Share

Sebotol Obat

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-02-07 08:55:53

Louis meneguk minumannya di sebuah klub malam itu. Pikirannya kusut, rasanya ia hampir gila setelah menjadi pria brengsek yang beristri dua. Bahkan, dalam mimpi pun, Louis tidak pernah membayangkan akan punya dua istri.

Louis mencintai Indira hingga ia tidak peduli sekalipun wanita yang sudah dinikahinya selama tiga tahun itu divonis mandul. Tapi sialnya, ambisi Indira untuk punya anak demi mendapat warisan membuat semuanya kacau seperti ini.

"Seharusnya sejak awal aku tegas dan menolak pernikahan ini!" geram Louis sambil kembali meneguk minumannya sampai tandas.

Baru saja Louis akan memanggil pelayan untuk mengisi lagi gelasnya saat ia melihat seorang wanita yang familiar di meja sudut.

Cahaya remang-remang membuat tatapannya tidak jelas, tapi entah mengapa Louis masih bisa mengenali wanita itu.

Hanna.

Tidak sendiri, tapi bersama seorang pria yang memberikan sebuah kartu padanya. Louis pun makin membelalak saat melihat pria itu memeluk dan mencium pelipis Hanna.

"Indira benar-benar sudah salah memilih wanita murahan itu!" geram Louis lagi yang langsung melangkah mendekati Hanna.

"Baru saja menikah tapi kau sudah selingkuh dariku, Hanna?" seloroh Louis penuh kebencian setelah kekasih Hanna pergi dari sana.

Hanna melonjak kaget. Saat ia menoleh, ia pun mematung tidak percaya melihat Louis di tempat seperti ini. Penampilan pria itu kacau tidak rapi seperti biasanya, tapi tatapan pria itu masih sama tajamnya sampai membuat jantung Hanna memacu tidak karuan.

"P-Pak Louis?" sapa Hanna terbata.

"Kau terkejut karena aku memergokimu, hmm? Jadi ini pekerjaan sampinganmu selain menjadi asisten istriku? Merayu pria sampai mereka memberimu kartunya seperti barusan?"

Hanna menahan napasnya sejenak. "Anda salah sangka, Pak. Tadi itu ...."

"Aku tidak peduli siapa pria tadi, Hanna! Entah dosa apa yang sudah kulakukan sampai aku harus berurusan dengan wanita sepertimu! Tapi aku masih memberimu kesempatan!"

Louis mempersempit jarak antara mereka dan langsung mencengkeram rahang Hanna sampai wajah wanita itu mendongak menatapnya.

"Katakan pada Indira kau mau bercerai! Hentikan semua kegilaan ini lalu segera mengundurkan diri dari perusahaan!"

Louis makin mendekatkan wajahnya. "Atau kau akan merasakan neraka buatanku karena sudah berani masuk ke dalam rumah tanggaku, Wanita Murahan!"

Louis menatap Hanna sedikit lebih lama, sebelum ia melepaskan wajah Hanna dengan kasar dan pergi dari sana.

Hanna yang masih syok pun hanya bisa menganga menatap punggung Louis dengan perasaan yang tidak karuan. Hanna menelan salivanya, tatapannya berkaca-kaca.

Rasa sakit akibat penghinaan yang Louis lakukan di kamar pengantin mereka tadi saja masih membekas, tapi sekarang, Hanna sudah harus menghadapi penghinaan Louis yang lain.

Air mata Hanna menetes tanpa sadar, tapi ia segera menghapusnya dan pergi dari sana.

Namun, Hanna tidak punya tenaga lagi untuk kembali ke rumah sakit malam itu dan Hanna hanya terduduk lunglai di lantai kamarnya begitu lama.

"Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menuruti Pak Louis saja demi ketenangan hidupku? Tapi bagaimana bisa tenang kalau sewaktu-waktu Gio harus berjuang antara hidup dan mati?"

"Lagipula kau sudah menandatangani kontrak gila itu, Hanna! Tidak ada jalan kembali! Ya, tidak ada jalan kembali! Demi Gio!"

Hanna menguatkan dirinya. Ia tidak mau ragu lagi dengan langkah yang sudah ia ambil, walaupun sepanjang tidurnya, air matanya tidak berhenti mengalir.

