Bara Sena benar-benar tidak menyangka akan mendengar perkataan yang mengejutkan dari Mahadewa Jaka Geni tersebut. Dia sama sekali tak mengerti apa alasan Jaka Geni mengatakan hal seperti itu kepadanya. Terutama mengenai orang yang akan menusuk dari belakang. Bahkan Mahadewa itu tak mempercayai anak dan istrinya. "Apa maksudmu? Siapa yang berani menusukmu dari belakang? Kau tidak sedang bercanda bukan?" tanya Bara. Jaka Geni tersenyum. Dia menepuk bahu pemuda tersebut lalu berkata, "Aku tak bisa mengatakan rincian permasalahannya. Karena itu hanya akan mempercepat laju takdir yang akan aku lalui. Kau tak perlu cemas, aku sudah menyiapkan segalanya. Termasuk kebangkitan ibumu, Azalea," kata Jaka Geni lagi-lagi membuat Bara terkejut. "Kau akan membangkitkan ibuku!?” serunya dengan mata terbelalak tak percaya. Jaka Geni menganggukkan kepalanya. " Aku sudah berjanji pada ayahmu, sebagai tanda rasa terimakasihku padanya. Kuharap ini juga hadiah istimewa untukmu, asal kau tak melupakan
Bara Sena berhenti melangkah didepan bangunan besar itu. Nampak sebuah tulisan beraksara Jawa kuno yang berbunyi 'Pangayom' yang artinya pelindung. Pemuda itu pun melangkah masuk kedalam halaman rumah tersebut dan berhenti di pintu kembar berwarna merah."Masuklah." terdengar satu suara yang membuat Bara tertegun. Padahal dia sudah menyembunyikan aura kekuatan miliknya. Namun orang yang baru saja menyuruhnya untuk masuk bisa merasakan hawa kehadirannya."Sukma Geni ini memiliki kekuatan yang sangat mengerikan. Dia bahkan bisa mengetahui keberadanku padahal aku sudah menghilangkan pancaran tenaga dalamku sebaik yang aku bisa...Ckckck...Benar-benar luar biasa...Tak ada orang yang bisa bersembunyi darinya..." batin Bara."Apakah kau akan berdiam diri terus disana? Aku banyak pekerjaan yang harus di selesaikan." kata wanita tadi sedikit dengan suara tegas. Bara yang terkejut segera melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah besar itu.Tak ada sambutan apapun yang mungkin saja akan mengejut
Sukma Geni tertegun mendengar pertanyaan dari Bara Sena. Kedua matanya yang indah dan memiliki warna sedikit ungu itu membesar."Apa yang baru saja kau tanyakan?" tanya Sukma memastikan."Aku tanya sekali lagi, apakah kau mau menikah denganku jika aku memberikanmu Api Abadi milik Yama?" tanya Bara untuk kedua kalinya."Kau tak akan mungkin mendapatkan Api itu darinya. Aku tidak yakin ada yang bisa melakukannya." kata Sukma Geni sambil tersenyum. Meski dia tak yakin pemuda di hadapannya bisa membawakan Api Abadi untuknya, mendengar pemuda itu ingin membawakannya padanya saja sudah sangat menyenangkan. Karena sejauh ini tak ada yang berani berkata seperti itu. Bahkan mendengar api abadi saja mereka sudah sangat ketakutan."Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Aku sudah melalui hal-hal yang tidak mungkin membuatnya menjadi mungkin. Jika kau mau, aku akan berusaha untuk mendapatkan Api itu, sebelum Turnamen Dewa dimulai. Karena setelah Turnamen itu, kita tidak tahu apakah kita bisa
