Share

Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama
Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama
Author: Embun Senja

Tragedi

"Lepaskan aku, Tuan!"

Bella meronta dan menangis pada pria yang menariknya mendadak. Namun, suara penuh emosi justru terdengar, "Kau tidak akan mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri dariku lagi Maudy."

Maudy? Tampaknya pria ini salah mengenali orang.

"Anda salah, Tuan. Aku bukan kekasih Anda, tapi cleaning service di hotel ini," ucap Bella sembari berusaha menarik tangannya.

Sayang, pria yang tampaknya mabuk itu, tidak peduli.

Dengan langkah yang sempoyongan, ia langsung mengunci ruangan presiden suite itu, lalu membuang kuncinya ke bawah tempat tidur.

Bella gemetar. Ia berusaha mencari kunci itu dengan meraba-raba lantai bawah tempat tidur, tapi tubuhnya justru diangkat dan diletakkan ke ranjang oleh pria itu.

"Mulai saat ini, aku tak akan melepaskanmu Maudy. Sudah cukup kau berkali-kali membuatku sakit hati. Kau bahkan pergi dengan Andre."

Bella terkesiap. Ia sontak berlari ketika pria itu membuka jasnya, tetapi dengan sigapnya pria itu menarik pinggang Bella dengan satu tangannya, hingga akhirnya Bella gagal melarikan diri.

"Aku sangat mencintaimu, Maudy," bisik pria itu ditelinga Bella, “jika kau ingin melakukannya sebelum pernikahan, aku juga bisa memberikannya. Tak perlu kau minta ke Andre”

Deg!

Dengan penuh deraian air mata, Bella merasakan pria itu menindihnya dengan kuat dan langsung melumat bibirnya yang mungil itu. Ia mulai meraba bagian dada Bella dengan lembut.

Bella tidak bisa lagi berbuat apa-apa karena tubuhnya telah ditindih oleh pria gila yang menganggapnya sebagai Maudy. Pakaiannya bahkan dilepas dan dibuang ke sembarang tempat.

"Tidak—"

Air mata tumpah di pipi Bella dengan sangat deras.

Samar-samar, ia mendengar pria itu terkekeh. "Tidak? Bukankah kau menginginkan ini, Maudy?”

Lagi, nama Maudy selalu terucap di bibir pria itu.

Bella bisa merasakan amarah dan kebencian pria itu pada Maudy. Tapi, mengapa harus ia yang terkena getahnya?

“Arrgh….”

Mendadak rasa perih dan sakit seperti ada sesuatu yang melukainya, tapi pria itu justru semakin menggila.

"Aku akan membalas sakit hati yang kau berikan padaku Maudy, aku sangat membencimu," gumamnya sembari merenggut sesuatu yang berharga dari Bella.

Memacu hasrat pada tubuh Bella dan memasukkan benihnya ke dalam rahimnya.

Begitu gelombang kenikmatan didapat, pria itu pun menghela napas, lalu tertidur–meninggalkan Bella yang menangis, menahan pedih atas kemalangan yang baru terjadi itu.

Entah kekuatan dari mana, Bella bangkit untuk kembali ke kostan–tidak menghiraukan orang-orang yang memandangnya, bingung.

Gadis itu langsung membersihkan dirinya–menyirami seluruh tubuhnya dengan air, berharap jejak-jejak pria tadi menghilang.

"Apa salahku Tuhan? Mengapa ini terjadi padaku? Mengapa nasibku begini?" isak Bella.

Tubuhnya lelah dan sakit kala mengingat semua kejadian pahit yang telah menimpa dirinya.

Dijambaknya rambut frustasi. Ia melihat masa depannya hancur. Tidak ada lagi harapan untuk dirinya….

Tak tahan akan tekanan yang tak pernah ia alami, Bella merasa semua gelap dan terjatuh di lantai kamarnya yang dingin.

Sementara itu, pria yang merenggut masa depan Bella, tak menyadari apa yang baru saja dia lakukan.

Arland justru terlelap meski ponselnya terus berdering berkali-kali akibat telepon sang asisten.

Kira-kira pukul 3 pagi, Arland baru tersadar saat membalikkan tubuhnya yang hanya seorang diri di kamar itu.

“Maudy?”

Pria itu mencari keberadaan sang kekasih. Hanya saja, alisnya perlahan naik kala melihat bercak darah di sprei.

Samar-samar, ia mengingat kejadian tadi malam.

“Perawan?” Pikiran Arland sontak dipenuhi banyak pertanyaan.

Teringat saat dirinya merasakan ketegangan dari wanita semalam–wanita yang ia kira Maudy. Padahal, bukan!

Kekasihnya itu sudah tidak suci lagi sejak mereka masih di bangku SMA.

Bukan Arland pelakunya, tetapi kekasih pertama Maudy.

Meski demikian, cintanya pada perempuan itu membuat Arland mengabaikannya. Bahkan, ia tak peduli jika Maudy bertemu dengan pria lain karena Arland sadar diri akan kesibukannya.

Sampai kemarin, ia menemukan fakta bahwa kekasihnya itu, ternyata tidur dengan saingan bisnis Arland dan meminta untuk berpisah.

“Sial!” lirih Arland kala menyadari semuanya.

Mengapa ia bisa seceroboh ini? Apakah dia begitu terguncang setelah mengetahui perselingkuhan Maudy?

Hanya saja, rasa bersalah pada gadis tadi malam ternyata lebih besar dalam diri Arland.

Dia telah merenggut yang bukan haknya.

Bagaimana jika gadis itu hamil? Arland, bahkan tidak mengenal gadis yang sudah kabur itu!

"Aku harus mencari gadis itu,” tekadnya.

Segera, Arland meraih ponsel untuk menghubungi asistennya. Namun, pewaris tunggal Mars Group itu membatalkannya kala mengingat sesuatu.

Kay–asisten yang juga sahabatnya itu–sangat benci pria yang menyentuh wanita dalam keadaan mabuk. Hal ini mengingatkannya pada insiden adik sepupunya beberapa tahun silam!

Arland lantas meremas rambutnya kasar. Dia sekarang harus mencari gadis itu tanpa bantuan siapapun. Kay mengenal “orang-orang” miliknya dan bisa mengetahui jika Arland mencari seseorang. Bisa-bisa, Arland berakhir di rumah sakit sebelum menemukan gadis itu.

Hanya saja, kalimat gadis itu semalam, tak sengaja menarik perhatian Arland.

“Tunggu, cleaning service?” gumamnya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Lastri Harahap
owalah kukira tanggung ternyata dibawah ada lagi.........
goodnovel comment avatar
Lastri Harahap
tanggung kk ceritanya🥲
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status