*

Hanna bangun terlambat keesokan harinya sampai ia begitu panik dan buru-buru berangkat ke kantor. Hanna pun langsung disambut oleh kemarahan Indira di ruang kerja bosnya itu.

"Aku tidak membayarmu untuk gagal, Hanna!"

"M-maafkan aku, Bu. Aku ...."

"Aku tidak mau mendengar alasan! Kau sudah menandatangani kontrak itu! Aku akan memberikan uangnya setelah kau tidur dengan suamiku, jadi kalau kau berani melanggar kesepakatan ini, bukan hanya nyawa adikmu taruhannya, tapi aku juga akan membawa ini ke jalur hukum!"

Lagi-lagi Hanna tertekan, tapi ia hanya bisa mengangguk pasrah.

"Aku tidak akan lupa, Bu. Aku hanya ... aku hanya sedang memikirkan cara lain tanpa harus tidur bersama. Apa boleh kita menggunakan cara lain seperti bayi tabung, Bu? Mungkin ... Pak Louis jijik padaku." Hanna memberanikan dirinya sampai Indira tertawa kesal mendengarnya.

"Kau sudah mulai berani mengaturku, hah? Aku tidak mau bayi tabung, aku mau yang alami dan harus cepat sebelum kau melewatkan masa suburmu!"

Tentu saja Indira sudah mengajak Hanna memeriksakan kesuburannya sebelum tanggal pernikahan ditetapkan dan Indira menginginkan semuanya berjalan dengan cepat.

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Hanna! Aku butuh keturunan segera sebelum ayahku mewariskan semuanya pada kakakku!" geram Indira lagi.

Ayah Indira yang otoriter hanya akan mewariskan perusahaan pada anak yang bisa memberinya keturunan. Dan Indira tidak akan membiarkan kerja kerasnya selama ini dimiliki oleh orang lain. 

Indira pun menatap Hanna penuh rencana dan sebuah senyuman licik terbit di wajahnya. "Tapi jangan khawatir karena setelah merayu suamiku dengan piyama satin gagal, aku sudah menyiapkan rencana lain yang tidak mungkin gagal."

Indira langsung mengeluarkan sebuah botol kecil obat dari dalam tasnya.

"Ambil ini, Hanna!"

Hanna mengernyit menatap botol kecil obat di tangan bosnya itu. Dengan ragu, Hanna menerimanya dan makin mengernyit melihat botol yang tidak ada label namanya sama sekali itu.

"Apa ini, Bu?"

"Itu obat yang dibutuhkan Louis untuk bisa membuatmu hamil."

Hanna masih mengernyit, tidak yakin dengan maksud Indira. Namun, tidak lama kemudian, ia membelalak saat menyadari bahwa obat yang ia pegang ini pasti adalah obat perangsang. Jantung Hanna pun langsung memacu kencang.

"Pada acara perusahaan besok, masukkan obat ini ke dalam minuman Louis dan lakukan apa yang harus kau lakukan, Hanna!"

Indira menjeda ucapannya, sebelum ia kembali berbicara. "Tidurlah dengan suamiku dan pastikan kau segera hamil anaknya!"

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Gejolak Tidak Tertahan

    "Ingat, malam ini kau harus berhasil, Hanna!" Pesan Indira terus menggema di benak Hanna saat ia sudah berdiri di sudut ballroom hotel mewah milik Mahardhika Group, perusahaan Indira. Malam itu ada acara tahunan yang dihadiri oleh para karyawan dan klien perusahaan.Para tamu pun mulai berdatangan, termasuk seorang pria gagah yang melangkah masuk dengan jas hitam sempurna yang membalut tubuhnya.Aura dingin dan berwibawa yang pria itu pancarkan langsung menyedot perhatian banyak orang dan membuat debar jantung Hanna memacu tidak karuan, apalagi saat tangannya tanpa sengaja menyentuh botol obat di kantongnya. "Maafkan aku, aku juga terpaksa melakukannya," bisik Hanna bergetar. Di sisi lain, Louis sudah disambut banyak kenalannya di sana. Louis mempunyai perusahaan yang berbeda dengan Indira, namun Louis selalu mendukung pekerjaan istri tercintanya."Selamat malam, Pak Louis!" "Selamat malam!" "Senang sekali bertemu Anda di sini." Louis dan beberapa orang terlibat pembicaraan seri

