Share

Mengagumi Istrinya

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-04 18:23:13

"Kita sudah tiba, Hanna!"

Martin menghentikan mobilnya parkiran rumah sakit dan ia pun ikut mengembuskan napas leganya.

"Kau tidak apa kan? Kau membawa baju ganti di rumah sakit?" tanya Martin dengan cemas.

"Aku membawanya, Dokter. Jangan khawatir!"

Martin kembali mengembuskan napas panjangnya. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu dan Bu Indira, tapi suasananya jadi sangat canggung tadi. Aku jadi merasa bersalah padamu, Hanna. Seharusnya aku kukuh pindah restoran saja."

Hanna sampai sungkan sendiri mendengarnya.

"Jangan bicara begitu, Dokter. Aku benar-benar tidak apa. Aku sudah terbiasa dengan Bu Indira, dan bagian jus itu juga hanya kecelakaan. Jadi tidak ada yang perlu dipikirkan!"

Lagi-lagi Martin mengembuskan napasnya dan mengangguk, sebelum ia menemani Hanna kembali ke ruang tunggu ICU. Hanna mengganti bajunya dan ia kembali bersih, walaupun hatinya masih belum bisa baik-baik saja karena kejadian yang rrass seperti disengaja tadi.

Sementara itu, mood indira
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Wiwi Yuningsih
ada bagian yg terlewat nih aku bacanya, ruben indira. tp gk prnh skip bacanya loh. bab brp ya
goodnovel comment avatar
paris_22
ternyata teman sendiri yang menusuk dari belakang
goodnovel comment avatar
Nindry Ayangcrut
sudah aku duga ruben indira wow keren2 smkin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Tidak Akan Membiarkan Mereka Dekat

    Louis dan Indira tidak bicara lagi sejak malam itu. Louis pulang ke rumah dan mendapati istrinya tidak ada, tapi ia juga tidak mencarinya. Bahkan, sampai keesokan harinya, Indira tetap tidak pulang dan tidak menghubunginya. Sebagian hatinya teringat ucapan Ruben bahwa pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang biasa. Ya, Louis selalu berpegang teguh pada kalimat itu sampai selama ini ia selalu mengalah. Tapi waktu itu, Indira tidak meminta maaf dan kali ini juga tidak. "Biarkan saja! Biar dia tahu kalau aku juga bisa marah!" geram Louis. Perasaan Louis kembali tidak baik, tapi ia bertahan tidak menelepon istrinya. Ini bukan pertama kalinya mereka perang dingin.Louis pun pergi ke kantornya pagi itu dan saat sedang memarkir mobilnya, ia melihat Hanna yang baru saja turun dari ojeknya yang berhenti tepat di depan pintu gedung. "Terima kasih, Pak. Nanti akan kutelepon saat aku pulang," pesan Hanna. Akhirnya Hanna mendapat ojek langganan, jauh lebih praktis dibanding harus men

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Insiden Kecil yang Mendebarkan

    "Eh, kau yang mau mengantar Hanna, Kak?" Samuel masih terkejut mendengar ucapan Louis yang tidak biasa. Padahal sejak menikah, Louis sangat anti berdekatan dengan wanita mana pun saking setianya ia pada Indira. "Ya, aku juga akan ke arah sana. Ayo, pintu liftnya sudah terbuka!" Tanpa banyak bicara lagi, Louis langsung melangkah keluar duluan. Samuel hanya tersenyum santai dan mengikuti Louis, sedangkan Hanna masih berdiri dengan canggung, tidak menyangka Louis mau mengantarnya."Apa yang kau lakukan, Hanna? Ayo cepat! Bosku tidak suka menunggu!" seru Refi. "Tapi aku tidak mau diantar, Refi. Lebih baik aku pulang sendiri saja dengan ojek." "Sudah, tidak apa! Ayo!" Hanna terus mengembuskan napas panjangnya dan dengan langkah enggan, ia pun ikut ke parkiran mobil. Dengan cepat, Samuel pulang duluan dengan mobilnya setelah berpamitan pada Hanna dan Louis. Setelah Samuel menghilang, Hanna pun akhirnya punya keberanian bicara pada Louis."Pak Samuel sudah pergi, Pak. Anda tidak perlu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Sepeda Motor Baru

