Pedang Guntur Saketi nampak bersinar terang saat Gandi mengangkatnya. "Kalian menyingkarlah..." ucap Gandi kepada dua Naga yang masih bertarung melawan raksasa Argapura. Begitu mendengar perintah dari Gandi, kedua Naga jantan dan betina itu pun segera keluar dari dalam bola air raksasa meninggalkan raksasa Argapura yang juga berusaha keluar dari dalam penjara air tersebut. "Seharusnya dia bisa keluar dari sana, bukankah salah satu tangannya bisa menembus ke dalam tanah?" gumam Lei Gong yang khawatir makhluk itu akan kalah. Karena diam-diam dia menjagokan raksasa Argapura."Untuk menembus pertahanan bola air dan menyerang Gandi sudah memakan banyak kekuatan. Apa kau pikir dia masih memiliki kekuatan sebanyak itu untuk menembus pertahanan air bocah Naga Air itu?" sahut Luo Bao sambil mengusap Jenggot panjangnya."Air yang bocah itu ciptakan juga bukan sembarang air yang bisa dengan mudah ditembus. Argapura memang kuat, tapi kekuatan itu lebih banyak terhimpun pada kekuatan luar saja.
Bara Sena menatap kearah Yao Ling yang juga menatap menatap dirinya. Dia tersenyum."Baru pertama kalinya kita bertemu dan bertarung, Yao Ling..." sapa Bara sambil sedekap tangan di dada.Yao Ling tersenyum lalu memberi hormat dengan menyatukan tinju kiri ke telapak tangan kanan (salam soja) dan menaruh dua tangan itu di depan kening. Pemuda itu membungkuk saat memberi salam. Hal itu tentu saja membuat semua orang terkesima, termasuk Bara Sena sendiri yang melihat kesopanan Yao Ling. Dewi Ling tersenyum melihat orang-orang mengagumi sifat anaknya yang tak lepas dari didikan dirinya untuk menghormati orang yang lebih tua."Aku merasa sangat senang karena bisa bertemu dengan seorang legenda hidup. Meski kau pernah mati di masa lalu, aku yakin, kau masih orang yang sama dengan apa yang beredar di Probo Lintang." kata Yao Ling."Kau sangat sopan dan cara bicaramu tertata rapi. Ibumu pasti sangat telaten mengajarimu, Yao Ling. Tidak mungkin paman mengajari sopan santun kepadamu bukan?" kat
Dentuman keras itu membuat belenggu es yang menyelimuti tubuh Yao Ling hancur. Dia pun bisa terbebas dan langsung melompat mundur. Namun Bara Sena tak memberi kesempatan untuknya sama sekali. Serangan rantai ungu yang cukup merepotkan membuat Yao Ling harus bergerak kesana kemari menghindari rantai tersebut.Namun serangan rantai yang terlalu banyak membuat dia harus mengeluarkan senjata andalannya, yakni Pedang Darah yang tercipta dari kekuatan jiwa. Pedang berukuran besar yang sebelumnya pernah dia gunakan untuk mengalahkan Kenari Putri Geni. Dengan Pedang itu, tanpa kesulitan Yao Ling membabat putus rantai-rantai ungu yang Bara kerahkan. Melihat rantainya bagai ranting kering di mata pedang tersebut membuat Bara mendengus kesal. Dia pun langsung mengerahkan kekuatan Raja Kalajengking Huang untuk melapisi rantai tersebut sehingga rantai yang semula berwarna ungu kini menjadi merah membara. Mengenai Raja Kalajengking Huang, dia adalah salah satu penghuni di Hutan Larangan yang ada d