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Masih Perawan

    Hanna melangkah begitu cepat menuju ke kamar Indira, tempat Indira sudah menunggunya di sana. Tangan Hanna masih gemetar dan napasnya masih sangat tersengal, tapi Indira malah tersenyum puas mendengar laporan Hanna. "Bagus, Hanna. Kau juga sudah menyampaikan pesanku kalau aku tidak enak badan kan?" "Aku sudah melakukannya seperti yang Anda perintahkan, Bu." "Baiklah, sekarang kau tinggal menunggunya di sini. Dia akan ke sini dan melampiaskan hasratnya, jadi layani dia dengan baik!" Hanna menahan napasnya sejenak mendengar kata melayani, tapi ia mengangguk. "Aku ... mengerti, Bu." "Aku akan meninggalkanmu dan kembali ke pesta karena pasti banyak orang mencariku saat ini." Indira pun segera melangkah ke arah pintu, tapi sebelum ia keluar, Indira mematikan semua lampunya sampai Hanna tersentak kaget. "Bu Indira ... lampunya ...." "Yang kau butuhkan hanya benihnya, dia tidak perlu melihat wajahmu!" ucap Indira, sebelum wanita itu keluar dan menutup pintunya rapat-rapat. Hanna sam

    Last Updated : 2025-02-13
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Meminta Uangnya

    Louis benar-benar mematung sejenak merasakan perawan untuk pertama kalinya. Pertahanan Hanna sulit ditembus, sangat berbeda dengan Indira ketika mereka melakukan malam pertama.Napas Louis memburu. Sensasi yang baru saja ia rasakan seolah membekukan otaknya sesaat. Mustahil wanita murahan seperti Hanna masih perawan!Hanna sendiri sudah meneteskan air matanya karena rasa sakit yang menyiksa yang mencabik-cabik dirinya, tapi ia tidak bisa membiarkan Louis berhenti sampai ia berhasil mendapatkan benih pria itu. "Jangan berhenti, Pak! Kumohon..." lirih Hanna dengan tidak tahu malu. Louis ingin sekali mengumpati Hanna. Sisa kewarasannya pun mendesak ia mengakhiri semua--hentakan ini. Tapi sial! Ia sudah terlanjur masuk terlalu jauh. Tubuhnya sudah tenggelam dalam gairah yang tidak bisa dihentikan. Dan saat ia sudah berhasil menembusnya, ia tidak bisa berhenti begitu saja."Ini semua salahmu, Hanna!"Dan, memenangkan hasrat kelelakiannya, Louis melanjutkan gerakannya yang tadi sempat te

    Last Updated : 2025-02-19
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Tinggal Bersama

    Indira masih duduk sendirian di ruang tamu rumahnya pagi itu. Rumahnya begitu sepi karena Louis belum pulang. Tentu saja Indira tahu di mana suaminya berada. Ya, Louis menghabiskan malam bersama Hanna. Bukan hal yang menyenangkan bagi Indira, tapi ini adalah rencananya sendiri. Jika ingin mendapatkan keturunan, Indira harus menyingkirkan egonya dan menerima kenyataan bahwa suaminya akan berbagi ranjang dengan wanita lain.Indira pun masih hanyut dalam lamunannya sendiri saat ponselnya berbunyi dan Indira langsung mengangkat telepon dari Hanna itu. "Bu Indira, aku sudah berhasil tidur dengan Pak Louis. Karena itu, bolehkah aku mendapatkan uang yang Anda janjikan?" Suara Hanna sedikit bergetar, tapi Indira tersenyum puas mendengarnya. "Bagus, Hanna! Aku juga sudah tahu kalau kau berhasil melakukannya semalam. Dan tentu saja aku bukan orang yang ingkar janji. Aku akan memberikan uangnya." Mendengar suara tegas Indira, Hanna pun bernapas lega. Namun, kelegaan itu tidak bertahan lama

