Si Jenggot Api menatap tajam kearah Gandi yang masih tergeletak di tanah. Kedua mata makhluk itu menyala merah seolah kesal karena dirinya tak bisa membunuh Raja Naga Air itu dengan cepat da malah harus menerima luka yang mebuatnya tersiksa sebelum akhirnya dia menggunakan satu jurus aneh yang mampu menumbuhkan kembali tanganya yang telah putus.Hal itu tentu saja membuat Gandi merasa terkejut dan tak menyangka musuh memiliki kekuatan aneh seperti itu. Dia beranggapan, musuh yang kali ini dia hadapi memiliki kekuatan diatas musuh-musuh lainnya di Hutan tersebut."Kau memiliki kemampuan yang tak terduga...Tapi tetap saja kau kalah dariku. Sekarang apa yang bisa kau lakukan dengan tubuhmu yang tengah sekarat itu? Padahal aku baru saja menikmati pertarungan melawanmu. Sayangnya, kau juga makhluk yang lemah...Jadi, biarkan kau menjadi bagian dari tubuhku kekeke...Setelah aku menyerap tubuhmu yang mengandung Jiwa Naga, aku bisa memiliki kekuatan Sisik Naga yang kau gunakan sebagai pertahan
Crak!Tangan Lu Xie menyambar Kristal yang ada di kening Si Jenggot Api hingga terlepas dan kini berada dalam genggamannya. Raungan keras terdengar dari mulut Si Jenggot Api. Lu Xie yang ada di tanah segera keluar dan menjauh dari tubuh makhluk tersebut bergabung dengan tubuh Lu Xie yang lain yang berhasil mengambil Kristal di kening makhluk tersebut.Aaaaaagggghhhhh!!!Teriakan Si Jenggot Api benar-benar memekakkan telinga bahkan mampu membuat gelombang mengerikan yang menyapu ke segala arah. Lu Xie dengan cepat melesat ke dua arah. Mereka berpencar untuk mengambil tubuh Gandi dan Yao Ling menjauh dari gelombang suara tersebut. Dengan gerakan yang cepat, gadis cantik itu bisa menjauh dan mencari tempat yang aman."Gelombang suara itu bisa memecahkan pembuluh darah. Dalam keadaan seperti ini, mereka jelas bisa mati jika mereka terkena gelombang tersebut." batin Lu Xie lalu dia dan tubuh ganda miliknya meletakkan kedua rekannya di bawah batu yang cukup besar.Si Jenggot Api yang murka
Cahaya kilat merah milik Lu Xie melesat dengan cepat kearah Si Jenggot Api yang sudah tak bisa berbuat apa-apa karena kehabisan tenaga setelah menghadapi Formasi Badai Petir milik Puteri Jaka Geni dan Dewi Lu Che tersebut.Srrrrttt!Petir itu pun menembus tubuh makhluk berwujud manusia setengah rubah tersebut tepat di jantungnya hingga menciptakan lubang yang tembus hingga ke punggung. Si Jenggot Api pun tumbang ke tanah tak bergerak lagi.Kedua mata Lu Xie yang semula bersinar merah kini kembali seperti semula. Dia pun mendesah lirih dan hampir saja roboh jika dia tidak dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya. Lu Xie nampak berlutut dengan napas terengah-engah. Kedua matanya menatap tajam kearah mayat Si Jenggot Api yang terkepar."Aku harus mengembail Inti Jiwanya...Jika ada orang lain pasti akan sangat merepotkan. Aku sudah hampir kehabisan tenaga..." batin Lu Xie lalu dia pun bangkit berdiri dan melangkah dengan perlahan menuju tubuh Si Jenggot Api. Menciptakan jurus Menggandakan Tub
Nampak riuh rendah para penduduk Benteng Kerajaan Naga yang tengah saling bertukar benda untuk dijadikan alat pembelian. Bara dan kedua wanita cantik itu melangkah memasuki kawasan benteng dimana ada sepuluh penjaga gerbang berpakaian dan bersenjata lengkap. Melihat kedatangan Bara dan yang lain, para prajurit itu segera menghadang dan mengepung ketiganya."Siapa kalian!? Kami bisa mencium aura tubuh kalian yang bukan makhluk dari ras kami!" hardik salah satu prajurit bertubuh tegap. Wujudnya memang manusia yang tubuhnya di penuhi otot-otot besar. Tapi ada sepasang Tanduk di kening mereka denga warna yang sama. Yakni berwarna putih terang. Mereka yang dikenal sebagai Ras Naga Langit. Makhluk yang diciptakan oleh Batara Geni bersama beberapa istrinya yang berasal dari Ras Naga. Percobaan itu menciptakan Naga baru yaitu Ras Naga Langit karena di dalam tubuh makhluk-makhluk itu memiliki kekuatan langka.Namun sayangnya mereka sombong dan tidak mempedulikan hari persembahan dimana semua
