Share

Hasrat Berbahaya

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-02 22:38:20
"Aku tidak bisa, Bu," tolak Hanna tanpa berpikir panjang. "Aku punya rumah dan adik yang tinggal bersamaku, aku tidak bisa meninggalkannya."

"Adikmu masih di rumah sakit, sudah banyak yang menjaganya. Lagipula ini juga perintah, Hanna! Aku tidak sedang bertanya kau mau atau tidak!" tegas Indira.

Dan sialnya, Hanna tidak pernah bisa menolak perintah Indira karena Indira selalu memaksa.

Hanna pun berakhir dengan berbaring di tempat tidur yang asing malam itu, menatap langit-langit kamar tamu yang terasa begitu dingin dan sunyi.

Hanna tidak ingin ada di sini. Ia tidak ingin tinggal serumah dengan Louis dan Indira.

Hanna menghela napas panjang, menekan rasa frustrasinya.

Bagaimana bisa ia tinggal di rumah pria yang begitu membencinya?

Bagaimana bisa ia tidur nyenyak di tempat ini sementara setiap tatapan Louis padanya penuh dengan kemarahan dan penghinaan?

Sementara itu, Louis akhirnya pulang ke rumah begitu larut dengan perasaan yang sangat buruk. Louis sengaja pergi karena Indira mema
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wiwi Yuningsih
aku masih semangat bacanya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kepercayaan Diri Seorang Istri

    Louis dan Hanna masih sama-sama mematung dengan debar jantung yang berkejaran. Keduanya sama-sama terpengaruh dengan kedekatan mereka. Namun, Hanna tersadar duluan dan langsung memalingkan wajahnya. "M-maafkan aku, Pak," ucap Hanna yang langsung bergerak menegakkan dirinya. Louis sendiri tersentak. Untuk sekian detik, sungguh Louis sempat berpikir untuk mencium Hanna lagi, tapi untung saja suara Hanna menyadarkannya dari kekhilafannya. Tanpa aba-aba, Louis pun melepaskan pelukannya dari Hanna dengan kasar sampai Hanna kembali terhuyung. Untungnya, Hanna langsung berpegangan pada meja di sampingnya. "Jadi ini modusmu lagi, hmm? Menyodorkan dirimu agar aku memelukmu? Aku tidak habis pikir dengan semua cara murahanmu ini, Hanna! Kau benar-benar tidak tahu malu!" Hanna menahan napasnya sejenak. Hanna bukan wanita lemah yang hanya bisa pasrah saat dihina dan direndahkan. Hanna pun sudah terus menahan dirinya menghadapi semua hinaan Louis padanya. "Apa hanya ada hal buruk tentang aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Penyelamat Dadakan

    "Kau menghilang di pesta kemarin dan aku tidak bisa meneleponmu, Hanna! Terpaksa aku yang melayani Bu Indira di sana." Susan, teman sekantor Hanna langsung menyambut Hanna begitu ia tiba di kantor pagi itu. Hanna berangkat terlalu siang sampai ia tidak sempat mampir ke rumah sakit lagi. "Maafkan aku, aku ada urusan mendadak waktu itu," sahut Hanna beralasan karena Susan juga tidak tahu tentang pernikahannya. "Setidaknya kau harus memberitahuku agar aku tahu harus melakukan apa, Hanna.""Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya." "Hmm, ya sudah. Eh, tapi kau tahu kalau malam itu Pak Louis juga menghilang? Banyak sekali yang menanyakan Pak Louis karena Bu Indira menyambut tamunya sendiri." Hanna memaksakan senyum dan tidak menjawabnya. Susan pun terus mengoceh sendiri dan Hanna hanya mendengarkan omelan temannya itu, sebelum mereka melanjutkan pekerjaan mereka hari itu. Hanna pun bisa bernapas lega karena Indira tidak ke kantor hari itu. Saat jam makan siang, Hanna juga b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Salah Sangka

