Share

Menatap Diam-diam

Author: Chani yoh
last update Last Updated: 2024-12-03 08:49:36

“Zidane! Liora!” Seruan itu berasal dari Merlyn sepupu Zidane, yang seraya melambaikan tangan pada Zidane. “Ayo sini, kita sarapan bersama!”

Liora lantas mengangkat pandangan dan melihat Merlyn menunjuk kursi di hadapannya sebagai tempat untuk mereka duduk.

Zidane langsung mengiyakan tapi tatapan Liora memindai seisi restoran.

Ada dua tiga meja yang dipakai keluarga Callaghan. Satu meja berisi orang tua Zidane dan para paman dan bibi Zidane. Lalu satu meja lagi sepupu Zidane yang sudah menikah dan memiliki beberapa anak remaja.

Satu lagi adalah meja yang ditunjuk Merlyn. Meja ini berisi yang seumuran Liora dan masih menyisakan beberapa kursi kosong terutama di sekitar Merlyn dan yang ditunjuk Merlyn untuk mereka berdua tempati adalah kursi kosong di hadapannya.

Diam-diam Liora menghela napas lega. Tidak ada Zach di sana. Dia aman untuk bergabung.

“Kau mau makan apa? Katanya menu lokal di sini yang paling enak untuk sarapan adalah nasi goreng.” Zidane bertanya ketika mereka baru saja akan duduk.

“Ya, nasi goreng enak, tapi pastikan kau memesannya tidak pedas. Kecuali kau suka pedas, it’s okay.”

Merlyn kembali ikut memeriahkan suasana di antara mereka.

“Nasi goreng? Hm, aku sandwich saja. Nasi goreng terlalu berat untuk sarapan,” sahut Liora yang begitu melihat Zidane beranjak dari kursi untuk menuju meja makanan, langsung ikut bangkit juga.

“Kau duduk saja, Honey, biar aku yang ambilkan,” kata Zidane dengan tenang dan lembut.

Liora yang telah diliputi rasa bersalah akibat kejadian semalam, mendapatkan perlakuan lembut dari Zidane seperti ini jadi semakin merasa bersalah.

“Tidak apa-apa. Biar aku mengambilnya sendiri. Kau kan harus membawa piringmu sendiri juga,” sahut Liora berharap dengan tidak mendapatkan pelayanan bak ratu dari Zidane akan sedikit mengurangi kebersalahannya.

“Tidak perlu, Liora. Aku akan meminta pelayan membawakannya ke sini. Kau duduk saja, oke?”

Tak bisa menampik Zidane lagi, Liora pun akhirnya duduk di hadapan Merlyn sembari menunggu Zidane.

Selagi duduk menunggu, tanpa sengaja dia menatap ke arah depan, ke arah Merlyn.

Tak diduga, pandangan mereka bertemu tapi tatapan dari Merlyn terasa menusuk dan penuh selidik.

Liora sampai merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Dia sampai memperhatikan pakaiannya lalu membelai pipinya sendiri.

Benak Liora tiba-tiba saja gugup dan merasa takut jangan-jangan ada kiss mark yang tertinggal di lehernya. Seketika dia menyesal karena tidak memperhatikan tubuhnya lebih dahulu sebelum meninggalkan kamar tadi.

Tanpa sadar, jari Liora mengusap leher jenjangnya dengan gerakan yang terlihat tidak nyaman.

“Ad- ada apa? Apakah ada yang salah denganku?” tanya Liora yang tak mampu membendung lagi ketika Merlyn terus menatapnya dengan penuh selidik.

“Katamu tadi, semalam kau tidur cepat, Liora?” tanya Merlyn yang akhirnya membuka suara.

Detik itu juga Liora merasa jauh lebih baik jika Merlyn tidak bertanya. Liora menyesal telah melontarkan pertanyaan yang membuka percakapan mereka lebih terhubung.

“Iya,” sahut Liora singkat berharap Merlyn menangkap sinyal darinya bahwa dia tidak ingin berbincang panjang lebar.

“Selepas dari makan malam, kau langsung kembali ke kamarmu?” tanya Merlyn lagi yang dijawab dengan anggukan singkat dari Liora.

Namun, Merlyn bukannya puas. Dia malah bertanya dengan nada yang sangat meragukan, “Masa?”

“Iya,” sahut Liora lagi.

“Oh ... masalahnya, Liora ... aku sempat melihatmu di koridor kamar sebelah sana, koridor yang terdapat kamar Zach.

