Share

Tidak Akan Membiarkan Mereka Dekat

Auteur: Mommykai22
last update Dernière mise à jour: 2025-04-05 10:07:05

Louis dan Indira tidak bicara lagi sejak malam itu. Louis pulang ke rumah dan mendapati istrinya tidak ada, tapi ia juga tidak mencarinya.

Bahkan, sampai keesokan harinya, Indira tetap tidak pulang dan tidak menghubunginya.

Sebagian hatinya teringat ucapan Ruben bahwa pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang biasa.

Ya, Louis selalu berpegang teguh pada kalimat itu sampai selama ini ia selalu mengalah. Tapi waktu itu, Indira tidak meminta maaf dan kali ini juga tidak.

"Biarkan saja! Biar dia tahu kalau aku juga bisa marah!" geram Louis.

Perasaan Louis kembali tidak baik, tapi ia bertahan tidak menelepon istrinya. Ini bukan pertama kalinya mereka perang dingin.

Louis pun pergi ke kantornya pagi itu dan saat sedang memarkir mobilnya, ia melihat Hanna yang baru saja turun dari ojeknya yang berhenti tepat di depan pintu gedung.

"Terima kasih, Pak. Nanti akan kutelepon saat aku pulang," pesan Hanna.

Akhirnya Hanna mendapat ojek langganan, jauh lebih praktis dibanding harus men
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Insiden Kecil yang Mendebarkan

    "Eh, kau yang mau mengantar Hanna, Kak?" Samuel masih terkejut mendengar ucapan Louis yang tidak biasa. Padahal sejak menikah, Louis sangat anti berdekatan dengan wanita mana pun saking setianya ia pada Indira. "Ya, aku juga akan ke arah sana. Ayo, pintu liftnya sudah terbuka!" Tanpa banyak bicara lagi, Louis langsung melangkah keluar duluan. Samuel hanya tersenyum santai dan mengikuti Louis, sedangkan Hanna masih berdiri dengan canggung, tidak menyangka Louis mau mengantarnya."Apa yang kau lakukan, Hanna? Ayo cepat! Bosku tidak suka menunggu!" seru Refi. "Tapi aku tidak mau diantar, Refi. Lebih baik aku pulang sendiri saja dengan ojek." "Sudah, tidak apa! Ayo!" Hanna terus mengembuskan napas panjangnya dan dengan langkah enggan, ia pun ikut ke parkiran mobil. Dengan cepat, Samuel pulang duluan dengan mobilnya setelah berpamitan pada Hanna dan Louis. Setelah Samuel menghilang, Hanna pun akhirnya punya keberanian bicara pada Louis."Pak Samuel sudah pergi, Pak. Anda tidak perlu

    Dernière mise à jour : 2025-04-05
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Sepeda Motor Baru

    "Maafkan aku, Pak!"Bagaikan tersengat listrik, Hanna langsung menarik tangannya dengan salah tingkah.Louis sendiri juga menarik tangannya dan untuk sesaat, ia hanya diam sampai Hanna kembali berbicara. "Itu ... biarkan aku saja yang mencobanya lagi, Pak," seru Hanna yang langsung duluan memegang sabuk pengamannya. Dan kali ini dalam satu percobaan, Hanna berhasil membukanya sampai Hanna pun begitu syok. Klik. "Eh, mengapa langsung terbuka?" Sungguh, sabuk pengaman itu lamgsung terbuka seolah tidak pernah rewel sejak tadi. "Hmm, sepertinya ini sudah benar, Pak. Sekali lagi maafkan aku! Aku ... aku permisi dulu, Pak!" seru Hanna yang buru-buru membuka pintu untuk keluar dari mobil. Hanna berlari masuk ke rumah sakit sambil memegangi dadanya yang berdebar kencang. Dan saat ia sudah menghilang jauh dari Louis, Hanna pun bersandar di dinding. "Jangan terpengaruh, Hanna! Jangan terbawa perasaan! Dia

    Dernière mise à jour : 2025-04-06
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mendadak Mendapat yang Diinginkan

