Gandi yang melayang di udara menatap kearah Raksa Geni yang juga sama-sama tengah menatapnya. Nawang Geni merasa, Raksa Geni dalam bahaya. Dia segera mengeluarkan senjata andalan miliknya, yakni Tombak Tujuh Samudra. Yao Ling yang melihat hal itu segera memberitahu Nawang Geni melalui telepati."Adik Nawang! Jangan gegabah! Pertarungan ini adalah milik mereka. Jika kau ikut campur, kau juga bisa dalam bahaya!" Nawang Geni terkejut mendengar telepati dari Yao Ling. Dia menatap kearah pria itu."Tapi Raksa Geni dalam bahaya...Jika dia mati, kelompok kami tak ada lagi kekuatan yang bisa membuat kami bertahan!" sahut Nawang Geni."Jika kau ikut campur, aku pun tak akan tinggal diam. Adik Nawang, jangan turuti pemikiranmu. Biarkan mereka bertarung seperti yang mereka inginkan. Sejak awal, Raksa Geni lah yang memaksa Gandi untuk bertarung. Padahal niat Gandi dan kami kelompoknya memang benar ingin membantu kalian mengalahkan para iblis disana. Tapi sayang, Raksa tiba-tiba saja menjadi aneh
Gandi mengangkat Pedang Guntur Saketi miliknya. Aura petir menyambar dari atas langit dan masuk kedalam Pedangnya. Lalu kemudian Raja Naga Air tersebut mengibaskan pedangnya sehingga kekuatan petir itu melesat keluar dan menyambar ke arah Raksa Geni. Denga cepat anak Dewi Ambarwati itu melompat menghindari sambaran petir yang begitu kuat.Duaaarr!Tanah dimana sebelumnya dia berada hancur setelah tersambar kekuatan petir. Raksa Geni berhasil menghindar, namun Gandi sudah menghadang di depannya dan langsung menebas dengan cepat dan bertenaga. Raksa Geni hanya sempat bergerak untuk menahan serangan menggunakan Pedang Maharaja tanpa sempat mengeluarkan tenaga dalam. Alhasil, tubuhnya pun terpental jauh hingga menabrak tebing yang telah hancur.Dum!Tubuh Raksa terbenam didalam tanah. Gandi mengangkat tangan kirinya. Aura biru muncul dari dalam telapak tangannya membentuk bola air. Namun belum sempat dia melancarkan serangan kembali, dari dalam tanah yang ada di depan sana muncul Pedang M
Raksa Geni menatap tak berkedip melihat sepasang Naga biru yang berukuran lebih besar dari Raksasa Argapura. "Mustahil...kekuatan ini...Apakah benar-benar kekuatan miliknya? Bahkan dua Naga itu membuat Raksasa Argapura terdiam saat melihatnya..." batin Raksa Geni.Mata biru dari dua Naga tersebut menatap kearah Raksasa Argapura. Mahkota emas yang ada di atas kepala dari makhluk tersebut menyala terang sebelum keduanya sama-sama membuka mulut dan langsung menyemburkan bola air raksasa kearah Raksasa Argapura tersebut.Mendapat serangan langsung dari sepasang naga, raksasa bertubuh merah itu tak bergeming. Kedua tangannya bergerak mendorong ke depan. Bola air raksasa pun datang menghantam.Terdengar suara gemuruh yang dahsyat saat dua bola air itu menghantam kedua tangan Raksasa Argapura. Air bah pun melanda tempat tersebut menjadi layaknya sungai besar.Makhluk penghuni Pedang Maharaja itu nampak tak bergeming meski baru saja menahan serangan kuat dari sepasang Naga Biru. Dia mendengu
