Bara Sena menyeringai kecil. Kedua matanya menyala merah."Kau terlambat menyadarinya Nawang Geni! Sekarang, terima saja kematianmu hari ini!" ucap Bara lalu dia pun melesat kearah ular hijau raksasa. Manik, nama ular tersebut langsung menyemprotkan cairan hijau ke arah pemuda tersebut. Namun hal itu tak membuat Bara gentar sedikit pun meski dia tahu cairan itu bisa mengikis benda sekelas baja sekalipun.Tangan kirinya bergerak meninju ke depan. Gelombang api dengan tingkat panas yang mengerikan menahan cairan dari Manik di udara. Cairan itu menguap dengan cepat sebelum menyentuh tangan Bara Sena. Tentu saja hal itu membuat sang ular hijau dan Nawang Geni terkejut setengah mati."Api Neraka..!? Hanya api tingkat Neraka yang mampu menahan serangan Manik..." batin Nawang Geni mulai merasakan khawatir.Ular Hijau itu membuka mulutnya kembali lalu dia menerjang kearah Bara Sena. "Kau ingin cepat mati ya!? Akan aku kabulkan permintaanmu itu!" teriak Bara lalu dia pun mendorong tinju kirin
Sukma Geni melesat dengan cepat kearah Raksa Geni dan langsung melancarkan serangan tinju. Penasaran dengan kemampuan lawan, pria itu segera menyongsong serangan tersebut dengan tinjunya. Dan akhirnya kedua tinju mereka saling beradu di udara.Buk!Raksa Geni melenguh keras. Tubuhnya mundur ke belakang dan langsung menatap ke arah tangannya yang mengelupas dan menghitam."Sangat kuat! Siapa orang ini sebenarnya?" batinnya.Sukma Geni tersenyum mendengar isi hati saudaranya tersebut. Dia sendiri tidak merasakan apa pun pada tangannya yang baru saja beradu pukulan. Itu artinya, dia lebih diunggulkan ketimbang Raksa Geni. Dengan cepat Sukma melesat kembali menyerang Raksa. Merasa diincar ditambah wanita itu berbahaya membuat Raksa segera mengeluarkan Pedang Maharaja miliknya.Tinju Sukma Geni kembali datang. Kali ini disertai hawa merah panas membara. Disaat yang sama, Raksa menggunakan Pedang miliknya untuk menahan serangan.Trang!Terkejut Raksa Geni saat mendengar suara tinju gadis it
Wuuuut!Tinju Gandi menerjang diikuti aura biru terang dari tubuhnya. Bara menghindari serangan tersebut dan melompat ke udara di belakang tubuh Gandi. Lalu dia pun memutar tubuh dan melepas pukulan tangan kosong kearah punggung Raja Naga Air. Tiba-tiba, muncul perisai air yang melindungi tubuh murid Iblis Waras Roda Sakti tersebut.Dbbb!Serangan Bara teredam dengan baik oleh perisai tersebut dan tak menciptakan ledakan apa pun. Terkejutlah Bara melihat kemampuan perisai yang dimiliki oleh Gandi."Jadi begitu ya...? Air bisa menahan serangan apa pun. Semakin kuat tekanan air yang dia kerahkan, semakin tak berguna serangan lawan. Klau begitu...Harus dengan serangan yang lebih kuat dari tekanan itu sendiri," batin Bara sambil mendarat di lantai.Tinju kiri Bara menyala merah terang. Kekuatan Iblis Neraka semakin terpancar dari tangannya. Kali ini dia mulai serius untuk melawan Raja Naga Air tersebut. Gandi yang masih belum sadar bahwa yang menjadi lawannya adalah Bara Sena tak ambil pu
