Raja Naga Long Wang mengumpulkan semua peserta turnamen babak kedua. Mereka berkumpul dengan kelompok masing-masing. Hanya kelompok Gandi yang dihuni dua orang saja. Hal itu tentu membuat beberapa pesaingnya meremehkan pemuda tersebut. Namun tidak bagi Bara Sena dan Raksa Geni. Mereka berdua takjub bagaimana kemampuan Gandi Wiratama. Apalagi mereka sama-sama tahu bahwa Yao Ling juga bukan makhluk yang lemah. Berdasarkan kabar yang mereka dengar, Gandi bertarung melawan Yao Ling yang menggunakan kemampuan aslinya karena segel dari Batara Geni yang membelenggu kekuatannya sedikit terlepas.Bisa bertarung melawan Yao Ling dengan kemampuan aslinya membuat Bara dan Raksa sama-sama berpikir bahawa Gandi memiliki kehebatan yang tak kalah dari satu kelompok berisikan 3 orang."Aku sudah mendapatkan semua hasil yang kalian berikan. Dan hasilnya cukup mengejutkanku. Berbeda dengan di tempat Bima Sena yang akan memberikan kalian 3 peta bagi tiga kelompok teratas. Disini, hanya hadiah yang bisa d
Setelah Raja Naga Long Wang memberitahu bahwa mereka harus segera melanjutkan Perburuan dan menuju pos ketiga, para peserta pun segera pergi dari tempat tersebut. Yao Ling yang sudah muncul kembali disana memeluk Gandi erat karena saking senangnya dirinya dibangkitkan kembali di Kerajaan Jiwa. Kebaikan hati Raja Naga Air itu membuat jutaan penonton melalui pikiran benar-benar kagum.Lu Xie hanya bisa melihat kedua pemuda itu saling berpelukan. Dia tersenyum kecil. dirinya pun merasa lega dengan kehadiran Yao Ling yang tentu saja bisa mengubah suasana kaku antara dia dan Gandi Wiratama."Gandi...terlepas kau bukanlah jodohku, aku akan selalu mengagumi sikap baikmu..." ucap Lu Xie dalam hati.Setelah saling berbincang sebentar, mereka bertiga pun pergi meninggalkan pos penginapan. Raja Naga Long Wang tersenyum lebar sambil mengusap jenggotnya."Gandi...Kelak kau akan menjadi legenda yang dikenang semua Naga jika kau tetap mempertahankan sifat baikmu ini dalam keadaan apa pun..." kata Lo
Bara Sena tersenyum kecil. Tubuh Ganda miliknya melesat dengan cepat ke arah Rusa Tanduk Es dengan kekuatan angin miliknya. Sambil melesat, dia pun menggunakan Jurus Hantu Menari miliknya yang membuat tubuhnya menjadi tak terlihat oleh mata orang lain. Sementara, tubuh asli miliknya tetap berlutut di tanah sambil mengerahkan rantai ungu miliknya ke dalam tanah.Dua kelompok yang tengah saling memperebutkan Rusa Tanduk Es itu masih bertarung dengan sengit. Suara dentuman di setiap pertarungan mereka membuat hutan tersebut menjadi sangat berisik. Bahkan beberapa bagian hutan sudah hancur dan terbakar oleh pertarungan mereka. Karena hal itulah, pertarungan menjadi semakin menjauh dari Rusa Tanduk Es yang masih berdiri bersama kawanan'nya seolah tidak takut sama sekali akan ancaman yang terjadi didepan mereka.Rusa itu seolah tengah melindungi kawanan'nya. Tubuh Ganda Bara Sena pun tiba didepan makhluk tersebut dan langsung menyerangnya. Rusa Tanduk Es pun tekejut saat tiba-tiba datang se