Setelah menemui Lu Xie dan akhirnya apa yang dia inginkan tercapai, Bara Sena bergabung dengan para peserta lainnya di acara jamuan makan malam yang diadakan oleh pihak istana Kerajaan Probo Lintang. Gandi ditemani kedua istrinya Maya dan Sinta sedangkan Bara ditemani oleh banyak wanita yang mengelilinginya. Mereka tak lain adalah kekasih-kekasih sang pemuda dari Zhuo Guo termasuk Lu Xie.Para putra Jaka Geni yang melihat itu merasa kesal dengan apa yang Bara Sena tunjukkan. Seolah mereka tak terima saudara mereka menjadi kekasih pemuda itu. Karena diam-diam mereka juga memiliki perasaan kepada anak Jaka Geni yang lain. Dan perbedaan ibu membuat mereka tidak masalah akan menjalin cinta dengan salah satu dari anak ayahnya. Hanya saja, Jaka Geni tidak menyukai tradisi Dewa yang menikah antar sesama keluarga.Kedatangan Bara Sena dan Gandi Wiratama tentu saja memeriahkan jamuan makan malam tersebut karena mereka adalah dua peserta turnamen yang bukan dari dunia dewa dan keluarga Dewa. An
Lei Gong dan Izanagi sama-sama saling pandang kemudian mereka pun menganggukkan kepala setelah mendengarkan ucapan dari Batara Geni tersebut."Kartikeya, kenapa dulu kau tidak membunuhnya?" tanya Lei Gong yang waktu itu juga ikut membantu Jaka Geni dalam perang Dewa 500 tahun yang lalu."Aku memiliki alasan tersendiri. Yang paling jelas adalah, jika aku membunuhnya, kahyangan Barat akan langsung mengutus pasukan untuk menyerang karena alasan persaudaraan. Tapi karena aku mengampuni nyawanya, maka Zeus dan bawahannya akan berpikir bahwa ini merupakan ancaman untuknya agar tidak ikut campur urusan di Selatan." kata Jaka Geni."Kau memang cerdik menantuku. Aku tak salah mendukung waktu itu," kata Lei Gong."Sayangnya aku tak ikut andil dalam peperangan waktu itu. Jika aku ikut, maka para Dewa Pelindung akan ikut campur juga. Jadi, lebih baik aku mengutus anakku. Mereka cukup membantumu bukan?" kata Izanagi."Mereka sangat membantu. Malam ini, aku akan kedatangan tamu dua Dewa hebat dari
Bara Sena dan Gandi Wiratama kembali ke rumah masing-masing setelah jamuan makan malam yang meriah. Cincin mereka dikembalikan kepada Ganesha yang menjadi pengawas dan keamanan saat jamuan makan malam tersebut. Malam itu perjamuan semakin meriah saat dua Dewa dari Timur tiba dan juga Dewa Wisnu yang datang di penghujung acara.Sesampainya di rumah, Bara langsung melakukan semedi. Lian Xie yang sudah lama menunggu hanya bisa mendengus kesal dan menggerutu karena Bara tidak mengajaknya berbincang. Padahal entah kenapa dia merasa rindu selama pemuda itu pergi."Dia benar-benar tidak mempedulikan diriku...Benar-benar...!" gerutu Dewi Es tersebut.Bara Sena tidak peduli Dengan apa yang Lian Xie katakan. Dia memusatkan pikiran dan tenaga dalamnya untuk menerobos ke Alam Dewa malam itu juga. Karena dia tak bisa menganggap remeh lawan-lawannya nanti di Turnamen yang akan diadakan besok.Begitu juga dengan Gandi yang malam itu ditemani Rara Sinta istrinya dan juga anaknya Rara Andini yang masi
Gandi Wiratama menatap sosok bernama Trikala tersebut."Baiklah, aku sudah tahu siapa namamu. Sekarang, katakan apa yang kau inginkan sampai kau mengganggu di saat aku tengah tidur. Kau tahu itu tidak sopan? Tadi kau bilang sebuah nama, Dewa Kuno...? Siapa dia?" tanya Gandi."Dewa Kuno Kronos adalah Dewa Pencipta. Dia yang menciptakan dunia di bagian barat. Sama halnya dengan para Pencipta dari Selatan, Timur dan Utara. Namun Dewa kami memiliki kekuatan yang paling menakutkan. Dia menciptakan senjata abadi yang sangat kuat yang disebut sebagai Tombak Penguasa Petir. Senjata itu adalah gabungan dari empat senjata Sakti milik Tuan Kronos. Dan tongkat Neraka ini adalah salah satunya dari empat senjata tersebut." kata Trikala."Jadi, Tongkat ini berasal dari kahyangan barat? Lalu bagaimana senjata abadi sampai terpecah menjadi empat? apakah sesuatu terjadi pada Dewa bernama Kromos itu?" tanya Gandi."Kronos! Bukan Kromos!" hardik Trikala sambil melotot menampakkan mata satunya yang menya
