Zhou Yin yang sudah kehabisan tenaga akhirnya tumbang dan kalah. Namun semua orang memuji tekat dan keberanian wanita itu dalam menghadapi kekuatan Sukma Geni yang mengerikan. Bahkan mampu menahan Formasi Hukuman Langit dimana itu adalah satu jurus Sakti ciptaan Batara Geni.Pertarungan keduanya pun berakhir dengan kemenangan Sukma Geni. Anoman pun mempersilahkan peserta berikutnya untuk naik ke atas arena. Kali ini Gandi Wiratama yang maju di atas arena pertarungan. Lalu Raksa Geni yang menjadi lawannya."Tidak kusangka kita akan bertemu lagi. Waktu itu sepertinya belum cukup untuk membuatmu jera ya, Raksa...Benar-benar tak kusangka sama sekali, kau menyukai saudarimu sendiri meski itu adalah sebuah larangan dari Batara Geni. Dan itu adalah alasan kau membenciku?" Gandi langsung membuka omongan yang membuat Raksa Geni harus menahan amarahnya. Itu terlihat dari rahangnya yang menggembung."Pertarungan kali ini berbeda dari sebelumnya. Kau sudah tahu itu. Dan kali ini, akan kubayar kek
Aura gelap semakin menutupi tubuh Raksa Geni yang semula ditutupi aura merah. Kini tubuhnya dipenuhi aura gelap dan hanya menyisakan kedua matanya saja yang menyala merah.Gandi yang melihat itu cukup kaget karena di pertarungan sebelumnya dia tak melihat kemampuan penuh pria tersebut. Kini dia diperlihatkan kekuatan sejati dari anak Dewi Ambarwati, seorang Ratu di Kerajaan Wates antara alam manusia dengan alam bawah.Tangan Raksa Geni terangkat ke depan mengarah ke Gandi Wiratama."MATI!" Ucapnya dengan suara serak. Lalu dari dalam tangannya meluncur sinar hitam yang diselimuti aura merah membara menderu kearah Gandi yang menanti datangnya serangan. Pemuda itu terlihat tenang meski dalam hatinya mulai penasaran dengan kekuatan yang saat ini Raksa Geni gunakan.Gandi segera menyalakan kekuatan Seribu Sisik Naga miliknya tepat saat siar hitam datang menderu. Duaaaarrrr!Ledakan yang dahsyat tercipta. Tanah hancur berhamburan dan asap hitam tebal menyeruak. Tubuh Gandi terdorong hingg
Raksa Geni segera melepaskan pedangnya yang tak bisa dia tarik kembali. Dia melompat menjauh dari Gandi yang sudah menggunakan wujud Naga Air. Begitu kakinya mendarat di tanah, dia pun segera merapal mantra. Namun belum juga dia selesai merapal, telapak tangan Gandi yang besar sudah ada di wajahnya.Raja Naga Air itu mendorong kepala Raksa Geni dengan keras hingga menghujam ke tanah.Brakkk!!!Lalu dengan cepat mengangkatnya kembali ke atas dan melemparkan nya ke udara. Pedang Maharaja yang ada di tangan Gandi dia lemparkan kearah Raksa Geni."Aku kembalikan pedangmu!" Pedang itu pun melesat dengan cepat menyusul tubuh Raksa Geni. Meski dalam keadaan terluka, anak Batara Geni itu masih berusaha merapal mantra yang sebelumnya gagal dia lakukan. Dan tepat disaat pedang Maharaja hampir menembus tubuhnya, Raksa Geni selesai merapal mantra tersebut dan menyalakan kekuatan Pedang Maharaja.Pedang merah itu pun berhenti tepat satu inci di depan kepala Raksa Geni. Gandi yang melempar pedang