    "Maafkan aku, Pak!"Bagaikan tersengat listrik, Hanna langsung menarik tangannya dengan salah tingkah.Louis sendiri juga menarik tangannya dan untuk sesaat, ia hanya diam sampai Hanna kembali berbicara. "Itu ... biarkan aku saja yang mencobanya lagi, Pak," seru Hanna yang langsung duluan memegang sabuk pengamannya. Dan kali ini dalam satu percobaan, Hanna berhasil membukanya sampai Hanna pun begitu syok. Klik. "Eh, mengapa langsung terbuka?" Sungguh, sabuk pengaman itu lamgsung terbuka seolah tidak pernah rewel sejak tadi. "Hmm, sepertinya ini sudah benar, Pak. Sekali lagi maafkan aku! Aku ... aku permisi dulu, Pak!" seru Hanna yang buru-buru membuka pintu untuk keluar dari mobil. Hanna berlari masuk ke rumah sakit sambil memegangi dadanya yang berdebar kencang. Dan saat ia sudah menghilang jauh dari Louis, Hanna pun bersandar di dinding. "Jangan terpengaruh, Hanna! Jangan terbawa perasaan! Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mendadak Mendapat yang Diinginkan

    "Kondisi Gio sudah sangat stabil dan kemungkinan besok Gio sudah bisa dipindahkan ke kamar rawat inap biasa." Hanna langsung bernapas lega mendengarnya. "Terima kasih, Suster. Terima kasih." "Sama-sama, Bu. Gio hebat sekali. Cepat sembuh ya, Jagoan!" seru sang suster, sebelum ia meninggalkan Hanna dan Gio pagi itu. Hanna pun terus tertawa sumringah. "Gio dengar kan? Gio sudah mau keluar dari kamar ini.""Gio boleh pulang, Kak?" "Belum, Sayang. Tapi Gio akan pindah ke kamar yang kemarin. Lebih enak banyak temannya. Dan itu berarti kondisi Gio juga sudah baikan." "Yeay! Gio bisa makan fried chicken lagi?" "Untuk yang itu, sabar ya. Nanti Kakak tanya Uncle Dokter lagi." Gio mengangguk dan tertawa begitu bahagia sampai Hanna rasanya ingin menangis haru. Perasaan Hanna baik, sangat baik. Hanna pun berpamitan dengan Gio karena ia hampir terlambat pergi bekerja. Hanna memanggil ojek langganannya untuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Datang Bulan

    "Benarkah dia terlihat senang?"Refi langsung menelepon Louis hari itu setelah ia memberikan sepeda motornya pada Hanna. Refi pun melapor bagaimana wajah sumringah Hanna. "Benar, Bos! Wajahnya berseri-seri dan dia terus berterima kasih, tapi awalnya dia ragu karena takut Bu Indira akan marah." Louis mengembuskan napas panjangnya. "Ini tidak ada hubungannya dengan Indira. Tapi baguslah kalau sudah selesai. Awasi dia! Jangan sampai dia genit pada pria lain lagi! Aku harus menemani Samuel ke luar kota mendadak." "Baik, Bos! Tenang saja!" Louis segera menutup teleponnya, tapi entah mengapa sebuah senyuman terbit di wajahnya memikirkan Hanna yang kegirangan mendapat sepeda motor baru. Namun, secepat pikiran itu muncul, secepat itu pula Louis menggeleng. "Anggaplah aku sedang berbuat baik untuk orang yang membutuhkan, walaupun orang itu sangat tidak tahu terima kasih," gumam Louis gemas, sebelum ia kembali berkutat denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kita Sudahi Saja Semuanya

    Hanna sontak membalikkan tubuhnya lagi ke arah Louis sambil membawa kedua tangannya ke belakang menutupi bercaknya. Jantungnya berdebar kencang dan ia masih sangat malu. Tadi saat ia sibuk bekerja, Hanna merasa seperti ada yang keluar dan tidak nyaman, tapi ia belum sempat ke toilet dan tidak terlalu perhatian lagi,  apalagi sepertinya ini belum tanggalnya. "Itu ... sekali lagi maafkan aku, Pak. Tidak seharusnya Anda melihat ini! Aku ...." Hanna tampak salah tingkah, begitu juga dengan Louis. Namun, Louis akhirnya menawarkan hal yang tidak terduga.  "Mungkin kau butuh ... pembalut?" Louis tidak tahu apa yang merasukinya sampai ia menawarkan itu, tapi Louis langsung bergerak cepat dan keluar dari ruangannya. "Belikan pembalut untuk Hanna, Refi!" "Eh, apa? P-pembalut?" Refi membelalak tidak percaya. "Kau sudah mendengarku kan? Pembalut yang dipakai wanita untuk datang bulan! Cepatlah!"

