Dari dalam lingkaran biru raksasa tersebut muncul kepala seekor Naga raksasa yang besarnya tak kalah dari Kalajengking Emas. Gandi mendarat di atas kepala Naga yang belum sepenuhnya keluar tersebut."Mengundang Naga dengan mudahnya! Siapa kau sebenarnya!?" teriak Kalajengking Emas.Gandi tersenyum sinis sambil setengah berlutut diatas kepala Naga tersebut."Dia belum menyadari bahwa Naga ini bukan Naga asli dan hanya bentuk dari kekuatan air yang berhasil aku padatkan menjadi Naga raksasa. Meski bukan Naga asli, aku yakin makhluk itu akan kelabakan menghadapinya. Jadi mari kita lihat, bagaimana naga buatan milikku ini menghajar nya hahaha!" batin Gandi sambil memegangi Tanduk Naga tersebut.Raungan keras dari sang Naga menggetarkan tempat tersebut dan membuat ciut nyali Kalajengking Emas. Meski begitu, dia tak memiliki jalan untuk mundur sehingga terpaksa dia harus menghadapi Naga tersebut dengan sekuat tenaga yang dia miliki. Karena tangan kanannya hancur, Kalajengking Emas itu pun p
Sosok menyeramkan tersebut melompat keluar dari dalam tubuh Kalajengking Emas yang telah terbelah. Kedua kakinya mendarat di lantai batu. Matanya yang merah menatap nanar kearah Gandi yang masih terdiam ditempat. Pemuda itu masih kaget dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Siapa kau?" tanya Gandi kemudian."Puih! Akhirnya kau mau bersuara juga ya? Aku pikir kau benar-benar budeg!" kata makhluk tersebut."Aku masih terkejut dengan kemunculanmu yang sangat aneh. Makhluk apa kau sebenarnya?" tanya Gandi lagi.Sosok pucat yang hanya mengenakan kain di bagian kemaluannya atau sedikit mirip dengan cawat itu menyeringai lebar."Namaku Pragasena. Aku adalah Tubuh Inti dari makhluk yang kau kalahkan itu. Sudah lama sekali sejak aku kembali keluar dan berhadapan dengan makhluk hebat seperti dirimu..." kata pria pucat dengan kepala lonjong dan rambut tipis yang mengaku bernama Pragasena tersebut."Aku sudah tahu itu. Tapi aku baru tahu, tubuh inti yang ada didalam wadah besar ternyata sudah b
Gandi dan Pragasena sama-sama bersiap untuk melakukan pertarugan. Makhluk dengan kulit pucat dan wujud yang seram itu menyeringai kearah Raja Naga Air."Menghadapi Dewa sepertiku tidak mudah anak muda. Kau harus siap untuk mati kapanpun juga jika kau memang tidak berjodoh dengan Pedang Pembuka Kehidupan ini," kata Pragasena lalu tubuhnya membungkuk bersiap untuk melesat kearah Gandi. "Aku tahu kau kuat. Tapi jika kau berpikir aku ini orang yang lemah, kau salah." ucap Gandi sambil mengerahkan tenaga dalam miliknya. Aura biru menyeruak dari dalam tubuhnya. Hal itu cukup mengejutkan Pragasena yang menunda serangannya."Oh? Kau juga seorang Dewa? Bahkan sudah tingkat 5. Sungguh menarik...! Siapa sangka, tamu yang datang kali ini adalah seorang Dewa hahaha! Aku benar-benar merasa terhormat!" kata Pragasena lalu dia pun meluncur dengan cepat kearah Gandi.Gerakannya sangat cepat dan tahu-tahu sudah ada didepan Raja Naga Air sambil menebas kearah tubuh pemuda tersebut. Trang!Gandi menaha
