Share

BAB 119 Orang Asing (2)

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Maya

***

[Gak, aku cuma ingin bilang kalau ini nomor baruku saja. Namaku Hans, apa kamu gak inget? Aku teman SMA kamu]

Jleb!

Terlepas benar atau tidaknya dari kejujuran orang itu aku tak tahu. Tapi, untuk apa Hans menghubungiku saat ini? Lagipula, dulu saja kami tak kenal dekat. Bertukar nomor saja tidak sampai. Aneh.

Tapi, biar saja kubalas supaya cepat selesai.

[Hans? Oh, iya. Tapi, ada keperluan apa ya?] Balasan kububuhi emoticon tersenyum sembari minta maaf. Takutnya memang benar saja, dia si Hans. Wajahnya masih kuingat dengan jelas. Namun, selama ini belum pernah bertemu lagi.

Dia kembali membalas. [Aku ingin kita temenan aja lagi. Kamu simpan nomorku ya?]

Ada hal aneh sampai di sini. Untuk apa dia tiba-tiba menghubungiku sedangkan sebelumnya kami tak pernah berjumpa.

Tapi, daripada jadi fitnah, aku lebih baik menjelaskan saja. Bagaimana nyamannya hubungan kami.

[Oh begitu. Aku minta maaf, karena aku sudah bersuami. Sekadar menyimpan nomor, aku akan simpan. Tapi, semoga kamu bis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Shestef
Aneh aja sm Maya, kenapa ga jujur ke suami… khan ga ada apa2 juga. Mulai males bacanya krn kelakuan Maya, jd bikin illfeel
goodnovel comment avatar
Arinii Pramiita
awal bohong. jujur si drawal.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 120 Mbak Silvi Mengadu

    Mohon maaf bila bab-bab selanjutnya harus dibuka dengan koin banyak, karena saya menulis dengan isi kata yang banyak juga, ya.***Maya***"Mbak, kalau Mbak jauh-jauh kemari hanya untuk bicara hal konyol seperti ini, lebih baik … Mbak pulang saja."Aku memberanikan diri dengan penuh hormat meminta Mbak Silvi pergi. Biarkan saja kalau dia marah. Aku memang harus jauh-jauh dari orang-orang toxic seperti Mbak Silvi.Aku hendak beranjak karena kesal. Namun lagi-lagi Mbak Silvi malah mencegahku. "Maya tunggu!" Ia meraih tanganku.Aku kesal. Tapi, kekesalan ini berubah kala melihat ekspresi wajahnya yang berubah pula. Aku benar-benar kaget."Mbak?" Aku malah jadi bingung.*"Mbak, kok Mbak matanya mengembun gitu?"Kekesalan yang tadi hampir naik ke ubun-ubun pun kini kembali ke dasar kalbu. Menyelidik ekspresi yang berubah dari kecut menjadi tanda tanya."Maya, aku … a … aku. Mas Sandy diminta menikah lagi oleh Mama."Aku kaget sampai menjeda napas beberapa saat."M–Mas Sandy?"Dia manggut

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 121

    Maya***[Iya, sama-sama. Oh ya, nomor pria yang kamu ketahui identitasnya itu juga berbeda dengan identitas yang diselidiki oleh detektif. Kamu bisa lihat di email ya. Maaf aku tak bisa bicara, ini sedang ada acara keluarga.]Di sini aku heran. Berbeda?Tapi, daripada banyak tanya lagi, lebih baik aku segera cek saja.Setelah menutup pesan kembali berterima kasih padanya, aku gegas buka laptop untuk melihat kedua nomor tersebut.***Aku cek email. Ada banyak sekali pesan yang masuk perihal pekerjaan dan lainnya. Namun, setelah aku cek kotak masuk dari rekanku yang bernama Mia, di sini aku benar-benar kaget dan tak habis pikir.Setelah aku klik, aku dapat KTP siapa yang menghubungi beberapa hari ini. Aku zoom, dan benar-benar jelas terlihat identitas. Kepalaku sampai geleng-geleng. Sial, dari KTP aku dapat identitas dua orang yang selama ini membuatku emosi.

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 122

    Tapi, kata kamu nomor Hans menghubungi kamu? Dan nomornya sama?" herannya lagi."Lihat deh, Mas, ini nomornya. Sama 'kan? Belakangnya 190."Mas Yoga menyelidik. Lalu ia juga meraih handphone untuk melihat nomor Hans yang asli."Belakangnya iya sama sih. Tapi, itu nomornya Smartfren. Kalau tak salah, Hans pakai Telkomsel."Aku heran namun lega. "Yang bener, Mas?""Ini, lihat!" Mas Yoga memperlihatkan nomor asli Hans yang identitasnya adalah rekan SMA-ku dulu. Benar ternyata, dua nomor berangka akhir sama namun jelas beda. Sampai sini aku semakin lega. Ini bukan Hans yang ingin mengganggu rumah tanggaku."Sebenarnya aku ingin cerita sejak awal sama kamu, Mas. Tapi, saat aku mau cerita, pasti ada saja halangannya. Kalau kita lagi free ya aku lupa. Maaf ya, Mas. Nah, saat aku dengar kamu telepon seseorang kasih nomor si Hans yang ujungnya 190, itu aku kaget, Mas. Ternyata benar, dia itu Ha

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 123 Kepedean

    Risma***"Tutututu. Tutututu."Aku sudah riang nyanyi-nyanyi di pagi hari. Berkacak pinggang, lenggak-lenggok dengan tampilan yang menawan. Sungguh mudah sekali ternyata masuk ke perusahaan Yoga. Aku sudah bekerja sekitar satu minggu, sepertinya kalau memojokkan si Maya sama sekali tak ada pengaruhnya. Aku santai-santai saja. Ya, dia sepertinya tak punya kuasa untuk memecatku.Masuk ke perusahaan itu ternyata attitude yang diutamakan. Aku juga cari tahu sebelumnya. Sialnya, ingin melamar di bagian administrasi, malah tak diterima. Aku hanya diberikan posisi office girl yang sebenarnya bukan keinginanku sama sekali. Apa daya, yang penting aku bisa mengiris-ngiris perasaan si Maya. Hingga dia merasa kalau dirinya hanya dijadikan pelarian saja oleh suami yang kaya itu."Tutututu. Tutututu.""Berisik ah! Kok kamu kayak kegirangan gitu! Mentang-mentang udah kerja di tempat bagus," ledek suamiku, Mas Diwan.