Kedua tinju Bara dan Dewanata berdua saling beradu dengan keras di udara.Duuuumm!Dentuman keras mengguncang tanah dan membuat pepohonan di sekitar mereka tercabut kemudian terlempar ke udara. Bara Sena terdorong ke belakang. Dewanata terkejut karena Pendekar Golok Iblis itu bisa menahan serangannya. Dan kekuatan Api Neraka milik Bara justru menyambar api Brojomusti miliknya.Dengan cepat pria itu segera menarik tangannya kembali dan bergerak mundur. Namun Bara Sena tak membiarkan dia dengan mudah. Kakinya bergerak cepat menyambar tubuh Dewanata hingga terpental beberapa tombak ke belakang. Untung saja anak Dewi Iswara itu berhasil menahan tendangan tersebut menggunakan lengan kirinya."Kemampuan orang ini sungguh aneh.." batin Dewanata yang baru pertama kali berhadapan dengan Bara Sena. Dia belum tahu seperti apa sebenarnya kekuatan Dewa Cahaya tersebut.Bara Sena tak membiarkan Dewanata diam sejenak. Dia melesat dengan cepat menggunakan kekuatan Angin miliknya yang disalurkan ke du
Setelah gelombang ledakan yang menyapu area hutan seluas hampir seribu tombak itu, terlihat pemandangan yang mengerikan. Sebuah pemandangan kawah berukuran raksasa dengan kedalaman hampir seratus tombak menganga lebar. Di bagian dasar kawah muncul asap merah tipis. Hawa disana pun sangat panas namun anehnya di bawan tanah nampak pecahan es yang menutupi area lapang tersebut. Tak ada lagi pepohonan besar dan binatang yang ada disana. Semua hancur oleh ledakan mengerikan dari dua pukulan Sakti yang Bara dan Dewanata lancarkan.Setelah cukup lama suasana begitu lengang, tak jauh dari kawah raksasa, Bara Sena muncul dari dalam tanah dalam keadaan tangan kanan terluka parah. Napasnya terengah-engah dengan darah yang mengucur dari mulutnya."Hampir saja...Kalau aku mati, tubuh asliku bisa dalam bahaya..." batin Bara sambil melangkah menuju ke tebing kawah. Tangan kirinya bergerak lalu dia tempelkan ke tanah."Dengan kerusakan seluas ini, seharusnya ada banyak binatang yang terkena imbas dar
Gandi Wiratama bersama dengan Lu Xie dan Yao Ling sama-sama merunduk dibawah pohon besar. Mereka menatap area luas dan lapang yang ada didepan sana."Siapa yang bertarung sampai membuat kehancuran seluas ini...?" batin pemuda itu sambil terus mengawasi. Beberapa saat yang lalu dia merasakan hawa kehadiran dari kelompok lain yang tidak asing baginya."Bagaimana? Apakah kau menemukan sesuatu?" tanya Yao Ling yang berada di belakang dan mengawasi area hutan di belakang mereka. Lu Xie yang berada di tengah sama-sama menatap kearah depan sana namun dia tak mengeluarkan sepatah kata pun. Hubungannya dengan Gandi kembali merenggang setelah kejadian beberapa waktu yang lalu. Yao Ling tak tahu hal tersebut karena saat itu dia sudah tewas.Gandi melangkah keluar dari dalam hutan menuju area lapang tersebut di ikuti Lu Xie dan Yao Ling yang terlihat tetap waspada karena takut ada yang menyergap mereka. Biar bagaimana pun, ada beberapa harta Tingkat Langit di tangan mereka. Itu cukup menggiurkan
Sementara itu di dalam goa..."Hahaha! Kita memiliki banyak Harta Tingkat Langit! Bahkan kita berhasil mendapatkan Harta yang hampir menyentuh Tingkat Surgawi...! Ini sebuah keberuntungan yang tidak bisa kita tolak!" kata Bara Sena dengan wajah yang bahagia.Sukma Geni dan Zhou Yin saling tersenyum melihat kebahagian Bara Sena. Mereka pun ikut bahagia karena saat ini mereka sudah mendapatkan 500 Harta Tingkat Bumi dan 200 harta Tingkat Langit. Lalu ada satu Harta yang mendekati tingkat Surgawi. Itu adalah Inti Jiwa dari Rusa Tanduk Api yang sebelumnya menjadi rebutan Raya Geni dan Dewanata."Hanya kau sendiri yang bertindak saja sudah menghasilkan sebanyak ini. Sepertinya kami hanya menjadi penonton saja..." kata Sukma Geni.Bara tertawa kecil."Selama aku masih bisa melakukannya sendiri, kau cukup menontonnya dengan duduk yang manis Ratu Jagat..." uap Bara membuat Sukma Geni tersenyum manis sekali. Dia merasa sangat suka saat Bara memanggilnya dengan nama gelarnya di Kerajaan Jagat