Tangan-tangan merah itu menghantam tubuh Sukma Geni bertubi-tubi membuat wanita tersebut tak bisa berbuat banyak selain bertahan sekuat mungkin dari serangan tanpa henti tersebut."Tubuhku adalah senjata tingkat dewa...Serangan seperti ini tak akan mempan terhadapku!" teriaknya keras lalu dari dalam tubuhnya memancar sinar merah yang menahan serangan tangan-tangan merah tersebut.Raksa Geni menatap tajam kearah langit dimana Sukma Geni melayang di udara dengan kekuatan merah menyelimuti tubuhnya. Kekuatan itu dengan perlahan mulai membentuk satu tubuh raksasa yang membuat tubuh Raksa Geni gemetar."Kau...Kakak Sukma Geni...?" lirihnya dengan bibir gemetar dan tangan yang gemetar hebat hingga sulit baginya menggenggam gagang pedang Maharaja dengan benar.Sukma Geni masih melayang di udara dengan aura kekuatan yang membentuk satu sosok raksasa. Sosok tersebut menyerupai seorang wanita dengan mahkota yang cukup besar. Yang membuat Raksa langsung mengenali siapa adanya wanita itu meski d
Raya Geni, Brama Geni dan Kamadewa terheran-heran dengan semua peserta turnamen yang pergi bgitu saja dari tempat tersebut. Dia tak mengerti kenapa mereka pergi begitu saja."Sebenarnya ada apa? Apakah karena kedatangan makhluk itu?" gumam Raya sambil menatap kearah makhluk berukuran raksasa yang merupakan perwujudan kekuatan Sukma Geni, yakni Dewi Seribu Tangan.Kaisar Suci sendiri merasa terheran-heran dan penasaran, siapa sebenarnya wanita yang melayang di udara tersebut. Dia tak yakin kalau itu adalah pengikutnya. Karena jika benar itu pengikutnya, wanita yang tak lain adalah Sukma Geni itu bisa memberinya kekuatan lebih. "Siapa kau sebenarnya? Tunjukkan wajah aslimu," kata Kaisar Suci.Sukma Geni menoleh kearah wanita cantik tersebut."Hmmm...Dia tak kalah cantik dari diriku. Pasti pemuda itu tertarik padanya. Apakah ayah sudah mengatur ini untuknya? Benar-benar..." batin Sukma Geni lalu dia pun melayang turun dan mengembalikan perwujudan Dewi Seribu Tangan itu ke dalam tubuhnya
Kekuatan merah milik Sukma Geni ditangkis dengan mudah oleh satu sosok yang baru saja muncul di atas menara istana Kerajaan Binatang Surgawi. Bara dan yang lain langsung menoleh keatas sana. Dia sama sekali tak merasakan hawa kehadiran sosok yang membuat dirinya tercengang."Paman Jaka...!" serunya tertahan. Dia melihat sosok Batara Geni namun dengan penampilan yang sangat jauh berbeda. Jaka Geni yang dia lihat saat ini memiliki sepasang Tanduk hitam yang cukup besar ditambah Jenggot hitam yang panjang dan juga rambut hitam panjang. Kedua matanya merah menyala dan dia mengenakan jubah hitam besar."Dia bukan ayahku! Dia adalah Kaisar Iblis yang tadi diceritakan oleh Kaisar Suci..." kata Sukma Geni sambil menatap tajam kearah Kaisar Iblis yang masih berdiri di atas menara sambil menyeringai.Kaisar Suci benar-benar dibuat terkejut dengan kedatangan musuh bebuyutannya yang tiba-tiba saja sudah ada di menara istananya. Kedua mata hijau wanita itu membesar."Kau...Bagaimana kau bisa masuk
Bara berteriak keras saat punggungnya terkena hantaman telapak tangan Kaisar Iblis. Tubuhnya mencelat ke depan hingga puluhan tombak dan menghantam atap istana hingga hancur. Reruntuhan atap istana tersebut mengubur sang Pendekar Golok Iblis.Kaisar Iblis melayang turun dan menatap kearah Sukma Geni lalu beralih ke Zhou Yin."Kedatangan kalian sangat berarti untukku. Tapi sayangnya, di tempat ini, aku bukan ayah kalian yang baik seperti tubuh lain ku di luar sana. Jadi...Aku mulai dari kau dulu!" ucapnya lalu tubuhnya menghilang. Sukma Geni mendengus keras. Dia menghentakkan kakinya ke lantai altar yang sudah hancur tersebut.Woosssshhh!Kobaran api menyeruak dari tubuhnya. Zhou Yin dan Kaisar Suci segera melompat mundur menghindari Kobaran api tersebut. Sukma Geni melirik ke kanan. Tubuhnya pun tiba-tiba saja lenyap. Zhou Yin yang masih melayang dibuat terkejut arena Kaisar Iblis tiba-tiba saja sudah ada di depannya dan siap untuk menyambar leher istri Bara Sena tersebut. Namun gera