Kedua kaki Pragasena menancap di dalam lantai batu hingga ke lutut. Tekanan yang Gandi berikan semakin kuat namun tak membuat makhluk itu merasa terdesak sama sekali. Justru sebaliknya, Gandi merasa ada yang salah dengan makhluk tersebut."Ada yang aneh dengan orang ini," batin pemuda itu sambil terus mengerahkan kekuatan miliknya."Apa kau sudah mengerahkan semuanya anak muda? Sepertinya bukan hanya ini kekuatan yang kau miliki. Jika kau menyembunyikan kekuatanmu terus menerus, takutnya kau tak akan memiliki kesempatan untuk mengeluarkan kekuatan itu di hadapanku, kekeke!" ucap Pragasena.Gandi mendengus kesal. Dia berteriak keras. Dari dalam tubuhnya keluar aura biru yang sangat pekat hingga menutupi tubuh mereka berdua. Saat aura biru itu menghilang, Pragasena dibuat terkejut dengan adanya 4 sosok Gandi yang lain. "Jurus Menggandakan Tubuh!?" seru pria itu.Keempat Gandi yang baru tercipta itu langsung meninju kearah tubuh Pragasena. Sontak saja makhluk itu segera mengerahkan peri
Gandi mengambil Pedang Pembuka Kehidupan yang tergeletak di lantai batu. Saat ini kekuatan dari Pedang tersebut telah tersegel sehingga tidak ada hal yang membuatnya khawatir sama sekali. "Pedang yang memiliki roh...Menarik." batin Gandi lalu dia melangkah menuju ke arah tubuh Pragasena yang masih menancap di dinding batu. Pria berkepala lonjong dan berkulit pucat itu membuka matanya lalu menyeringai lebar. Darah mengalir dari sela bibirnya."Tak kusangka, kau begitu mudah mengalahkan diriku dan juga Pedang Pembuka Kehidupan. Sebelumnya, orang yang datang kepadaku semuanya menjadi mayat yang aku tumpuk di luar sana. Tapi memang seharusnya begitu...Aku sudah lelah menanggung beban berat ini sendiri. Sudah waktunya benda itu keluar dari dunia ini dan menopang dunia yang lebih besar," kata Pragasena."Jadi, aku sudah lulus dari ujianmu?" tanya Gandi."Hahaha...Tentu saja," kata Pragasena sambil berusaha untuk keluar dari dinding batu. Namun dia terlihat kesulitan karena luka yang dia de
Probo Lintang, Kerajaan yang ada didalam sebuah danau di tengah pulau jawa itu tercipta sebelum terjadinya perang besar di Kahyangan Selatan. Kerajaan itu sebelumnya dipimpin oleh seorang wanita bernama Rara Ayu Bumi, yang kemudian diberikan kepada suaminya, Jaka Geni. Dalam kepemimpinan Jaka Geni, Kerajaan kecil yang sebelumnya adalah wilayah kekuasaan Banyu Emas akhirnya berkembang menjadi Kerajaan besar dan tangguh. Bahkan Kerajaan itu adalah satu-satunya yang selamat dari Kutukan Para Dewa yang merasa kesal karena manusia tak lagi memuja mereka dan memilih untuk memuja Jaka Geni yang menjadi Maharaja Manusia kala itu.Amarah para Dewa menimbulkan bencana di semua kawasan yang ada di tanah jawa dengan hujan yang tak pernah berhenti selama bertahun-tahun. Akibatnya semua kawasan terpendam oleh banjir dan banyak manusia serta binatang ternak yang tewas karena ulah para Dewa yang tidak terima dengan tingkah manusia. Jaka Geni yang saat itu menjadi Maharaja manusia mewakili amarah manu
Bara Sena benar-benar dibuat terkejut dengan pengakuan dari dua anak Dewi Utari mengenai kemampuan ras Kristal Jiwa yang mampu melihat dirinya meskipun dia sudah menggunakan Jurus Hantu Menari. Dan baru kali itu Bara Sena tahu ada ras lain selain manusia, Dewa dan Iblis atau siluman."Kau belum pernah tahu tentang Ras Kristal Jiwa?" tanya gadis cantik itu.Bara menggelengkan kepalanya karena dia memang belum pernah tahu sama sekali mengenai ras tersebut. "Aku baru tahu ada ras Kristal Jiwa. Apakah kalian ini sebangsa dedemit atau manusia?" tanya Bara."Kami bukan sebangsa lelembut atau siluman. Kami mirip manusia namun darah kami berbeda dan tentu saja kami lebih kuat dari manusia sejak kami dilahirkan. Ada dua suku di Ras kami, yaitu Suku Biru dan Suku Merah. Mereka yang terlahir dengan Kristal Merah disebut sebagai Suku Merah dan mereka yang didahinya memiliki Kristal Biru disebut sebagai suku Biru. Kakak ku Umbara dan aku lahir dengan suku yang berbeda meski kami ini satu ibu." ka