Malam itu Gandi Wiratama melaporkan apa yang baru saja dia alami kepada Batara Geni sekaligus menitipkan Tongkat Geni yang memiliki nama asli Tongkat Neraka tersebut kepada sang Batara. Gandi merasa tongkat itu lebih aman di tangan Jaka Geni ayah mertuanya. Setelah menjelaskan perihal tongkat itu, Jaka Geni pun menerima tongkat tersebut dan menyimpannya didalam Kerajaan Jiwa miliknya. Hal yang diluar dugaan Trikala sama sekali. Rencana yang dia buat agar bisa keluar dari cengkraman Darah Istimewa milik Rara Sinta justru berakhir di tangan sang pemilik utama dari Darah Istimewa tersebut. Yakni Batara Geni. Didalam Dunia Tongkat Neraka, Trikala murka besar. Dia mengamuk kesana kemari karena saking kesalnya. Tapi apalah daya, setelah memasuki Kerajaan Jiwa milik Jaka Geni, tak ada yang bisa berbuat apa-apa tanpa seijin Batara Geni tersebut. "Terimakasih Gandi, kau mempercayakan hal ini kepada orang yang tepat. Nanti aku akan kunjungi makhluk bernama Trikala itu. Ada beberapa hal yang
Bara Sena terkejut melihat rantai biru yang mengejar dirinya. Tak memiliki pilihan lain untuknya selain melawan jurus gabungan tersebut dengan segenap kekuatannya yang dia miliki saat ini. Pemuda itu menggerakkan tangannya membentuk rapalan. Lalu dia pun mengarahkan tangannya tersebut ke arah enam Rantai Biru yang mengejarnya. Dari dalam telapak tangan Bara keluar gelombang api merah yang menderu ke arah rantai biru. Melihat kekuatan api tersebut, empat Naga yang berada di bawah terkejut melihat kekuatan api milik Bara."Api Tingkat Neraka! Kerahkan semua kekuatan yang kalian miliki!" teriak Naga bertubuh besar.Mereka berempat pun melipatgandakan tenaga dalam sehingga membuat rantai biru mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Gelombang api pun menghantam rantai-rantai tersebut dengan dahsyatnya.'Wosssshhhh!!!Semua Naga yang melihat nampak takjub dengan perlawanan Bara meskipun dirinya telah terkunci oleh serangan Formasi Penjerat Iblis yang tengah dikerahkan oleh empat murid terat
Bara melangkahkan kakinya di tangga yang terakhir dengan perasaan senang karena akhirnya dia bisa melewati 1000 anak tangga dengan susah payah. "Kekuatan jiwaku meningkat meski tidak terlalu pesat. Yang paling menakjubkan adalah kekuatan luarku yang aku pikir-pikir lebih kuat dari sebelumnya saat aku masih memiliki kekuatan dewa. Apakah ini keberuntungan tersembunyi dari Tangga Penguji Jiwa ini?" batin Bara.Begitu dia menginjak kan kaki di lantai batu yang berwarna biru, dia terkejut saat melihat puluhan pria dan wanita yang berdiri di depan sana sambil menatapnya dengan pandangan mata yang menyorot tajam bagai Pemburu yang mengincar mangsanya."Apa-apaan mereka ini? Bukankah mereka adalah para murid di Padepokan Naga Air? Kenapa mereka menyambutku dengan tatapan seperti itu seolah-olah aku adalah buronan!" batin Bara sambil membalas tatapan mata mereka semua tanpa rasa takut.Pandangan mata Bara terhenti di satu sosok bertubuh besar dengan rambut yang sudah memutih. Sosok yang tak