    "Kondisi Gio sudah sangat stabil dan kemungkinan besok Gio sudah bisa dipindahkan ke kamar rawat inap biasa." Hanna langsung bernapas lega mendengarnya. "Terima kasih, Suster. Terima kasih." "Sama-sama, Bu. Gio hebat sekali. Cepat sembuh ya, Jagoan!" seru sang suster, sebelum ia meninggalkan Hanna dan Gio pagi itu. Hanna pun terus tertawa sumringah. "Gio dengar kan? Gio sudah mau keluar dari kamar ini.""Gio boleh pulang, Kak?" "Belum, Sayang. Tapi Gio akan pindah ke kamar yang kemarin. Lebih enak banyak temannya. Dan itu berarti kondisi Gio juga sudah baikan." "Yeay! Gio bisa makan fried chicken lagi?" "Untuk yang itu, sabar ya. Nanti Kakak tanya Uncle Dokter lagi." Gio mengangguk dan tertawa begitu bahagia sampai Hanna rasanya ingin menangis haru. Perasaan Hanna baik, sangat baik. Hanna pun berpamitan dengan Gio karena ia hampir terlambat pergi bekerja. Hanna memanggil ojek langganannya untuk

    Dernière mise à jour : 2025-04-06
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Datang Bulan

    "Benarkah dia terlihat senang?"Refi langsung menelepon Louis hari itu setelah ia memberikan sepeda motornya pada Hanna. Refi pun melapor bagaimana wajah sumringah Hanna. "Benar, Bos! Wajahnya berseri-seri dan dia terus berterima kasih, tapi awalnya dia ragu karena takut Bu Indira akan marah." Louis mengembuskan napas panjangnya. "Ini tidak ada hubungannya dengan Indira. Tapi baguslah kalau sudah selesai. Awasi dia! Jangan sampai dia genit pada pria lain lagi! Aku harus menemani Samuel ke luar kota mendadak." "Baik, Bos! Tenang saja!" Louis segera menutup teleponnya, tapi entah mengapa sebuah senyuman terbit di wajahnya memikirkan Hanna yang kegirangan mendapat sepeda motor baru. Namun, secepat pikiran itu muncul, secepat itu pula Louis menggeleng. "Anggaplah aku sedang berbuat baik untuk orang yang membutuhkan, walaupun orang itu sangat tidak tahu terima kasih," gumam Louis gemas, sebelum ia kembali berkutat denga

    Dernière mise à jour : 2025-04-07
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kita Sudahi Saja Semuanya

    Hanna sontak membalikkan tubuhnya lagi ke arah Louis sambil membawa kedua tangannya ke belakang menutupi bercaknya. Jantungnya berdebar kencang dan ia masih sangat malu. Tadi saat ia sibuk bekerja, Hanna merasa seperti ada yang keluar dan tidak nyaman, tapi ia belum sempat ke toilet dan tidak terlalu perhatian lagi,  apalagi sepertinya ini belum tanggalnya. "Itu ... sekali lagi maafkan aku, Pak. Tidak seharusnya Anda melihat ini! Aku ...." Hanna tampak salah tingkah, begitu juga dengan Louis. Namun, Louis akhirnya menawarkan hal yang tidak terduga.  "Mungkin kau butuh ... pembalut?" Louis tidak tahu apa yang merasukinya sampai ia menawarkan itu, tapi Louis langsung bergerak cepat dan keluar dari ruangannya. "Belikan pembalut untuk Hanna, Refi!" "Eh, apa? P-pembalut?" Refi membelalak tidak percaya. "Kau sudah mendengarku kan? Pembalut yang dipakai wanita untuk datang bulan! Cepatlah!"

    Dernière mise à jour : 2025-04-07
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mengambil Hatinya Lagi

    Hanna menyetir motornya dengan pikiran penuh malam itu. Ucapan Louis tentang mengakhiri semuanya benar-benar melekat di otaknya. Bisakah semuanya diakhiri semudah itu? Hanna terikat perjanjian dengan Indira dan ia sudah menerima uangnya. Gio pun sudah dioperasi. Bukankah itu berarti Hanna harus berjuang lebih keras untuk hamil agar bisa membayar hutangnya? Oh, rasanya seperti anti klimaks, karena alih-alih hamil, Hanna malah datang bulan. Air mata Hanna pun menetes dan angin yang menerpa wajahnya pun menerbangkan air matanya. Mendadak Hanna merasa kecewa karena ia tidak bisa langsung hamil. Sementara itu, Indira masih mengepalkan tangannya geram mendengar laporan tentang Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru. "Sepeda motor baru?" Indira tertawa kesal. "Kau yakin Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru?" "Pak Louis mengantar Hanna ke rumah sakit lalu dalam perjalanan pulang, Pak Louis sendiri yang pergi ke deal

    Dernière mise à jour : 2025-04-08
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Rasa yang Terbalik