Dewi Utari tak bisa berkata apa-apa mendapat pertanyaan dari Bara Sena. Sedari awal dia memang tak pernah menyangka anak-anak Jaka Geni yang berasal dari istri Ras manusia mampu bersaing dengan anak-anak Jaka yang berasal dari para dewa. siluman dan ras Kristal Jiwa seperti dirinya.Disaat mereka tengah saling diam karena tak ada topik yang bisa dibicarakan, datang dari kejauhan beberapa sosok yang tidak asing lagi bagi Bara Sena. Pucuk dicintai ulam pun tiba. Orang yang tengah dia dan keluarga Dewi Utari bicarakan ternyata datang. Mereka adalah Song Yue dan kedua saudaranya Hua Tian Geni dan Sua Ning Geni beserta dengan ibunya Dewi Song Hua."Kau sudah berada disini anak muda," kata Dewi Song Hua sambil tersenyum. Bara mendatangi wanita tersebut lalu memberinya hormat karena biar bagaimana pun wanita itu adalah salah satu calon mertuanya. Song Yue berusaha untuk tetap tenang setelah bertemu dengan Bara Sena. Namun tetap saja, dia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya. Dan semua it
Gandi mengambil Pedang Pembuka Kehidupan yang tergeletak di lantai batu. Saat ini kekuatan dari Pedang tersebut telah tersegel sehingga tidak ada hal yang membuatnya khawatir sama sekali. "Pedang yang memiliki roh...Menarik." batin Gandi lalu dia melangkah menuju ke arah tubuh Pragasena yang masih menancap di dinding batu. Pria berkepala lonjong dan berkulit pucat itu membuka matanya lalu menyeringai lebar. Darah mengalir dari sela bibirnya."Tak kusangka, kau begitu mudah mengalahkan diriku dan juga Pedang Pembuka Kehidupan. Sebelumnya, orang yang datang kepadaku semuanya menjadi mayat yang aku tumpuk di luar sana. Tapi memang seharusnya begitu...Aku sudah lelah menanggung beban berat ini sendiri. Sudah waktunya benda itu keluar dari dunia ini dan menopang dunia yang lebih besar," kata Pragasena."Jadi, aku sudah lulus dari ujianmu?" tanya Gandi."Hahaha...Tentu saja," kata Pragasena sambil berusaha untuk keluar dari dinding batu. Namun dia terlihat kesulitan karena luka yang dia de
Kedua kaki Pragasena menancap di dalam lantai batu hingga ke lutut. Tekanan yang Gandi berikan semakin kuat namun tak membuat makhluk itu merasa terdesak sama sekali. Justru sebaliknya, Gandi merasa ada yang salah dengan makhluk tersebut."Ada yang aneh dengan orang ini," batin pemuda itu sambil terus mengerahkan kekuatan miliknya."Apa kau sudah mengerahkan semuanya anak muda? Sepertinya bukan hanya ini kekuatan yang kau miliki. Jika kau menyembunyikan kekuatanmu terus menerus, takutnya kau tak akan memiliki kesempatan untuk mengeluarkan kekuatan itu di hadapanku, kekeke!" ucap Pragasena.Gandi mendengus kesal. Dia berteriak keras. Dari dalam tubuhnya keluar aura biru yang sangat pekat hingga menutupi tubuh mereka berdua. Saat aura biru itu menghilang, Pragasena dibuat terkejut dengan adanya 4 sosok Gandi yang lain. "Jurus Menggandakan Tubuh!?" seru pria itu.Keempat Gandi yang baru tercipta itu langsung meninju kearah tubuh Pragasena. Sontak saja makhluk itu segera mengerahkan peri
