Share

Bab 121

Mama mengguncang-guncang tubuh papa dan terus memanggil namanya dengan tidak sabaran. Air mata sudah tidak terhitung jatuh begitu saja. Sedangkan, Papa. Dia diam, tidak menghiraukan panggilan mama, tidak mau menyekaa air mata yang luruh karenanya.

"Papa! Kenapa tega!" ucapku lirih.

Mama Rini datang dan langsung memintaku berdiri, memaksaku untuk tabah menerima ketentuan tuhan yang tidak pernah bisa aku tebak.

Dunia serasa menghilang sejenak, Kehilangan dia yang selalu kutunggu maafnya karena kenakalanku, yang selalu membuatnya pusing dan kesal. Kenapa ... Kenapa aku selalu menjadi yang terakhir mengetahui orang yang kusayangi sedang menderita.

Belum sembuh luka kehilangan Reinaldi tiga bulan yang lalu, kini papa harus menyusulnya dan meninggalkan kami yang mencintainya. Mama dan aku sangat terpukul, baru tahu rasa yang dirasakan oleh Mama Rini.

"Sabar, Dis. Tuhan sayang padanya," ucap Mama Rini lirih.

Suaranya tercekat, seakan-akan mengingat kepergian Reinaldi yang masih hangat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status