Yao Ling mengerahkan kekuatan sejati miliknya hingga membuat keadaan di sekitar berubah dan terasa sangat pekat oleh aura merah. Bara yang diminta menggunakan kekuatan Iblis Neraka pun akhirnya mau menuruti apa permintaan pemuda Naga Darah tersebut. Dia mengerahkan kekuatan Iblis Neraka dengan kendalinya sendiri. Karena sebelumnya Iblis Neraka memang sudah memberikan kekuatan pada pemuda tersebut sehingga dengan mudah Bara bisa menggunakannya.Aura di arena tersebut mendadak panas saat tubuh Bara Sena secara perlahan berubah menjadi sosok Iblis bertanduk dengan kedua tangan berselimut api dan aliran lahar yang membentuk uratnya. Namun penampilannya masih tetap Bara Sena. Sehingga semua orang tahu bahwa pemuda itu tidak dikendaikan oleh sang Raja Iblis di masa lalu tersebut.Yao Ling nampak semakin bersemangat melihat perubahan pada tubuh Bara Sena."Terimakasih. Meski tidak dengan wujud Iblis Neraka yang sempurna, tapi kau mau mengabulkan permintaan konyolku ini...Kalah atau menang, A
Duummmm!!!Dentuman keras mengguncang arena saat Golok Iblis milik Bara Sena menghantam Pedang Darah milik Yao Ling. Putra Dewi Ling itu nampak terlihat berusaha sangat keras untuk bisa menahan hantaman Golok Iblis yang sangat berat dan bahkan Anoman sendiri tak kuat mengayunkan lebih dari 11 ayunan."Seperti inikah kekuatan Golok Iblis miliknya!? Ini lebih berat dibanding Pedang Guntur Saketi milik Gandi!" seru Yao Ling dalam hati.Aura hijau keluar dari dalam Golok milik Bara yang kemudian membentuk rantai hijau. Yao Ling segera mengerahkan kekuatan jiwa miliknya lalu meledak kan kekuatan tersebut untuk bisa terlepas dari serangan rantai yang menurutnya lebih berbahaya dibanding rantai ungu yang sebelumnya dia hadapi.Tubuh Yao Ling melompat mundur dan mendarat di tanah. Bara Sena tersenyum tipis melihat bagaimana cara anak Batara Geni itu menghindari serangan rantai hijau miliknya."Cerdik juga dia menghindari seranganku. Sepertinya dia menyadari bahwa rantai ini lebih berbahaya,"
Yao Ling dan Ling Pa sama-sama terkejut melihat tiga ekor Naga Es berukuran tidak kalah besar dari Naga Merah Ling Pa yang mengepung mereka berdua. "Naga Es...!? Bagaimana bisa dia menggunakan kekuatan es? Aku belum tahu kalau dia bisa menggunakan kekuatan es itu untuk menciptakan makhluk seperti ini...!" seru Yao Ling dengan mata masih terbelalak."Bocah ini sudah diluar nalar...Memiliki kekuatan Api Tingkat Neraka dan Es Tingkat Surgawi secara bersamaan adalah sesuatu yang langka... Tapi, kekuatan es ini sepertinya bukan murni kekuatan yang dia miliki. Apa kau mengetahui sesuatu Yao Ling?" tanya Ling Pa."Itu memang bukan kekuatan miliknya. Semua yang dia miliki kecuali kekuatan cahaya adalah kekuatan lain yang sebenarnya milik para Iblis Legenda. Iblis Neraka Sasaka, Iblis Es Cakara dan Iblis Tanduk Api Haurana. Mengenai Iblis Bayangan Kala, sejauh ini dia tak pernah menggunakan kekuatan itu. Mungkin saja dia tidak memilikinya..." kata Yao Ling."Bisa memiliki kekuatan para iblis
Yao Ling dan Ling Pa yang membeku oleh semburan Tiga Naga Es akhirnya kalah dan pertarungan pun dimenangkan oleh Bara Sena. Batara Geni yang semula duduk bersama para tamu penting segera bangkit berdiri. Dengan portal Gaib yang dia miliki dalam sekejap tubuh sang Batara sudah berada di tengah arena yang kacau oleh pertempuran sengit Bara melawan Yao Ling.Tiga Naga Es milik Bara kembali masuk kedalam tanah. Sementara, tubuh Yao Ling dan Ling Pa telah menghilang. Dengan kemampuan Batara Geni sebagai pemilik Kerajaan Jiwa tersebut, dia dengan cepat menyusun kembali tempat yang porak poranda tersebut menjadi sebuah panggung besar."Sukma putriku, Bara dan kau Gandi, naiklah. Aku ingin menyampaikan pesan kepada kalian bertiga." kata Batara Geni.Yang di panggil pun segera naik keatas panggung menghadap kepada sang Mahadewa. Ketiga orang itu berdiri di tengah-tengah arena lalu membungkuk memberi hormat kepada Batara Geni."Kalian adalah 3 peserta terbaik di Turnamen kali ini. Pertandingan
