Share

Perhatian yang Tidak Biasa

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-04-16 12:32:00

Indira masih berdiri kaku. Ketegangan menjalari seluruh tubuhnya, membuat otaknya berpikir keras untuk merespons pertanyaan Louis dengan tetap tenang. Namun, tatapan tajam pria itu begitu mengintimidasi.

Untungnya, sebelum Indira sempat mengucapkan sepatah kata pun, dering ponsel Louis memecah ketegangan. Pria itu meraih ponselnya, dan alisnya langsung berkerut saat melihat nama Samuel di sana.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Indira, Louis mengangkat telepon itu.

"Halo, ada apa, Samuel?"

Di seberang sana, Samuel baru saja keluar dari klinik. Hanna telah menerima pertolongan pertama, lukanya sudah dibersihkan, diperban, dan ia diminta untuk istirahat total. Namun, Samuel merasa harus memberitahu Louis atau Indira.

"Kak, kau di mana? Apa kau sibuk?"

Masih menatap Indira, Louis pun menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak sibuk, Samuel. Ada apa?"

"Ini tentang Hanna, Kak."

Mendengar nama itu, raut wajah Louis berubah drastis. Tatapannya yang dingin tiba-tiba dipenuhi kecemasan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
trnyata Indira ada main selingkuh sm Ruben ya hmmm
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
yaelah pdhl peluang ngbongkar prselingkuhan Indira n' Ruben udh d dpn mata . kalo udh ditinggal gtu aja si Indira, yaa gampang lah Ruben balikin tuh anting n' kalo d tny lg ato Louis ngliat Indira pake anting itu lg lengkap . lenyap lah sgala kecurigaan .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Jangan Salah Paham

    Ini kali kedua Louis mengantar Hanna. Namun, kalau waktu itu perjalanan mereka singkat, berbeda dengan kali ini yang jauh dan lama. Hanna ingin sekali berpura-pura tidur saja agar tidak perlu merasakan kecanggungan berduaan dengan Louis, tapi sialnya, ini masih terlalu pagi untuk mengantuk lagi. Hanna pun mencoba mengatasi rasa canggungnya dan berkutat dengan ponselnya, tapi yang masuk malah pesan dari Indira yang meminta Hanna menyelesaikan semua pendingan pekerjaan. Hanna memutar bola mata kesal dan mengembuskan napas lelahnya, tapi ia tidak bisa protes lagi dan hanya bisa menyanggupinya. Namun, hembusan napas berat Hanna terdengar oleh Louis. "Ada apa?" tanya Louis tiba-tiba. "Eh, iya, Pak?" "Apa kakimu sakit sampai kau menghela napas begitu berat?" Tatapan Louis masih lurus ke jalan, tanpa menoleh ke Hanna sama sekali. "Ah, tidak, Pak. Kalau tidak digerakkan, rasanya tidak terlalu sakit." "Kalau begitu, jangan banyak bergerak! Kau dengar apa kata dokter tadi kan? Kau tidak

    Last Updated : 2025-04-16
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Bertemu Adik Kecilnya

    "Bos, ini makanannya!" Refi datang siang itu sambil membawa dua kotak makanan untuk Louis. Refi pun melongokkan kepalanya melihat isi rumah Hanna. "Aku baru pertama kalinya melihat rumah Hanna, ternyata rumah ini sangat sederhana. Tapi ... apa benar Anda dan Hanna pulang berdua saja? Lalu apa Bu Indira tidak marah?" "Ck, aku ke sini untuk memintamu membeli makan, bukan untuk diinterogasi olehmu!" Louis berdecak. "Ah, maafkan aku, Bos. Tapi karena makanan sudah kuantarkan, aku sudah boleh pulang?" "Siapa yang bilang kau boleh pulang? Bersihkan rumah Hanna dulu dan cuci spreinya!" "Heh? Aku?" Refi menunjuk dirinya sendiri. Ekspresi Louis terlihat sangat datar. "Lalu kalau bukan kau, siapa? Aku?" "Eh, haha ... maksudku ... mengapa tidak meminta Bibik saja, Bos?" "Memangnya kau melihat ada Bibik di sini?" "Ah, bukan begitu juga, tapi ini ...." Refi ingin protes, tapi melihat tatapan Louis, ia tidak berani protes lagi. Dengan cepat, Louis menyerahkan sapu dan lap padanya. Refi p