Bola air raksasa itu menghantam tubuh Argapura. Bukan membuatnya terpental atau meledak, namun bola air itu justru membuat tubuh Argapura terperangkap di dalamnya. Air tersebut bagaikan penjara raksasa yang mengurung makhluk kuno dari Kerajaan Jagat Lelembut tersebut. Meski berusaha untuk keluar, raksasa itu tak bisa menembus penjara air yang Gandi kerahkan."Hanya masalah waktu untuk membuat kau tertidur..." ucap Gandi sambil tersenyum tipis.Naga jantan yang baru saja menyerang dari atas langit menjadi lebih leluasa saat berada di dalam air. Karena memang air adalah dunianya. Kini Naga tersebut berada di atas angin melihat Argapura yang berusaha melepaskan diri dari dunia air yang Gandi ciptakan. Naga tersebut tak membiarkan itu terjadi. Mulutnya terbuka lebar. Lalu dari dalam mulut tersebut keluar cahaya biru terang.Raksasa Argapura menoleh kearah Naga tersebut. Melihat bahaya yang sebenar lagi datang, makhluk itu pun mengarahkan tangannya ke Naga jantan yang siap melepaskan kekua
Pedang Guntur Saketi nampak bersinar terang saat Gandi mengangkatnya. "Kalian menyingkarlah..." ucap Gandi kepada dua Naga yang masih bertarung melawan raksasa Argapura. Begitu mendengar perintah dari Gandi, kedua Naga jantan dan betina itu pun segera keluar dari dalam bola air raksasa meninggalkan raksasa Argapura yang juga berusaha keluar dari dalam penjara air tersebut. "Seharusnya dia bisa keluar dari sana, bukankah salah satu tangannya bisa menembus ke dalam tanah?" gumam Lei Gong yang khawatir makhluk itu akan kalah. Karena diam-diam dia menjagokan raksasa Argapura."Untuk menembus pertahanan bola air dan menyerang Gandi sudah memakan banyak kekuatan. Apa kau pikir dia masih memiliki kekuatan sebanyak itu untuk menembus pertahanan air bocah Naga Air itu?" sahut Luo Bao sambil mengusap Jenggot panjangnya."Air yang bocah itu ciptakan juga bukan sembarang air yang bisa dengan mudah ditembus. Argapura memang kuat, tapi kekuatan itu lebih banyak terhimpun pada kekuatan luar saja.
Bara Sena menatap kearah Yao Ling yang juga menatap menatap dirinya. Dia tersenyum."Baru pertama kalinya kita bertemu dan bertarung, Yao Ling..." sapa Bara sambil sedekap tangan di dada.Yao Ling tersenyum lalu memberi hormat dengan menyatukan tinju kiri ke telapak tangan kanan (salam soja) dan menaruh dua tangan itu di depan kening. Pemuda itu membungkuk saat memberi salam. Hal itu tentu saja membuat semua orang terkesima, termasuk Bara Sena sendiri yang melihat kesopanan Yao Ling. Dewi Ling tersenyum melihat orang-orang mengagumi sifat anaknya yang tak lepas dari didikan dirinya untuk menghormati orang yang lebih tua."Aku merasa sangat senang karena bisa bertemu dengan seorang legenda hidup. Meski kau pernah mati di masa lalu, aku yakin, kau masih orang yang sama dengan apa yang beredar di Probo Lintang." kata Yao Ling."Kau sangat sopan dan cara bicaramu tertata rapi. Ibumu pasti sangat telaten mengajarimu, Yao Ling. Tidak mungkin paman mengajari sopan santun kepadamu bukan?" kat
Dentuman keras itu membuat belenggu es yang menyelimuti tubuh Yao Ling hancur. Dia pun bisa terbebas dan langsung melompat mundur. Namun Bara Sena tak memberi kesempatan untuknya sama sekali. Serangan rantai ungu yang cukup merepotkan membuat Yao Ling harus bergerak kesana kemari menghindari rantai tersebut.Namun serangan rantai yang terlalu banyak membuat dia harus mengeluarkan senjata andalannya, yakni Pedang Darah yang tercipta dari kekuatan jiwa. Pedang berukuran besar yang sebelumnya pernah dia gunakan untuk mengalahkan Kenari Putri Geni. Dengan Pedang itu, tanpa kesulitan Yao Ling membabat putus rantai-rantai ungu yang Bara kerahkan. Melihat rantainya bagai ranting kering di mata pedang tersebut membuat Bara mendengus kesal. Dia pun langsung mengerahkan kekuatan Raja Kalajengking Huang untuk melapisi rantai tersebut sehingga rantai yang semula berwarna ungu kini menjadi merah membara. Mengenai Raja Kalajengking Huang, dia adalah salah satu penghuni di Hutan Larangan yang ada d
