Share

Kepercayaan Diri Seorang Istri

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-03-03 23:32:24
Louis dan Hanna masih sama-sama mematung dengan debar jantung yang berkejaran. Keduanya sama-sama terpengaruh dengan kedekatan mereka.

Namun, Hanna tersadar duluan dan langsung memalingkan wajahnya.

"M-maafkan aku, Pak," ucap Hanna yang langsung bergerak menegakkan dirinya.

Louis sendiri tersentak. Untuk sekian detik, sungguh Louis sempat berpikir untuk mencium Hanna lagi, tapi untung saja suara Hanna menyadarkannya dari kekhilafannya.

Tanpa aba-aba, Louis pun melepaskan pelukannya dari Hanna dengan kasar sampai Hanna kembali terhuyung. Untungnya, Hanna langsung berpegangan pada meja di sampingnya.

"Jadi ini modusmu lagi, hmm? Menyodorkan dirimu agar aku memelukmu? Aku tidak habis pikir dengan semua cara murahanmu ini, Hanna! Kau benar-benar tidak tahu malu!"

Hanna menahan napasnya sejenak. Hanna bukan wanita lemah yang hanya bisa pasrah saat dihina dan direndahkan. Hanna pun sudah terus menahan dirinya menghadapi semua hinaan Louis padanya.

"Apa hanya ada hal buruk tentang aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Penyelamat Dadakan

    "Kau menghilang di pesta kemarin dan aku tidak bisa meneleponmu, Hanna! Terpaksa aku yang melayani Bu Indira di sana." Susan, teman sekantor Hanna langsung menyambut Hanna begitu ia tiba di kantor pagi itu. Hanna berangkat terlalu siang sampai ia tidak sempat mampir ke rumah sakit lagi. "Maafkan aku, aku ada urusan mendadak waktu itu," sahut Hanna beralasan karena Susan juga tidak tahu tentang pernikahannya. "Setidaknya kau harus memberitahuku agar aku tahu harus melakukan apa, Hanna.""Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya." "Hmm, ya sudah. Eh, tapi kau tahu kalau malam itu Pak Louis juga menghilang? Banyak sekali yang menanyakan Pak Louis karena Bu Indira menyambut tamunya sendiri." Hanna memaksakan senyum dan tidak menjawabnya. Susan pun terus mengoceh sendiri dan Hanna hanya mendengarkan omelan temannya itu, sebelum mereka melanjutkan pekerjaan mereka hari itu. Hanna pun bisa bernapas lega karena Indira tidak ke kantor hari itu. Saat jam makan siang, Hanna juga b

    Last Updated : 2025-03-04
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Salah Sangka

    "Berani sekali kau mengatai kakakmu! Dasar sialan!" Hanna sudah berpikir ia akan merasakan tamparan menyakitkan dari Tama. Namun, anehnya, tamparan itu tidak kunjung ia rasakan. Perlahan, Hanna membuka matanya dan Hanna langsung membelalak lebar melihat Louis sudah berdiri di sampingnya sambil mencekal tangan Tama. Entah bagaimana pria itu bisa mendadak muncul. "Pria macam apa yang memukul wanita, hah?" geram Louis yang langsung mengempaskan tangan Tama dengan kasar. Louis sendiri sudah berniat pulang setelah Refi melapor bahwa Hanna sudah pulang. Louis pun masih menunggu Refi mengambil mobil saat tatapannya menangkap pria dan wanita di parkiran motor. Dari kejauhan, Louis bisa mengenali Hanna, walaupun Louis masih belum bisa mengenali siapa pria yang memeluk Hanna. Awalnya Louis berdecak kesal melihat kegenitan Hanna. Namun, makin lama menatap, Louis mulai merasa ada yang tidak beres hingga tanpa bisa dicegah, Louis pun mendekat dan menjadi penyelamat Hanna. Tama sendiri langsu