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mengambil Hatinya Lagi

    Hanna menyetir motornya dengan pikiran penuh malam itu. Ucapan Louis tentang mengakhiri semuanya benar-benar melekat di otaknya. Bisakah semuanya diakhiri semudah itu? Hanna terikat perjanjian dengan Indira dan ia sudah menerima uangnya. Gio pun sudah dioperasi. Bukankah itu berarti Hanna harus berjuang lebih keras untuk hamil agar bisa membayar hutangnya? Oh, rasanya seperti anti klimaks, karena alih-alih hamil, Hanna malah datang bulan. Air mata Hanna pun menetes dan angin yang menerpa wajahnya pun menerbangkan air matanya. Mendadak Hanna merasa kecewa karena ia tidak bisa langsung hamil. Sementara itu, Indira masih mengepalkan tangannya geram mendengar laporan tentang Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru. "Sepeda motor baru?" Indira tertawa kesal. "Kau yakin Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru?" "Pak Louis mengantar Hanna ke rumah sakit lalu dalam perjalanan pulang, Pak Louis sendiri yang pergi ke deal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Rasa yang Terbalik

    "Apa kau sadar apa yang kau katakan tadi, Indira?" Alih-alih berhasil mengambil hati suaminya dengan makan bersama, Indira malah mendapat kemarahan Louis setelah acara makan malam itu selesai. Louis dan Indira pulang sendiri-sendiri dengan mobil mereka dan saat ini keduanya sudah berdua di kamar mereka. "Apa maksudmu, Louis?" "Kau bilang setuju Hanna bersama Samuel? Samuel itu adikku, Indira!" "Apa salahnya, Louis? Mereka sama-sama single dan kalau mereka mau bersama, aku akan merestuinya." "Kau masih bertanya apa salahnya, hah? Kau membayar Hanna untuk menjadi ibu pengganti kita, Indira. Dan kau menyodorkan Hanna untuk Samuel? Kau pikir aku akan membiarkan Samuel bersama wanita yang sudah pernah ...." "Tidur denganmu?" Louis mengembuskan napas beratnya. "Ya, Hanna pernah tidur denganku dan aku tidak akan membiarkan adikku bersamanya." Louis sudah melotot kesal, tapi Indira menanggapinya dengan tetap tenang. "Kalau begitu bagaimana dengan Dokter Martin saja? Kulihat Dokter M

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kau Adalah Milikku

    Louis sudah uring-uringan sejak pagi, sejak hash berlangsung, sejak Samuel dan Hanna berpelukan setelah hash berakhir, ditambah Indira yang memperlakukan Hanna semena-mena. Ya, Louis melihat semuanya dan ia ingin sekali menegur istrinya, tapi ia tidak bisa. Selain karena ada banyak karyawan di sana, orang-orang yang duduk di meja bersama Indira juga adalah para manager perusahaan. Louis cukup tahu diri untuk menjaga harga diri istrinya di sana, walaupun ia ingin sekali menarik istrinya pergi dan memarahinya. Sepanjang hari, Louis pun mencari cara mendekati Hanna, bicara dengan wanita itu tanpa ketahuan, tapi tidak bisa. Hingga akhirnya, begitu tahu Susan ijin pulang duluan, Louis pun mencari Hanna ke kamar wanita itu. Namun, ia malah melihat pemandangan yang membakar amarahnya. Samuel sedang berdiri di depan pintu kamar Hanna dan mengobrol sambil tertawa. Samuel menyodorkan amplop uang hadiah hash tadi, tapi Hanna terlihat menolaknya. Pasti ada alasan Hanna menolak uang itu dan p