    Last Updated : 2025-03-01
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Hasrat Berbahaya

    "Aku tidak bisa, Bu," tolak Hanna tanpa berpikir panjang. "Aku punya rumah dan adik yang tinggal bersamaku, aku tidak bisa meninggalkannya." "Adikmu masih di rumah sakit, sudah banyak yang menjaganya. Lagipula ini juga perintah, Hanna! Aku tidak sedang bertanya kau mau atau tidak!" tegas Indira. Dan sialnya, Hanna tidak pernah bisa menolak perintah Indira karena Indira selalu memaksa. Hanna pun berakhir dengan berbaring di tempat tidur yang asing malam itu, menatap langit-langit kamar tamu yang terasa begitu dingin dan sunyi.Hanna tidak ingin ada di sini. Ia tidak ingin tinggal serumah dengan Louis dan Indira.Hanna menghela napas panjang, menekan rasa frustrasinya.Bagaimana bisa ia tinggal di rumah pria yang begitu membencinya?Bagaimana bisa ia tidur nyenyak di tempat ini sementara setiap tatapan Louis padanya penuh dengan kemarahan dan penghinaan?Sementara itu, Louis akhirnya pulang ke rumah begitu larut dengan perasaan yang sangat buruk. Louis sengaja pergi karena Indira mema

    Last Updated : 2025-03-02
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kepercayaan Diri Seorang Istri

    Louis dan Hanna masih sama-sama mematung dengan debar jantung yang berkejaran. Keduanya sama-sama terpengaruh dengan kedekatan mereka. Namun, Hanna tersadar duluan dan langsung memalingkan wajahnya. "M-maafkan aku, Pak," ucap Hanna yang langsung bergerak menegakkan dirinya. Louis sendiri tersentak. Untuk sekian detik, sungguh Louis sempat berpikir untuk mencium Hanna lagi, tapi untung saja suara Hanna menyadarkannya dari kekhilafannya. Tanpa aba-aba, Louis pun melepaskan pelukannya dari Hanna dengan kasar sampai Hanna kembali terhuyung. Untungnya, Hanna langsung berpegangan pada meja di sampingnya. "Jadi ini modusmu lagi, hmm? Menyodorkan dirimu agar aku memelukmu? Aku tidak habis pikir dengan semua cara murahanmu ini, Hanna! Kau benar-benar tidak tahu malu!" Hanna menahan napasnya sejenak. Hanna bukan wanita lemah yang hanya bisa pasrah saat dihina dan direndahkan. Hanna pun sudah terus menahan dirinya menghadapi semua hinaan Louis padanya. "Apa hanya ada hal buruk tentang aku

    Last Updated : 2025-03-03
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Penyelamat Dadakan

    "Kau menghilang di pesta kemarin dan aku tidak bisa meneleponmu, Hanna! Terpaksa aku yang melayani Bu Indira di sana." Susan, teman sekantor Hanna langsung menyambut Hanna begitu ia tiba di kantor pagi itu. Hanna berangkat terlalu siang sampai ia tidak sempat mampir ke rumah sakit lagi. "Maafkan aku, aku ada urusan mendadak waktu itu," sahut Hanna beralasan karena Susan juga tidak tahu tentang pernikahannya. "Setidaknya kau harus memberitahuku agar aku tahu harus melakukan apa, Hanna.""Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya." "Hmm, ya sudah. Eh, tapi kau tahu kalau malam itu Pak Louis juga menghilang? Banyak sekali yang menanyakan Pak Louis karena Bu Indira menyambut tamunya sendiri." Hanna memaksakan senyum dan tidak menjawabnya. Susan pun terus mengoceh sendiri dan Hanna hanya mendengarkan omelan temannya itu, sebelum mereka melanjutkan pekerjaan mereka hari itu. Hanna pun bisa bernapas lega karena Indira tidak ke kantor hari itu. Saat jam makan siang, Hanna juga b

    Last Updated : 2025-03-04
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Salah Sangka