    "Berani sekali kau mengatai kakakmu! Dasar sialan!" Hanna sudah berpikir ia akan merasakan tamparan menyakitkan dari Tama. Namun, anehnya, tamparan itu tidak kunjung ia rasakan. Perlahan, Hanna membuka matanya dan Hanna langsung membelalak lebar melihat Louis sudah berdiri di sampingnya sambil mencekal tangan Tama. Entah bagaimana pria itu bisa mendadak muncul. "Pria macam apa yang memukul wanita, hah?" geram Louis yang langsung mengempaskan tangan Tama dengan kasar. Louis sendiri sudah berniat pulang setelah Refi melapor bahwa Hanna sudah pulang. Louis pun masih menunggu Refi mengambil mobil saat tatapannya menangkap pria dan wanita di parkiran motor. Dari kejauhan, Louis bisa mengenali Hanna, walaupun Louis masih belum bisa mengenali siapa pria yang memeluk Hanna. Awalnya Louis berdecak kesal melihat kegenitan Hanna. Namun, makin lama menatap, Louis mulai merasa ada yang tidak beres hingga tanpa bisa dicegah, Louis pun mendekat dan menjadi penyelamat Hanna. Tama sendiri langsu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mimpi Liarnya

    "Anda yakin tidak apa, Bos? Kita perlu ke dokter atau ke rumah sakit?" tanya Refi yang menyetir mobilnya untuk Louis malam itu. Louis mendengus. "Ini hanya luka kecil, Refi. Jangan berlebihan!" "Ah, maafkan aku, Bos! Tapi aku tidak menyangka pria tadi benar-benar kakak kandungnya Hanna. Bagaimana bisa wanita baik-baik seperti Hanna mempunyai kakak seperti preman." Louis tertawa kesal. "Wanita baik-baik apa? Tidak ada wanita baik-baik yang menjual diri demi uang, Refi! Dia pasti sudah ...." Mendadak ucapan Louis terhenti. Ingatan-ingatan itu tumpang tindih di otaknya. Semua pikiran buruknya tentang Hanna mendadak terbantahkan. Mulai dari Hanna yang ternyata masih perawan padahal Louis pikir Hanna sudah tidur dengan banyak pria. Lalu pria yang Louis pikir kekasih Hanna malah ternyata adalah kakak kandungnya. Untuk pertama kalinya, Louis merasa tidak yakin dengan pikirannya sendiri.Benarkah Hanna seburuk yang ia pikirkan? Atau selama ini, hanya dirinya yang terlampau ingin membe

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Dokter Tampan

    Louis bangun dengan tubuh yang terasa pegal pagi itu. Setelah mandi begitu lama tadi malam, ia pikir tubuhnya akan lebih rileks dan tidurnya akan nyenyak. Nyatanya, tidak. Malam itu penuh kegelisahan. Setiap kali ia mencoba tidur, bayangan Hanna terus muncul di kepalanya, seolah wanita itu sengaja menghantui pikirannya. Louis pun mengusap wajahnya dengan frustasi, lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah mengenakan pakaian kerja, ia turun ke ruang makan. Namun, ia tidak menyangka akan menemukan ibu mertuanya duduk di sana bersama Indira. "Ah, selamat pagi, Ibu. Aku tidak tahu Ibu datang." Louis menyapa sopan. "Kebetulan sekali Ibu lewat setelah berolahraga. Tapi kau sudah mau pergi, Louis? Kau tidak sarapan dulu?" Wanita paruh baya itu tersenyum menatap menantunya. "Aku ada rapat penting pagi ini, Ibu. Aku akan sarapan setelah rapat nanti." Louis segera berpamitan, meninggalkan meja makan dengan langkah panjang dan tegas. Linda memperhatikannya hin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Tidurlah Denganku Malam Ini

    "Kau terlambat cukup lama, Hanna! Bu Indira sudah menunggumu sejak tadi," seru Susan begitu Hanna tiba di mejanya. Hanna menahan napas, jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tahu Indira pasti marah besar. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Ia butuh waktu untuk dirinya sendiri. Butuh waktu untuk bernapas tanpa tekanan. "Aku sudah memberitahunya kalau aku akan datang terlambat, Susan." Susan menggeleng. "Tapi sejak dia datang pagi tadi, dia sudah menanyakanmu dua kali. Jangan sampai ada yang ketiga, Hanna!" Hanna mengembuskan napas panjang, sebelum akhirnya berjalan masuk ke ruang kerja Indira. Suasana pun seketika tegang saat Hanna menatap wajah Indira yang sama sekali sedang tidak ramah itu. Indira duduk di balik meja kerja, tatapan dinginnya langsung menusuk Hanna. "Selamat pagi, Bu Indira." Suara Hanna terdengar lemah, tetapi tetap berusaha sopan. "Aku masuk terlambat karena harus bicara dengan dokter adikku tadi." Indira tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap Hanna dengan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pelajaran untuk Wanita Murahan