    "Apa kau sadar apa yang kau katakan tadi, Indira?" Alih-alih berhasil mengambil hati suaminya dengan makan bersama, Indira malah mendapat kemarahan Louis setelah acara makan malam itu selesai. Louis dan Indira pulang sendiri-sendiri dengan mobil mereka dan saat ini keduanya sudah berdua di kamar mereka. "Apa maksudmu, Louis?" "Kau bilang setuju Hanna bersama Samuel? Samuel itu adikku, Indira!" "Apa salahnya, Louis? Mereka sama-sama single dan kalau mereka mau bersama, aku akan merestuinya." "Kau masih bertanya apa salahnya, hah? Kau membayar Hanna untuk menjadi ibu pengganti kita, Indira. Dan kau menyodorkan Hanna untuk Samuel? Kau pikir aku akan membiarkan Samuel bersama wanita yang sudah pernah ...." "Tidur denganmu?" Louis mengembuskan napas beratnya. "Ya, Hanna pernah tidur denganku dan aku tidak akan membiarkan adikku bersamanya." Louis sudah melotot kesal, tapi Indira menanggapinya dengan tetap tenang. "Kalau begitu bagaimana dengan Dokter Martin saja? Kulihat Dokter M

    Dernière mise à jour : 2025-04-08
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Saling Merindukan

    Satu minggu berlalu, baik Louis maupun Indira kembali disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Indira harus ke luar kota dan mereka tidak sempat berbagi kemesraan lagi. Begitu juga dengan Hanna yang sibuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Ia berdebar setiap hari takut Indira akan membahas tentang dirinya yang datang bulan dan gagal hamil, tapi anehnya, Indira tidak membahasnya sama sekali dan malah pergi ke luar kota begitu lama.  Namun, Hanna juga tidak memikirkannya lagi karena ada masalah yang lebih serius untuk ia pikirkan."Permisi, Bu Hanna! Ada pesan dari administrasi untuk melunasi tagihan rumah sakit," seru seorang suster saat Hanna menjenguk Gio malam itu. Kondisi Gio membaik dengan cepat. Setelah Gio dipindahkan dari ICU ke kamar rawat inap biasa, Gio pun dengan cepat diijinkan untuk rawat jalan. Hanya saja, Hanna belum bisa melunasi tagihan rumah sakitnya. "Ah, iya, aku akan ke sana nanti." "Baiklah, per

    Dernière mise à jour : 2025-04-09

Latest chapter

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mulai Posesif

    "Tadi itu siapa, Kak?"Begitu Louis keluar dari kamar, Gio langsung berbisik pelan sambil menatap Hanna penuh rasa ingin tahu."Itu teman Kakak," jawab Hanna cepat, mencoba terdengar santai."Tapi kok dia peluk Kakak tadi?""Dia bukan peluk, Gio. Dia hanya bantu Kakak berdiri karena kaki Kakak sakit."Gio mengangguk kecil, tapi matanya masih penuh tanya. "Tapi dia minta dipanggil Kakak juga, padahal dia kan sudah Uncle-Uncle." "Ssst, Gio jangan begitu! Kalau dia minta dipanggil Kakak, ya panggil saja Kakak, ya?""Namanya siapa?""Namanya Louis. Panggil saja Kak Louis."Gio menggigit bibir. "Kak Louis itu pacar Kakak, ya?"Hanna terdiam sesaat, matanya membelalak, sebelum akhirnya ia terkekeh pelan. "Astaga, kau ini anak kecil bicara apa? Sudah, sekarang coba Kakak lihat Kak Louis ke mana. Mengapa dia lama sekali." Hanna mencoba bergerak turun dari ranjang dan Gio menatapnya dengan ragu. "Kakak bisa jalan?""Pelan-pelan, Kakak coba, ya."Dengan susah payah, Hanna bangkit dari ranja

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Harga Diri yang Tersentil

    "Gio dari kemarin tunggu Kakak. Gio punya banyak teman baru di sebelah, tapi teman-temannya tidur sama nangis terus. Padahal Gio saja sudah tidak menangis." Setelah berpelukan, Gio langsung bersemangat menceritakan hari-harinya pada Hanna dan Hanna mendengarkan dengan tawa yang terus mengembang di wajahnya, seolah tidak membiarkan adiknya itu mengetahui kesulitan apa pun yang sedang ia hadapi. "Berarti teman-teman Gio belum sembuh, Sayang. Jadi mereka tidur sama nangis terus. Kita doakan saja supaya teman Gio cepat sembuh ya." "Iya, semoga teman-teman Gio cepat sembuh seperti Gio terus bisa pulang juga. Gio kapan pulang, Kak?" Hanna menaikkan alisnya dan kembali tersenyum sambil membelai kepala adiknya itu. "Segera, Sayang. Gio segera pulang ya," sahut Hanna menenangkan, walau ia sendiri belum tahu kapan pastinya ia bisa melunasi tagihan rumah sakitnya. Gio pun kembali bercerita dan Hanna menanggapi dengan begitu lembut, termasuk Hanna menjelaskan tentang kakinya yang terkilir d