    Last Updated : 2025-03-05
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Mimpi Liarnya

    "Anda yakin tidak apa, Bos? Kita perlu ke dokter atau ke rumah sakit?" tanya Refi yang menyetir mobilnya untuk Louis malam itu. Louis mendengus. "Ini hanya luka kecil, Refi. Jangan berlebihan!" "Ah, maafkan aku, Bos! Tapi aku tidak menyangka pria tadi benar-benar kakak kandungnya Hanna. Bagaimana bisa wanita baik-baik seperti Hanna mempunyai kakak seperti preman." Louis tertawa kesal. "Wanita baik-baik apa? Tidak ada wanita baik-baik yang menjual diri demi uang, Refi! Dia pasti sudah ...." Mendadak ucapan Louis terhenti. Ingatan-ingatan itu tumpang tindih di otaknya. Semua pikiran buruknya tentang Hanna mendadak terbantahkan. Mulai dari Hanna yang ternyata masih perawan padahal Louis pikir Hanna sudah tidur dengan banyak pria. Lalu pria yang Louis pikir kekasih Hanna malah ternyata adalah kakak kandungnya. Untuk pertama kalinya, Louis merasa tidak yakin dengan pikirannya sendiri.Benarkah Hanna seburuk yang ia pikirkan? Atau selama ini, hanya dirinya yang terlampau ingin membe

    Last Updated : 2025-03-07
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Dokter Tampan

    Louis bangun dengan tubuh yang terasa pegal pagi itu. Setelah mandi begitu lama tadi malam, ia pikir tubuhnya akan lebih rileks dan tidurnya akan nyenyak. Nyatanya, tidak. Malam itu penuh kegelisahan. Setiap kali ia mencoba tidur, bayangan Hanna terus muncul di kepalanya, seolah wanita itu sengaja menghantui pikirannya. Louis pun mengusap wajahnya dengan frustasi, lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah mengenakan pakaian kerja, ia turun ke ruang makan. Namun, ia tidak menyangka akan menemukan ibu mertuanya duduk di sana bersama Indira. "Ah, selamat pagi, Ibu. Aku tidak tahu Ibu datang." Louis menyapa sopan. "Kebetulan sekali Ibu lewat setelah berolahraga. Tapi kau sudah mau pergi, Louis? Kau tidak sarapan dulu?" Wanita paruh baya itu tersenyum menatap menantunya. "Aku ada rapat penting pagi ini, Ibu. Aku akan sarapan setelah rapat nanti." Louis segera berpamitan, meninggalkan meja makan dengan langkah panjang dan tegas. Linda memperhatikannya hin

    Last Updated : 2025-03-08
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Tidurlah Denganku Malam Ini

    "Kau terlambat cukup lama, Hanna! Bu Indira sudah menunggumu sejak tadi," seru Susan begitu Hanna tiba di mejanya. Hanna menahan napas, jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tahu Indira pasti marah besar. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Ia butuh waktu untuk dirinya sendiri. Butuh waktu untuk bernapas tanpa tekanan. "Aku sudah memberitahunya kalau aku akan datang terlambat, Susan." Susan menggeleng. "Tapi sejak dia datang pagi tadi, dia sudah menanyakanmu dua kali. Jangan sampai ada yang ketiga, Hanna!" Hanna mengembuskan napas panjang, sebelum akhirnya berjalan masuk ke ruang kerja Indira. Suasana pun seketika tegang saat Hanna menatap wajah Indira yang sama sekali sedang tidak ramah itu. Indira duduk di balik meja kerja, tatapan dinginnya langsung menusuk Hanna. "Selamat pagi, Bu Indira." Suara Hanna terdengar lemah, tetapi tetap berusaha sopan. "Aku masuk terlambat karena harus bicara dengan dokter adikku tadi." Indira tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap Hanna dengan t

    Last Updated : 2025-03-09
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pelajaran untuk Wanita Murahan