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 124 Sepertinya Rencana Berhasil

    Risma***"Sialan, Mas, aku dapat surat peringatan dari kantor! Ini pasti gara-gara si Maya. Dia pasti ngadu ke HRD."Sampai di rumah aku menggerutu pada Mas Diwan. Sebenarnya ingin bicara sejak tadi di motor, tapi berisik sekali. Aku tanya dia saja cuma hahoh-hahoh. Mungkin karena cotton buds di rumah habis. Sudah satu minggu dia tak korek kuping.Aku melempar tas."Kena surat peringatan? Kok bisa? Ah, ini pasti kamu macem-macem sama Maya ya, 'kan?" komentar Mas Diwan dengan kesal."Ya, siapa lagi sih, Mas.""Ya bagus cuma dikasih SP, gak sampai dipecat. Kamu jangan bikin onar dong, Ris. Kamu ini arkh!" resah Mas Diwan menanggapiku."Iya, aku kesel. Tapi kamu tahu nggak, Mas? Ada juga yang bikin aku hepi banget. Kamu lihat isi pesan aku sama si Maya. Nih lihat!"Aku segera memperlihatkan semua pesan antara aku dengan si Maya. Tatapan Mas Diwan menyelidik seperti

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 125 Seperti L*nte

    Yoga***"Oh saya nggak tahu, Pak. Tapi, kalau seliweran dengar, dia itu belum punya istri. Katanya dia masih melajang gitu. Pekerjaannya itu di tambang emas. Katanya sih, dia itu sekarang konglomerat, Pak sekarang." Itu tanggapan Risma mengenai pria yang ia duga dekat dengan istrku lewat pertukaran pesan. Jelas sekali apa yang ia jelaskan tak sesuai dengan Hans yang aku kenal. Sepertinya niat sekali dia menjelekkan Maya. Untung saja ponsel istri kupegang, jadinya bisa memastikan kalau yang mengirim pesan itu benar-benar Risma. Aku sengaja membalas pesan dengan centil lalu datang ke pembangunan rumah mertua. Niat hati adalah melihat pekerjaan dan juga memancing wanita itu keluar. Benar saja, lagaknya bak lonte di pinggir jalan. Bicaranya nyerocos untuk meningkatkan harga jual. Kenapa aku tahu wanita semacam 'lonte', karena ini kota metropolitan. Diam sedikit saja, mereka langsung menghampiri. Harus kuat-kuat iman saja.Mungkin isi pesan yang aku kirim bisa menjadikan pikiran buruk d

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 126 Seperti L*nte (2)

    "Em, tolong ambilkan secangkir kopi latte lagi. Ingat, yang pas takarannya. Kalau tidak bisa, seduh yang kemasan saja." Aku memintanya supaya pergi sejenak."Kopi lagi, Pak? Memangnya itu …," herannya."Kenapa?" protesku.Dia seketika langsung menunduk. "Oh iya, Pak." Dia pun pergi.Aku saat ini sedang menunggu kedatangan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Hans yang asli. Kami ada penandatanganan kontrak kerja sama hari ini. Karena dia juga sudah pindah rumah dan ternyata ke kawasan dekat rumahku, jadi kami mudah bertemu.Tok tok tok!Jeda setelah Risma pergi, pintu diketuk. Yang masuk adalah sekretarisku membawa Hans, rekan kerja yang ditunggu sejak tadi."Selamat siang, Pak Yoga."Aku berdiri lalu kami berjabat tangan. "Oh ya, selamat siang. Silahkan duduk, Pak Hans.""Kalau begitu saya permisi, Pak. Mungkin perlu saya buatkan kopi sekarang, Pak?" tawar sekretaris."Tak perlu, saya sudah suruh OB kok.""Oh baiklah, Pak. Saya permisi." Aku lanjut duduk di sofa dengan Pak Hans yang u

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 127 Tertawa Puas (1)

    PoV Maya***Aku sudah punya rencana untuk mempertemukan Hans dan juga Risma. Sepertinya itu juga akan diatur oleh Mas Yoga. Wanita itu sepertinya memang harus dibuat kaget atas kelakuannya sendiri. Sepenyelidikan Mas Yoga, sepertinya Risma ngarang-ngarang saja asal jeplak sebut dan nyamar menjadi nama Hans. Dia juga pasti pernah saling kenal dekat, makanya nama Hans yang ada di ingatan Risma."Sayang, ke sini. Ke ruanganku sebentar lagi ya."Begitu kata Mas Yoga satu menit yang lalu. Sepertinya ada rencana yang aku inginkan akan dia jalankan sekarang.Aku pun bereskan pekerjaan sebentar yang tinggal sedikit lagi, lalu selesai. Dan kini menuju ke ruangan suami.Tok tok tok!"Masuk!" sahut dari dalam. Itu adalah suara suamiku. Aku pun masuk saja dan memang di dalam sudah ada orang lain."Sayang, masuklah!" pinta Mas Yoga padaku. Kini aku melenggang masuk ke arah mereka dengan sa

Bab terbaru

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

DMCA.com Protection Status