Tadinya aku pikir kau hanya lewat saja di sana lalu akan muncul di koridor yang mengarah ke kamarmu dengan Zidane.

Tapi saat aku menunggumu di koridor kamar kalian, kau tidak muncul-muncul.”

Jantung Liora berdetak gugup. Tubuhnya pun terasa gemetar. Dia sungguh tak menyangka jika ada yang melihatnya melewati koridor sana.

Walau seharusnya Liora tak perlu gugup karena memang dari awal dia melewati jalan di sana, Liora tidak mengetahui bahwa di situ terletak kamar Zach.

Tapi gugup itu tak sanggup ditahannya ketika Merlyn mengungkit hal seperti ini.

Apa sebenarnya maksud pertanyaannya Merlyn ini?

Jangan sampai wanita itu pun melihatnya saat ditarik masuk ke kamar Zach.

"Aku rasa ka- kau salah lihat, Merlyn." Liora menjawab dengan berlagak tetap tenang.

Dua alis tajam Merlyn semakin menekuk dalam. “Masa? Aku yakin yang kulihat adalah kau. Kau memakai dress yang mirip dress-mu saat siang, bukan? Tapi semalam dressmu berwarna biru gelap.

Tidak mungkin aku salah lihat. Rambutnya, juga cara berjalan dan postur tubuhnya, semuanya adalah dirimu, Liora.”

Liora kembali terdiam, mencerna semua pertanyaan Merlyn sekaligus mencari jawaban untuk menghindar.

Tapi sepertinya Merlyn akan sulit diyakinkan jika dia terus menyangkal.

Liora pun akhirnya mengakuinya, “Hmm, mungkin juga aku melewati koridor itu, aku sendiri tidak ingat. Aku sudah terlalu mengantuk semalam.”

Liora mengira dengan mengakuinya masalah akan beres.

Tapi ternyata ini hanyalah jebakan awal Merlyn. Ada maksud lain yang hendak dia tekankan.

“Kalau memang itu kau, kenapa kau tidak muncul-muncul di koridor kamarmu? Kamar kita kan berdekatan, Liora. Saat aku tiba di kamarku, aku sempat menunggumu muncul untuk menyapamu. Tapi lama aku berdiri di depan kamar, kau tak kunjung muncul.”

Liora mengeluh akan pertanyaan Merllyn, meski dia tetap menjawab sopan, “Mungkin kita memang tidak berpapasan saja. Saat aku tiba di sana tidak ada orang.”

Terlihat ketidakpuasan di wajah Merlyn. 

Saat itu juga Zidane datang dengan pelayan yang membawakan nampan. Liora menghela napas lega. Setidaknya kedatangan Zidane akan membuat Merlyn tak leluasa bertanya banyak hal padanya. Lagipula, Liora bisa memilih untuk fokus makan daripada berbincang-bincang.

"Ini sandwich mu dan segelas coffee latte." Zidane meletakkan makanan dan minuman Liora yang diterimanya dari pelayan, tepat di hadapan Liora.

Segera Liora fokuskan pandangannya pada menu sarapannya. 

Liora pun mulai mengambil garpu dan pisau untuk memulai santapan paginya setelah memberikan senyum dan ucapan terima kasih pada Zidane yang kini duduk di sampingnya.

Baru saja dia hendak mengela napas lega, suara Merlyn sudah berseru lantang lagi. 

"Oh, itu Zach!" ucap Merlyn santai tapi membuat jantung Liora melompat lagi.

"Hei, Zach, ayo duduk sini. Kursi ini sudah kusiapkan untukmu!" seru Merlyn lagi yang membuat sandwich lezat di mulut Liora tiba-tiba terasa pahit.

Dengan jantung yang berdetak gugup, Liora berusaha tetap menyantap sandwich-nya. Pandangannya tetap ia arahkan ke piring.

Terdengar bunyi kursi ditarik pertanda Zach duduk di tempat yang ditunjuk Merlyn. Itu berarti di sebelah Merlyn dan tepat di hadapan Zidane.

"Mau makan apa, Zach? Biar kuambilkan." Zidane memberi penawaran.

Zach yang menyempatkan melirik Liora langsung menggeleng begitu melihat Zidane sudah mendapatkan menu sarapannya. 

"Tidak perlu. Aku ambil sen-"

"Biar aku yang mengambilkan sarapanmu, Zach. Kau duduk saja dengan manis di sini, oke?"

Zach tak kuasa menolak tawaran baik Merlyn. Dia pun mengangguk. Sikap Merlyn seperti ini sudah biasa dia terima. Karena Merlyn adalah sepupunya yang berusia di bawahnya, Zach pun menerima saja perlakuan Merlyn yang kerap melayaninya. 