Dentuman keras menggelegar di atas langit saat cahaya kilat merah muncul menyambar beberapa makhluk bersayap kelelawar yang tengah terbang diatas istana Kerajaan. Bara dan Sukma Geni sama-sama mengangkat wajah ke arah petir merah tersebut. "Akhirnya mereka datang lagi...Sepertinya, lawan kali ini hanya bisa dikalahkan secara bersama-sama..." "Kaisar Iblis ini, dia memiliki semua kekuatan yang ayah miliki. Jadi, dia sangat berbahaya bagi kita semua. Mungkin, ini adalah penghubung dari turnamen babak kedua ini..." kata Sukma Geni. "Kita harus mendapatkan Inti Jiwa dari Kaisar Iblis ini. Aku yakin, inti jiwa yang dia miliki berada di atas Harta Surgawi. Jika sampai kelompok lain yang mendapatkannya, kita akan rugi..." kata Bara. Sukma Geni tersenyum kecil. "Itu tergantung siapa yang mendapatkan keberuntungan..." sahut nya. Bara menatap ke langit dimana ribuan makhluk terbang membuat matahari tidak lagi terlihat. Suasana pun mendadak berubah menjadi gelap. Kerajaan Binatang Su
Batara Geni terdiam beberapa saat setelah mendengar ucapan dari kedua istrinya. Dia berjalan sambil mengelus-elus dagunya yang hanya ditumbuhi beberapa helai rambut. Sukma Geni yang sejak awal diam karena kedua ibunya tengah berbicara pun akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya."Memangnya apa yang ingin ayah lakukan pada orang tua Bara dan Gandi?" tanyanya."Sukma, sejak lahir Gandi belum pernah melihat sosok kedua orang tuanya. Karena sekarang dia bisa mencapai tahap seperti sekarang ini dan dia juga menantu dari Batara Geni, itu sebabnya ayahmu ingin memberinya hadiah dengan mempertemukan Gandi dan kedua orang tuanya. Tapi mungkin Gandi tak bisa bertemu dengan ayahnya, karena aku tak bisa menemukan jiwanya di Dunia Kematian. Dan tidak ada catatan mengenai dirinya sama sekali." kata Dewi Iyana ibunya.Sukma Geni mengangguk-anggukkan kepalanya."Jadi begitu ya...Kalau dengan Bara Sena?" tanya Sukma Geni lagi."Dia pun sama. Sejak lahir dia tak pernah melihat ibunya. Batara Ge
Sementara itu, di Kerajaan Probo Lintang...Batara Geni menatap putrinya Sukma Geni yang terlihat gelisah. Wanita cantik itu nampak mondar mandir di depan ayahnya yang duduk di singgasananya."Kau tak perlu mencemaskan mereka. Mungkin saja saat ini mereka tengah berlibur sambil menyusun rencana untuk mengalahkan dirimu," kata Batara Geni.Sukma Geni pun menghentikan langkahnya dan kembali menghadap sang ayah. Wajahnya masih terlihat gelisah dan tidak suka dengan ucapan ayahnya tersebut."Tapi kenapa mereka tidak mengabari lebih dulu kemana mereka akan pergi? Bukankah pertarungan terakhir akan diadakan sebentar lagi?" tanyanya kemudian. Batara Geni tersenyum kecil."Aku sudah memberi waktu untuk mereka. Pertarungan terakhir bisa kembali diadakan setelah mereka pulang. Kau tahu sendiri keadaan Bara Sena bukan? Melihat dirinya dalam keadaan seperti itu, sudah pasti Gandi tidak akan tinggal diam. Karena bagaimana pun, Bara adalah rekannya saat bertarung melawanmu nanti." kata Batara Geni.