Aliran kekuatan es dari telapak tangan Bara Sena membuat pria itu memejamkan mata karena merasakan nyaman."Sudah beberapa hari aku merasakan sakit dan panas yang membuatku gelisah. Hampir semua tabib di dalam benteng tidak ada satu pun yang sanggup menyembuhkan luka ini. tapi kau berbeda dengan mereka. Aku sungguh beruntung...Tapi, kenapa dalam dua hari ini aku tidak melihat dirimu? Apakah kau orang yang baru datang ke benteng ini?" tanya pria tersebut.Bara tersenyum kecil."Lebih baik kau jangan banyak bicara dulu kisanak. Karena aku juga harus memusatkan pikiranku pada lukamu ini," kata Bara membuat pria itu terdiam. Matanya melirik kearah Zhou Yin yang seolah sibuk menata sesuatu lalu lirikan itu berpindah ke arah Sukma Geni yan tengah duduk sambil pura-pura menghitung bahan obat yang ada disana."Dua gadis ini sama-sama memiliki aura kecantikan yang luar biasa...Hm...Seandainya aku bisa memilikinya salah satu hehehe...Tapi, pria tua Bangka ini pasti tidak mengijinkan. Apa yang h
Nogo Ireng menatap tajam kearah Bara Sena yang saat itu tengah menyamar sebagai lelaki tua dengan pakaian rombeng."Pertanyaanmu dan tatapan matamu itu aku tidak suka. Apakah kau ingin menyalahkanku?" tanya Nogo Ireng balik membuat Bara hampir habis kesabarannya."Bajingan ini...dia tidak pernah merasakan hidupnya tertindas." batin Bara lalu tanpa berkata apa-apa lagi dia segera menyentuh pergelangan tangan Nogo Ireng. Akan tetapi tiba-tiba saja tangan kanan pria Naga itu mencengkram tangan Bara Sena sambil menatap tajam."Apa yang akan kau lakukan? Kau terlihat mencurigakan Dewa Obat!" tanya Nogo Ireng sambil mengerahkan tenaga dalam pada tangannya untuk menguji kemampuan Bara Sena. Aura hitam pekat keluar dari tangan Nogo Ireng. Bara Sena terlihat tenang dan dia pun segera mengalirkan kekuatan cahaya miliknya untuk melindungi seluruh tubuhnya dari racun yang tengah Nogo Ireng kerahkan."Cih! Jadi kau memiliki beberapa kekuatan untuk menahan racun ya? Pantas saja kau menjuluki dirimu
Wosssshhh!!!Api neraka milik Bara Sena membakar semua racun yang menyelimuti tubuh mereka berdua membuat semua orang terkejut termasuk Nogo Ireng yang tak menyangka sama sekali lawan memiliki kekuatan Api Neraka yang mampu menepis gelombang racun miliknya."Kau...! Siapa kau sebenarnya!?" tanya Nogo Ireng."Aku? Sudah aku katakan, aku adalah Dewa Obat...Apa kau tidak mendengarnya?" sahut Bara membuat amarah Nogo Ireng tersulut dan meledak."Bajingan kau! Aku tak akan segan-segan lagi membunuhmu!" teriak Nogo Ireng marah mendengar jawaban Bara yang menurutnya sangat tidak pantas. Tiba-tiba kedua telapak tangan Nogo Ireng yang semula mengepal terbuka dan langsung mencengkram pergelangan tangan Bara Sena. Lalu kemudian dengan kuat pria itu mengangkat Bara dan berniat membantingnya ke belakang.Tapi Bara sudah tahu lebih dulu apa yang akan dilakukan oleh lawannya. Dia pun menggunakan kedua kakinya untuk menendang dada Nogo Ireng dengan keras hingga tubuh pria Naga itu terpental dan terju