    Last Updated : 2025-04-17
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Harga Diri yang Tersentil

    "Gio dari kemarin tunggu Kakak. Gio punya banyak teman baru di sebelah, tapi teman-temannya tidur sama nangis terus. Padahal Gio saja sudah tidak menangis." Setelah berpelukan, Gio langsung bersemangat menceritakan hari-harinya pada Hanna dan Hanna mendengarkan dengan tawa yang terus mengembang di wajahnya, seolah tidak membiarkan adiknya itu mengetahui kesulitan apa pun yang sedang ia hadapi. "Berarti teman-teman Gio belum sembuh, Sayang. Jadi mereka tidur sama nangis terus. Kita doakan saja supaya teman Gio cepat sembuh ya." "Iya, semoga teman-teman Gio cepat sembuh seperti Gio terus bisa pulang juga. Gio kapan pulang, Kak?" Hanna menaikkan alisnya dan kembali tersenyum sambil membelai kepala adiknya itu. "Segera, Sayang. Gio segera pulang ya," sahut Hanna menenangkan, walau ia sendiri belum tahu kapan pastinya ia bisa melunasi tagihan rumah sakitnya. Gio pun kembali bercerita dan Hanna menanggapi dengan begitu lembut, termasuk Hanna menjelaskan tentang kakinya yang terkilir d

    Last Updated : 2025-04-18
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mulai Posesif

    "Tadi itu siapa, Kak?"Begitu Louis keluar dari kamar, Gio langsung berbisik pelan sambil menatap Hanna penuh rasa ingin tahu."Itu teman Kakak," jawab Hanna cepat, mencoba terdengar santai."Tapi kok dia peluk Kakak tadi?""Dia bukan peluk, Gio. Dia hanya bantu Kakak berdiri karena kaki Kakak sakit."Gio mengangguk kecil, tapi matanya masih penuh tanya. "Tapi dia minta dipanggil Kakak juga, padahal dia kan sudah Uncle-Uncle." "Ssst, Gio jangan begitu! Kalau dia minta dipanggil Kakak, ya panggil saja Kakak, ya?""Namanya siapa?""Namanya Louis. Panggil saja Kak Louis."Gio menggigit bibir. "Kak Louis itu pacar Kakak, ya?"Hanna terdiam sesaat, matanya membelalak, sebelum akhirnya ia terkekeh pelan. "Astaga, kau ini anak kecil bicara apa? Sudah, sekarang coba Kakak lihat Kak Louis ke mana. Mengapa dia lama sekali." Hanna mencoba bergerak turun dari ranjang dan Gio menatapnya dengan ragu. "Kakak bisa jalan?""Pelan-pelan, Kakak coba, ya."Dengan susah payah, Hanna bangkit dari ranja

    Last Updated : 2025-04-18
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Malam Pertama Kelabu

    "Buka bajumu dan tunjukkan bagaimana murahannya dirimu yang rela menjual diri demi uang, Hanna!" Suara tegas seorang pria membuat tubuh Hanna bergidik malam itu. Mereka sudah berada di kamar pengantin mereka dan Hanna pun meremas ujung piyama satin yang ia pakai. Namun, alih-alih patuh, Hanna malah mematung menatap pria dengan aura yang begitu dingin itu.Louis Sagala.Pria tampan di hadapan Hanna adalah suaminya yang sah. Mereka baru saja menikah dengan sangat sederhana tadi dan Hanna pun akhirnya resmi menjadi istri kedua dari suami Indira, wanita yang sudah menjadi bosnya satu tahun terakhir ini.Sungguh, Hanna sempat menyesali keputusannya. Kalau saja ia tidak meminjam uang pada Indira untuk biaya operasi jantung adiknya, mungkin Indira tidak akan pernah mengajukan syarat gila di mana Hanna harus menjadi istri kedua Louis dan menjadi ibu pengganti untuk melahirkan anak mereka.Namun, Hanna tidak punya pilihan lain. Adiknya baru berumur sembilan tahun dan Hanna akan menyesal seumur