Iring-iringan prajurit berkuda itu berhenti setelah seseorang dari dalam kereta kuda memberi perintah untuk menghentikan perjalanan. Sosok didalam kereta itu meyibak kain penutup jendela kereta. Nampak sesosok pria berwujud seram dari dalam jendela tersebut. Kedua matanya merah dan di keningnya nampak sepasang Tanduk dengan ukuran berbeda. Tanduk sebelah kanan lebih besar dan panjang ketimbang Tanduk sebelah kiri. Kulitnya pucat gelap dan berkilat. "Sepertinya ada serangga menghadang kita. Kalian periksa sekeliling tebing ini. Aku tak ingin repot memburu serangga!" ucapnya kepada para prajurit.Prajurit berkuda itu memberi hormat kepada pria bertanduk hitam yang tak lain adalah seorang iblis. Pria itu bernama Wu Chen. Atau dikenal sebagai Utusan Wu. Di Kerajaan Jiwa Jaka Geni, dia adalah salah satu Iblis yang tercipta dari sifat jahat milik Batara Geni yang paling dalam di hatinya. karena sifat jahat itu begitu besar, lahirlah kelompok Iblis didalam hati sang Batara menjadi penyakit
Dssss!Tubuh Gong Xia Nian terpental ke depan setelah terkena serangan telapak tangan Zhou Yin yang bersarang tepat di punggungnya. Meski sudah menggunakan pelindung petir di tubuhnya, gadis itu tetap saja merasakan sakit yang cukup mendera dirinya. Bahkan pukulan itu cukup membuat dirinya kesulitan menyeimbangkan tubuhnya. "Kakak Zhou sepertinya benar-benar serius! Aku tak boleh kalah darinya...! Dalam hal kecepatan seharusnya aku lebih cepat darinya!" seru gadis itu dalam hati.Namun tiba-tiba dari arah depan datang semburan api merah membara yang menyongsong tubuhnya. Gadis itu berteriak keras. Dari dalam tubuhnya keluar aura petir biru. Lalu tubuh Xia Nian menghilang begitu saja tepat disaat api merah menerjang. Zhou Yin cukup terkejut karena tiba-tiba tubuh gadis itu menghilang. Namun dia tahu ada dimana keberadaan Xia Nian. Dia pun mendongak ke atas. Nampak cucu Dewa Petir Lei Gong itu melayang di atas langit sana dengan napas yang sedikit terengah-engah."Berpindah tempat dala
Semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah kepada Chang Hao meskipun dia berakhir kalah melawan Bara Sena. Mereka sangat senang melihat pertarungan yang seru tersebut. Selain itu, mereka juga ngeri dengan kemampuan Chang Hao yang bisa merobek ruang dan waktu hingga memunculkan makhluk mengerikan dari alam lain. Untung saja Batara Geni menangani semua itu dengan cepat sehingga makhluk tersebut tidak sempat merusuh di acara besar itu.Pecahan ruang dan waktu yang sebelumnya masih ternganga akhirnya menutup kembali setelah Chang Hao dikalahkan oleh Bara Sena. Pertarungan kedua di babak ke tiga pun akhirnya selesai sudah. Dua kuda hitam Probo Lintang berhasil lolos menuju ke babak terakhir. Bara dan Gandi menjadi semakin dikenal oleh masyarakat Probo Lintang."Baiklah! Silahkan bagi yang mendapatkan nomor ke tiga untuk memasuki arena!" seru Anoman yang telah berdiri di tengah arena. Karena itu di dalam Kerajaan Jiwa, dengan mudah Batara Geni meratakan kembali arena yang telah hancur