    Louis membeku. Matanya melebar, menatap Hanna dengan keterkejutan yang sulit ia sembunyikan. Tetapi hanya sesaat. Sedetik kemudian, ia tertawa sinis. "Kau memintaku menidurimu?" Suaranya penuh cemooh, matanya menyipit tajam. "Kau benar-benar tidak tahu diri, Hanna!" Hanna menelan salivanya, tapi ia tetap tidak mundur. "Apa yang salah, Pak?" suaranya bergetar. "Aku istri Anda juga, kan? Aku ... aku juga butuh nafkah batin. Aku mau ... hamil anak Anda." Tangannya mengepal, dadanya bergemuruh oleh emosi yang bercampur aduk, takut, malu, tapi juga penuh tekad. Louis menatap Hanna lebih lama kali ini, sebelum ia kembali tertawa, lebih keras dari sebelumnya. "Istri? Nafkah batin?" Louis mendekat, matanya berkilat tajam. "Minta sana pada pria lain!" Hanna tersentak. "Aku tidak bisa melakukannya! Suamiku adalah Anda, bukan pria lain!" Louis makin frustasi. "Bisakah kau keluar sekarang dan tidak mengatakan omong kosong, hah? Aku sedang lelah dan aku tidak mau diganggu, jadi keluar

    Last Updated : 2025-03-10
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Rasa yang Tidak Biasa

    "Akhh! Hentikan, Pak!" Hanna menggigil di dalam bathtub. Guyuran shower yang deras dengan air dingin benar-benar menyerang wajah dan tubuhnya tanpa henti. Rasanya cukup menyakitkan dan Hanna tidak bisa membuka matanya. Rambut Hanna basah dan menempel ke wajahnya. Sungguh, Hanna merasa seperti tikus got saat ini. Namun, Louis tidak menghentikan sama sekali serangannya, seolah menyiksa Hanna begitu menyenangkan untuknya."Pak Louis … tolong … cukup!" Suara Hanna meninggi, tapi tetap teredam oleh suara air yang menghantam body bathtub. Louis berdiri di sampingnya, menatap tanpa ekspresi. Ia membiarkan keheningan menggantung, sebelum akhirnya menutup shower dengan satu gerakan cepat.Hanna menghela napas lega, tapi tubuhnya masih bergetar. "Bagaimana? Jadi otakmu sudah waras sekarang, hmm?" seru Louis tetap dengan sinis. Hanna menenangkan napasnya yang tidak beraturan, sebelum ia menatap Louis dengan berani. "Meminta nafkah batin bukan suatu ketidakwarasan, Pak! Bagaimanapun aku ju

    Last Updated : 2025-03-11
  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pertemuan Tidak Terduga

    Louis menghela napas lega begitu memasuki ruangan Indira. Sejak tadi, ia mati-matian menahan diri untuk tidak melirik Hanna di luar, walaupun ia sendiri tidak mengerti mengapa ia melakukannya. Louis hanya kesal luar biasa karena Hanna telah merusak tidurnya semalam. Setelah melihat tubuh polos Hanna, Louis pun mendadak on terus sepanjang malam. Hasrat yang tidak tersalurkan membuat kepalanya berdenyut sampai Louis mencoba menyalurkannya dengan membayangkan istrinya yang seksi, tapi gagal total.Dan saat pikirannya tanpa sadar kembali ke Hanna, tubuhnya langsung bereaksi.Namun, harga dirinya tidak mengijinkan ia melampiaskan hasratnya sambil memikirkan wanita itu. Louis lebih rela tersiksa daripada harus mengakui dampak Hanna terhadap dirinya."Louis? Sayang?" Suara Indira terdengar saat Louis masih berkutat dengan lamunannya. "Ah, iya, Sayang?" "Duduklah! Mengapa kau berdiri terus?" Indira dan kedua temannya sudah duduk di ruang kerja Indira, hanya Louis yang masih berdiri. "H