Gandi dan Pragasena sama-sama bersiap untuk melakukan pertarugan. Makhluk dengan kulit pucat dan wujud yang seram itu menyeringai kearah Raja Naga Air."Menghadapi Dewa sepertiku tidak mudah anak muda. Kau harus siap untuk mati kapanpun juga jika kau memang tidak berjodoh dengan Pedang Pembuka Kehidupan ini," kata Pragasena lalu tubuhnya membungkuk bersiap untuk melesat kearah Gandi. "Aku tahu kau kuat. Tapi jika kau berpikir aku ini orang yang lemah, kau salah." ucap Gandi sambil mengerahkan tenaga dalam miliknya. Aura biru menyeruak dari dalam tubuhnya. Hal itu cukup mengejutkan Pragasena yang menunda serangannya."Oh? Kau juga seorang Dewa? Bahkan sudah tingkat 5. Sungguh menarik...! Siapa sangka, tamu yang datang kali ini adalah seorang Dewa hahaha! Aku benar-benar merasa terhormat!" kata Pragasena lalu dia pun meluncur dengan cepat kearah Gandi.Gerakannya sangat cepat dan tahu-tahu sudah ada didepan Raja Naga Air sambil menebas kearah tubuh pemuda tersebut. Trang!Gandi menaha
Sosok menyeramkan tersebut melompat keluar dari dalam tubuh Kalajengking Emas yang telah terbelah. Kedua kakinya mendarat di lantai batu. Matanya yang merah menatap nanar kearah Gandi yang masih terdiam ditempat. Pemuda itu masih kaget dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Siapa kau?" tanya Gandi kemudian."Puih! Akhirnya kau mau bersuara juga ya? Aku pikir kau benar-benar budeg!" kata makhluk tersebut."Aku masih terkejut dengan kemunculanmu yang sangat aneh. Makhluk apa kau sebenarnya?" tanya Gandi lagi.Sosok pucat yang hanya mengenakan kain di bagian kemaluannya atau sedikit mirip dengan cawat itu menyeringai lebar."Namaku Pragasena. Aku adalah Tubuh Inti dari makhluk yang kau kalahkan itu. Sudah lama sekali sejak aku kembali keluar dan berhadapan dengan makhluk hebat seperti dirimu..." kata pria pucat dengan kepala lonjong dan rambut tipis yang mengaku bernama Pragasena tersebut."Aku sudah tahu itu. Tapi aku baru tahu, tubuh inti yang ada didalam wadah besar ternyata sudah b
Dari dalam lingkaran biru raksasa tersebut muncul kepala seekor Naga raksasa yang besarnya tak kalah dari Kalajengking Emas. Gandi mendarat di atas kepala Naga yang belum sepenuhnya keluar tersebut."Mengundang Naga dengan mudahnya! Siapa kau sebenarnya!?" teriak Kalajengking Emas.Gandi tersenyum sinis sambil setengah berlutut diatas kepala Naga tersebut."Dia belum menyadari bahwa Naga ini bukan Naga asli dan hanya bentuk dari kekuatan air yang berhasil aku padatkan menjadi Naga raksasa. Meski bukan Naga asli, aku yakin makhluk itu akan kelabakan menghadapinya. Jadi mari kita lihat, bagaimana naga buatan milikku ini menghajar nya hahaha!" batin Gandi sambil memegangi Tanduk Naga tersebut.Raungan keras dari sang Naga menggetarkan tempat tersebut dan membuat ciut nyali Kalajengking Emas. Meski begitu, dia tak memiliki jalan untuk mundur sehingga terpaksa dia harus menghadapi Naga tersebut dengan sekuat tenaga yang dia miliki. Karena tangan kanannya hancur, Kalajengking Emas itu pun p
Ganda, Bara dan Guo Jiu sama-sama memeriksa tubuh dari Kalajengking Emas yang masih utuh. Hal itu karena makhluk tersebut tersegel oleh kekuatan es milik Bara Sena. Sedangkan dua makhluk yang lain telah hancur oleh Gandi dan Guo Jiu."Belati emas di ujung ekornya adalah senjata yang paling berbahaya. Selain beracun dia juga mampu membuat lunak apa pun yang terkena sambaran nya..." kata Bara."Jika ini adalah boneka, maka Kalajengking yang asli jauh lebih menyusahkan..." sahut Gandi."Ada tiga goa. Pasti akan ada jebakan di dalam sana. Bagaimana menurutmu? Apakah kita akan masuk di lubang yang sama atau kita akan berbagi lubang?" tanya Bara sambil nyengir. Gandi yang merasa aneh dengan pertanyaan itu menatap sang Pendekar Golok Iblis."Kau bertanya tapi arahnya kesana." ucap Gandi sambil menggelengkan kepala. Bara tertawa kecil."Arahnya kemana memangnya? Kau juga langsung menangkap arah bicaraku bukan? Hahaha!" sahut Bara menbuat Gandi mendengus kesal."Sudah bicaranya. Sekarang, kita