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Bertemu Adik Kecilnya

    "Bos, ini makanannya!" Refi datang siang itu sambil membawa dua kotak makanan untuk Louis. Refi pun melongokkan kepalanya melihat isi rumah Hanna. "Aku baru pertama kalinya melihat rumah Hanna, ternyata rumah ini sangat sederhana. Tapi ... apa benar Anda dan Hanna pulang berdua saja? Lalu apa Bu Indira tidak marah?" "Ck, aku ke sini untuk memintamu membeli makan, bukan untuk diinterogasi olehmu!" Louis berdecak. "Ah, maafkan aku, Bos. Tapi karena makanan sudah kuantarkan, aku sudah boleh pulang?" "Siapa yang bilang kau boleh pulang? Bersihkan rumah Hanna dulu dan cuci spreinya!" "Heh? Aku?" Refi menunjuk dirinya sendiri. Ekspresi Louis terlihat sangat datar. "Lalu kalau bukan kau, siapa? Aku?" "Eh, haha ... maksudku ... mengapa tidak meminta Bibik saja, Bos?" "Memangnya kau melihat ada Bibik di sini?" "Ah, bukan begitu juga, tapi ini ...." Refi ingin protes, tapi melihat tatapan Louis, ia tidak berani protes lagi. Dengan cepat, Louis menyerahkan sapu dan lap padanya. Refi p

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Jangan Salah Paham

    Ini kali kedua Louis mengantar Hanna. Namun, kalau waktu itu perjalanan mereka singkat, berbeda dengan kali ini yang jauh dan lama. Hanna ingin sekali berpura-pura tidur saja agar tidak perlu merasakan kecanggungan berduaan dengan Louis, tapi sialnya, ini masih terlalu pagi untuk mengantuk lagi. Hanna pun mencoba mengatasi rasa canggungnya dan berkutat dengan ponselnya, tapi yang masuk malah pesan dari Indira yang meminta Hanna menyelesaikan semua pendingan pekerjaan. Hanna memutar bola mata kesal dan mengembuskan napas lelahnya, tapi ia tidak bisa protes lagi dan hanya bisa menyanggupinya. Namun, hembusan napas berat Hanna terdengar oleh Louis. "Ada apa?" tanya Louis tiba-tiba. "Eh, iya, Pak?" "Apa kakimu sakit sampai kau menghela napas begitu berat?" Tatapan Louis masih lurus ke jalan, tanpa menoleh ke Hanna sama sekali. "Ah, tidak, Pak. Kalau tidak digerakkan, rasanya tidak terlalu sakit." "Kalau begitu, jangan banyak bergerak! Kau dengar apa kata dokter tadi kan? Kau tidak

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Perhatian yang Tidak Biasa

    Indira masih berdiri kaku. Ketegangan menjalari seluruh tubuhnya, membuat otaknya berpikir keras untuk merespons pertanyaan Louis dengan tetap tenang. Namun, tatapan tajam pria itu begitu mengintimidasi. Untungnya, sebelum Indira sempat mengucapkan sepatah kata pun, dering ponsel Louis memecah ketegangan. Pria itu meraih ponselnya, dan alisnya langsung berkerut saat melihat nama Samuel di sana. Tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Indira, Louis mengangkat telepon itu."Halo, ada apa, Samuel?"Di seberang sana, Samuel baru saja keluar dari klinik. Hanna telah menerima pertolongan pertama, lukanya sudah dibersihkan, diperban, dan ia diminta untuk istirahat total. Namun, Samuel merasa harus memberitahu Louis atau Indira. "Kak, kau di mana? Apa kau sibuk?" Masih menatap Indira, Louis pun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak sibuk, Samuel. Ada apa?" "Ini tentang Hanna, Kak." Mendengar nama itu, raut wajah Louis berubah drastis. Tatapannya yang dingin tiba-tiba dipenuhi kecemasan

