aku tidak memengaruhi siapa pun. Kalaupun Laura mengatakan jika kau membunuh Callista, mungkin itu bukan lagi sebuah tuduhan, mel
“Siapa namamu?” tanya Asher dengan gayanya yang biasa. Dingin dan datar, tanpa ekspresi. Tiga detik. Asher menatap gadis itu kurang dari yang ditentukan Laura. Dia sendiri heran, kenapa bisa seperti robot yang menurut perintah istrinya? Padahal, Asher perlu mengamati karyawan sementara itu untuk menilai kinerjanya. Dia pun tak peduli dengan semua wanita di dunia, kecuali Laura dan keluarganya.“C-Carla, Tuan.” Gadis itu gugup setengah mati. Berpikir bahwa Asher seperti yang dikatakan orang-orang, pria arogan yang bahkan tak sudi melihat wanita miskin sepertinya. “Baik, Nona Carla. Silakan bergabung dengan Theo untuk mengatur tugas dan jadwalmu.” “Baik, Tuan.” Setelah memeriksa beberapa pekerjaan, Asher, Theo, dan Carla pergi ke lokasi pameran untuk mengecek beberapa perhiasan. Karena kesibukannya, baik Asher dan Theo, tak ada salah satu dari mereka yang menjawab panggilan Laura. Laura merasa gelisah sepanjang hari karena melewatkan telepon Asher sebelumnya. Kenapa Asher tak kunju
Carla mulai menikmati pesta mewah yang tak pernah dilihatnya. Dia mencicipi satu persatu hidangan yang tersedia sambil tersenyum kecil. Namun, kesenangan Carla terganggu begitu pria yang tampak menyeramkan baginya, tiba-tiba mendekat dan melontarkan pertanyaan mengejutkan. Bagaimana Asher bisa tahu jika dia sedari tadi melirik-lirik ke arahnya? Dan yang lebih mencengangkan lagi, Carla tanpa sadar menjawab pertanyaan Asher dengan cepat. Gadis itu segera menangkup mulutnya ketika menyadari telah melakukan kesalahan besar. “Kau suka padaku?” Asher kembali bertanya. Biasanya, pria yang mendengar pernyataan cinta seseorang akan bahagia. Entah karena harga diri meningkat ataupun karena pria itu memiliki perasaan yang sama. Akan tetapi, hal tersebut tak berlaku bagi Asher. Setelah tak mendapat jawaban dari Carla yang terus menunduk takut, Asher justru menunjukkan tanda-tanda kemurkaan. Carla tak bisa bekerja bersamanya lagi! Dia harus segera memecat wanita itu. “Aku sudah beristri! Apa
Beberapa hari terakhir ini, Noah sering kali menghubungi Laura. Mengajak Laura untuk membantunya memilih undangan pernikahan, gaun yang pantas dikenakan Alice, tempat bulan madu romantis, atau apa pun yang berhubungan dengan Alice. Laura tak ingin berprasangka buruk pada Noah walaupun dia merasa tak nyaman. Namun, Laura selalu menolak Noah secara baik-baik. ‘Minta izin pada suamiku dulu.’ Laura selalu mengatakan itu pada Noah. Dan pria itu akan berhenti menghubungi dirinya. Akan tetapi, Noah tiba-tiba mendatangi Laura sekarang. Laura jadi tak enak hati menolak, tetapi juga tak ingin menerima ajakan Noah sebelum Asher mengizinkan, dan tentunya Asher tak mungkin membiarkan Laura pergi bersama Noah. “Aku benar-benar tidak tahu harus minta tolong pada siapa lagi, Lau. Aku ingin membelikan perhiasan yang pantas untuk Alice, sedangkan selera Mama seperti orang tua,” pinta Noah. “Apa kau sudah minta izin pada pamanmu sebelum datang ke sini? Aku belum mengatakan apa pun pada suamiku karen