Bara Sena mendarat di atas arena sambil menatap tubuh Nogo Ireng yang sudah tak bernyawa. Semua orang yang ada disana sangat takjub sekaligus ngeri melihat kehabatan Bara dalam mengalahkan Nogo Ireng yang menjadi salah satu Pendekar andalan istana Kerajaan Naga.Nogo Lanang yang sempat tercengang selama beberapa saat terkejut saat Sukma Geni menyentuh pinggul nya."Ada apa?" tanya Nogo Lanang."Mana taruhannya? Nogo Ireng kalah maka plat emas itu menjadi milik guru kami," kata Sukma Geni. "Eh...Itu...""Lebih baik kau serahkan plat itu Nogo Lanang. Jika kau tak mau bernasib sama dengan Nogo Ireng," kata Bara dari atas arena membuat bulu kuduk Nogo Lanang merinding. Dia pun menyerahkan plat emas itu kepada Sukma Geni.Kabar pertarungan Nogo Ireng dan Dewa Obat pun merebak ke seluruh penjuru Kerajaan Naga. Bahkan pertarungan itu pun menggegerkan istana Kerajaan dimana tempat Nogo Ireng bekerja sebagai salah satu pejabat Istana meski bukan pejabat agung.Raja Nogo Awan yang mendengar ka
Wossshhh!Kobaran api neraka semakin kuat keluar dari dalam tubuh Bara Sena membuat Gandi harus bertahan sekuat tenaga untuk bisa menahan panasnya api tingkat tinggi tersebut. Untungnya kekuatan air miliknya bukanlah air biasa yang akan mudah menguap meski terbakar api. Kekuatan air miliknya bisa menahan api tingkat tinggi dalam jangka waktu tertentu. Meski tidak bisa menahan selamanya, itu sudah cukup bagi Gandi untuk memikirkan cara menahan gelombang api yang keluar dari dalam tubuh Bara Sena.Bara pun merasa sedikit kesal karena Api miliknya tidak bisa menghancurkan pertahanan Gandi yang masih menjadi misteri baginya. Padahal api yang dia miliki sudah mencapai tingkat Neraka."Apakah kekuatan air miliknya memang sehebat ini? Sepertinya air yang dia miliki bukan air sembarang air..." batin Bara. Dia mencoba memusatkan gelombang api nya menjadi satu titik yang menggerus pertahanan air milik Gandi. Dan usaha itu sepertinya membuahkan hasil. Gelembung air milik Gandi mulai mendidih dan
Semua mata menatap keara Bara Sena yang berdiri dengan wujud yang sangat berbeda. Dia telah berubah menjadi sosok Iblis Tanduk Api dengan kekuatan Iblis Neraka di kedua tangannya. Karena dua Iblis itu sama-sama memiliki kekuatan api sehingga wujud Bara sama sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja, kedua tangannya dipenuhi aliran lahar yang menetes ke tanah dan membakar tanah tersebut hingga menjadi bara.Kedua matanya menyala merah pertanda dia mulai marah karena serangan dahsyat yang Gandi lancarkan. Serangan itu mampu membuatnya terluka hingga keluar darah dari sela bibirnya. Gandi sendiri merasa sedikit waswas melihat perubahan yang begitu mencolok dari Pendekar Golok Iblis tersebut."Apakah dia sudah mulai hilang kendali atas tubuhnya? Jika benar, ini akan menjadi masalah..." batin Gandi yang sudah tahu kekuatan sebenarnya dari Iblis Neraka yang ada didalam tubuh Bara Sena. Kekuatan yang bahkan pernah membuat 4 Dewa Naga pendiri Kuil Naga kalang kabut karena keisengan sang Iblis
Bara Sena tidak heran dengan kemampuan air milik Gandi yang mampu menahan serangan ratusan pedang Es miliknya. Namun dia memiliki rencana lain dengan serangan Pedang es itu. Yaitu mengandalkan kekuatan Gandi untuk membentuk es yang lebih besar."Menggunakan kemampuan air untuk bertahan dari kekuatan es milikku. Apa kau tidak takut aku akan membekukan kekuatan air milikmu?" batin Bara sambil menyeringai.Tangannya bergerak cepat dan ratusan pedang Es yang menancap di gelembung air itu pun bergetar memancarkan cahaya biru. Perlahan aura es itu menyebar dan mulai membekukan gelembung air milik Gandi. Sadar kekuatan miliknya tengah dimanfaatkan oleh lawan untuk menyegel dirinya, Gandi pun segera mengerahkan kekuatan lain yang dia miliki. Yakni kekuatan Petir!Zrttt!Blaaaarrr!!!Semua pedang Es itu hancur seketika setelah Gandi menyalakan kekuatan petir Trikala. Kali ini Bara terkejut bukan main melihat kekuatan petir yang begitu besar dari tubuh Raja Naga Ai tersebut."Kekuatan Trikala..