    Last Updated : 2024-12-15
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Hari Terburuk dalam Hidupnya

    Hanna melangkahkan kakinya dengan begitu berat keluar dari rumah Louis karena pria itu mengusirnya. Dengan mempertahankan harga dirinya yang tersisa, Hanna pun langsung pergi dari sana dan menuju ke rumah sakit, tempat surga dunianya dirawat di sana. Hanna menghapus air matanya dan langsung menunjukkan topeng tawanya, sebelum ia masuk ke dalam kamar. "Tok tok, permisi! Apa ada orang?" Hanna melebarkan tawanya seolah tidak terjadi apa-apa. Anak laki-laki bernama Gio yang sedang duduk di ranjangnya pun langsung tertawa sumringah melihat kakaknya itu. "Kak Hanna!" pekik Gio senang. Wajah pucatnya berseri-seri melihat Hanna dan Gio langsung menunjukkan mainan barunya, sebuah pesawat terbang mini. "Suster kasi Gio ini! Pesawatnya bisa terbang lho!" seru Gio sambil menggerakkan pesawat itu berputar-putar dengan tangannya. "Itu mainan pasien yang tertinggal kemarin, tapi pasiennya sudah sembuh dan pulang," sahut sang suster yang menemani Gio di sana. "Ah, iya, terima kasih

    Last Updated : 2025-01-15
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Klub Malam

    "Mana Kak Tama? Kartu Kak Hanna sudah dikembalikan?" Gio menatap cemas pada Hanna yang akhirnya kembali ke kamarnya. Hanna yang sudah biasa menahan perasaannya pun mengangguk. "Sudah dikembalikan sama Kak Tama," dusta Hanna menenangkan Gio. "Syukur, Kak. Kalau kartunya belum dikembalikan, bagaimana mau bayar rumah sakit." Hanna ingin menangis lagi mendengarnya, tapi ia hanya mengacak ringan rambut adiknya itu. "Bagaimana membayar rumah sakit itu bukan urusanmu, Gio. Itu urusan Kak Hanna. Tapi karena sudah malam, kau tidur dulu ya. Kakak lupa Kakak masih ada urusan." "Tapi Kakak kan baru datang. Temani Gio tidur dulu!" Hanna terdiam sejenak. Hanna benar-benar harus mencari Tama, tapi Hanna juga tidak tega meninggalkan Gio. Hanna pun akhirnya tersenyum singkat dan mengangguk. "Tentu! Kakak akan menemani Gio tidur dulu baru Kakak pergi ya." Gio mengangguk patuh dan segera berbaring di ranjangnya. Hanna pun menatap teman sekamar Gio di sana dan menunduk sopan. Gio dirawat di kam

    Last Updated : 2025-02-05
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Sebotol Obat

    Louis meneguk minumannya di sebuah klub malam itu. Pikirannya kusut, rasanya ia hampir gila setelah menjadi pria brengsek yang beristri dua. Bahkan, dalam mimpi pun, Louis tidak pernah membayangkan akan punya dua istri. Louis mencintai Indira hingga ia tidak peduli sekalipun wanita yang sudah dinikahinya selama tiga tahun itu divonis mandul. Tapi sialnya, ambisi Indira untuk punya anak demi mendapat warisan membuat semuanya kacau seperti ini. "Seharusnya sejak awal aku tegas dan menolak pernikahan ini!" geram Louis sambil kembali meneguk minumannya sampai tandas. Baru saja Louis akan memanggil pelayan untuk mengisi lagi gelasnya saat ia melihat seorang wanita yang familiar di meja sudut. Cahaya remang-remang membuat tatapannya tidak jelas, tapi entah mengapa Louis masih bisa mengenali wanita itu. Hanna. Tidak sendiri, tapi bersama seorang pria yang memberikan sebuah kartu padanya. Louis pun makin membelalak saat melihat pria itu memeluk dan mencium pelipis Hanna. "Indira b