Yao Ling mengerahkan kekuatan sejati miliknya hingga membuat keadaan di sekitar berubah dan terasa sangat pekat oleh aura merah. Bara yang diminta menggunakan kekuatan Iblis Neraka pun akhirnya mau menuruti apa permintaan pemuda Naga Darah tersebut. Dia mengerahkan kekuatan Iblis Neraka dengan kendalinya sendiri. Karena sebelumnya Iblis Neraka memang sudah memberikan kekuatan pada pemuda tersebut sehingga dengan mudah Bara bisa menggunakannya.Aura di arena tersebut mendadak panas saat tubuh Bara Sena secara perlahan berubah menjadi sosok Iblis bertanduk dengan kedua tangan berselimut api dan aliran lahar yang membentuk uratnya. Namun penampilannya masih tetap Bara Sena. Sehingga semua orang tahu bahwa pemuda itu tidak dikendaikan oleh sang Raja Iblis di masa lalu tersebut.Yao Ling nampak semakin bersemangat melihat perubahan pada tubuh Bara Sena."Terimakasih. Meski tidak dengan wujud Iblis Neraka yang sempurna, tapi kau mau mengabulkan permintaan konyolku ini...Kalah atau menang, A
Sembilan bola api berukuran raksasa menderu kearah Gandi yang segera menyiapkan kubah air raksasa untuk menahan bola api dengan besar yang yang tidak main-main. Kubah air itu menutupi area seluas ribuan tombak. Gandi memperkuat kubah tersebut dengan kekuatan jiwa naga yang dimilikinya. Wuuung!Gemuruh yang sangat dahsyat terdengar mengerikan saat sembilan bola api menghantam kubah air raksasa milik Gandi Wiratama. Bola api raksasa itu tertahan di atas setelah menghantam kubah air tersebut. Terlihat dua kekuatan besar itu saling menekan. Namun secara perlahan bola api mulai masuk ke dalam kubah air. Hanya saja, kekuatan api menjadi berkurang karena tekanan dari kekuatan air milik Gandi yang secara perlahan memadamkan api tersebut. Melihat bola api yang masuk kedalam kubah air miliknya, Gandi tak tinggal diam. Kedua tangannya bergerak cepat membentuk rapalan jurus. Dan tak lama kemudian dari dalam tubuhnya muncul cahaya biru yang kemudian keluar menjadi Naga Biru berukuran raksasa. Na
Semua orang yang melihat perubahan pada Bara Sena nampak tercengang. Ini baru pertama kalinya mereka melihat sosok yang menggabungkan kekuatan Dewa dan Iblis dalam satu wujud. Biasanya pemuda itu hanya bisa menggunakan salah satu wujud yang dia inginkan. Namun kali ini, dalam wujud dewa, dia juga memunculkan kekuatan Iblis Neraka, Iblis Tanduk Api dan Iblis Es sekaligus!Batara Geni yang melihat hal itu terlihat kegirangan. Akhirnya yang selama ini dia tunggu dan harapkan benar-benar muncul."Kemunculan Ki Ageng Samudra Biru memang menjadi pemicunya. Tapi tak kusangka akan semudah ini melihat kebangkitan Asura Muda hahaha!" batin Batara Geni dengan mata yang tak berkedip melihat ke arah Bara Sena.Ki Ageng Samudra Biru yang saat ini juga ikut duduk menonton disana terlihat bergumam tak jelas sambil mengelus jenggotnya. Para Dewa yang lain, seperti Dewa Wisnu dan Dewa Lei Gong benar-benar dibuat terkejut dengan wujud Bara Sena yang terlihat tidak asing di mata mereka. Sebagai Penjaga d