    "Berani sekali kau mengatai kakakmu! Dasar sialan!" Hanna sudah berpikir ia akan merasakan tamparan menyakitkan dari Tama. Namun, anehnya, tamparan itu tidak kunjung ia rasakan. Perlahan, Hanna membuka matanya dan Hanna langsung membelalak lebar melihat Louis sudah berdiri di sampingnya sambil mencekal tangan Tama. Entah bagaimana pria itu bisa mendadak muncul. "Pria macam apa yang memukul wanita, hah?" geram Louis yang langsung mengempaskan tangan Tama dengan kasar. Louis sendiri sudah berniat pulang setelah Refi melapor bahwa Hanna sudah pulang. Louis pun masih menunggu Refi mengambil mobil saat tatapannya menangkap pria dan wanita di parkiran motor. Dari kejauhan, Louis bisa mengenali Hanna, walaupun Louis masih belum bisa mengenali siapa pria yang memeluk Hanna. Awalnya Louis berdecak kesal melihat kegenitan Hanna. Namun, makin lama menatap, Louis mulai merasa ada yang tidak beres hingga tanpa bisa dicegah, Louis pun mendekat dan menjadi penyelamat Hanna. Tama sendiri langsu

    Last Updated : 2025-03-05

Latest chapter

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Percaya Padamu

    "Selamat pagi, Hanna. Aku ke sini untuk menjemputmu." Refi datang ke rumah Indira pagi itu untuk menjemput Hanna. Hanna tidak bisa tidur semalaman karena menunggu berita tentang Indira. Louis sama sekali tidak membalas telepon maupun pesannya sampai Hanna tidak berani meneleponnya lagi. Louis juga tidak memberi kabar pada Bik Yus atau siapa pun sampai Hanna sangat tidak tenang. Dan pagi ini, mendadak Refi datang menjemputnya. "Menjemput ... ke mana? Kau mau membawaku ke mana, Refi? Lalu bagaimana kondisi Bu Indira? Dia baik-baik saja kan?" Refi menghela napas panjangnya. "Bu Indira ... tidak baik." Jantung Hanna makin berdebar kencang mendengarnya. "Apa maksudmu Bu Indira tidak baik, Refi? Apa maksudmu?" Lagi-lagi Refi menghela napas panjangnya, sebelum ia menyahut lagi. "Bu Indira lumpuh," jawab Refi yang seketika membuat Hanna menahan napasnya sejenak. Tubuh Hanna mendadak gemetar dan merinding mendengar Indira lumpuh, tapi Hanna menggeleng dan ia tidak bisa menerimanya.

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kondisi yang Menyesakkan

    "Tolong selamatkan istriku, Dokter! Dia terjatuh dari tangga dan mendadak tidak sadar! Tolong, Dokter! Tolong!" Louis begitu panik setelah akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Louis terus menyisir rambutnya frustasi dan berjalan mondar-mandir di depan ruang tindakan. Linda sendiri juga sama paniknya, tapi ia begitu tidak terima sampai ia terus menyalahkan semua orang. "Ini semua karena kau, Louis! Kalau saja kau tidak membawa wanita sialan itu tinggal di sana, semua ini tidak akan terjadi!" "Hanna sudah begitu melunjak karena kau terus membelanya! Kau tahu kalau Indira sering tidak pulang ke rumah karena dia tidak nyaman di rumahnya sendiri! Suaminya bukan miliknya lagi! Hanna sudah merasa menjadi nyonya rumah!" Linda berteriak penuh amarah sampai otak Louis makin penuh. Louis tidak bisa berpikir sama sekali sekarang."Kau akan menyesal kalau sampai terjadi sesuatu pada Indira, Louis! Ibu akan sangat membencimu kalau ada apa-apa pada Indira! Oh, Indira yang malang!" "Hanna mendo