    Last Updated : 2025-02-07

Latest chapter

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mulai Posesif

    "Tadi itu siapa, Kak?"Begitu Louis keluar dari kamar, Gio langsung berbisik pelan sambil menatap Hanna penuh rasa ingin tahu."Itu teman Kakak," jawab Hanna cepat, mencoba terdengar santai."Tapi kok dia peluk Kakak tadi?""Dia bukan peluk, Gio. Dia hanya bantu Kakak berdiri karena kaki Kakak sakit."Gio mengangguk kecil, tapi matanya masih penuh tanya. "Tapi dia minta dipanggil Kakak juga, padahal dia kan sudah Uncle-Uncle." "Ssst, Gio jangan begitu! Kalau dia minta dipanggil Kakak, ya panggil saja Kakak, ya?""Namanya siapa?""Namanya Louis. Panggil saja Kak Louis."Gio menggigit bibir. "Kak Louis itu pacar Kakak, ya?"Hanna terdiam sesaat, matanya membelalak, sebelum akhirnya ia terkekeh pelan. "Astaga, kau ini anak kecil bicara apa? Sudah, sekarang coba Kakak lihat Kak Louis ke mana. Mengapa dia lama sekali." Hanna mencoba bergerak turun dari ranjang dan Gio menatapnya dengan ragu. "Kakak bisa jalan?""Pelan-pelan, Kakak coba, ya."Dengan susah payah, Hanna bangkit dari ranja

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Harga Diri yang Tersentil

    "Gio dari kemarin tunggu Kakak. Gio punya banyak teman baru di sebelah, tapi teman-temannya tidur sama nangis terus. Padahal Gio saja sudah tidak menangis." Setelah berpelukan, Gio langsung bersemangat menceritakan hari-harinya pada Hanna dan Hanna mendengarkan dengan tawa yang terus mengembang di wajahnya, seolah tidak membiarkan adiknya itu mengetahui kesulitan apa pun yang sedang ia hadapi. "Berarti teman-teman Gio belum sembuh, Sayang. Jadi mereka tidur sama nangis terus. Kita doakan saja supaya teman Gio cepat sembuh ya." "Iya, semoga teman-teman Gio cepat sembuh seperti Gio terus bisa pulang juga. Gio kapan pulang, Kak?" Hanna menaikkan alisnya dan kembali tersenyum sambil membelai kepala adiknya itu. "Segera, Sayang. Gio segera pulang ya," sahut Hanna menenangkan, walau ia sendiri belum tahu kapan pastinya ia bisa melunasi tagihan rumah sakitnya. Gio pun kembali bercerita dan Hanna menanggapi dengan begitu lembut, termasuk Hanna menjelaskan tentang kakinya yang terkilir d

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Bertemu Adik Kecilnya

    "Bos, ini makanannya!" Refi datang siang itu sambil membawa dua kotak makanan untuk Louis. Refi pun melongokkan kepalanya melihat isi rumah Hanna. "Aku baru pertama kalinya melihat rumah Hanna, ternyata rumah ini sangat sederhana. Tapi ... apa benar Anda dan Hanna pulang berdua saja? Lalu apa Bu Indira tidak marah?" "Ck, aku ke sini untuk memintamu membeli makan, bukan untuk diinterogasi olehmu!" Louis berdecak. "Ah, maafkan aku, Bos. Tapi karena makanan sudah kuantarkan, aku sudah boleh pulang?" "Siapa yang bilang kau boleh pulang? Bersihkan rumah Hanna dulu dan cuci spreinya!" "Heh? Aku?" Refi menunjuk dirinya sendiri. Ekspresi Louis terlihat sangat datar. "Lalu kalau bukan kau, siapa? Aku?" "Eh, haha ... maksudku ... mengapa tidak meminta Bibik saja, Bos?" "Memangnya kau melihat ada Bibik di sini?" "Ah, bukan begitu juga, tapi ini ...." Refi ingin protes, tapi melihat tatapan Louis, ia tidak berani protes lagi. Dengan cepat, Louis menyerahkan sapu dan lap padanya. Refi p