Melihat keakraban antara Ki Ageng Samudra Biru dengan Tian Zu Ning, Bara Sena cukup terbakar api cemburu. Namun dia jelas tidak bisa sembarangan bertindak mengingat kakek renta itu adalah Dewa Naga yang kekuatannya setara dengan Dewa Antaga, kakak dari Ki Semar dan Dewa Siwa."Apakah mereka memang sudah saling akrab sejak lama...? Aku tak yakin, Tian Zu Ning bisa tersenyum sebebas itu selain dengan diriku..." batin Bara."Apakah kau tengah dilanda api cemburu yang begitu menyiksa anak muda? Kau nampak sangat kacau sekali heh heh heh!" terdengar suara yang masuk kedalam kepala Bara Sena. Pemuda itu tahu, siapa yang baru saja berbicara kepadanya."Luo Zhen, apakah kau juga mengenali Ki Ageng Samudra Biru?" tanya Bara.Luo Zhen nampak bergumam di dalam Golok Iblis yang dia huni tersebut. "Aku mengenalnya tapi kami tidak pernah bertemu satu sama lain. Hanya saja, aku tahu namanya karena dia pernah keliling di Kahyangan Utara untuk mencari Dewa dari ras naga. Salah satunya adalah Kekaisan
Dewa Wisnu, Long Wang dan Qing Long pun menyapa Ki Ageng Samudra Biru dengan hati-hati. Mereka menyadari kesenjangan kekuatan yang sangat jauh. Meski kakek renta itu hanya sisa jiwa saja, dengan satu gerakan bisa membuat hancur lawan yang berada di bawahnya. Apalagi jarak antara kemampuan ketiga Dewa tersebut dengan Ki Ageng Samudra Biru sangat jauh."Aku Wisnu, Dewa yang menjaga Langit Surga untuk manusia yang semasa hidupnya baik di dunia. Aku biasa disebut sebagai Penjaga Surga..." kata Dewa Wisnu memperkenalkan diri."Ho? Penjaga Surga? Aku baru tahu kalau surga dijaga oleh Dewa sehebat dirimu. Aku melihat kemampuanmu yang bijaksana dan penuh welas asih. Tidak ada kecacatan dalam hatimu. Pantas saja 'dia' begitu mempercayai dirimu. Kau bisa mengemban tanggung jawab itu..." kata Ki Ageng Samudra Biru sambil menepuk bahu Dewa berkulit biru tersebut. Dewa Wisnu tersenyum tersipu disanjung oleh makhluk kuno yang sangat melegenda tersebut. Bahkan sejak dia masih kecil, Sang Hyang Wenan
Kemunculan Batara Geni bersama beberapa orang di belakangnya membuat Bara terkejut. Dia tak pernah berpikir sang Mahadewa akan muncul ditengah pertarungannya. Meski lawan saat ini sudah memunculkan Naga Kuno yang jelas bukan tandingannya, tetap saja Bara merasa dirinya masih mampu melawannya. Namun begitu, melihat Batara Geni dan ketiga orang yang dia kenal itu memberi hormat, Pendekar Golok Iblis itu menyadari bahwa Naga Kuno yang merupakan Ki Ageng Samudra Biru itu adalah sosok makhluk yang sangat terhormat."Ki Ageng Samudra Biru, aku sudah tahu akan kedatanganmu di dunia ini. Jadi, sebagai tuan rumah di Kerajaan Jiwa ini, aku menyambutmu," kata Batara Geni."Kerajaan Jiwa...Ini adalah Dunia yang lebih besar dari bumi. Kau merendahkan dirimu sendiri Mahadewa," ucap Ki Ageng Samudra Biru dengan suaranya yang berat. Batara Geni tertawa kecil."Anda terlalu menyanjung diriku Ki," ucapnya."Begitukah? Lalu, ada apa dengan wadahku ini, dia hampir saja mati. Itu sebabnya aku muncul untuk
Kedua mata Bara masih terpejam sambil menyatukan tangan di depan dada. Anoman yang saat itu berada di dekat Batara Geni menoleh kearah Mahadewa tersebut. Tahu apa yang dipikirkan oleh Dewa Pelindung tersebut, Batara Geni pun mengangkat tangan kanannya."Biarkan dulu, ini belum berakhir. Pertarungan yang lebih seru akan segera kita lihat," kata Batara Geni membuat para Dewa yang ada disekitarnya terkejut."Jadi, Gandi belum kalah!?" tanya Lei Gong dengan mata berbinar."Mustahil! Sinar kuning itu berhasil menembus Pedang Guntur Saketi dan juga mengenai tubuhnya! Mana mungkin dia bisa bertahan dari serangan mematikan tersebnut!?" Luo Bao juga tak percaya dengan apa yang Batara Geni katakan."Mata Dewa Iblis itu memang sangat kuat. Aku sendiri mengakuinya. Bahkan jika itu aku yang diserang, mungkin tubuhku ini akan tetap terluka meski sudah menggunakan pelindung terkuat milikku. Gandi cukup cerdik menggunakan Pedang Guntur Saketi untuk menahan serangan sekuat itu. Meski tetap saja pedang