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kaki Terkilir

    "Lari, Hanna! Kau agak lemas pagi ini!" Samuel dan Hanna sedang jogging pagi itu. Rute mereka adalah memutari kawasan resort sampai keluar ke jalan, lalu kembali lagi ke resort. Samuel pun begitu kuat berlari, sedangkan Hanna lebih sering berjalan atau kadang membungkuk. Pegal kuadrat karena hash dan karena digempur Louis membuat Hanna butuh waktu recovery lebih lama. "Maafkan aku, Samuel! Aku masih kelelahan karena kemarin." Samuel tergelak. "Haha, orang yang tidak biasa olahraga memang begitu. Tapi baiklah, kita berjalan saja kalau kau terlalu lelah." "Hmm!" Hanna mengangguk dan akhirnya mereka pun melangkah bersama sampai mereka sudah hampir tiba kembali di lokasi resort. Samuel melangkah mendului Hanna masuk ke kawasan resort. Hanna pun masih mengikutinya saat tiba-tiba sebuah sepeda motor melaju begitu cepat di samping Hanna. Hanna tersentak dan bergeser ke samping, menghindari terlalu dekat dengan sepeda motor itu, tapi ia malah memekik kaget saat kakinya menginjak sesua

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Anting yang Familiar

    "Sial! Berani-beraninya mereka berselingkuh di belakangku!" Indira terus melangkah kembali ke kamarnya dengan perasaan yang kacau. Sebisa mungkin, ia bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Namun, begitu tiba di kamar dan menemukan kamarnya tetap kosong, Indira pun kembali marah. Samar-samar ia merasakan aroma sabun dan parfum Louis. Suaminya itu baru saja mandi dan dalam sekejap pergi lagi tanpa menunggunya. "Akhh!" pekik Indira yang menyambar semua barang di atas meja dan membuangnya ke lantai. Napas Indira tersengal karena amarah dan bayangan bagaimana berantakannya ranjang Hanna membuat Indira makin marah. "Berani sekali kau tidur dengan suamiku tanpa memberitahuku, Hanna! Tanpa ijinku! Bahkan, kau membohongi aku seolah aku tidak tahu kalian bersama! Sial!" geram Indira lagi. Indira pun berakhir duduk dengan kesal, menantikan Louis yang tidak kunjung kembali juga ke kamar. Tanpa ia ketahui, Louis sendiri memang kembali ke kamar dan ia pun bertanya-tanya di mana Indir

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Tanda Merah

    Indira mencari Louis pagi itu. Tidak benar-benar mencari karena rasa marahnya pada Louis membuatnya menyenangkan dirinya dengan cara lain sepanjang malam. Indira tidak tidur di kamarnya tadi malam, tapi Indira sudah membayangkan bahwa Louis akan mencarinya dan merasa bersalah, apalagi ia juga tidak mengangkat telepon dari suaminya itu semalam. Namun, saat ia kembali ke kamar, ia melihat ranjangnya begitu rapi, tidak terlihat tanda-tanda Louis tidur di sana semalam. Alih-alih mencarinya, Louis malah ikut menghilang. Indira geram dan mendadak mencari suaminya menyusuri koridor di resort. Hingga langkah kakinya terhenti saat ia melihat Louis keluar dari satu kamar yang Indira tahu adalah kamar Hanna.Tangan Indira terkepal dan setelah Louis menghilang, ia buru-buru mengetuk pintu kamar itu. Hanna sendiri masih mengira Louis yang mengetuk pintunya, tapi saat ia membukanya, ia langsung membelalak melihat siapa yang berdiri di sana. "B-Bu Indira?" "Itu ... selamat pagi, Bu Indira!" s

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kedatangan Mengejutkan

    Louis bangun dari tidurnya yang sangat berkualitas pagi itu. Rasa lelah ditambah rasa puas membuatnya tidur begitu nyenyak. Tubuhnya mulai terbiasa dengan rasa tubuh dan aroma Hanna yang membuat ia merasa sangat nyaman. Perlahan, Louis membuka matanya dan dengan cepat, ia menemukan wanita yang sedang meringkuk di pelukannya. Awalnya Louis tersentak melihat Hanna, tapi sedetik kemudian, wajah cantik Hanna membiusnya. Wajah manis itu tenang seperti bayi yang kelelahan. Louis tahu Hanna pasti lelah melayani hasratnya yang sangat liar semalam. "Baiklah, tidurlah dulu!" bisik Louis sambil meraih helaian rambut Hanna dan menyingkirkannya dari wajah wanita itu. Louis terus menatap wajah itu sampai kesadarannya membuat ia menggeram lagi. "Sial! Perselingkuhan benar-benar terjadi dan kau benar-benar menginginkan wanita lain selain istrimu! Dan sialnya lagi kau menikmatinya!" geram Louis. "Tapi entahlah! Nyatanya Hanna juga istriku, seharusnya ini bukan selingkuh!" Louis menggertakkan gi

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status