Tak ada satupun dari mereka yang melihat ledakan cahaya yang begitu terang itu tidak menutup mata. Semuanya menutup mata mereka karena begitu terangnya ledakan cahaya yang bisa saja membutakan mata siapa pun yang menatapnya secara langsung. Bahkan, Batara Geni pun ikut memalingkan wajah saat cahaya terang tersebut meledak."Akhirnya dia mengeluarkan kekuatan sejatinya...Tidak buruk sama sekali. Layak disebut sebagai satu-satunya penerus Dewa Cahaya." batin Batara Geni.Setelah cahaya yang sangat terang dan panas itu mulia mereda secara perlahan, barulah semua orang menatap kembali kearah tengah arena yang luas tersebut. Mereka sama-sama dibuat terpana dengan bola cahaya yang masih menyala di atas tanah yang hancur hingga membentuk lubang raksasa."Kekuatan yang mengerikan..." batin Anoman setelah itu dia juga membuka kembali matanya. Bola cahaya yang merupakan matahari ciptaan Bara Sena itu melayang dan berdenyut seperti hidup. Saat bola cahaya itu berdenyut, dia akan menjadi lebih t
Bara Sena dan Chang Hao nampak saling pandang satu sama lain. Pendekar Golok Iblis itu tersenyum sinis kearah kakak iparnya tersebut."Kemampuan mu itu malah mengundang bencana. Apa kau belum sadar juga, bahwa bencana besar itu datang dari dirimu? Semua yang ada di dunia ini akan hancur olehmu. Aku tak bisa katakan kekuatan milikmu itu sebagai anugrah. Itu lebih mirip seperti Kutukan yang sudah diberikan kepadamu sejak lama," kata Bara membuat kedua mata Chang Hao menyorot tajam."Apa maksudmu kekuatan ini adalah kutukan? Kau hanya bisa membual...!" umpat Chang Hao marah."Jika bukan kutukan, kenapa kekuatan itu yang justru akan mengundang mereka kesini? Atau, kau memang memiliki rencana untuk menciptakan bencana di dunia ini?" sahut Bara masih dengan nada mencibir."Kau tahu apa tentang diriku! Yang kau tahu hanyalah soal wanita dan wanita! Kau tidak tahu bagaimana aku mencari kekuatan untuk bisa berada di atas arena ini! Bagaimana sakitnya bersaing dan dicibir oleh saudara sendiri s
Mata kanan Bara Sena menyala merah kekuningan. Dia merintih karena rasa sakit dan panas yang seolah membakar matanya sebelah kanan. Namun dia sudah merasakan hal itu sebelumnya sehingga dia menganggap itu sebagai perjumpaannya kembali dengan Mata Dewa Iblis tersebut. Salah satu harta pemberian Dewa Hong yang langka."Perasaan tidak menyenangkan ini...kenapa jurus sehebat ini harus menyakiti penggunanya...? Sial...Mata Dewa Iblis, nyalakan!" seru Bara.Sinar merah terang yang diselimuti aura kuning melesat dari mata kanan pemuda tersebut. Menderu dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata orang biasa. Sangat cepat hingga tanpa Chang Hao sadari sama sekali saat sinar merah tersebut menembus masuk kedalam pecahan ruang dan menghantam sosok makhluk yang sebelumnya berniat untuk keluar dari dalam pecahan ruang tersebut.Wusss!Chang Hao hanya tersentak kaget saat sinar merah itu lewat di sampingnya. Dia menoleh ke belakang dimana sosok raksasa yang menyelamatkan dirinya dari terkam
Sriiing!Dua pedang besar di tangan Chang Hao membabat telapak tangan raksasa tersebut dengan gerakan berputar. Dari serangan tersebut tercipta robekan yang besar pada telapak tangan raksasa. Namun robekan itu menutup kembali dengan cepat.Wuuung!Chang Hao menyilangkan dua pedang raksasa di depan dada makhluk berambut merah miliknya. Cahaya petir yang dibawa sepasang tangan lainnya menyentuh dua pedang besar di dua tangan yang menyilang tersebut. Seketika, dua pedang itu pun menyala terang disertai kekuatan petir yang menggelegar. Bara Sena yang berusaha terus menekan dengan jurus Cakar Dewa Angin itu merasa aliran darahnya menjadi kacau. Bahkan ada darah yang keluar dari sela bibirnya yang menunjukkan dirinya memaksakan kekuatan Dewa Angin tersebut melebihi batasnya. Namun dia tak peduli dan tetap melanjutkan jurus tersebut karena sudah kepalang tanggung.Dua pedang raksasa di tangan wujud dewa Chang Hao kembali bergerak cepat membabat tangan raksasa. Kali ini serangan yang dihasil