Dengan wajah berbinar-binar, Merlyn bangkit dari kursinya. Dia pun melangkah menuju meja menu.

Selagi Merlyn mengambil sarapan Zach, Liora merasakan tatapan Zach ke arahnya. Sekarang sandwich-nya terasa seperti penuh duri. Sulit sekali mengunyah dan menelan dengan normal.

Hanya saat Merlyn akhirnya kembali ke meja dan meletakkan piring Zach ke meja, barulah tatapan Zach teralihkan.

Sialnya, saat itu malahan Liora yang tak sanggup mengarahkan pandangan ke tempat lain. Dia malah memperhatikan wajah tampan Zach sembari menghitung jumlah hari yang telah dilaluinya tanpa mengelus wajah pria itu.

Desir kerinduan dan cinta itu masih merayapi sekujur saraf dan pembuluh darahnya. Dia menatap Zach dan merasakan kerinduan yang semakin melilitnya.

Rambut Zach yang dulunya bermodel spiky, kini dipotong undercut sehingga dia terlihat lebih dewasa dan matang. 

Rahangnya yang halus terlihat lebih tegas dibandingkan dulu. Padahal hanya beberapa bulan saja dia tak melihat Zach.

Lalu kulit Zach yang dulu putih, kini sudah berubah kecoklatan. Mungkin Zach rajin berjemur di Maccau. Entahlah, Liora tidak tahu padahal setengah mati ingin mengetahui semua hal tentang Zach.

Tatapan Liora mulai mengarah pada hidung mancung Zach yang semalam menggesek erotis di lehernya.

Desiran sarafnya saat tergesek ujung hidung Zach masih terasa sampai detik ini.

Apalagi ketika dia mengingat bibir tipis Zach yang semalam mengecup dan melumat kulitnya hingga dia sampai mendesah dan meliukkan tubuhnya merasakan terjangan hasrat dari dalam diri.

Lalu juga ada jakun Zach yang terlihat naik turun ketika mengamati tubuhnya semalam.

Tanpa sadar sensasi dan debar membara semalam kembali dia rasakan lagi.

Cepat-cepat Liora alihkan tatapannya dari Zach untuk kembali ke piring makannya. Tarikan napas yang panjang diambilnya. 

Namun, saat melakukan itu, tanpa sadar Liora melihat ke arah Merlyn. 

Wanita itu ternyata sedang menatapnya begitu lekat. Dua alis Merlyn sampai hampir menyatu.

Deg!

'Se- sejak kapan Merlyn menatapku?' tanya hati Liora sampai-sampai dia tak sadar menahan napas yang ditariknya panjang.

Related chapters

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Aku Ingin Bicara

    Liora cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari Merlyn dan kembali fokus pada makanannya. Mereka makan dengan hanya Merlyn yang banyak berbicara. Kebanyakan percakapan dari Merlyn ditujukan pada Zach, jadi Liora dan Zidane lebih banyak diam. Setelah Liora akhirnya berhasil menghabiskan sandwich dan menenggak habis coffee latte-nya, Liora pun mulai melihat-lihat isi ponselnya. Saat itu, tatapan Zach terarah padanya melihat Liora bermain ponsel. Pikirannya melayang pada nomor Liora yang tiba-tiba tidak bisa dihubunginya tiga bulan lalu. Zach berpikir Liora memblokirnya ataukah dia mengganti nomor? Dia akan menanyakannya pada Liora nanti. Lalu Merlyn mulai bertanya, “Zach, kenapa semalam kau tidak ikut bermain billiard? Padahal semalam sangatlah seru!” Zach menatap Merlyn sekilas lalu menjawab sambil melanjutkan makannya, “Aku masih membereskan beberapa pekerjaan. Kau tahu, sulit bagiku liburan yang benar-benar liburan.” “Nah justru itu, Zach. Kau harus tegas dalam hal ini. Libur

    Last Updated : 2024-12-08
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Kau Menghancurkanku

