Home / Rumah Tangga / Gairah di Balik Tirai Kehidupan / Bab 2: Perjuangan di Balik Kesederhanaan

Share

Bab 2: Perjuangan di Balik Kesederhanaan

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-01-26 20:00:24

Pagi yang lain datang dengan ritme yang sama di rumah kecil Reno dan Alena. Reno, dengan kemeja biru pudar yang menjadi seragam kerjanya, bersiap untuk menghadapi hari yang penuh tantangan di pabrik. Sementara itu, Alena berdiri di ambang pintu, mengawasinya pergi sambil membawa bekal sederhana yang ia siapkan dengan cinta.

“Semangat, ya. Jangan lupa makan siang,” ucap Alena sebelum Reno melangkah keluar.

“Pasti. Kamu juga jangan terlalu capek,” jawab Reno sambil tersenyum tipis.

Setelah Reno pergi, Alena kembali ke dalam rumah dan mulai mengatur jadwal harinya. Meski statusnya sebagai ibu rumah tangga sering kali dianggap sederhana, hari-hari Alena diisi dengan pekerjaan yang tak kalah melelahkan. Ia harus memastikan rumah mereka tetap rapi, makanan selalu tersedia, dan juga menyelesaikan kerajinan tangan yang menjadi sumber tambahan penghasilan mereka.

Reno di Pabrik

Di pabrik, Reno menghadapi tantangan yang tidak pernah mudah. Ia bekerja sebagai teknisi mesin, yang berarti ia bertanggung jawab untuk memastikan semua peralatan berjalan lancar. Hari itu, salah satu mesin utama mengalami kerusakan besar, dan Reno ditugaskan untuk memperbaikinya. Suara mesin yang berderit keras dan aroma oli yang menyengat menjadi teman sehari-harinya.

“Reno, kalau mesin ini tidak selesai hari ini, kita bisa kehilangan banyak waktu produksi,” kata atasannya dengan nada tegas.

Reno hanya mengangguk, menyadari betapa beratnya tanggung jawab yang ia pikul. Tangannya yang kokoh dan terampil mulai bekerja dengan alat-alatnya, mencoba mencari solusi terbaik untuk masalah tersebut. Meski tubuhnya lelah, ia tetap berusaha memberikan yang terbaik, karena ia tahu bahwa pekerjaan ini adalah salah satu penopang utama bagi keluarganya.

Alena dan Kerajinan Tangan

Sementara itu, di rumah, Alena duduk di ruang kerjanya yang kecil, dikelilingi oleh bahan-bahan kerajinan tangan seperti kayu, kain, dan lem. Ia memulai hari itu dengan membuat pesanan khusus dari salah satu pelanggan tetapnya—gantungan kunci dengan ukiran nama yang rumit.

Tangan Alena bergerak lincah, memotong kayu dengan hati-hati dan mengukir pola yang diminta. Setiap detail dikerjakan dengan penuh kesabaran, karena Alena percaya bahwa kualitas pekerjaannya adalah cerminan dari dedikasi dan cinta yang ia miliki untuk keluarganya.

Meski begitu, ada saat-saat di mana Alena merasa lelah, baik secara fisik maupun emosional. Ia sering kali memikirkan masa depan mereka. “Apakah usaha kecil ini cukup untuk membantu Reno?” pikirnya sambil memandangi hasil karyanya yang baru selesai.

Namun, ia tidak membiarkan keraguan menguasainya. Alena tahu bahwa setiap usaha, sekecil apa pun, adalah kontribusi yang berarti untuk masa depan mereka.

Sore Hari di Rumah

Menjelang sore, Alena membawa hasil kerajinannya ke pasar kecil di dekat rumah. Di sana, ia bertemu dengan beberapa pelanggan tetap yang sudah mengenal baik hasil karyanya.

“Alena, seperti biasa, kerajinanmu selalu cantik. Aku ingin pesan lagi untuk minggu depan,” kata salah satu pelanggan sambil tersenyum.

“Terima kasih banyak. Saya akan pastikan selesai tepat waktu,” jawab Alena dengan sopan.

Setelah selesai di pasar, Alena kembali ke rumah dengan langkah ringan. Ia merasa puas karena usaha kecilnya dihargai oleh orang-orang di sekitarnya.

Malam Bersama

Ketika malam tiba, Reno pulang dengan tubuh yang terasa berat. Ia disambut oleh aroma masakan Alena yang selalu berhasil menghapus sedikit kelelahan dari wajahnya. Malam itu, mereka makan bersama, berbagi cerita tentang hari mereka yang panjang.