Raksa Geni terkejut susunan formasi yang sudah hampir terbentuk secara sempurna tiba-tiba diserang rantai merah raksasa hingga hancur. Begitu juga dengan Gandi yang tak menyangka ada orang lain yang membantu dirinya. Melihat susunan formasi yang hancur, dua Naga biru yang ada di atas Gandi langsung berpisah. Naga jantan melesat kearah Raksasa Argapura sedangkan Naga betina melesat ke langit untuk menghancurkan gerombolan makhluk hitam bersayap kelelawar.Gandi pun tak tinggal diam. Dengan Pedang Guntur Saketi di tangan, tubuhnya melesat kearah Raksa Geni. Karena senjata Pedang Maharaja miliknya saat ini tengah menjelma menjadi raksasa, tak ada pilihan lain bagi Raksa untuk menggunakan senjata lain yang dia miliki sebelum mendapatkan Pedang Maharaja dulu. Yakni Cemeti Pembakar Jiwa.Ctaarrr!Gandi terkejut karena cambuk merah menyala itu hampir saja mengenai dirinya seandainya dia tidak cepat menghindar."Senjata apa lagi yang dia miliki!?" batin Gandi sambil menahan tubuhnya yang men
Bara Sena tertawa lebar melihat Gandi yang melotot ke arahnya. "Kau kurang cerdik Gandi! Aku yang mendapatkannya lebih cepat darimu!" kata Bara lalu tubuhnya menghilang begitu saja masuk kedalam pusara aneh. Gandi, Yao Ling, Lu Xie, Raksa Geni dan Nawang Geni sama-sama terkejut melihat Bara yang menghilang menggunakan pintu gaib. Mereka sama sekali tak menyangka dengan kemunculan Bara Sena di tempat tersebut."Apakah sejak tadi dia mengamati pertarungan ku melawan Raksa Geni? Sialan...! Mencuri buruan kami tepat di depan mata kami...!" geram Gandi namun dia tak bisa berbuat banyak. Kekuatan jiwanya telah menipis. Dia harus memulihkan diri untuk sementara waktu. Raksa Geni dan Nawang Geni pergi dari tempat tersebut meninggalkan kelompok Gandi yang masih berada disana."Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Yao Ling setelah Gandi melayang turun."Tak ada yang bisa kita lakukan. Mengejar Bara sama saja mencari mati. Karena Zhou Yin dan Sukma Geni pastinya tidak berada jauh dari t
Istana itu terlihat begitu megah namun memiliki kesan angker karena warna dari bangunan menjulang tinggi tersebut nampak gelap dan memiliki aura yang mencekam. Ditambah tempat di sekitarnya yang mengerikan karena bangunan besar tersebut berada di atas lahar puncak gunung berapi. Sesekali lahar tersebut meletup dan menciptakan pijaran api yang membuat ngeri siapa pun yang melihatnya.Seorang pria bertubuh tinggi besar, berjubah hitam dan nampak sepasang Tanduk hitam di keningnya berdiri di atas loteng dari menara istana sambil menatap kearah tebing setinggi ratusan tombak yang mengelilingi istana tersebut."Aku merasa ada yang salah dengan Wu Chen, Giok ini hancur..." gumam pria tersebut sambil mengelus jenggot panjangnya dan menatap Giok merah yang pecah menjadi beberapa bagian.Dari arah belakang terdengar suara langkah kaki berat beberapa sosok. Mereka langsung berlutut di belakang pria berjenggot panjang tersebut."Salam untuk Yang Mulia Kaisar Iblis!" terdengar suara dari tiga sos
Altar luas dan banyak pilar besar berdiri mengelilinginya menyambut kedatangan Bara Sena dan kelompoknya yang akhirnya berhasil masuk ke dalam Benteng Kerajaan Binatang Surgawi. Lagi-lagi mereka menggunakan penyamaran untuk bisa masuk kedalam Kerajaan tersebut.Karena semua penghuni Kerajaan itu memiliki Tanduk rusa, Bara dan yang lainnya pun menggunakan Tanduk rusa yang mereka bunuh untuk menyamar. Ketiganya pun menekan aura kekuatan jiwa mereka agar tidak dicurigai oleh para penghuni kerajaan."Ada apa sebenarnya di tempat ini? Kenapa mereka semua berkumpul di Altar besar?" tanya Bara kepada salah satu penduduk di dalam benteng raksasa yang ada di tengah Lembah tersebut."Beberapa saat yang lalu, Pemimpin suci kami menghilang. Kaisar Suci yang memiliki Giok es untuk mengetahui keadaan pemimpin suci memberitakan bahwa Giok es telah hancur pertanda pemimpin suci kami telah tiada." kata pria bertanduk rusa. Bara melihat pria itu hanyalah makhluk biasa yang tak memiliki harga sama sekal