Mata kanan Bara menyala kuning terang disertai aura gelap pertanda dia siap untuk melepaskan pukulan Mata Dewa Iblis yang hanya bisa digunakan sekali dalam satu purnama. Dan belum satu purnama, Bara telah menggunakan untuk yang kedua kalinya. Jelas dampak yang akan dia terima cukup merugikan. Namun pemuda itu sudah menyadari hal tersebut dan tetap ingin menggunakan serangan yang sudah dia rencanakan sejak awal seandainya dirinya kesulitan menembus pertahanan sisik naga milik Gandi.Dengan Mata Dewa Iblis, pertahanan kuat Gandi tentu saja tak akan bisa menahannya. Serangan yang menyerupai Pukulan Sinar Pemusnah Kegelapan milik Bara itu memiliki konsentrasi yang terpusat sehingga bisa menembus apa pun yang diterjangnya. Berbeda dengan Pukulan Sakti yang menyebar dan berbentuk gumpalan. "Sekarang!" seru Bara lalu dia pun melepas Pukulan Mata Dewa Iblis. Sinar kuning terang yang diselimuti aura hitam menderu keluar dari mata kanan Bara Sena. Tak ada suara yang heboh saat sinar tersebut m
Wussss!Kekuatan cahaya milik Bara menyambar ganas kearah Gandi yang masih belum pulih dari lukanya akibat hantaman Golok Iblis. Melihat serangan cahaya yang begitu kuat, Gandi segera mengerahkan kekuatan air miliknya untuk menghalau cahaya tersebut.Blaaar!Kekuatan air yang membentuk tameng hancur. Kekuatan cahaya milik Bara pun berpendar di udara. Saat itu, sang Dewa Cahaya sudah muncul tepat dihadapan Gandi dan langsung mengayunkan Golok Iblis miliknya kearah leher pemuda itu. Gandi berteriak keras sambil mengangkat Pedangnya.Trang!Dentrangan keras diiringi gelombang cahaya dan petir tercipta. Tubuh Gandi terdorong jauh ke belakang. Bara yang merasa berada diatas angin segera merangsek ke depan untuk melancarkan kembali serangan ganasnya. Kesal karena dijadikan bulan-bulanan, Gandi tak tanggung-tanggung lagi mengerahkan kekuatan yang dia miliki. Tangan kirinya bergerak ke arah Dewa Cahaya tersebut lalu dari dalam telapak tangan
Duuum!Dentuman dahsyat menggema saat petir dan gelombang kuning menghantam daratan es di bawah sana hingga hancur. Tubuh Bara dan Gandi saling terpental ke belakang setelah mereka mengadu senjata dewa yang ada di tangan keduanya."Setiap serangan Golok Iblis memiliki berat yang tidak main-main. Bahkan aku harus mengerahkan kekuatan yang besar untuk bisa menahannya. Apakah betul kata legenda bahwa Golok itu memiliki berat yang tak bisa di angkat oleh sembarang orang?" batin Gandi.Bara Sena melesat dengan cepat sambil menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar sinar kuning berbentuk sabit yang menderu kearah Gandi. Raja Naga Air pun tak tinggal diam. Dia segera mengayunkan pedang Guntur Saketi miliknya hingga menciptakan satu sinar putih kebiruan yang kemudian bergerak membelah dari atas ke bawah.Dua kekuatan pun saling beradu hingga terjadilah ledakan yang begitu besar. Tubuh Bara tersentak ke belakang. Pun begitu dengan tubuh