    Last Updated : 2025-03-13

Latest chapter

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Manipulatif

    "Kau yakin tidak apa meninggalkan bosmu seperti itu, Hanna?" Martin dan Hanna sudah duduk berdua di kantin rumah sakit. Awalnya Martin sungkan mengajak Hanna makan hanya di "kantin," tapi ia masih punya tanggung jawab yang tidak bisa ia tinggalkan lama-lama. Hanna, yang sejak awal tidak ingin meninggalkan rumah sakit, merasa cukup lega bisa makan dengan tenang di kantin rumah sakit yang sederhana ini. Setidaknya, ia tidak merasa terlalu terikat dengan suasana formal."Ah, tidak apa, Dokter," jawab Hanna, mencoba terdengar santai. "Seperti yang kubilang tadi, dia ... hanya mampir. Dia juga buru-buru.""Begitu ya?" Martin menyimpulkan sambil mengunyah. "Tapi dia bos yang sangat baik, Hanna. Masih sempat mampir di tengah kesibukannya. Kau beruntung punya bos seperti itu."Hanna memaksakan senyuman, tapi hatinya terasa berat. Martin terus saja memberikan pujian, yang sepertinya tak ada habisnya."Dia peduli pada karyawannya," lanjut Martin tanpa menyadari ketegangan yang mulai dirasakan

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pertama Kali Membohonginya

    "Ke mana kita ini? Sepertinya salah jalan!" "Haha, ini menuju ruang operasi!" "Ya ampun, benar-benar salah jalan." Linda dan temannya baru saja akan menjenguk orang di rumah sakit saat mereka salah jalan dan malah melangkah ke arah ruang operasi. Mereka pun berniat berbalik arah saat Linda melihat seseorang yang familiar di depan ruang tunggu operasi. "Eh, itu seperti menantuku, siapa yang bersamanya itu?" seru Linda yang posisinya tidak terlalu jauh dari Louis. Linda bisa melihat Louis yang sedang menghampiri seorang wanita dan memberikan sesuatu untuk wanita itu. "Siapa? Louis Sagala suami Indira itu?" tanya temannya. Linda berdecak. "Ck, anakku hanya satu, menantuku ya jelas hanya satu juga!" "Ah, kau tidak menghitung istri Joseph ya." "Cih, dia bukan anakku! Tapi ayo kita sapa dia dulu!" Baru saja Linda melangkah mendekati Louis dan berniat menyapanya, tapi sedetik kemudian, ia menghentikan langkahnya saat ia mengenali wanita yang bersama Louis. "Ya Tuhan, itu kan Han

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Seseorang yang Melihatnya

    Louis masih terdiam menatap Hanna. Sekalipun ia kesal pada penolakan Hanna, nyatanya kemarahan wanita itu tidak membuatnya mundur."Kau benar-benar keras kepala, Hanna! Dengar ya! Aku di sini bukan untuk bertengkar denganmu, aku membawakanmu makanan, jadi lebih baik kau makan dengan patuh saja!" "Ini bukan di kantor, mengapa aku harus menuruti Anda? Aku tidak mau makan!" "Sial, Hanna! Bisakah kau tidak membantahku? Kau belum makan sejak tadi, kau mau adikmu sembuh tapi kau yang sakit, hah? Apa susahnya menerima makanan dariku?" Tatapan Hanna goyah menatap Louis, ia tidak mengerti apa yang sedang Louis lakukan sekarang, marah tapi juga seolah peduli padanya. "Bisakah Anda tidak usah berpura-pura peduli padaku, Pak? Aku ini hanya pembohong dan wanita murahan, aku makan atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan Anda!" Louis kehabisan kata-kata. Ada apa dengan wanita itu yang mendadak mengaum seperti singa dan terus mengungkit kesalahan Louis? Namun, Louis juga tidak akan merenda