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pria di Depan Pintunya

    "Selamat, Hanna!""Terima kasih! Terima kasih!"Acara hash akhirnya selesai. Pembagian hadiah pun langsung diberikan saat itu juga, segera setelah semua orang tiba di garis finish.Indira yang diwakilkan oleh GM perusahaan memberikan hadiah berupa uang tunai pada Hanna dan Samuel. Hanna terus tertawa sumringah dan menyimpan uangnya baik-baik, sedangkan Samuel awalnya menolak hadiahnya karena uang puluh juta tidak ada arti baginya.Namun, karena itu sudah aturan acara, Samuel pun menerimanya.Acara berlanjut dengan makan siang bersama dan para karyawan pun tidak berhenti memberi selamat pada Hanna."Sekali lagi, selamat, Hanna! Bagaimana kau melakukannya? Kau berlari begitu cepat jauh meninggalkan kami!""Aku hanya berlari dan berlari tanpa menoleh ke belakang. Ini karena Pak Samuel yang terus memberiku semangat!"Hanna dan teman-temannya pun makan dengan bahagia, tanpa sadar bahwa

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kemenangan yang Membanggakan

    "Louis, tunggu aku! Mengapa kau berlari begitu cepat?"Indira dan Louis ikut berlari bersama peserta lain, mereka juga berolahraga, tapi Indira punya rute shortcut sendiri untuk kembali tanpa harus menyelesaikan sembilan kilometer.Louis terus berlari meninggalkan istrinya di belakang."Kalau tidak cepat, kita akan jauh tertinggal, Indira!""Memangnya kenapa kalau kita tertinggal?" bentak Indira sambil berhenti berlari. "Bukankah kita juga tidak sedang memperebutkan hadiah? Kita yang memberikan hadiah itu, memangnya kenapa kalau kita tertinggal? Kita juga bisa kembali tanpa harus menyelesaikan rutenya."Louis ikut berhenti sambil terus melongok ke depan dan berdecak kesal, seolah ada sesuatu di depan sana yang harus ia raih, sampai Indira pun tidak tahan lagi."Siapa yang kau lihat di depan? Kau mengejar Samuel? Atau Hanna?" geram Indira akhirnya dengan begitu kesal.Louis pun mengembuskan napas pan

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Olahraga yang Menguras Emosi

    "Hai, Hanna! Senang bertemu denganmu di sini!" Samuel menyapa Hanna saat makan malam di restoran resort. Makanan disajikan ala buffet dan para karyawan pun berbaur dengan akrab, termasuk Samuel yang berkenalan dengan beberapa karyawan. "Pak Samuel, Anda juga ikut ke sini," sapa Hanna sopan. "Tentu saja! Aku adalah calon pemenang, Hanna. Haha." "Ah, untung saja kategori juaranya berbeda antara pria dan wanita karena aku pasti tidak akan menang melawan Anda." Samuel tergelak mendengarnya. "Haha, kau juga bersemangat menang ternyata. Kupikir kau hanya sekedar ikut meramaikan." "Ah, kebetulan aku sedang butuh uang, Pak." Samuel menaikkan alisnya dan sedikit canggung sejenak. "Ah, begitu ya? Kalau begitu semoga kau menang besok. Tapi aku sempat melihat medannya dan sama sekali tidak mudah. Apa kau sudah biasa berlari?" Hanna mengangguk. "Aku juara lari saat masih sekolah dulu, Pak." Samuel antusias

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Saling Merindukan

    Satu minggu berlalu, baik Louis maupun Indira kembali disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Indira harus ke luar kota dan mereka tidak sempat berbagi kemesraan lagi. Begitu juga dengan Hanna yang sibuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Ia berdebar setiap hari takut Indira akan membahas tentang dirinya yang datang bulan dan gagal hamil, tapi anehnya, Indira tidak membahasnya sama sekali dan malah pergi ke luar kota begitu lama.  Namun, Hanna juga tidak memikirkannya lagi karena ada masalah yang lebih serius untuk ia pikirkan."Permisi, Bu Hanna! Ada pesan dari administrasi untuk melunasi tagihan rumah sakit," seru seorang suster saat Hanna menjenguk Gio malam itu. Kondisi Gio membaik dengan cepat. Setelah Gio dipindahkan dari ICU ke kamar rawat inap biasa, Gio pun dengan cepat diijinkan untuk rawat jalan. Hanya saja, Hanna belum bisa melunasi tagihan rumah sakitnya. "Ah, iya, aku akan ke sana nanti." "Baiklah, per