Dentuman demi dentuman terdengar saat dua menantu Batara Geni itu saling adu pukulan. Mereka bertarung sambil beterbangan kesana kemari dan membuat kehancuran dimana mereka berada. Pulau yang cukup besar itu pun seketika menjadi porak poranda karena badai kekuatan dari kedua pemuda tersebut.Wuusss!Sinar merah menderu kearah Gandi yang baru saja mendarat di tanah. Pemuda itu segera mengerahkan Sisik Naga miliknya sebelum bergerak menangkis sinar merah tersebut.Blaaarrr!!!Ledakan dahsyat terjadi. Asap hitam membubung tinggi ke angkasa. Pulau tersebut bergetar hebat. Bara Sena melesat masuk kedalam asap tebal tersebut dan langsung melancarkan serangan kedua. Namun kali ini dia yang harus menerima serangan tak terduga."Pukulan Kilat Neraka!"Dari dalam asap hitam itu, meluncur sinar merah membara yang diselimuti aura petir merah. Bara yang berada dalam jarak sangat dekat hanya bisa menyalakan perisai cahaya miliknya.Duaaarrrr!!!Ughh!Tubuh Bara terpental hingga puluhan tombak jauhn
Akhirnya 10 hari di dunia manusia pun berlalu. Tugas yang diemban ketiga peserta terbaik telah terselesaikan dengan baik. Ketiganya pun kembali ke Kerajaan Probo Lintang untuk mengikuti babak terakhir dari Turnamen Probo Lintang yang panjang. Penonton kali ini jauh lebih banyak dari sebelumnya karena banyak tamu yang berasal dari Utara datang hanya untuk melihat turnamen tersebut. Mereka adalah keluarga Kaisar Langit yang merupakan Pangeran Langit, anak pertama sang Kaisar Langit.Kedatangan Pangeran Langit sungguh suatu hal yang tak terduga sama sekali. Namun Batara Geni sudah mengetahui akan kedatangan pria tampan yang nantinya akan menjadi lawan di Turnamen Dewa nanti. Sambutan megah pun diberikan oleh kerajaan Probo Lintang terhadap Putra Mahadewa Utara tersebut.Tak hanya rombongan Pangeran Langit yang datang kesana. Kenalan Lama Batara Geni dan Patih Bima pun ikut hadir bersama beberapa pengikutnya. Dia adalah Dewa Ra dari Barat yang datang bersama sang istri dan dua pengawal se
Terdengar suara tulang yang terlepas dari sendinya saat tangan merah milik Sukma Geni menarik tangan dan kaki Raja Iblis Senggrawani. Teriakan setinggi langit keluar dari mulut iblis tersebut karena merasakan sakit yang sangat luar biasa. Sukma melemparkan potongan tangan itu ke dalam lahar yang bergolak sambil menyeringai."Aaaarggghhhh!!! Keparat! Lepaskan aku!" teriak Raja Senggrawani. Sukma Geni tertawa lebar melihat Iblis yang benar-benar tengah tersiksa tersebut. Dia malah semakin merasa ingin menyiksa makhluk itu tanpa ampun sama sekali. Dalam keadaan buntung tanpa kaki dan tanpa tangan, Raja Iblis Senggrawani tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya menangis kesakitan dengan darah yang mengucur dari empat titik di tubuhnya. Enam tangan merah Sukma Geni mencengkram kepala makhluk itu dengan kuat hingga membuatnya berteriak tak karuan."Apa yang akan kau lakukan!? Lepaskan aku! Lepaskan! Dewi Durga! Tolong aku!" teriak Raja Iblis itu sekeras-kerasnya. Sukma Geni menyeringai mendenga