Gandi Wiratama yang baru saja keluar dari dalam Kerajaan Jiwa langsung pergi meninggalkan Kerajaan Probo Lintang menggunakan portal Gaib yang dia ciptakan. Bara dan Yao Ling yang ingin mengajak dia untuk makan bersama hanya bisa menatap kecewa karena pemuda itu tidak pamit sama sekali."Belut biru kalau pergi main selonong saja. Apa semua belut itu sama?" gerutu Bara. Yao Ling tertawa mendengar hal itu."Tentu saja tidak. Aku bukan orang yang seperti itu. Mungkin saja ada keperluan yang mendesak. Kau sendiri katanya akan pergi menuju ke kawasan bekas Kerajaan Sigaluh. Kapan kau akan berangkat?" tanya Yao Ling."Mungkin setelah kita makan sepuasnya sesuai yang kau janjikan," sahut Bara membuat Yao ing kembali tertawa. Mereka pun pergi menuju ke tempat dimana rumah makan paling mewah yang ada di Kerajaan tersebut.Gandi keluar dari lingkaran biru yang dia ciptakan. Begitu kakinya menyentuh tanah, dia segera menebarkan aura untuk mencari hawa kehadiran disana. Dan dia pun tertegun saat m
Sembilan bola api berukuran raksasa menderu kearah Gandi yang segera menyiapkan kubah air raksasa untuk menahan bola api dengan besar yang yang tidak main-main. Kubah air itu menutupi area seluas ribuan tombak. Gandi memperkuat kubah tersebut dengan kekuatan jiwa naga yang dimilikinya. Wuuung!Gemuruh yang sangat dahsyat terdengar mengerikan saat sembilan bola api menghantam kubah air raksasa milik Gandi Wiratama. Bola api raksasa itu tertahan di atas setelah menghantam kubah air tersebut. Terlihat dua kekuatan besar itu saling menekan. Namun secara perlahan bola api mulai masuk ke dalam kubah air. Hanya saja, kekuatan api menjadi berkurang karena tekanan dari kekuatan air milik Gandi yang secara perlahan memadamkan api tersebut. Melihat bola api yang masuk kedalam kubah air miliknya, Gandi tak tinggal diam. Kedua tangannya bergerak cepat membentuk rapalan jurus. Dan tak lama kemudian dari dalam tubuhnya muncul cahaya biru yang kemudian keluar menjadi Naga Biru berukuran raksasa. Na
Semua orang yang melihat perubahan pada Bara Sena nampak tercengang. Ini baru pertama kalinya mereka melihat sosok yang menggabungkan kekuatan Dewa dan Iblis dalam satu wujud. Biasanya pemuda itu hanya bisa menggunakan salah satu wujud yang dia inginkan. Namun kali ini, dalam wujud dewa, dia juga memunculkan kekuatan Iblis Neraka, Iblis Tanduk Api dan Iblis Es sekaligus!Batara Geni yang melihat hal itu terlihat kegirangan. Akhirnya yang selama ini dia tunggu dan harapkan benar-benar muncul."Kemunculan Ki Ageng Samudra Biru memang menjadi pemicunya. Tapi tak kusangka akan semudah ini melihat kebangkitan Asura Muda hahaha!" batin Batara Geni dengan mata yang tak berkedip melihat ke arah Bara Sena.Ki Ageng Samudra Biru yang saat ini juga ikut duduk menonton disana terlihat bergumam tak jelas sambil mengelus jenggotnya. Para Dewa yang lain, seperti Dewa Wisnu dan Dewa Lei Gong benar-benar dibuat terkejut dengan wujud Bara Sena yang terlihat tidak asing di mata mereka. Sebagai Penjaga d