Bara Sena dan Gandi Wiratama yang mendengar cerita dari Rawis nampak saling berpandangan seolah sama-sama memiliki ide yang datang begitu saja. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Bara melalui telepati."Kau sendiri tengah memikirkan apa?" Gandi bertanya balik."Sepertinya kita satu pemikiran. Aku akan memanfaatkan ketidakadilan yang Ras Binatang Iblis ini rasakan untuk menyerang kekuasaan Mayadwipa." kata Bara. Gandi tersenyum dan mengacungkan jempol tanda setuju.Rawis masih menunduk setelah menceritakan semua hal yang dia ketahui mengenai Ratu Iblis Mayadwipa. Bara mengulurkan tangannya di depan wajah pria cebol tersebut. Hal itu tentu saja membuat Rawis terkejut dan menatap kearang sang pemuda."Apa maksudnya Tuan?" tanyanya. Bara tersenyum."Aku akan membantumu dan juga mereka semua yang berasal dari Ras Binatang Iblis untuk mendapatkan kembali kebebasannya. Sudah waktunya kalian terbebas dari belenggu yang Mayadwipa lakukan selama ribuan tahun. Dengan bantuan dari kami, kalian bisa
Bara Sena menatap Rawis selama beberapa saat lalu diapun mengangguk. Gandi yang semula berada jauh disana tiba-tiba sudah ada di sebelah Pendekar Golok Iblis membuat Rawis sempat ketakutan. Namun karena Gandi tersenyum dan seolah mempersilahkan dia untuk bercerita, pria cebol itu pun mulai bercerita."Pada jaman dulu, tepatnya aku kurang tahu. Mungkin ada belasan ribu tahun yang lalu...Keadaan di dunia ini masih sangat tenang. Didunia ini hidup berbagai ras...termasuk ras binatang Iblis seperti diriku. Selain kami, ada pula manusia Iblis di dunia ini. Kami tak pernah saling bersinggungan satu sama lain. Hingga dia datang..." kata Rawis sambil menunduk."Dia datang dalam keadaan terluka di tubuhnya. Sepertinya ada sekelompok orang kuat yang memburu dirinya. Wanita itu masuk ke dunia ini dan meminta pertolongan kepada kami. Awalnya kami para Binatang Iblis dan Manusia Iblis enggan untuk membantunya karena kami tidak tahu siapa dia dan berasal dar ras apa dia itu. Kesan pertama yang kami
Tubuh pria cebol tanpa pakaian itu menabrak pohon dengan keras setelah ditendang oleh Bara Sena. Gandi yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala."Kau melampiaskan amarahmu pada makhluk yang tidak berdaya seperti itu...Apa kau masih waras?" Bara mendengus kesal. Dia mendatangi pria cebol yang merintih kesakitan. Tubuhnya penuh dengan luka lebam akibat pukulan dari Gandi dan sekarang bertambah lagi karena tendangan dari Bara Sena."Hei, bangunlah! Ada yang ingin aku tanyakan padamu," kata Bara sambil berjongkok di depan pria cebol tersebut.Pria cebol itu membuka matanya secara perlahan. Begitu dia melihat Bara Sena yang tengah berjongkok di depannya, sontak saja pria itu beringsut ketakutan dengan wajah pucat pasi."Siapa kau!? Jangan mendekat!" teriaknya sambil beringsut kearah akar pohon besar yang sebelumnya bagaikan benteng Kerajaan di mata Bara dan Gandi. Kini akar tersebut tak ubahnya akar pohon seperti biasanya. Tak ada yang istimewa."Tak perlu takut. Aku bukan dia yan