    Louis membeku. Matanya melebar, menatap Hanna dengan keterkejutan yang sulit ia sembunyikan. Tetapi hanya sesaat. Sedetik kemudian, ia tertawa sinis. "Kau memintaku menidurimu?" Suaranya penuh cemooh, matanya menyipit tajam. "Kau benar-benar tidak tahu diri, Hanna!" Hanna menelan salivanya, tapi ia tetap tidak mundur. "Apa yang salah, Pak?" suaranya bergetar. "Aku istri Anda juga, kan? Aku ... aku juga butuh nafkah batin. Aku mau ... hamil anak Anda." Tangannya mengepal, dadanya bergemuruh oleh emosi yang bercampur aduk, takut, malu, tapi juga penuh tekad. Louis menatap Hanna lebih lama kali ini, sebelum ia kembali tertawa, lebih keras dari sebelumnya. "Istri? Nafkah batin?" Louis mendekat, matanya berkilat tajam. "Minta sana pada pria lain!" Hanna tersentak. "Aku tidak bisa melakukannya! Suamiku adalah Anda, bukan pria lain!" Louis makin frustasi. "Bisakah kau keluar sekarang dan tidak mengatakan omong kosong, hah? Aku sedang lelah dan aku tidak mau diganggu, jadi keluar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Rasa yang Tidak Biasa

    "Akhh! Hentikan, Pak!" Hanna menggigil di dalam bathtub. Guyuran shower yang deras dengan air dingin benar-benar menyerang wajah dan tubuhnya tanpa henti. Rasanya cukup menyakitkan dan Hanna tidak bisa membuka matanya. Rambut Hanna basah dan menempel ke wajahnya. Sungguh, Hanna merasa seperti tikus got saat ini. Namun, Louis tidak menghentikan sama sekali serangannya, seolah menyiksa Hanna begitu menyenangkan untuknya."Pak Louis … tolong … cukup!" Suara Hanna meninggi, tapi tetap teredam oleh suara air yang menghantam body bathtub. Louis berdiri di sampingnya, menatap tanpa ekspresi. Ia membiarkan keheningan menggantung, sebelum akhirnya menutup shower dengan satu gerakan cepat.Hanna menghela napas lega, tapi tubuhnya masih bergetar. "Bagaimana? Jadi otakmu sudah waras sekarang, hmm?" seru Louis tetap dengan sinis. Hanna menenangkan napasnya yang tidak beraturan, sebelum ia menatap Louis dengan berani. "Meminta nafkah batin bukan suatu ketidakwarasan, Pak! Bagaimanapun aku ju

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11

Bab terbaru

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mengulang Malam Panas

    "Mmpphh, Pak Louis ...." Suara Hanna teredam oleh ciuman Louis yang datang tiba-tiba, tajam dan memburu. Bibir mereka bertumbuk dengan kasar, penuh tuntutan. Louis menahan tubuh Hanna erat di pelukannya. Satu lengannya mengunci pinggang wanita itu, satu lagi mengatup di tengkuk, jemarinya menekan kulit sensitif di sana, memaksa Hanna menerimanya. Tubuh Hanna tegang, ia berusaha tidak membalas ciuman Louis dan berniat berteriak, tapi Louis malah memanfaatkan kesempatan itu untuk memperdalam pagutannya, menjelajahi mulut Hanna dengan gerakan penuh kelaparan. Dalam kepanikan, tangan Hanna menekan dada Louis, mendorong, tapi pria itu benar-benar sekeras batu. Louis menciumi Hanna seperti pria yang kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Seperti seseorang yang menemukan oasis setelah berhari-hari tersesat di padang pasir. Hanna berusaha tetap sadar, berusaha mengingat siapa dirinya, di mana ia berada. Tapi bibir Louis ... tangan Louis ... aroma tubuhnya ... semuanya terlalu memabukkan.