Gandi menganggukkan kepala dan tersenyum melihat wajah Ki Jogo Segoro yang terlihat pucat."Tapi Yang Mulia, bukankah dia adalah tamu anda? Ditambah, dia buka seorang Iblis bukan?" tanya pria tua tersebut."Kau akan tahu saat Formasi itu dinyalakan. Aku akan mengawasi untuk berjaga-jaga seandainya dia mengamuk," kata Gandi membuat Ki Jogo Segoro penasaran."Memangnya dia sekuat apa sampai Yang Mulia sendiri yang akan mengawasi? Apakah kemampuan para guru di Padepokan ini tidak meyakinkan menurut Yang Mulia?" tanya Ki Jogo sedikit tidak enak karena merasa Rajanya telah meremehkan kemampuannya dan juga para guru di Padepokan Naga tersebut meski mereka rata-rata masih berada di Ranah Alam Cakrawala."Bukannya aku tak percaya kepada kalian. Asal kalian tahu, pria ini hampir saja mengalahkanku dengan telak saat Turnamen Probo Lintang berlangsung." kata Gandi lagi-lagi membuat Ki Jogo Segoro terkejut setengah mati. Dia pun tak berani mengajukan pertanyaan lagi setelah tahu bahwa pria yang a
Begitu kaki Bara memasuki gapura tersebut, dia merasakan tekanan yang kuat dari arah depan. Pemuda itu tersenyum merasakan hembusan angin yang kuat dari arah bukit yang berada di atasnya tersebut."Kita berada di jalan yang benar," kata Bara sambil melangkah terus ke depan dengan perlahan."Kekuatan ini masih kecil untuk kita hadapi. Tapi mungkin cukup menghibur untukmu." kata Lian Xie yang melangkah di belakang Bara. Pemuda itu menyeringai kecil."Mungkin yang dimaksud sambutan oleh belut biru itu. Tak masalah jika dia ingin menghiburku, tapi dia seharusnya tahu dampak yang akan ditimbulkan jika ingin menghibur diriku," kata Bara sambil terus melangkahkan kakinya di atas tangga tak terlihat. Hembusan angin tersebut semakin kuat saat Bara dan yang lain semakin naik ke atas hingga membuat langkah pemuda itu semakin perlahan. "Ini baru setengah jalan, tapi hembusan itu sudah membuat langkah kakiku menjadi pelan...Sepertinya ini benar-benar bisa menghiburku..." ucap Bara sambil terseny
Gandi yang mendengar suara tersebut tertegun dibuatnya. "Tombak Banyu Biru...Itu adalah pusaka kuno dari Naga Air yang sudah lama menjadi cerita legenda. Sampai sekarang aku sendiri tidak tahu sama sekali bentuknya seperti apa." batin Gandi sambil menatap raut wajah Bara yang nampak terbelakak setelah membaca catatan kuno berasal dari neraka tersebut."Luar biasa...! Jadi, Yama memiliki beberapa benda Surgawi...Dan salah satunya ada di tanganku Hahaha! Aku penasaran bagaimana raut wajahnya setelah tahu bahwa benda itu ada di tanganku," ucap Bara sambil menyeringai."Tapi sebaiknya kau juga berhati-hati. Bukan tidak mungkin Dewa Yama akan mengirim pembunuh untuk memburumu setelah keberadaan Kotak ini diketahui olehnya. Selama ini benda itu tersembunyi sehingga luput dari pandangan matanya. Tapi, kau baru saja menggunakannya hingga membuat fenomena alam yang cukup menghebohkan. Dia pasti merasakan keberadaan harta miliknya yang telah lama hilang," kata Gandi memperingatkan.Bara tersen
Bara terkagum-kagum pada tubuhnya sendiri yang mengalami perubahan begitu banyak. Bahkan dia sangat pangling dengan tampangnya sendiri yang kini menjadi lebih tampan dan bersinar. Saat dia menatap wajahnya, ada perasaan yang tak asing seolah dia pernah melihat wajah tersebut namun entah dimana."Apakah ini dampak dari kekuatan sejati yang sangat murni hingga semua kotoran jiwa milikku terhapuskan? Kalau benar begitu, bukankah ini sangat luar biasa?" batin Bara lalu dia pun tersenyum saat mengingat bagaimana tiga wanita yang ada di luar kamar itu terpana melihat perubahan pada dirinya.Pemuda itu pun melangkah keluar dari dalam kamar sambil tersenyum senang. "Ternyata kalian terkejut karena perubahan pada diriku...? Tapi aku tetaplah Bara yang sama," kata Bara sambil mendekati tiga wanita cantik tersebut."Jujur saja aku memang terkejut dengan penampilan kakak yang berubah hingga membuatku hampir tak mengenalimu...Tapi kakak memang terlihat sangat tampan saat ini dan aura Dewa milik k