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pergi Atau Bertahan

    Louis pulang lebih cepat siang itu. Ia sengaja tidak pergi lama agar bisa segera pulang sebelum Indira pulang duluan dan membuat keributan dengan Hanna. Louis pun membawa berita baik karena ia punya hadiah untuk Hanna, yaitu sertifikat rumah wanita itu.Ya, dengan uang, semuanya pasti beres. Louis memberikan uang yang cukup banyak untuk para rentenir itu. Louis membeli kembali rumah Hanna agar Hanna tidak kehilangan satu-satunya hartanya. Ia sudah membayangkan ekspresi bahagia Hanna. Mungkin wanita itu akan memeluknya, menciumnya, dan Louis mendadak antusias. Louis pun masih menyimpan sertifikatnya di mobil dan ingin melihat kondisi rumah dulu. Namun, begitu masuk ke rumah, ia langsung disambut insiden yang membuat jantungnya memacu begitu kencang. Louis melihat istrinya jatuh terguling melewati satu persatu anak tangga hingga tergolek tidak sadarkan diri. "Indiraa!" teriak Louis begitu panik. Debar jantung Louis memacu tidak karuan dan ia langsung menghampiri Indira untuk melih

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Jatuh dari Tangga

    Indira melangkah naik ke tangga dengan cepat, sedangkan Hanna langsung menoleh menatap bosnya itu sampai akhirnya Indira tiba dan mereka saling berhadapan. "Apa?" "Aku terkejut sekali menemukan kau mengobrol dengan mertuaku, apa yang kalian bicarakan?" ulang Indira. Namun, Indira tidak memberikan kesempatan pada Hanna untuk menjawab karena mendadak Indira sudah melayangkan tuduhannya pada Hanna. "Kau membocorkan perjanjian itu? Bahwa kau adalah istri kedua Louis? Bahwa aku membayarmu untuk menjadi ibu pengganti? Kau membocorkan kalau aku mandul?" bentak Indira penuh amarah. Hanna menggeleng. "Aku tidak melakukannya sama sekali, Bu." "Lalu mengapa kau tersenyum begitu busuk di depan mertuaku? Kau mau sok baik? Kau mau mengambil hatinya agar dia menyukaimu?" "Aku benar-benar tidak mengerti apa yang Anda katakan, Bu. Tapi aku tidak pernah berniat mengambil hati siapa pun!" "Buktinya kau mencoba mengambil hati Louis! Kau membuat suamiku sendiri membuangku dan memilihmu! Kau membu

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pertemuan Menegangkan

    Seketika suasana hening setelah Gio membocorkan rahasia Hanna. Hanna panik dan buru-buru menghampiri Gio lalu menutup mulut anak itu. "Ya ampun, Bu Sena, Samuel. Maafkan adikku, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Dia ... Gio belum mengerti tentang suami istri, dia hanya baru saja menonton video entah apa itu dan mengikutinya," seru Hanna panik. "Tapi Gio sudah ngerti nikah, Kak!" Gio membela diri. Hanna tetap membungkamnya. "Sstt, diam dulu, Sayang. Tapi maaf, Bu, dia hanya ngawur. Tidak seperti itu!" seru Hanna lagi. Untuk sesaat, Sena dan Samuel masih tetap terdiam, sebelum lagi-lagi Sena yang tertawa duluan. "Ah, haha, baiklah, tidak masalah. Anak kecil memang suka meniru apa yang dilihatnya di video. Tapi baiklah, sebenarnya kami juga tahu Louis dan Indira tidak mungkin ada di rumah di jam segini. Kami hanya baru membeli buah dan sekalian memberikan buahnya. Samuel, berikan pada Bik Yus!" "Iya, Ma."Samuel memberikan buah pada Bik Yus dan mau tidak mau, Hanna terpaksa

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Membocorkan Rahasia

    Hanna bangun begitu pagi hari itu dan pemandangan yang ia lihat saat ia membuka matanya adalah Gio dan Louis yang masih tertidur begitu lelap di ranjangnya. Postur tubuh Gio yang sudah cukup besar membuat Louis harus tidur di sudut ranjang, tapi sepertinya itu tidak masalah untuk Louis. Perlahan senyuman pun terbit di wajah Hanna. Rasanya masih seperti mimpi bisa mendapatkan suami bosnya tidur di ranjang Hanna sekarang. Rasanya hangat sekali, walaupun tetap salah. Hanna mengembuskan napas panjangnya dan berniat beranjak dari ranjang untuk ke kamar mandi, tapi gerakan Hanna mendadak membuat Louis terbangun dan langsung siaga. "Kau mau ke mana, Hanna?" Hanna sontak menoleh kaget. "Ah, aku mau ... ke kamar mandi, Pak." "Pak lagi! Sudah kubilang panggil namaku saja, tapi aku akan membantumu. Kakimu tidak boleh banyak digerakkan." Louis langsung beranjak dari ranjangnya dan menghampiri Hanna. Dengan cepat mengendong istrinya itu dan Hanna langsung memeluk leher Louis. Sejenak merek