“Mesinnya akhirnya bisa diperbaiki?” tanya Alena, menunjukkan perhatiannya pada pekerjaan Reno.

“Bisa, tapi butuh waktu lama. Aku sampai lupa makan siang tadi,” jawab Reno sambil tersenyum kecil.

“Kamu harus lebih jaga kesehatan, Ren. Kalau kamu sakit, siapa yang akan menjaga kita?” kata Alena dengan nada cemas.

Reno mengangguk pelan. Ia tahu Alena benar, tapi tekanan yang ia rasakan di tempat kerja sering kali membuatnya lupa untuk menjaga dirinya sendiri. Namun, setiap kali ia melihat Alena, ia merasa menemukan alasan untuk terus berjuang.

Malam itu, setelah pekerjaan mereka selesai, mereka duduk bersama di teras rumah kecil mereka, menikmati angin malam sambil memandangi langit berbintang. Momen-momen sederhana seperti itu selalu menjadi pengingat bagi mereka bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal besar, tetapi dari kebersamaan dan cinta yang mereka miliki satu sama lain.

“Aku tahu kita tidak punya banyak, tapi aku bersyukur karena kita punya satu sama lain,” kata Reno sambil menggenggam tangan Alena.

“Aku juga, Ren. Selama kita bersama, aku merasa kita bisa menghadapi apa pun,” jawab Alena dengan senyuman lembut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 3: Kedekatan yang Menguatkan

    Pagi itu, matahari menyinari rumah kecil Reno dan Alena, seolah mengingatkan mereka bahwa hari baru adalah kesempatan lain untuk saling mencintai. Suara burung berkicau di luar jendela menjadi latar belakang yang indah untuk kebiasaan pagi mereka. Reno, yang biasanya berangkat lebih awal, memutuskan untuk mengambil waktu ekstra bersama Alena sebelum memulai harinya.“Lena, hari ini aku pikir kita harus sarapan di luar, bagaimana kalau di taman belakang?” usul Reno sambil memegang dua cangkir kopi.Alena mengangguk sambil tersenyum. Mereka membawa sarapan sederhana ke meja kecil di taman belakang. Duduk berdampingan, mereka menikmati pemandangan kebun kecil yang dirawat Alena dengan penuh cinta. Kehijauan tanaman dan bunga yang bermekaran menjadi simbol perjuangan mereka, betapa usaha kecil yang konsisten dapat menghasilkan keindahan.“Aku suka pagi-pagi seperti ini,” ujar Alena sambil menyeruput kopinya. “Tidak banyak, tapi cukup membuatku merasa beruntung.”Reno tersenyum dan menjawa

    Last Updated : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 4: Awal Retakan Kecil

    Sore itu, suasana rumah yang biasanya hangat terasa sedikit berbeda. Reno pulang kerja lebih awal dari biasanya, wajahnya tampak tegang. Alena yang sedang mempersiapkan makan malam langsung menyadari perubahan itu.“Ren, kamu kenapa? Kelihatan capek sekali hari ini,” tanya Alena lembut, meletakkan piring di meja.Reno menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku hanya sedang memikirkan banyak hal, Lena. Tentang pekerjaan, tentang kita... tentang keuangan keluarga kita.”Alena berhenti sejenak, menatap suaminya dengan penuh perhatian. “Apa yang terjadi? Apa yang membuatmu begitu khawatir?”Reno duduk di kursi dengan tubuh yang tampak lebih berat dari biasanya. “Gaji dari pabrik semakin tidak cukup untuk menutupi kebutuhan kita. Harga-harga terus naik, dan tabungan kita mulai menipis. Aku tidak tahu sampai kapan kita bisa bertahan seperti ini.”Alena berjalan mendekat dan duduk di sebelah Reno, menggenggam tangannya dengan lembut. “Kita sudah menghadapi banyak hal bersama, Ren. Ini buk

    Last Updated : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 5: Kehilangan yang Mengguncang