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Rasa yang Terbalik

    "Apa kau sadar apa yang kau katakan tadi, Indira?" Alih-alih berhasil mengambil hati suaminya dengan makan bersama, Indira malah mendapat kemarahan Louis setelah acara makan malam itu selesai. Louis dan Indira pulang sendiri-sendiri dengan mobil mereka dan saat ini keduanya sudah berdua di kamar mereka. "Apa maksudmu, Louis?" "Kau bilang setuju Hanna bersama Samuel? Samuel itu adikku, Indira!" "Apa salahnya, Louis? Mereka sama-sama single dan kalau mereka mau bersama, aku akan merestuinya." "Kau masih bertanya apa salahnya, hah? Kau membayar Hanna untuk menjadi ibu pengganti kita, Indira. Dan kau menyodorkan Hanna untuk Samuel? Kau pikir aku akan membiarkan Samuel bersama wanita yang sudah pernah ...." "Tidur denganmu?" Louis mengembuskan napas beratnya. "Ya, Hanna pernah tidur denganku dan aku tidak akan membiarkan adikku bersamanya." Louis sudah melotot kesal, tapi Indira menanggapinya dengan tetap tenang. "Kalau begitu bagaimana dengan Dokter Martin saja? Kulihat Dokter M

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mengambil Hatinya Lagi

    Hanna menyetir motornya dengan pikiran penuh malam itu. Ucapan Louis tentang mengakhiri semuanya benar-benar melekat di otaknya. Bisakah semuanya diakhiri semudah itu? Hanna terikat perjanjian dengan Indira dan ia sudah menerima uangnya. Gio pun sudah dioperasi. Bukankah itu berarti Hanna harus berjuang lebih keras untuk hamil agar bisa membayar hutangnya? Oh, rasanya seperti anti klimaks, karena alih-alih hamil, Hanna malah datang bulan. Air mata Hanna pun menetes dan angin yang menerpa wajahnya pun menerbangkan air matanya. Mendadak Hanna merasa kecewa karena ia tidak bisa langsung hamil. Sementara itu, Indira masih mengepalkan tangannya geram mendengar laporan tentang Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru. "Sepeda motor baru?" Indira tertawa kesal. "Kau yakin Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru?" "Pak Louis mengantar Hanna ke rumah sakit lalu dalam perjalanan pulang, Pak Louis sendiri yang pergi ke deal

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kita Sudahi Saja Semuanya

    Hanna sontak membalikkan tubuhnya lagi ke arah Louis sambil membawa kedua tangannya ke belakang menutupi bercaknya. Jantungnya berdebar kencang dan ia masih sangat malu. Tadi saat ia sibuk bekerja, Hanna merasa seperti ada yang keluar dan tidak nyaman, tapi ia belum sempat ke toilet dan tidak terlalu perhatian lagi,  apalagi sepertinya ini belum tanggalnya. "Itu ... sekali lagi maafkan aku, Pak. Tidak seharusnya Anda melihat ini! Aku ...." Hanna tampak salah tingkah, begitu juga dengan Louis. Namun, Louis akhirnya menawarkan hal yang tidak terduga.  "Mungkin kau butuh ... pembalut?" Louis tidak tahu apa yang merasukinya sampai ia menawarkan itu, tapi Louis langsung bergerak cepat dan keluar dari ruangannya. "Belikan pembalut untuk Hanna, Refi!" "Eh, apa? P-pembalut?" Refi membelalak tidak percaya. "Kau sudah mendengarku kan? Pembalut yang dipakai wanita untuk datang bulan! Cepatlah!"

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Datang Bulan

    "Benarkah dia terlihat senang?"Refi langsung menelepon Louis hari itu setelah ia memberikan sepeda motornya pada Hanna. Refi pun melapor bagaimana wajah sumringah Hanna. "Benar, Bos! Wajahnya berseri-seri dan dia terus berterima kasih, tapi awalnya dia ragu karena takut Bu Indira akan marah." Louis mengembuskan napas panjangnya. "Ini tidak ada hubungannya dengan Indira. Tapi baguslah kalau sudah selesai. Awasi dia! Jangan sampai dia genit pada pria lain lagi! Aku harus menemani Samuel ke luar kota mendadak." "Baik, Bos! Tenang saja!" Louis segera menutup teleponnya, tapi entah mengapa sebuah senyuman terbit di wajahnya memikirkan Hanna yang kegirangan mendapat sepeda motor baru. Namun, secepat pikiran itu muncul, secepat itu pula Louis menggeleng. "Anggaplah aku sedang berbuat baik untuk orang yang membutuhkan, walaupun orang itu sangat tidak tahu terima kasih," gumam Louis gemas, sebelum ia kembali berkutat denga

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status