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Melihat Kemesraan yang Tidak Wajar

    "Apa masih sakit?" Hanna sudah duduk bersandar di ranjangnya malam itu dengan baju dan tubuh yang bersih. Setelah melayani suaminya, Hanna mandi dibantu oleh suaminya yang mendadak lembut. Mereka mandi bersama, lalu Louis mengoleskan salep di kaki Hanna sampai Hanna begitu tersentuh pada kelembutan suaminya itu. "Tidak terlalu sakit, tapi bengkaknya tidak mau kempis," sahut Hanna sambil menatap bengkak di kakinya. "Pelan-pelan! Kalau kau terus bergerak, bengkaknya tidak bisa kempis," seru Louis lembut sambil terus membelai kaki Hanna. Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu kamar diketuk dan suara-suara berisik dari luar kamar. "Jangan dulu, Gio! Kakak takut Kak Louis marah," seru Refi takut. Namun, Gio tetap membuka pintu kamar yang sudah tidak terkunci itu. Setelah mandi, Louis sempat keluar kamar dan mengambil bajunya, lalu masuk lagi. Louis juga sempat melihat pesan dari Indira yang mengatakan bahwa istrinya itu menginap bersama Linda. Entah mengapa, pesan itu malah memb

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Tubuh yang Meredakan Amarahnya

    Semua orang masih terdiam mendengar ucapan Louis yang memang mengejutkan. Hanna dan Refi sudah menahan napasnya sejenak, tidak percaya Louis akhirnya membocorkan hal yang sangat rahasia itu di depan umum, apalagi ada Susan, salah satu karyawan kantor juga. Susan sendiri hanya menganga tidak percaya pada pendengarannya. Sedangkan Martin sama bingungnya, tapi ia yang paling bereaksi keras. Martin pun tertawa kesal menatap Louis yang makin tidak rasional. "Istri? Apa maksudmu? Kau sadar apa yang kau katakan, Pak Louis? Istrimu adalah Bu Indira! Bagaimana caranya Hanna bisa menjadi istrimu juga?" "Kau pikir aku sudah gila mengakui orang lain sebagai istri kalau itu bukan kenyataannya? Indira memang istriku, tapi Hanna juga istriku! Aku punya dua istri, lalu apa itu masalah untukmu?" Sial!Louis pasti sudah gila karena mengakui ini. Sejak awal, mereka sudah sepakat bahwa ini akan menjadi rahasia di antara mereka. Louis tidak sudi menikahi wanita lain selain istrinya dan ia tidak akan

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Dia Adalah Istriku

    "Aku pulang! Hanna! Gio!" Louis tiba di rumah malam itu. Alih-alih Indira, ia malah langsung mencari Hanna serta Gio. Namun, anehnya, rumahnya terlihat begitu sepi. Jam segini biasanya Indira memang belum pulang karena Indira sangat sibuk, tapi Hanna yang tidak bekerja, seharusnya di rumah. Begitu juga dengan Gio yang pastinya tidak betah berdiam di kamar. Bahkan, Louis sudah meminta Bik Yus menemani Gio bermain kalau anak itu ingin bermain di kolam renang. Bayangan berkumpul bersama Hanna dan Gio pun membuat Louis antusias pulang lebih cepat. Namun, Louis malah tidak menemukan siapa pun di kamar, tas Hanna pun tidak ada sampai membuat Louis panik sendiri. "Bik Yus! Bik Yus!" panggil Louis. Bik Yus yang mendengar suara Louis buru-buru naik menghampiri Louis. "S-selamat malam, Pak Louis." "Mana Hanna dan Gio?" "Itu ... itu ...." Louis langsung mengernyit melihatnya. Ia masih menenteng mainan yang baru ia beli untuk Gio. "Ada apa? Ke mana mereka?" "Mereka ... Hanna sudah perg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status