    Pagi itu, Reno pulang lebih awal dari biasanya. Alena yang sedang membersihkan ruang tamu merasa heran ketika mendengar pintu depan terbuka sebelum waktunya. Ia menoleh ke arah Reno yang berdiri di ambang pintu dengan wajah kusut dan langkah gontai.“Ren, kenapa kamu pulang secepat ini? Apa kamu sakit?” tanya Alena, berjalan mendekat dengan nada cemas.Reno tidak langsung menjawab. Ia hanya menghela napas panjang dan duduk di sofa, mengusap wajahnya dengan tangan. Setelah beberapa saat hening, ia akhirnya berkata dengan suara rendah, “Pabrik tempatku kerja tutup, Lena. Mereka mengumumkannya pagi ini. Semua pekerja dirumahkan.”Berita itu membuat Alena terdiam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Reno. “Tutup? Maksudnya... kita tidak punya pemasukan lagi?” tanyanya pelan, meski ia sudah tahu jawabannya.Reno mengangguk pelan, menundukkan kepala. “Aku sudah berusaha bertanya apakah ada kemungkinan kami dipindahkan ke cabang lain atau diberi kompensasi. Tapi jawabannya tidak

    Last Updated : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 6: Perjuangan Alena

    Setelah malam penuh harapan itu, Alena menyadari bahwa ia perlu melakukan lebih banyak untuk membantu keluarga mereka. Dengan Reno yang sibuk bekerja sebagai teknisi lepas, Alena memutuskan untuk mencari pekerjaan tambahan di luar rumah. Namun, tanpa pengalaman kerja yang memadai dan hanya berbekal ijazah SMA, perjalanan Alena untuk mendapatkan pekerjaan tidaklah mudah.Pagi itu, Alena berpakaian rapi dengan blus sederhana dan rok panjang. Ia menggendong tas kecil yang berisi beberapa lembar fotokopi ijazah dan surat lamaran yang sudah ia tulis semalaman. Ia pergi dari satu toko ke toko lain di pusat kota, menanyakan apakah ada lowongan pekerjaan yang tersedia.Namun, jawaban yang ia terima hampir selalu sama. “Maaf, kami sudah penuh.” atau “Kami mencari seseorang dengan pengalaman minimal dua tahun.” Alena merasa kecewa, tetapi ia terus berjalan, mencoba lebih banyak tempat.Di sebuah kafe kecil, seorang manajer memberinya kesempatan untuk wawancara. Ia merasa lega, tetapi ketika dit

    Last Updated : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 7: Luka dalam Diam

    Hari-hari terus berlalu, tetapi beban yang dirasakan Reno semakin berat. Meskipun ia telah mendapatkan pekerjaan sebagai teknisi lepas, penghasilannya tidak cukup untuk menutupi kebutuhan rumah tangga mereka. Reno mulai merasa kehilangan kendali atas hidupnya. Ia adalah seorang suami, seorang pria yang seharusnya menjadi penopang keluarga, tetapi situasi sekarang membuatnya merasa gagal.Setiap kali ia pulang ke rumah dan melihat Alena yang sibuk dengan kerajinan tangannya, Reno tidak bisa menghindari rasa bersalah yang menghantui. Ia mulai membandingkan dirinya dengan suami-suami lain yang memiliki pekerjaan tetap dan mampu memberi istri mereka kehidupan yang lebih layak.“Kenapa aku tidak bisa seperti mereka?” pikir Reno dalam hati.Pada suatu malam, Reno dan Alena duduk bersama di meja makan. Reno tampak gelisah, jarang mengangkat pandangan dari piringnya. Alena, yang mulai menyadari perubahan sikap suaminya, mencoba membuka pembicaraan.“Ren, apa yang kamu pikirkan? Akhir-akhir in

    Last Updated : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 8: Peluang Tak Terduga

    Pagi itu, Alena sedang duduk di meja makan dengan secangkir kopi yang sudah mulai dingin. Ia menatap layar ponselnya, membuka-buka media sosial untuk mencari inspirasi baru bagi kerajinan tangannya. Di sela-sela aktivitas tersebut, sebuah iklan lowongan pekerjaan menarik perhatiannya.“Perusahaan Adrian Global mencari teknisi dengan pengalaman di bidang permesinan. Gaji menarik, fasilitas lengkap.”Alena membaca deskripsi lowongan itu dengan seksama. Perusahaan Adrian Global adalah salah satu perusahaan besar yang terkenal di kota mereka. Mendapatkan pekerjaan di sana tentu akan menjadi langkah besar bagi Reno dan keluarga mereka.“Ini mungkin kesempatan yang kita cari,” gumam Alena dengan semangat baru.Tanpa membuang waktu, ia menyimpan detail iklan itu dan segera menunjukkan kepada Reno saat suaminya kembali dari pekerjaannya sebagai teknisi lepas.Ketika Reno tiba di rumah, wajahnya terlihat lelah. Namun, Alena tetap menyambutnya dengan senyuman. Ia tahu, meski Reno sedang dalam t