Semua orang yang ada di altar tersebut terdiam setelah kemunculan sang Kaisar Suci. Meski ada ribuan orang yang ada disana, keadaan terasa hening tak ada satu pun orang yang berbicara. Dalam hati Bara merasa kagum dengan kharisma dari Kaisar Suci yang membuat semua orang hening tak berani berkata."Mereka sangat menghormati Kaisar Suci," batin Bara. Tiba-tiba saja semua orang bersujud saat kedua tangan wanita berparas cantik tersebut terangkat ke langit. Bara dan Sukma Geni serta Zhou Yin sama-sama terkejut melihat ribuan orang itu bersujud. Mau tak mau mereka pun ikut bersujud sambil agar tidak ketahuan penyamaran mereka dengan hati yang masih bertanya-tanya."Umur panjang untuk kaisar...!" teriak seseorang lalu disusul teriakan semua orang membuat altar tersebut bergemuruh."Apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan orang-orang ini? Kenapa mereka bersujud?" batin Bara bertanya-tanya."Sepertinya mereka bukan menyembah ayah lagi. Tapi memberikan kolam kepercayaan kepada Kaisar Suci
Batara Geni terdiam beberapa saat setelah mendengar ucapan dari kedua istrinya. Dia berjalan sambil mengelus-elus dagunya yang hanya ditumbuhi beberapa helai rambut. Sukma Geni yang sejak awal diam karena kedua ibunya tengah berbicara pun akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya."Memangnya apa yang ingin ayah lakukan pada orang tua Bara dan Gandi?" tanyanya."Sukma, sejak lahir Gandi belum pernah melihat sosok kedua orang tuanya. Karena sekarang dia bisa mencapai tahap seperti sekarang ini dan dia juga menantu dari Batara Geni, itu sebabnya ayahmu ingin memberinya hadiah dengan mempertemukan Gandi dan kedua orang tuanya. Tapi mungkin Gandi tak bisa bertemu dengan ayahnya, karena aku tak bisa menemukan jiwanya di Dunia Kematian. Dan tidak ada catatan mengenai dirinya sama sekali." kata Dewi Iyana ibunya.Sukma Geni mengangguk-anggukkan kepalanya."Jadi begitu ya...Kalau dengan Bara Sena?" tanya Sukma Geni lagi."Dia pun sama. Sejak lahir dia tak pernah melihat ibunya. Batara Ge
Sementara itu, di Kerajaan Probo Lintang...Batara Geni menatap putrinya Sukma Geni yang terlihat gelisah. Wanita cantik itu nampak mondar mandir di depan ayahnya yang duduk di singgasananya."Kau tak perlu mencemaskan mereka. Mungkin saja saat ini mereka tengah berlibur sambil menyusun rencana untuk mengalahkan dirimu," kata Batara Geni.Sukma Geni pun menghentikan langkahnya dan kembali menghadap sang ayah. Wajahnya masih terlihat gelisah dan tidak suka dengan ucapan ayahnya tersebut."Tapi kenapa mereka tidak mengabari lebih dulu kemana mereka akan pergi? Bukankah pertarungan terakhir akan diadakan sebentar lagi?" tanyanya kemudian. Batara Geni tersenyum kecil."Aku sudah memberi waktu untuk mereka. Pertarungan terakhir bisa kembali diadakan setelah mereka pulang. Kau tahu sendiri keadaan Bara Sena bukan? Melihat dirinya dalam keadaan seperti itu, sudah pasti Gandi tidak akan tinggal diam. Karena bagaimana pun, Bara adalah rekannya saat bertarung melawanmu nanti." kata Batara Geni.