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Jangan Salah Paham

    Ini kali kedua Louis mengantar Hanna. Namun, kalau waktu itu perjalanan mereka singkat, berbeda dengan kali ini yang jauh dan lama. Hanna ingin sekali berpura-pura tidur saja agar tidak perlu merasakan kecanggungan berduaan dengan Louis, tapi sialnya, ini masih terlalu pagi untuk mengantuk lagi. Hanna pun mencoba mengatasi rasa canggungnya dan berkutat dengan ponselnya, tapi yang masuk malah pesan dari Indira yang meminta Hanna menyelesaikan semua pendingan pekerjaan. Hanna memutar bola mata kesal dan mengembuskan napas lelahnya, tapi ia tidak bisa protes lagi dan hanya bisa menyanggupinya. Namun, hembusan napas berat Hanna terdengar oleh Louis. "Ada apa?" tanya Louis tiba-tiba. "Eh, iya, Pak?" "Apa kakimu sakit sampai kau menghela napas begitu berat?" Tatapan Louis masih lurus ke jalan, tanpa menoleh ke Hanna sama sekali. "Ah, tidak, Pak. Kalau tidak digerakkan, rasanya tidak terlalu sakit." "Kalau begitu, jangan banyak bergerak! Kau dengar apa kata dokter tadi kan? Kau tidak

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Perhatian yang Tidak Biasa

    Indira masih berdiri kaku. Ketegangan menjalari seluruh tubuhnya, membuat otaknya berpikir keras untuk merespons pertanyaan Louis dengan tetap tenang. Namun, tatapan tajam pria itu begitu mengintimidasi. Untungnya, sebelum Indira sempat mengucapkan sepatah kata pun, dering ponsel Louis memecah ketegangan. Pria itu meraih ponselnya, dan alisnya langsung berkerut saat melihat nama Samuel di sana. Tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Indira, Louis mengangkat telepon itu."Halo, ada apa, Samuel?"Di seberang sana, Samuel baru saja keluar dari klinik. Hanna telah menerima pertolongan pertama, lukanya sudah dibersihkan, diperban, dan ia diminta untuk istirahat total. Namun, Samuel merasa harus memberitahu Louis atau Indira. "Kak, kau di mana? Apa kau sibuk?" Masih menatap Indira, Louis pun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak sibuk, Samuel. Ada apa?" "Ini tentang Hanna, Kak." Mendengar nama itu, raut wajah Louis berubah drastis. Tatapannya yang dingin tiba-tiba dipenuhi kecemasan

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kaki Terkilir

    "Lari, Hanna! Kau agak lemas pagi ini!" Samuel dan Hanna sedang jogging pagi itu. Rute mereka adalah memutari kawasan resort sampai keluar ke jalan, lalu kembali lagi ke resort. Samuel pun begitu kuat berlari, sedangkan Hanna lebih sering berjalan atau kadang membungkuk. Pegal kuadrat karena hash dan karena digempur Louis membuat Hanna butuh waktu recovery lebih lama. "Maafkan aku, Samuel! Aku masih kelelahan karena kemarin." Samuel tergelak. "Haha, orang yang tidak biasa olahraga memang begitu. Tapi baiklah, kita berjalan saja kalau kau terlalu lelah." "Hmm!" Hanna mengangguk dan akhirnya mereka pun melangkah bersama sampai mereka sudah hampir tiba kembali di lokasi resort. Samuel melangkah mendului Hanna masuk ke kawasan resort. Hanna pun masih mengikutinya saat tiba-tiba sebuah sepeda motor melaju begitu cepat di samping Hanna. Hanna tersentak dan bergeser ke samping, menghindari terlalu dekat dengan sepeda motor itu, tapi ia malah memekik kaget saat kakinya menginjak sesua