    Last Updated : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 9: Sebuah Langkah Berani

    Sejak Reno menerima panggilan wawancara dari Adrian Global, harapan kecil mulai tumbuh di hati Alena. Namun, ia sadar bahwa hanya mengandalkan peluang Reno mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka yang terus menumpuk. Dengan segala keberanian, Alena memutuskan untuk ikut mencari pekerjaan di perusahaan yang sama.Suatu pagi, sambil menyeruput teh hangat, Alena membuka laptop dan menelusuri situs resmi Adrian Global. Ia membaca beberapa lowongan pekerjaan hingga matanya tertuju pada sebuah posisi: Asisten Administratif. Persyaratannya terlihat cukup sesuai dengan kemampuan Alena—minimal lulusan SMA, mampu bekerja secara terorganisir, dan memiliki keterampilan dasar dalam komputer.“Mungkin aku bisa mencoba ini,” pikirnya sambil mencatat detail lowongan tersebut.Namun, bayangan tentang kurangnya pengalaman kerja mulai menghantuinya. “Apa mereka akan mempertimbangkan seseorang seperti aku?” pikirnya lagi. Tetapi, mengingat Reno yang sudah melangkah lebih dulu dengan

    Last Updated : 2025-01-26
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 10: Awal yang Baru

    Pagi itu, Alena sedang sibuk membuat kerajinan tangan di ruang tengah ketika ponselnya berdering. Ia segera meraihnya dan melihat nama pengirim yang tertera: Adrian Global Recruitment. Jantungnya berdegup kencang, tangan gemetar saat ia menggeser layar untuk menjawab panggilan tersebut.“Selamat pagi, Ibu Alena. Saya Rina dari Adrian Global. Kami ingin memberi tahu bahwa Anda diterima untuk posisi Asisten Administratif di perusahaan kami. Selamat!”Alena hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia menutup mulutnya dengan tangan, menahan air mata bahagia. “Terima kasih, Bu Rina. Terima kasih banyak atas kepercayaannya. Saya tidak akan mengecewakan,” jawabnya dengan suara bergetar.Setelah panggilan itu berakhir, ia berlari keluar rumah mencari Reno yang sedang memperbaiki motor tua mereka di halaman belakang. Dengan penuh antusias, ia mengabarkan berita baik itu.“Ren! Aku diterima kerja! Aku diterima!” serunya sambil memeluk Reno erat-erat.Reno tertawa lebar dan meme

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 142

    Dalam sebuah pertemuan bisnis, Adrian memberikan perhatian yang lebih pribadi pada Alena. Ia memastikan untuk memberi pengakuan atas kerja kerasnya, dan meskipun tidak mengungkapkan perasaan secara langsung, Alena merasa ada kehangatan dalam sikap Adrian. Ia sering kali merasakan perhatian yang lebih dari sekadar profesionalisme, dan itu membuatnya semakin terikat. "Apakah ini hanya perasaan simpati?" Alena bertanya pada dirinya sendiri. "Atau ada sesuatu yang lebih dalam?" Ia mulai merasa bingung tentang perasaannya yang berkembang lebih jauh dari sekadar rasa kasihan atau simpati.Ruang rapat di lantai 15 gedung Elysium Corp itu dipenuhi dengan eksekutif dari berbagai divisi. Suasana formal terasa kental dengan presentasi dan laporan yang silih berganti dipaparkan. Di tengah atmosfer profesional ini, Alena duduk di samping Adrian, sadar akan kehadirannya yang terasa begitu dekat."Selanjutnya, Ibu Alena akan mempresentasikan laporan keuangan kuartal ini," kata Direktur Utama, member

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 141

    Alena merasa bahwa simpati yang tumbuh dalam dirinya mulai membuatnya semakin terikat pada Adrian. Setiap kali ia melihatnya, hatinya berdebar. Meskipun ia berusaha keras untuk tetap menjaga batas-batas profesional, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa kedekatan mereka semakin kuat. Adrian, meskipun masih menjaga jarak emosionalnya, mulai lebih sering mendekati Alena, baik di kantor maupun dalam pertemuan pribadi. Setiap kali mereka berinteraksi, Alena merasakan semacam koneksi yang lebih dari sekadar hubungan atasan dan bawahan.Minggu-minggu berlalu sejak pembicaraan mereka di taman belakang kantor. Musim semi mulai berganti dengan kehangatan musim panas yang menyenangkan. Dedaunan hijau menaungi jalanan kota, menciptakan bayangan yang menyejukkan di tengah teriknya matahari. Alena mengamati perubahan ini dari balik jendela ruang kerjanya, seraya merenungkan perubahan dalam hidupnya sendiri."Sedang melamun?" Suara Adrian membuyarkan lamunannya.Alena berbalik, mendapati Adrian