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Penolakan Tidak Terduga

    "Hanna, bagaimana?" Suara Susan yang berlari di koridor membuat Hanna menoleh. Hanna langsung tersenyum melihat sahabatnya di sana. "Susan!" Susan buru-buru ke rumah sakit begitu jam istirahat tiba agar ia bisa menjenguk Gio yang dioperasi, tapi ternyata operasinya belum selesai. "Bagaimana di dalam?" tanya Susan yang sudah duduk di samping Hanna. "Aku belum tahu, operasinya belum selesai padahal ini sudah tiga jam berlalu. Aku sampai tidak bisa bernapas lega." "Oh, sabar, Hanna! Semuanya akan baik-baik saja, aku yakin itu." "Terima kasih, Susan." "Tapi apa kau sudah makan? Ayo kita makan bersama!" Hanna menggeleng. "Aku tidak bisa makan. Perutku mual dan aku sama sekali tidak lapar. Aku terlalu tegang, Susan." Susan mendesah. "Ya ampun, aku paham, Hanna. Tapi kau harus makan sedikit, kau bisa lemas kalau seperti ini!" "Nanti saja! Aku mau menunggu dokter keluar." Susan terdiam sejenak sebelum bertanya, "Berapa lama seharusnya operasinya berlangsung?" "Empat sampai enam j

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Pertama Kali Ingin di Sampingnya

    Hanna menggenggam tangan Gio erat saat para perawat mendorong ranjang rumah sakit ke arah ruang operasi pagi itu. Hanna melangkah di sampingnya. Tubuh kecil itu terbaring dengan wajah tegang. Hanna sendiri juga tegang, tapi sebisa mungkin, Hanna menenangkan adiknya itu. "Kak Hanna ...." Suara Gio lirih dan bergetar. "Jangan takut ya, Sayang. Ada Uncle Dokter yang akan menjaga Gio di dalam." "Kak Hanna boleh ikut masuk saja? Temani Gio ...." "Tidak bisa, Sayang." Mata Hanna memanas. "Kakak tidak boleh masuk ke ruang operasi, tapi semuanya akan baik-baik saja ya." Air mata Hanna sudah mau jatuh, tapi Hanna menahannya. Mengantar adiknya yang masih kecil ke ruang operasi sangat mematahkan hatinya. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi di dalam ruang operasi nanti, apalagi yang dioperasi adalah jantung Gio. Tapi hanya ini satu-satunya jalan untuk Gio bisa bertahan. Selama di rumah sakit sendiri, kondisi Gio naik turun, dan Hanna percaya ini yang terbaik.Hanna pun sud

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Alasan yang Sesungguhnya

    "Eh, mana Hanna?" Samuel dan Louis akhirnya keluar dari ruang kerja menjelang siang itu dan Samuel pun langsung mencari Hanna di meja Refi. Baru saja Refi akan menjawabnya, tapi Louis sudah menyelanya duluan. "Untuk apa kau mencarinya, Samuel? Itu tidak penting!" geram Louis. "Tidak ada, hanya ingin menyapanya saja. Tapi apa kau sadar kalau kau sangat aneh, Kak? Sejak kemarin kau aneh, sekarang pun kau aneh. Memangnya ada apa dengan Hanna sampai kau terlihat sangat membencinya?" Louis mengembuskan napas panjangnya. "Siapa yang membencinya? Jangan berpikir yang tidak-tidak!" "Haha, benarkah? Mama sangat menyukainya, Kak." "Ck, Mama baru bertemu dengannya satu kali, Mama belum mengenalnya. Kita tidak boleh melihat orang dari penampilannya saja!" "Apa maksudnya?" "Tidak ada! Tapi ayolah, kita makan siang bersama!" ajak Louis yang langsung membawa Samuel bersamanya. Refi yang mendengarnya sampai merasa tidak enak hati."Apa Hanna pernah memberitahu Bos alasannya menerima tawara