Cahaya emas itu terus menghantam perisai raksasa yang melindungi Kerajaan Naga Air. Semua Naga penghuni Kerajaan tersebut dibuat gempar tak terkecuali Gandi dan para tetua di Kuil Naga Air. Setelah upacara penobatan Sekar Asih selesai, pemuda itu pun terbang di susul Sekar yang juga sudah bisa terbang setelah dirinya menjadi makhluk ras Naga Air. Kekuatan gadis itu meningkat hingga ke Ranah Puncak Alam Mendalam dan tak lama lagi akan segera menerobos ke Ranah selanjutnya.Gandi dan Sekar berhenti di atas rumah tempat Bara tinggal. Mereka berdua menatap cahaya terang yang muncul dari dalam rumah tersebut dan melesat ke atas hingga ribuan tombak. Cahaya itu menekan perisai air yang diciptakan oleh para tetua Kuil sejak lama bahkan sebelum Gandi datang ke Kerajaan tersebut."Dia menerobos ke Ranah Alam Cakrawala...Bagaimana dia bisa menerobos secepat itu? Bahkan kita belum masuk ke Tanah Kutukan untuk mencari buruan..." batin Gandi sambil terus menatap kearah cahaya emas yang ada di depa
Dari dalam kotak itu keluar aura putih kebiruan yang juga diselingi warna lain seperti merah, hijau dan keunguan. Bara bisa mencium aroma yang menurutnya begitu enak dari dalam kotak kayu tersebut."Aroma harum ini...Kekuatan Sejati yang begitu murni...Aku benar-benar beruntung meskipun aku turun ke Ranah Alam Mendalam, dengan 100.000 kekuata sejati yang murni ini, aku bisa membentuk akar kekuatan di dalam tubuhku lebih baik dari sebelumnya. Dengan begitu, kemampuanku akan melebihi apa yang terbayangkan...Kehilangan Pedang Naga Iblis dan Tameng Naga tidak masalah bagiku. Karena keuntunganku lebih besar dari semua itu hahaha!" ucap Bara begitu senang mendapatkan sesuatu yang sebenarnya mustahil untuk dia dapatkan.Bara menghirup kekuatan sejati dari dalam kotak kayu tersebut masuk ke dalam mulutnya. Dia tak perlu menggunakan Rantai Ungu Pengikat Jiwa miliknya karena jiwa-jiwa di dalam kotak kayu telah dimurnikan sedemikian rupa sehingga dengan mudah bisa diserap tanpa ada perlawanan.B
Iblis Guo Jiu yang ketakutan karena tahu bagaimana tersiksanya jika sampai Bara menggunakan kemampuan anehnya untuk membuat dia sekarat sepanjang waktu. Dan akhirnya dia mau menyerahkan benda keramat yang dia miliki selama ini kepada Dewa Cahaya yang sudah menjadi tuannya tersebut. Benda berwujud kotak kayu yang memiliki ukiran kuno di bagian tutupnya itu melayang di atas dua telapak tangan Guo Jiu. "Kotak Penangkar Jiwa...? Harta Karun seperti ini, bukankah hanya ada di Alam Neraka milik Dewa Yama?" tanya Bara sambil mengambil kotak tersebut."Aku mendapatkan kotak itu di sebuah tempat yang jauh dari Zhuo Guo. Tepatnya di wilayah kekuasaan kahyangan barat," kata Guo Jiu dengan nada lirih. Dia sungguh bersedih karena harus merelakan kotak kayu yang didalamnya terdapat 100.000 jiwa hasil pembantaian yang dia lakukan dulu. Dan 100.000 jiwa itu tentu saja sudah dimurnikan menjadi kekuatan sejati yang benar-benar murni berkat kemampuan aneh dari Kotak Penangkar Jiwa."Kau memberikan hadi