Akhirnya setelah Iblis Neraka Sasaka turun tangan, Mantra Belenggu Langit yang terpasang di portal Gaib Tanah Kutukan itu berhasil di hancurkan menggunakan Mantra Penghancur Ruang yang Iblis tersebut kerahkan. Bara pun menjadi penasaran akan mantra yang begitu hebat dari sang Iblis."Mantra Penghancur Ruang ini, apakah memiliki hubungan dengan Mentra Belenggu Langit yang ada di portal itu Sasaka?" tanya Bara."Mantra seperti itu memang memiliki keterkaitan satu sama lain karena bersumber dari orang yang sama. Tapi, setahuku, didunia ini hanya ada beberapa Iblis yang bisa menguasai mantra-mantra tersebut. Salah satunya adalah aku..." kata Sasaka sambil terlihat tengah mengingat-ingat sesuatu.Bara yang hendak kembali bertanya mengurungkan niatnya setelah menyadari tubuhnya secara perlahan mulai tumbuh menjadi lebih besar. Pun begitu dengan sosok mungil dari Iblis Sasaka yang juga ikut tumbuh menjadi lebih besar. Dan akhirnya tubuh keduanya sudah kembali seperti semula. Saat itulah, Bar
Bara Sena membuka kedua matanya setelah beberapa saat dia memejamkan mata. Bukan tanpa tujuan dia melakukan hal itu. Selama beberapa saat pemuda itu mencoba menghubungi Iblis Neraka Sasaka namun dia tak juga menemukan Iblis tersebut meski dia sudah mencarinya di alam jiwa. Setelah cukup lama, barulah dia bertemu dengan sang Iblis yang kala itu tengah mengurung diri di dalam cangkang api."Ada apa kau kesini?" tanya Sasaka yang merasa terusik dengan kehadiran Bara Sena. Padahal itu adalah alam jiwa milik pemuda tersebut. Seolah-olah tempat itu adalah rumah Iblis itu sendiri sehingga Bara pun dianggap sebagai orang asing."Aku perlu bantuanmu. Kali ini saja," kata Bara."Huh, berapa kali aku sudah membantumu. Kapan kau bisa berdiri sendiri jika terus mengandalkan orang lain," kata Iblis Sasaka membuat Bara merasa kesal."Aku tidak mengandalkan bantuan orang lain. Kali ini aku meminta bantuanmu karena kau adalah satu-satunya Iblis Kuno yang tent
Ular raksasa itu melesat kearah Bara Sena yang baru saja bangkit berdiri. Pemuda itu pun segera menghindari serangan cepat dari ular tersebut sehingga sang ular menabrak akar pohon dengan keras.Brak!Setelah menghindari serangan ular tersebut, Bara mengerahkan kekuatan api neraka miliknya. Bola api besar menghantam tubuh ular tersebut. Gandi yang baru saja selamat dari semburan racun ikut membantu Pendekar Golok Iblis tersebut dengan kekuatan air miliknya. Ular tersebut menjerit keras setelah terkena bola api milik Bara Sena. Tubuhnya terbakar hebat. Disusul serangan air dari Gandi yang mengurung kepalanya sehingga membuatnya tidak bisa bernapas. Ular raksasa itu pun meronta kesana kemari dengan liar. Bara berusaha menghindari setiap gerakan ular yang tidak beraturan tersebut. Gandi tetap mempertahankan kekuatan air yang membelenggu kepala sang ular. Dengan begitu ular tersebut semakin dibuat tak berdaya. Namun kekuatan dari ular itu mema
Bara Sena bersembunyi di balik akar pohon yang tingginya saja bisa mencapai sepuluh tombak. Sangat mirip dengan sebuah benteng. Suasana di sekitarnya terasa lembab dan berlumut. Bara duduk di atas lumut hijau tersebut. Terasa duduk di atas tikar lembut raksasa."Ini benar-benar aneh. Semuanya menjadi raksasa, atau tubuhku yang menjadi sangat kecil?" batin Bara mulai berpikir kenapa dirinya memiliki tubuh sekecil itu. Saat tengah berpikir itu, dia teringat dengan Gandi dan yang lainnya. Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun mengeluarkan Gandi dari dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Saat Gandi muncul, tubuh Raja Naga Air itu sama besarnya dengan dirinya. Gandi sempat celingukan menatap kesana kemari dengan wajah sedikit bingung. Bara menepuk bahunya."Hei, bukannya sudah aku katakan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan tetua Ragrasha, semua yang ada di dalam Tanah Kutukan ini berukuran raksasa. Lihat saja akar pohon setinggi 10 tombak ini. Bahkan lebih tinggi dibanding benteng Probo Lintang