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Anting yang Familiar

    "Sial! Berani-beraninya mereka berselingkuh di belakangku!" Indira terus melangkah kembali ke kamarnya dengan perasaan yang kacau. Sebisa mungkin, ia bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Namun, begitu tiba di kamar dan menemukan kamarnya tetap kosong, Indira pun kembali marah. Samar-samar ia merasakan aroma sabun dan parfum Louis. Suaminya itu baru saja mandi dan dalam sekejap pergi lagi tanpa menunggunya. "Akhh!" pekik Indira yang menyambar semua barang di atas meja dan membuangnya ke lantai. Napas Indira tersengal karena amarah dan bayangan bagaimana berantakannya ranjang Hanna membuat Indira makin marah. "Berani sekali kau tidur dengan suamiku tanpa memberitahuku, Hanna! Tanpa ijinku! Bahkan, kau membohongi aku seolah aku tidak tahu kalian bersama! Sial!" geram Indira lagi. Indira pun berakhir duduk dengan kesal, menantikan Louis yang tidak kunjung kembali juga ke kamar. Tanpa ia ketahui, Louis sendiri memang kembali ke kamar dan ia pun bertanya-tanya di mana Indir

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Tanda Merah

    Indira mencari Louis pagi itu. Tidak benar-benar mencari karena rasa marahnya pada Louis membuatnya menyenangkan dirinya dengan cara lain sepanjang malam. Indira tidak tidur di kamarnya tadi malam, tapi Indira sudah membayangkan bahwa Louis akan mencarinya dan merasa bersalah, apalagi ia juga tidak mengangkat telepon dari suaminya itu semalam. Namun, saat ia kembali ke kamar, ia melihat ranjangnya begitu rapi, tidak terlihat tanda-tanda Louis tidur di sana semalam. Alih-alih mencarinya, Louis malah ikut menghilang. Indira geram dan mendadak mencari suaminya menyusuri koridor di resort. Hingga langkah kakinya terhenti saat ia melihat Louis keluar dari satu kamar yang Indira tahu adalah kamar Hanna.Tangan Indira terkepal dan setelah Louis menghilang, ia buru-buru mengetuk pintu kamar itu. Hanna sendiri masih mengira Louis yang mengetuk pintunya, tapi saat ia membukanya, ia langsung membelalak melihat siapa yang berdiri di sana. "B-Bu Indira?" "Itu ... selamat pagi, Bu Indira!" s

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kedatangan Mengejutkan

    Louis bangun dari tidurnya yang sangat berkualitas pagi itu. Rasa lelah ditambah rasa puas membuatnya tidur begitu nyenyak. Tubuhnya mulai terbiasa dengan rasa tubuh dan aroma Hanna yang membuat ia merasa sangat nyaman. Perlahan, Louis membuka matanya dan dengan cepat, ia menemukan wanita yang sedang meringkuk di pelukannya. Awalnya Louis tersentak melihat Hanna, tapi sedetik kemudian, wajah cantik Hanna membiusnya. Wajah manis itu tenang seperti bayi yang kelelahan. Louis tahu Hanna pasti lelah melayani hasratnya yang sangat liar semalam. "Baiklah, tidurlah dulu!" bisik Louis sambil meraih helaian rambut Hanna dan menyingkirkannya dari wajah wanita itu. Louis terus menatap wajah itu sampai kesadarannya membuat ia menggeram lagi. "Sial! Perselingkuhan benar-benar terjadi dan kau benar-benar menginginkan wanita lain selain istrimu! Dan sialnya lagi kau menikmatinya!" geram Louis. "Tapi entahlah! Nyatanya Hanna juga istriku, seharusnya ini bukan selingkuh!" Louis menggertakkan gi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status