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kau Adalah Milikku

    Louis sudah uring-uringan sejak pagi, sejak hash berlangsung, sejak Samuel dan Hanna berpelukan setelah hash berakhir, ditambah Indira yang memperlakukan Hanna semena-mena. Ya, Louis melihat semuanya dan ia ingin sekali menegur istrinya, tapi ia tidak bisa. Selain karena ada banyak karyawan di sana, orang-orang yang duduk di meja bersama Indira juga adalah para manager perusahaan. Louis cukup tahu diri untuk menjaga harga diri istrinya di sana, walaupun ia ingin sekali menarik istrinya pergi dan memarahinya. Sepanjang hari, Louis pun mencari cara mendekati Hanna, bicara dengan wanita itu tanpa ketahuan, tapi tidak bisa. Hingga akhirnya, begitu tahu Susan ijin pulang duluan, Louis pun mencari Hanna ke kamar wanita itu. Namun, ia malah melihat pemandangan yang membakar amarahnya. Samuel sedang berdiri di depan pintu kamar Hanna dan mengobrol sambil tertawa. Samuel menyodorkan amplop uang hadiah hash tadi, tapi Hanna terlihat menolaknya. Pasti ada alasan Hanna menolak uang itu dan p

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pria di Depan Pintunya

    "Selamat, Hanna!""Terima kasih! Terima kasih!"Acara hash akhirnya selesai. Pembagian hadiah pun langsung diberikan saat itu juga, segera setelah semua orang tiba di garis finish.Indira yang diwakilkan oleh GM perusahaan memberikan hadiah berupa uang tunai pada Hanna dan Samuel. Hanna terus tertawa sumringah dan menyimpan uangnya baik-baik, sedangkan Samuel awalnya menolak hadiahnya karena uang puluh juta tidak ada arti baginya.Namun, karena itu sudah aturan acara, Samuel pun menerimanya.Acara berlanjut dengan makan siang bersama dan para karyawan pun tidak berhenti memberi selamat pada Hanna."Sekali lagi, selamat, Hanna! Bagaimana kau melakukannya? Kau berlari begitu cepat jauh meninggalkan kami!""Aku hanya berlari dan berlari tanpa menoleh ke belakang. Ini karena Pak Samuel yang terus memberiku semangat!"Hanna dan teman-temannya pun makan dengan bahagia, tanpa sadar bahwa

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kemenangan yang Membanggakan

    "Louis, tunggu aku! Mengapa kau berlari begitu cepat?"Indira dan Louis ikut berlari bersama peserta lain, mereka juga berolahraga, tapi Indira punya rute shortcut sendiri untuk kembali tanpa harus menyelesaikan sembilan kilometer.Louis terus berlari meninggalkan istrinya di belakang."Kalau tidak cepat, kita akan jauh tertinggal, Indira!""Memangnya kenapa kalau kita tertinggal?" bentak Indira sambil berhenti berlari. "Bukankah kita juga tidak sedang memperebutkan hadiah? Kita yang memberikan hadiah itu, memangnya kenapa kalau kita tertinggal? Kita juga bisa kembali tanpa harus menyelesaikan rutenya."Louis ikut berhenti sambil terus melongok ke depan dan berdecak kesal, seolah ada sesuatu di depan sana yang harus ia raih, sampai Indira pun tidak tahan lagi."Siapa yang kau lihat di depan? Kau mengejar Samuel? Atau Hanna?" geram Indira akhirnya dengan begitu kesal.Louis pun mengembuskan napas pan

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Olahraga yang Menguras Emosi

    "Hai, Hanna! Senang bertemu denganmu di sini!" Samuel menyapa Hanna saat makan malam di restoran resort. Makanan disajikan ala buffet dan para karyawan pun berbaur dengan akrab, termasuk Samuel yang berkenalan dengan beberapa karyawan. "Pak Samuel, Anda juga ikut ke sini," sapa Hanna sopan. "Tentu saja! Aku adalah calon pemenang, Hanna. Haha." "Ah, untung saja kategori juaranya berbeda antara pria dan wanita karena aku pasti tidak akan menang melawan Anda." Samuel tergelak mendengarnya. "Haha, kau juga bersemangat menang ternyata. Kupikir kau hanya sekedar ikut meramaikan." "Ah, kebetulan aku sedang butuh uang, Pak." Samuel menaikkan alisnya dan sedikit canggung sejenak. "Ah, begitu ya? Kalau begitu semoga kau menang besok. Tapi aku sempat melihat medannya dan sama sekali tidak mudah. Apa kau sudah biasa berlari?" Hanna mengangguk. "Aku juara lari saat masih sekolah dulu, Pak." Samuel antusias