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kau Tidak Pantas Untuknya

    "Samuel?" Suara Louis terdengar saat Hanna dan Samuel masih saling bertatapan sambil melempar senyum. Sontak keduanya kaget dan menoleh ke arah Louis. "Kak Louis!" sapa Samuel yang langsung meninggalkan Hanna dan menghampiri kakaknya itu. "Mengapa kau kemari?" tanya Louis tiba-tiba dengan begitu tajam sampai Samuel mengernyit mendengarnya. "Hei, mengapa kau bertanya begitu? Apa sekarang aku tidak boleh ke sini, hah?" Louis menatap Samuel sejenak sambil mengembuskan napas panjangnya. Emosinya pada Hanna membuat sikapnya menjadi menyebalkan pada adiknya itu. "Ah, bukan begitu. Aku hanya terkejut. Maafkan aku, tapi tunggulah di dalam dulu, kita mengobrol sebentar lagi, setelah aku menyelesaikan urusanku sebentar! Refi, temani Samuel!" "Ah, baik, Bos!" Refi segera menemani Samuel masuk ke dalam ruang kerja Louis, sedangkan Louis langsung meraih lengan Hanna dan menyeretnya kasar. "Pak, apa-apaan?" pekik Hanna sambil mengikuti langkah cepat Louis agar tidak ada karyawan lain yang

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Kedatangan yang Tidak Disukai

    Hanna tidak pernah menyangka kedatangannya ke sini akan membuat Louis marah besar, padahal ia hanya menjalankan perintah bosnya. Hanna pun begitu tegang saat Louis dan Samuel saling bertatapan di hadapannya sampai Hanna jadi sungkan sendiri. "Ah, maaf, Pak. Permisi! Tidak apa ... maksudku ... aku memang harus pulang sekarang, aku hanya datang mengantar hadiah dan aku harus kembali ke kantor," seru Hanna akhirnya. Namun, Louis sudah terlanjur marah sampai ia mengembuskan napas kesalnya. "Kalian dengar kan? Dia harus pergi, jadi pergilah, Hanna! Cepat!" Hanna mengerjapkan matanya dan dengan cepat ia mengangguk. "Baiklah! Permisi semua, maaf aku menganggu acaranya!" "Ya ampun, tidak ada yang terganggu, Hanna. Kau benar-benar tidak mau makan sedikit?" Sena mencoba menahan Hanna. Namun, Hanna tetap tersenyum dengan sopan. "Maaf, Bu, lain kali kalau ada waktu lebih, aku akan mampir. Terima kasih. Permisi!" Buru-buru Hanna pergi dari sana sampai Sena begitu kecewa dan langsung melot

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku    Marah Tanpa Sebab

    Hanna menyetir mobil kantor menuju ke sebuah rumah mewah seperti alamat yang diberikan oleh Indira. Untuk sesaat, Hanna menatap rumah besar di depannya, sama mewahnya dengan rumah Indira. "Orang kaya memang beda. Hanya dengan melihat rumahnya saja sudah membuatku merasa kecil." Seorang security langsung menyapa Hanna dan mempersilakan Hanna masuk karena memang sedang ada acara di rumah itu. Terlihat mobil-mobil mewah berjejer di depan rumah sampai membuat Hanna makin menciut. Walaupun sebagai asisten Indira, Hanna sudah terbiasa berinteraksi dengan orang kaya, tapi entah mengapa, jantungnya berdebar kencang saat ini. Sampai akhirnya seorang pelayan mengantarnya ke ruang keluarga, tempat semua orang sedang berkumpul di sana. "Selamat malam semua! Maaf aku menganggu waktunya!" sapa Hanna sopan. Jantungnya masih berdebar kencang menatap begitu banyak orang di sana yang semuanya rupawan, sama seperti Louis. Tatapan Hanna pun dengan cepat bertemu dengan tatapan Louis dan Hanna bisa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status