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 140

    Beberapa hari setelah percakapan mereka, Alena merasa gelisah. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak terus memikirkan Adrian. Tentu saja, dia merasa kasihan pada Adrian, tetapi sekarang ada sesuatu yang lebih—sesuatu yang membuatnya merasa ingin melindungi pria itu, meskipun ia tahu bahwa hal itu bisa membawanya ke dalam hubungan yang rumit. Ia bahkan merasa cemas setiap kali Adrian datang untuk bekerja, khawatir akan perasaan yang semakin mendalam ini. "Apa aku bisa terus bekerja dengannya seperti ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.Pagi itu, Alena sengaja datang lebih awal ke kantor. Ia berharap bisa menenangkan pikirannya sebelum bertemu Adrian. Kantor yang sunyi memberikannya kesempatan untuk berpikir jernih. Alena duduk di kursinya, menatap tumpukan dokumen yang belum selesai, tapi pikirannya melayang jauh.Sejak Adrian menceritakan tentang masa lalunya, ada sesuatu yang berubah dalam diri Alena. Bukan hanya rasa simpati, tapi juga kekaguman atas ketangguhan pria itu. Adrian te

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 139

    Setelah pengakuan yang begitu emosional dari Adrian, Alena merasa hatinya dipenuhi dengan rasa simpati yang mendalam. Setiap kata yang diucapkan Adrian tentang masa kecilnya membuatnya semakin memahami kompleksitas pria itu. Di sisi lain, perasaan itu mulai membingungkan Alena. Ia merasa seperti sedang terjebak dalam hubungan yang tidak hanya profesional, tetapi juga emosional."Aku hanya ingin dia baik-baik saja," pikir Alena, merasa cemas setiap kali memikirkan luka yang ada dalam diri Adrian. Hal ini mulai mempengaruhi cara ia melihat hubungan mereka—sebuah simpati yang perlahan berkembang menjadi keterikatan yang lebih dalam.Keesokan paginya, Alena terbangun dengan pikiran yang masih berputar pada percakapan mereka semalam. Sinar matahari pagi menembus tirai tipis kamarnya, menciptakan pola-pola cahaya yang menari di lantai kayu. Ia duduk di tepi tempat tidur, memandangi hamparan sawah yang terlihat dari jendela kamarnya."Apa yang sedang kau lakukan, Alena?" bisiknya pada diri s

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 138

    Adrian menarik napas panjang, dan dengan suara pelan ia berkata, "Aku tahu, mungkin aku terlihat dingin dan tak peduli. Tapi itu hanya caraku untuk bertahan. Aku takut jika aku memberikan hatiku sepenuhnya, aku akan terluka lagi."Alena tidak bisa menahan diri untuk tidak berbicara. "Adrian, aku tidak ingin memaksamu untuk membuka dirimu lebih dari yang kau siap. Tetapi aku ingin kamu tahu, bahwa aku di sini, dan aku tidak akan pergi begitu saja."Ada keheningan sesaat sebelum Adrian menatapnya, mata mereka bertemu dengan penuh pengertian yang belum pernah ada sebelumnya.Keheningan itu terasa berat namun hangat, seperti selimut tebal di malam musim dingin. Kedua alam pikiran mereka saling menjelajahi tanpa kata-kata, mencoba memahami dan dimengerti. Cicada bernyanyi di kejauhan, memberikan melodi lembut yang mengiringi momen intim tersebut."Aku sudah lama tidak mendengar kata-kata seperti itu," ucap Adrian akhirnya, matanya masih terpaku pada Alena. Ada kilatan rasa takjub di sana,