Gandi menoleh kearah Bara Sena yang baru saja menghindar dari serangan ekor Kalajengking Emas tersebut. Melihat lantai batu yang keras berubah menjadi seperti lelehan besi membuat Raja Naga Air itu terkejut."Ujung ekor makhluk ini berbahaya! Kita harus hati-hati!" serunya."Untung saja aku tidak terkena serangannya...Itu hampir saja," sahut Bara.Kalajengking Emas yang menjadi lawan Gandi telah sepenuhnya kalah setelah menerima hantaman Pukulan Kilat Neraka. Tubuhnya tercerai berai menjadi beberapa potongan. Sementara, lawan Bara masih tersegel oleh kekuatan es dan hanya menyisakan ekornya saja yang selamat.Guo Jiu sendiri masih sibuk dalam pertarungan melawan Kalajengking tersebut. Berulangkali dia menyerang namun serangannya selalu berhasil ditangkis oleh makhluk itu. Bara dan Gandi sama-sama menatap keaerah boneka Iblis tersebut menyaksikan pertarungan yang dia lakukan."Apakah kita perlu membantunya?" tanya Gandi."Biarkan dia melakukannya sendiri. Dia masih belum menyesuaikan d
Terdengar suara bergemuruh dari ketiga goa tersebut. Guo Jiu segera menggunakan tameng miliknya untuk bertahan dari serangan yang bisa datang kapan saja. Bara dan Gandi pun tak tinggal diam saja.Dan benar saja, tak lama kemudian muncul tiga sosok pria berwujud aneh. Mereka memiliki tubuh yang dilapisi perisai emas dengan wajah yang menyeramkan. Ada enam tangan yang mereka miliki dan masing-masing tangan membawa Pedang besar. Dan yang paling memancing perhatian adalah ekor panjang pada ketiga makhluk tersebut. Di bagian ujung ekornya menyala sengat kalajengking berbentuk Belati emas."Inikah Binatang Iblis Kalajengking Emas itu?" tanya Bara."Sepertinya begitu. Ini wujud setengahnya. Mungkin mereka juga bisa menjadi manusia seperti Rawis. Tapi, entah mengapa aku merasa, ketiga makhluk ini memiliki inti Jiwa yang samar-samar." kata Gandi."Inti Jiwa yang samar-samar? Apakah maksudmu mereka adalah boneka!?" tanya Bara.Gandi tak menyahut dan diam beberapa saat sambil menatap ketiga soso
Gandi mengerahkan kekuatan luar miliknya untuk mengangkat batu raksasa tersebut. Dia sengaja melakukan itu untuk menguji seberapa berat Batu yang besarnya hampir satu rumah tersebut."Berat sekali..." batinnya.Bara Sena yang berada di belakangnya menatap batu emas yang secara perlahan mulai terangkat. "Kau sangat kuat dalam hal ini. Gunakan sisik naga milikmu untuk menambah kekuatan dan memudahkanmu," kata Bara memberi saran."Berisik! Ini masih sepel untuk mengerahkan sisik naga..." sahut Gandi dengan wajah yang sudah mulai memerah setelah mengerahkan kekuatan luarnya."Huh, aku sudah memberi saran kau malah cari susahnya. Terserah kau saja," kata Bara lalu dia pun duduk di atas tanah berumput. Gandi kembali mengerahkan kekuatannya. Kali ini dia mengerahkan tenaga dalam miliknya untuk menambah kekuatan luarnya. Dan batu tersebut pun mulai terangkat lebih tinggi.Gandi menatap ke bagian bawah batu yang ternyata memiliki rongga seperti sumur besar yang sangat dalam."Hei Dewa mesum!