Bara Sena dan Gandi Wiratama yang mendengar cerita dari Rawis nampak saling berpandangan seolah sama-sama memiliki ide yang datang begitu saja. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Bara melalui telepati."Kau sendiri tengah memikirkan apa?" Gandi bertanya balik."Sepertinya kita satu pemikiran. Aku akan memanfaatkan ketidakadilan yang Ras Binatang Iblis ini rasakan untuk menyerang kekuasaan Mayadwipa." kata Bara. Gandi tersenyum dan mengacungkan jempol tanda setuju.Rawis masih menunduk setelah menceritakan semua hal yang dia ketahui mengenai Ratu Iblis Mayadwipa. Bara mengulurkan tangannya di depan wajah pria cebol tersebut. Hal itu tentu saja membuat Rawis terkejut dan menatap kearang sang pemuda."Apa maksudnya Tuan?" tanyanya. Bara tersenyum."Aku akan membantumu dan juga mereka semua yang berasal dari Ras Binatang Iblis untuk mendapatkan kembali kebebasannya. Sudah waktunya kalian terbebas dari belenggu yang Mayadwipa lakukan selama ribuan tahun. Dengan bantuan dari kami, kalian bisa
Bara Sena menatap Rawis selama beberapa saat lalu diapun mengangguk. Gandi yang semula berada jauh disana tiba-tiba sudah ada di sebelah Pendekar Golok Iblis membuat Rawis sempat ketakutan. Namun karena Gandi tersenyum dan seolah mempersilahkan dia untuk bercerita, pria cebol itu pun mulai bercerita."Pada jaman dulu, tepatnya aku kurang tahu. Mungkin ada belasan ribu tahun yang lalu...Keadaan di dunia ini masih sangat tenang. Didunia ini hidup berbagai ras...termasuk ras binatang Iblis seperti diriku. Selain kami, ada pula manusia Iblis di dunia ini. Kami tak pernah saling bersinggungan satu sama lain. Hingga dia datang..." kata Rawis sambil menunduk."Dia datang dalam keadaan terluka di tubuhnya. Sepertinya ada sekelompok orang kuat yang memburu dirinya. Wanita itu masuk ke dunia ini dan meminta pertolongan kepada kami. Awalnya kami para Binatang Iblis dan Manusia Iblis enggan untuk membantunya karena kami tidak tahu siapa dia dan berasal dar ras apa dia itu. Kesan pertama yang kami
Tubuh pria cebol tanpa pakaian itu menabrak pohon dengan keras setelah ditendang oleh Bara Sena. Gandi yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala."Kau melampiaskan amarahmu pada makhluk yang tidak berdaya seperti itu...Apa kau masih waras?" Bara mendengus kesal. Dia mendatangi pria cebol yang merintih kesakitan. Tubuhnya penuh dengan luka lebam akibat pukulan dari Gandi dan sekarang bertambah lagi karena tendangan dari Bara Sena."Hei, bangunlah! Ada yang ingin aku tanyakan padamu," kata Bara sambil berjongkok di depan pria cebol tersebut.Pria cebol itu membuka matanya secara perlahan. Begitu dia melihat Bara Sena yang tengah berjongkok di depannya, sontak saja pria itu beringsut ketakutan dengan wajah pucat pasi."Siapa kau!? Jangan mendekat!" teriaknya sambil beringsut kearah akar pohon besar yang sebelumnya bagaikan benteng Kerajaan di mata Bara dan Gandi. Kini akar tersebut tak ubahnya akar pohon seperti biasanya. Tak ada yang istimewa."Tak perlu takut. Aku bukan dia yan