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 137

    "Aku merasa terjebak dalam pola itu. Cinta seolah menjadi sebuah jebakan bagi aku," lanjut Adrian. "Aku takut membuka hatiku, takut memberikan kepercayaan sepenuhnya. Aku tak ingin merasakan sakit yang sama lagi. Itu sebabnya aku memilih untuk menjaga jarak. Aku membangun dinding tebal di sekeliling hatiku, tidak memberi ruang untuk orang lain, bahkan untuk orang yang aku sayangi."Alena menatapnya dengan penuh empati. Ia bisa merasakan luka yang dalam di hati Adrian, dan meskipun ia belum sepenuhnya bisa mengerti, ia merasa semakin dekat dengan pria ini.Malam itu, di teras rumah kayu yang menghadap danau, kesunyian menyelimuti mereka. Langit berbintang menjadi saksi bisu pengakuan Adrian yang baru saja terucap. Alena masih diam, membiarkan kata-kata Adrian meresap dalam benaknya."Berapa lama kau hidup seperti ini?" tanya Alena lembut, suaranya nyaris berbisik.Adrian menghela napas panjang. Tatapannya menerawang jauh ke permukaan danau yang berkilauan ditimpa cahaya bulan. "Terlalu

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 136: Luka Masa Lalu

    Adrian menundukkan kepalanya, seolah-olah sedang memeriksa kembali kenangan yang telah lama terkubur. "Aku masih ingat bagaimana rasanya ketika ayahku menghukumku karena hal-hal yang tak pernah aku pahami. Aku selalu berusaha memenuhi ekspektasinya, tetapi tak pernah cukup. Di sisi lain, ibuku selalu menghindar dan akhirnya pergi. Saat mereka berpisah, aku merasa seolah-olah aku telah ditinggalkan dua kali lipat. Itulah yang membuatku percaya bahwa orang yang kucintai, pada akhirnya, akan pergi." Alena menggenggam tangannya erat-erat, berusaha memberikan kenyamanan meskipun kata-kata itu hampir tak tertahankan untuk didengar.Hujan di luar masih turun dengan deras, menciptakan simfoni lembut yang mengisi keheningan di antara mereka. Cahaya lilin yang bergoyang di meja mereka membuat bayangan Adrian menari di dinding, seolah-olah masa lalunya sedang mengelilinginya."Seperti apa dia?" tanya Alena lembut, memecah keheningan. "Ayahmu."Adrian menarik napas dalam-da

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 135: Keterbukaan yang Tak Terduga

    "Aku rasa aku belum menceritakan semuanya," kata Adrian sambil menatap kosong ke luar jendela restoran. "Cinta... itu adalah konsep yang sulit bagi aku. Aku selalu merasa tidak pantas untuk dicintai. Bukan hanya karena ayahku yang kasar atau ibu yang meninggalkanku. Tapi karena setiap orang yang kupercayai, selalu meninggalkanku."Alena merasa ada kedalaman dalam suara Adrian, yang jarang ia dengar sebelumnya. Ia tidak bisa tidak merasa terenyuh oleh keterbukaan Adrian, yang selama ini tampak begitu tegar dan penuh kontrol.Hujan mulai turun di luar, membuat jendela kaca besar itu dipenuhi aliran air yang semakin deras. Suasana restoran yang remang-remang, dengan cahaya lilin yang bergoyang pelan di meja mereka, menciptakan atmosfer intim yang tidak pernah mereka alami sebelumnya."Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanya Alena lembut, jemarinya perlahan menyentuh tangan Adrian yang terkepal di atas meja.Adrian menarik napas dalam-dalam. Ada jeda panjang

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 134: Teman

    Alena menunggu dengan sabar."Proyek baru yang kita tangani sekarang—proyek revitalisasi kawasan Kota Tua—ini adalah proyek yang sangat penting bagiku. Bukan hanya karena nilai kontraknya yang besar..." ia ragu sejenak sebelum melanjutkan, "...tapi karena ini adalah impian Elena yang tidak pernah terwujud.""Apa maksudmu?" tanya Alena, terkejut dengan pengungkapan ini."Elena selalu memiliki visi untuk menghidupkan kembali bagian kota yang terlupakan, membawa kembali kehidupan dan keindahan ke tempat-tempat yang telah kehilangan jiwanya." Adrian tersenyum kecil, terlihat tenggelam dalam kenangannya. "Kota Tua adalah salah satu tempat favoritnya di Jakarta. Dia selalu berkata bahwa di balik bangunan-bangunan tua yang melapuk itu, tersimpan jiwa dan cerita yang begitu kaya.""Itu sebabnya kau begitu terobsesi dengan detail-detail proyek ini," gumam Alena, kini memahami mengapa Adrian menghabiskan begitu banyak waktu untuk proyek tersebut.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status