Melihat keakraban antara Ki Ageng Samudra Biru dengan Tian Zu Ning, Bara Sena cukup terbakar api cemburu. Namun dia jelas tidak bisa sembarangan bertindak mengingat kakek renta itu adalah Dewa Naga yang kekuatannya setara dengan Dewa Antaga, kakak dari Ki Semar dan Dewa Siwa."Apakah mereka memang sudah saling akrab sejak lama...? Aku tak yakin, Tian Zu Ning bisa tersenyum sebebas itu selain dengan diriku..." batin Bara."Apakah kau tengah dilanda api cemburu yang begitu menyiksa anak muda? Kau nampak sangat kacau sekali heh heh heh!" terdengar suara yang masuk kedalam kepala Bara Sena. Pemuda itu tahu, siapa yang baru saja berbicara kepadanya."Luo Zhen, apakah kau juga mengenali Ki Ageng Samudra Biru?" tanya Bara.Luo Zhen nampak bergumam di dalam Golok Iblis yang dia huni tersebut. "Aku mengenalnya tapi kami tidak pernah bertemu satu sama lain. Hanya saja, aku tahu namanya karena dia pernah keliling di Kahyangan Utara untuk mencari Dewa dari ras naga. Salah satunya adalah Kekaisan
Dewa Wisnu, Long Wang dan Qing Long pun menyapa Ki Ageng Samudra Biru dengan hati-hati. Mereka menyadari kesenjangan kekuatan yang sangat jauh. Meski kakek renta itu hanya sisa jiwa saja, dengan satu gerakan bisa membuat hancur lawan yang berada di bawahnya. Apalagi jarak antara kemampuan ketiga Dewa tersebut dengan Ki Ageng Samudra Biru sangat jauh."Aku Wisnu, Dewa yang menjaga Langit Surga untuk manusia yang semasa hidupnya baik di dunia. Aku biasa disebut sebagai Penjaga Surga..." kata Dewa Wisnu memperkenalkan diri."Ho? Penjaga Surga? Aku baru tahu kalau surga dijaga oleh Dewa sehebat dirimu. Aku melihat kemampuanmu yang bijaksana dan penuh welas asih. Tidak ada kecacatan dalam hatimu. Pantas saja 'dia' begitu mempercayai dirimu. Kau bisa mengemban tanggung jawab itu..." kata Ki Ageng Samudra Biru sambil menepuk bahu Dewa berkulit biru tersebut. Dewa Wisnu tersenyum tersipu disanjung oleh makhluk kuno yang sangat melegenda tersebut. Bahkan sejak dia masih kecil, Sang Hyang Wenan
Kemunculan Batara Geni bersama beberapa orang di belakangnya membuat Bara terkejut. Dia tak pernah berpikir sang Mahadewa akan muncul ditengah pertarungannya. Meski lawan saat ini sudah memunculkan Naga Kuno yang jelas bukan tandingannya, tetap saja Bara merasa dirinya masih mampu melawannya. Namun begitu, melihat Batara Geni dan ketiga orang yang dia kenal itu memberi hormat, Pendekar Golok Iblis itu menyadari bahwa Naga Kuno yang merupakan Ki Ageng Samudra Biru itu adalah sosok makhluk yang sangat terhormat."Ki Ageng Samudra Biru, aku sudah tahu akan kedatanganmu di dunia ini. Jadi, sebagai tuan rumah di Kerajaan Jiwa ini, aku menyambutmu," kata Batara Geni."Kerajaan Jiwa...Ini adalah Dunia yang lebih besar dari bumi. Kau merendahkan dirimu sendiri Mahadewa," ucap Ki Ageng Samudra Biru dengan suaranya yang berat. Batara Geni tertawa kecil."Anda terlalu menyanjung diriku Ki," ucapnya."Begitukah? Lalu, ada apa dengan wadahku ini, dia hampir saja mati. Itu sebabnya aku muncul untuk
Kedua mata Bara masih terpejam sambil menyatukan tangan di depan dada. Anoman yang saat itu berada di dekat Batara Geni menoleh kearah Mahadewa tersebut. Tahu apa yang dipikirkan oleh Dewa Pelindung tersebut, Batara Geni pun mengangkat tangan kanannya."Biarkan dulu, ini belum berakhir. Pertarungan yang lebih seru akan segera kita lihat," kata Batara Geni membuat para Dewa yang ada disekitarnya terkejut."Jadi, Gandi belum kalah!?" tanya Lei Gong dengan mata berbinar."Mustahil! Sinar kuning itu berhasil menembus Pedang Guntur Saketi dan juga mengenai tubuhnya! Mana mungkin dia bisa bertahan dari serangan mematikan tersebnut!?" Luo Bao juga tak percaya dengan apa yang Batara Geni katakan."Mata Dewa Iblis itu memang sangat kuat. Aku sendiri mengakuinya. Bahkan jika itu aku yang diserang, mungkin tubuhku ini akan tetap terluka meski sudah menggunakan pelindung terkuat milikku. Gandi cukup cerdik menggunakan Pedang Guntur Saketi untuk menahan serangan sekuat itu. Meski tetap saja pedang