Akhirnya setelah Iblis Neraka Sasaka turun tangan, Mantra Belenggu Langit yang terpasang di portal Gaib Tanah Kutukan itu berhasil di hancurkan menggunakan Mantra Penghancur Ruang yang Iblis tersebut kerahkan. Bara pun menjadi penasaran akan mantra yang begitu hebat dari sang Iblis."Mantra Penghancur Ruang ini, apakah memiliki hubungan dengan Mentra Belenggu Langit yang ada di portal itu Sasaka?" tanya Bara."Mantra seperti itu memang memiliki keterkaitan satu sama lain karena bersumber dari orang yang sama. Tapi, setahuku, didunia ini hanya ada beberapa Iblis yang bisa menguasai mantra-mantra tersebut. Salah satunya adalah aku..." kata Sasaka sambil terlihat tengah mengingat-ingat sesuatu.Bara yang hendak kembali bertanya mengurungkan niatnya setelah menyadari tubuhnya secara perlahan mulai tumbuh menjadi lebih besar. Pun begitu dengan sosok mungil dari Iblis Sasaka yang juga ikut tumbuh menjadi lebih besar. Dan akhirnya tubuh keduanya sudah kembali seperti semula. Saat itulah, Bar
Bara Sena membuka kedua matanya setelah beberapa saat dia memejamkan mata. Bukan tanpa tujuan dia melakukan hal itu. Selama beberapa saat pemuda itu mencoba menghubungi Iblis Neraka Sasaka namun dia tak juga menemukan Iblis tersebut meski dia sudah mencarinya di alam jiwa. Setelah cukup lama, barulah dia bertemu dengan sang Iblis yang kala itu tengah mengurung diri di dalam cangkang api."Ada apa kau kesini?" tanya Sasaka yang merasa terusik dengan kehadiran Bara Sena. Padahal itu adalah alam jiwa milik pemuda tersebut. Seolah-olah tempat itu adalah rumah Iblis itu sendiri sehingga Bara pun dianggap sebagai orang asing."Aku perlu bantuanmu. Kali ini saja," kata Bara."Huh, berapa kali aku sudah membantumu. Kapan kau bisa berdiri sendiri jika terus mengandalkan orang lain," kata Iblis Sasaka membuat Bara merasa kesal."Aku tidak mengandalkan bantuan orang lain. Kali ini aku meminta bantuanmu karena kau adalah satu-satunya Iblis Kuno yang tent
Ular raksasa itu melesat kearah Bara Sena yang baru saja bangkit berdiri. Pemuda itu pun segera menghindari serangan cepat dari ular tersebut sehingga sang ular menabrak akar pohon dengan keras.Brak!Setelah menghindari serangan ular tersebut, Bara mengerahkan kekuatan api neraka miliknya. Bola api besar menghantam tubuh ular tersebut. Gandi yang baru saja selamat dari semburan racun ikut membantu Pendekar Golok Iblis tersebut dengan kekuatan air miliknya. Ular tersebut menjerit keras setelah terkena bola api milik Bara Sena. Tubuhnya terbakar hebat. Disusul serangan air dari Gandi yang mengurung kepalanya sehingga membuatnya tidak bisa bernapas. Ular raksasa itu pun meronta kesana kemari dengan liar. Bara berusaha menghindari setiap gerakan ular yang tidak beraturan tersebut. Gandi tetap mempertahankan kekuatan air yang membelenggu kepala sang ular. Dengan begitu ular tersebut semakin dibuat tak berdaya. Namun kekuatan dari ular itu mema
Bara Sena bersembunyi di balik akar pohon yang tingginya saja bisa mencapai sepuluh tombak. Sangat mirip dengan sebuah benteng. Suasana di sekitarnya terasa lembab dan berlumut. Bara duduk di atas lumut hijau tersebut. Terasa duduk di atas tikar lembut raksasa."Ini benar-benar aneh. Semuanya menjadi raksasa, atau tubuhku yang menjadi sangat kecil?" batin Bara mulai berpikir kenapa dirinya memiliki tubuh sekecil itu. Saat tengah berpikir itu, dia teringat dengan Gandi dan yang lainnya. Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun mengeluarkan Gandi dari dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Saat Gandi muncul, tubuh Raja Naga Air itu sama besarnya dengan dirinya. Gandi sempat celingukan menatap kesana kemari dengan wajah sedikit bingung. Bara menepuk bahunya."Hei, bukannya sudah aku katakan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan tetua Ragrasha, semua yang ada di dalam Tanah Kutukan ini berukuran raksasa. Lihat saja akar pohon setinggi 10 tombak ini. Bahkan lebih tinggi dibanding benteng Probo Lintang