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Saling Merindukan

    Satu minggu berlalu, baik Louis maupun Indira kembali disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Indira harus ke luar kota dan mereka tidak sempat berbagi kemesraan lagi. Begitu juga dengan Hanna yang sibuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Ia berdebar setiap hari takut Indira akan membahas tentang dirinya yang datang bulan dan gagal hamil, tapi anehnya, Indira tidak membahasnya sama sekali dan malah pergi ke luar kota begitu lama.  Namun, Hanna juga tidak memikirkannya lagi karena ada masalah yang lebih serius untuk ia pikirkan."Permisi, Bu Hanna! Ada pesan dari administrasi untuk melunasi tagihan rumah sakit," seru seorang suster saat Hanna menjenguk Gio malam itu. Kondisi Gio membaik dengan cepat. Setelah Gio dipindahkan dari ICU ke kamar rawat inap biasa, Gio pun dengan cepat diijinkan untuk rawat jalan. Hanya saja, Hanna belum bisa melunasi tagihan rumah sakitnya. "Ah, iya, aku akan ke sana nanti." "Baiklah, per

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Rasa yang Terbalik

    "Apa kau sadar apa yang kau katakan tadi, Indira?" Alih-alih berhasil mengambil hati suaminya dengan makan bersama, Indira malah mendapat kemarahan Louis setelah acara makan malam itu selesai. Louis dan Indira pulang sendiri-sendiri dengan mobil mereka dan saat ini keduanya sudah berdua di kamar mereka. "Apa maksudmu, Louis?" "Kau bilang setuju Hanna bersama Samuel? Samuel itu adikku, Indira!" "Apa salahnya, Louis? Mereka sama-sama single dan kalau mereka mau bersama, aku akan merestuinya." "Kau masih bertanya apa salahnya, hah? Kau membayar Hanna untuk menjadi ibu pengganti kita, Indira. Dan kau menyodorkan Hanna untuk Samuel? Kau pikir aku akan membiarkan Samuel bersama wanita yang sudah pernah ...." "Tidur denganmu?" Louis mengembuskan napas beratnya. "Ya, Hanna pernah tidur denganku dan aku tidak akan membiarkan adikku bersamanya." Louis sudah melotot kesal, tapi Indira menanggapinya dengan tetap tenang. "Kalau begitu bagaimana dengan Dokter Martin saja? Kulihat Dokter M

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mengambil Hatinya Lagi

    Hanna menyetir motornya dengan pikiran penuh malam itu. Ucapan Louis tentang mengakhiri semuanya benar-benar melekat di otaknya. Bisakah semuanya diakhiri semudah itu? Hanna terikat perjanjian dengan Indira dan ia sudah menerima uangnya. Gio pun sudah dioperasi. Bukankah itu berarti Hanna harus berjuang lebih keras untuk hamil agar bisa membayar hutangnya? Oh, rasanya seperti anti klimaks, karena alih-alih hamil, Hanna malah datang bulan. Air mata Hanna pun menetes dan angin yang menerpa wajahnya pun menerbangkan air matanya. Mendadak Hanna merasa kecewa karena ia tidak bisa langsung hamil. Sementara itu, Indira masih mengepalkan tangannya geram mendengar laporan tentang Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru. "Sepeda motor baru?" Indira tertawa kesal. "Kau yakin Louis yang membelikan Hanna sepeda motor baru?" "Pak Louis mengantar Hanna ke rumah sakit lalu dalam perjalanan pulang, Pak Louis sendiri yang pergi ke deal

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kita Sudahi Saja Semuanya

    Hanna sontak membalikkan tubuhnya lagi ke arah Louis sambil membawa kedua tangannya ke belakang menutupi bercaknya. Jantungnya berdebar kencang dan ia masih sangat malu. Tadi saat ia sibuk bekerja, Hanna merasa seperti ada yang keluar dan tidak nyaman, tapi ia belum sempat ke toilet dan tidak terlalu perhatian lagi,  apalagi sepertinya ini belum tanggalnya. "Itu ... sekali lagi maafkan aku, Pak. Tidak seharusnya Anda melihat ini! Aku ...." Hanna tampak salah tingkah, begitu juga dengan Louis. Namun, Louis akhirnya menawarkan hal yang tidak terduga.  "Mungkin kau butuh ... pembalut?" Louis tidak tahu apa yang merasukinya sampai ia menawarkan itu, tapi Louis langsung bergerak cepat dan keluar dari ruangannya. "Belikan pembalut untuk Hanna, Refi!" "Eh, apa? P-pembalut?" Refi membelalak tidak percaya. "Kau sudah mendengarku kan? Pembalut yang dipakai wanita untuk datang bulan! Cepatlah!"

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status