Mata kanan Bara menyala kuning terang disertai aura gelap pertanda dia siap untuk melepaskan pukulan Mata Dewa Iblis yang hanya bisa digunakan sekali dalam satu purnama. Dan belum satu purnama, Bara telah menggunakan untuk yang kedua kalinya. Jelas dampak yang akan dia terima cukup merugikan. Namun pemuda itu sudah menyadari hal tersebut dan tetap ingin menggunakan serangan yang sudah dia rencanakan sejak awal seandainya dirinya kesulitan menembus pertahanan sisik naga milik Gandi.Dengan Mata Dewa Iblis, pertahanan kuat Gandi tentu saja tak akan bisa menahannya. Serangan yang menyerupai Pukulan Sinar Pemusnah Kegelapan milik Bara itu memiliki konsentrasi yang terpusat sehingga bisa menembus apa pun yang diterjangnya. Berbeda dengan Pukulan Sakti yang menyebar dan berbentuk gumpalan. "Sekarang!" seru Bara lalu dia pun melepas Pukulan Mata Dewa Iblis. Sinar kuning terang yang diselimuti aura hitam menderu keluar dari mata kanan Bara Sena. Tak ada suara yang heboh saat sinar tersebut m
Wussss!Kekuatan cahaya milik Bara menyambar ganas kearah Gandi yang masih belum pulih dari lukanya akibat hantaman Golok Iblis. Melihat serangan cahaya yang begitu kuat, Gandi segera mengerahkan kekuatan air miliknya untuk menghalau cahaya tersebut.Blaaar!Kekuatan air yang membentuk tameng hancur. Kekuatan cahaya milik Bara pun berpendar di udara. Saat itu, sang Dewa Cahaya sudah muncul tepat dihadapan Gandi dan langsung mengayunkan Golok Iblis miliknya kearah leher pemuda itu. Gandi berteriak keras sambil mengangkat Pedangnya.Trang!Dentrangan keras diiringi gelombang cahaya dan petir tercipta. Tubuh Gandi terdorong jauh ke belakang. Bara yang merasa berada diatas angin segera merangsek ke depan untuk melancarkan kembali serangan ganasnya. Kesal karena dijadikan bulan-bulanan, Gandi tak tanggung-tanggung lagi mengerahkan kekuatan yang dia miliki. Tangan kirinya bergerak ke arah Dewa Cahaya tersebut lalu dari dalam telapak tangan
Duuum!Dentuman dahsyat menggema saat petir dan gelombang kuning menghantam daratan es di bawah sana hingga hancur. Tubuh Bara dan Gandi saling terpental ke belakang setelah mereka mengadu senjata dewa yang ada di tangan keduanya."Setiap serangan Golok Iblis memiliki berat yang tidak main-main. Bahkan aku harus mengerahkan kekuatan yang besar untuk bisa menahannya. Apakah betul kata legenda bahwa Golok itu memiliki berat yang tak bisa di angkat oleh sembarang orang?" batin Gandi.Bara Sena melesat dengan cepat sambil menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar sinar kuning berbentuk sabit yang menderu kearah Gandi. Raja Naga Air pun tak tinggal diam. Dia segera mengayunkan pedang Guntur Saketi miliknya hingga menciptakan satu sinar putih kebiruan yang kemudian bergerak membelah dari atas ke bawah.Dua kekuatan pun saling beradu hingga terjadilah ledakan yang begitu besar. Tubuh Bara tersentak ke belakang. Pun begitu dengan tubuh