Raja Iblis Senggrawani terpaku melihat Sukma Geni yang membawa Panah Pasopati miliknya. Dia tak sadar sama sekali senjata yang menjadi andalan dia untuk menaklukkan wanita tersebut kini malah sudah berpindah tangan."Sejak kapan kau mengambil senjata itu...?" tanyanya dengan suara gemetar menahan amarah. Kedua matanya sudah melotot seperti akan melompat dari tempatnya. Sukma Geni tertawa merdu sambil menutup mulutnya. Dia benar-benar merasa lucu dengan Iblis yang ada di hadapannya."Kenapa denganmu? Kau bahkan tidak merasakan aku mengambil benda ini sama sekali? Kau ini iblis terbodoh yang pernah aku lihat seumur hidupku! Sekarang, kau bagaikan semut yang tak berarti didepan mataku tanpa benda sialan ini," kata Sukma Geni sambil memperlihatkan Panah Pasopati yang ada di tangannya."Kembalikan senjata itu padaku! Aku berjanji tak akan mengusikmu lagi! Jika aku kembali tanpa senjata itu, aku bisa dalam masalah besar!" kata Raja Senggrawani denga wajah pucat."Kau meminta senjata ini kem
Tubuh Sukma Geni meluncur dengan sangat cepat menuju kearah puncak GungunWelirang yang sudah hancur sebagian. Raja Senggrawani yang tahu Ratu itu meluncur kearahnya pun menanti sambil menyeringai."Apakah kau sudah berubah pikiran dan datang kepadaku untuk meminta tolong menghentikan Panah Pasopati? Hahaha!" ucapnya membuat geram Sukma Geni."Aku kembalikan panah itu padamu!" seru wanita itu lalu dia pun menciptakan portal Gaib tepat di hadapannya. Tubuh Ratu Jagat pun lenyap masuk kedalam portal. Panah Pasopati menyusul masih ke dalam portal tersebut. Disaat yang sama, portal berwujud lingkaran hitam itu muncul tepat i belakang Raja Senggrawani. Sukma Geni tidak muncul dari dalam portal melainkan Panah Pasopati saja yang keluar dari dalam sana dan langsung menembus tubuh Raja Senggrawani dengan telak. Raja Iblis itu terkejut bukan main saat panah yang dia kerahkan malah justru menembus tubuhnya. Perlahan tubuh itu mulai hancur. Namun sebelum tubuh tersebut hancur, nampak senyum aneh
Kakek dan nenek yang berada di dalam rumah mengintip keluar melalui celah dinding kayu rumah mereka. Setelah memastikan tidak ada orang lain yang ada disana, keduanya pun membuka pintu berniat untuk melihat keadaan di sekitar. Namun alangkah terkejutnya mereka saat kedua pasangan suami istri yang sudah lanjut usia itu melihat satu sosok yang tergeletak tepat di depan pintu kayu rumah mereka. Mereka semakin terkejut setelah tahu siapa adanya sosok yang ada didepan pintu tersebut."Kembara toleku!" seru si nenek dengan suara parau. Dia berhambur dan langsung memeluk tubuh seorang pemuda yang tergeletak tak bergerak sedikit pun. Sang kakek hanya bisa terdiam dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dia tak menyangka, anak semata wayangnya itu akan selamat dan pulang kembali meski tidak tahu dalam keadaan hidup atau mati."Istriku, apakah dia masih bernapas?" tanya si kakek sambil merunduk lalu menempelkan jari telunjuk di hidung putranya mencoba merasakan hembusan napas pemuda tersebut."Aku