Dari dalam tumpukan batu-batu besar terdengar suara gemuruh disertai getaran yang kuat. Lalu tak lama kemudian muncul empat tangan raksasa yang membuat bebatuan tersebut beterbangan di udara. Semua orang melihat sosok raksasa berambut merah dengan tubuh ungu keluar dari dalam reruntuhan batu. Diatas kepala makhluk setinggi hampir dua puluh tombak itu berdiri sosok Chang Hao dengan tubuh babak belur. Darah masih mengucur dari luka di perutnya. Dari mulutnya juga nampak darah yang menetes keluar melalui sela bibirnya.Chang Hao sudah terluka parah oleh serangan kekuatan angin milik Bara sebelumnya. Namun hebatnya dia masih mampu mengeluarkan kekuatan Dewa sejati miliknya sebagai upaya 'terakhir' meski masih ada sesuatu yang lain yang bisa dia andalkan. Hanya saja, setelah tahu bahwa kekuatan petir ungu miliknya yang mampu merobek ruang dan waktu akan membahayakan semua orang, Chang Hao tidak berniat untuk menggunakannya."Tak kusangka aku harus mengeluarkan wujud Dewa ini dihadapan oran
Duuuummmm!Dentuman dahsyat menggema disertai suara gemuruh yang luar biasa. Gelombang kekuatan tercipta hingga menyapu semua yang ada di sekitar Bara dan Chang Hao berada. Keduanya sama-sama menatap tajam. Dan setelah adu pukulan itu, mereka berdua pun sama-sama terdorong ke belakang.Tap!Kedua kaki Bara menapak ke tanah. Sekejap kemudian dia sudah melesat dengan cepat kearah Chang Hao yang baru saja mendarat di tanah. Pertarungan pun tak terelakkan. Tendangan kaki kiri Bara ditangkis begitu saja oleh tangan Chang Hao.Dsss!Tubuh anak Dewi Chang Yun itu pun terhempas ke samping setelah menahan tendangan Bara yang mengandung kekuatan angin. Pendekar Golok Iblis tersenyum tipis sebelum kembali menyerang Chang Hao denga kecepatan yang luar biasa.Brak!Chang Hao berhasil menghindari serangan kaki dari atas ke bawah dengan lincah. Seandainya dia tidak menghindari serangan tersebut, mungkin saja kepalanya akan hancur oleh telapak kaki Bara Sena. Pria itu sempat bergulingan di atas tanah
"Pemenangnya adalah Gandi Wiratama!" seru Anoman. Para penonton bersorak karena jagoan mereka menjadi pemenang di duel babak ketiga ini. Namun banyak juga yang kecewa karena Pendekar pujaan hati yang cantik telah dikalahka secara mengenaskan. Lu Xie yang baru saja kalah pun tersadar di dunia luar Kerajaan Jiwa. Dia pun memuntahkan darah segar yang cukup banyak. Dewi Chang Yun dan para pelayan nya segera membantu mengobati luka gadis itu ditemani Dewi Lu Che yang ikut keluar dari Kerajaan Jiwa untuk mengurus putri semata wayangnya tersebut."Aku kalah ibu..." ucap Lu Xie dengan wajah pucat. Dewi Lu Che tersenyum sambil membelai wajah putrinya dengan lembut."Kau sudah menunjukkan kekuatan yang tak pernah terbayangkan putriku. Bisa melangkah sejauh ini bersama saudara-saudaramu yang lain itu sudah sangat luar biasa...Jadi tak perlu merasa kau gagal. Lawanmu yang terlalu kuat nak." kata Dewi Lu Che mencoba menghibur gadis itu. Namun bukan kekalahan tersebut yang membuat hari Lu Xie se