    “Mau apa kau di sini, Zach?” bisik Liora dengan kepanikan menerpa dirinya. Dia takut kedatangan Zach ke kamarnya terlihat seseorang.“Ayo ikut aku, Lio,” ucap Zach yang terdengar tidak masuk akal bagi Liora.Setelah semua yang terjadi semalam, Zach malah tiba-tiba datang ke sini di saat yang lainnya sedang pergi, dan memintanya mengikuti dia?Ini sungguh tidak masuk akal. Apa yang diinginkan Zach?Lagipula, kenapa Zach malah di sini, bukannya mengikuti tour bersama keluarganya yang lain?“Ikut ke mana? Aku tidak akan mengikutimu ke mana-mana, Zach! Kita tidak bisa terus bertemu secara rahasia seperti ini. Aku ini istri adikmu, Zach!”Kata-kata Liora seperti kapal yang menghantam karang. Zach seperti teringatkan atas hal yang sangat menyakitkan bagi hatinya.Sorot matanya berubah kelam. Liora tahu, ada perih yang menjalar di sana begitu dalam.Raut Zach seperti itu membuat sesak di hati Liora pun merambat ke atas. Dia tak sanggup memandangi wajah Zach dengan segala sorotnya yang putus a

    Last Updated : 2024-12-09
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Kau Seharusnya Milikku ...

    “Kita sudah di sini, sekarang kau bisa menjelaskan kenapa kau menghilang dari hidupku, lalu menikah dengan Zidane.”Zach mengucapkan itu semua dengan nada dingin. Dia duduk dan menghadapkan pandangannya ke laut.Dibirakannya angin menerpa wajah dan matahari menyengat kulitnya.Sementara itu, di sampingnya Liora harus berusaha keras menahan hatinya untuk terus berdebar setiap ada Zach di dekatnya.Tak bisa Liora pungkiri, rasa itu masih ada. Cinta itu sudah mengendap hingga ke dasar hatinya sehingga tak mungkin bisa lekang hanya dalam waktu tiga bulan.Bahkan seumur hidup sekalipun, Liora yakin rasa hatinya untuk Zach akan terus terpatri di sana, tetap sama, tak berubah.Jika sudah begitu, bagaimana dia bisa meneruskan pernikahannya bersama Zidane setelah ini?“Tidak ada yang perlu dijelaskan, Zach. Semua itu sudah terjadi dan sangat tidak penting. Yang penting adalah fakta saat ini bahwa aku sudah menikah dengan adikmu.”Dari sudut matanya dapat Liora lihat bahwa Zach menoleh dengan ra

    Last Updated : 2024-12-09
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   (Bukan) Yang Aku Harapkan ...

    Liora kembali ke kamarnya berniat untuk mengurung diri.Harapannya kini hanyalah liburan ini lekas usai. Sayangnya, masih ada lima hari lagi untuk mereka menghabiskan waktu di resort ini. Itu berarti dia masih harus menghadapi Zach dengan segala kemarahannya selama lima hari ke depan.Duduk di depan cermin rias, Liora menatap pipinya yang tergores dan berdarah akibat lemparan Zach tadi.Sedikit perih terasa saat jarinya menyentuh goresan itu. Tapi Liora sanggup menahannya. Dia tahu hati Zach jauh lebih perih dari ini.Selama ini, Liora telah keliru dengan nama belakang Zach. Dia mengira C di nama Zach adalah Corazon, karena Zach menjabat sebagai wakil CEO di perusahaan yang pemegang saham terbesarnya adalah pemilik Corazon Group.Liora mengira Zach adalah putra dari Matt Corazon, sang pemegang saham terbesar Corazon Group.Karena itulah, Liora tak menyangka jika Zach dan Zidane adalah kakak adik.Andai dia tahu dari awal, dia takkan mungkin mau menerima tawaran Zidane tentang pernikaha

    Last Updated : 2024-12-10
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Cry, Cry, My Fragile Heart

    Menampilkan sikap tenang di saat hati sedang tidak baik-baik saja adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan.Liora telah melakukannya selama sisa liburan mereka dan itu sangat melelahkan dan menguras emosinya.Di hari terakhir liburan Liora malah merasakan perasaan melankolis saat akan meninggalkan resort.Biar bagaimana pun tempat itu telah menjadi saksi bisu sejarah kebersamaannya dengan Zach di level keintiman yang paling dalam.Ah, tidak seharusnya dia berpikir seperti itu. Itu tidak pantas!Dengan rasa hati frustrasi, Liora duduk di pinggiran kolam. Malam telah larut dan Zidane sudah tertidur sejak pukul 8 malam.Tinggal Liora yang masih berusaha keras mengeratkan kepingan hatinya yang telah terhambur tak beraturan.Di bawah sinar rembulan serta desiran angin malam yang sejuk, Liora mengeluarkan cincin pemberian Zach. Cincin itu disimpannya di dompet. Dan karena dia dan Zidane tidak saling mencampuri barang masing-masing, maka Liora merasa menyimpan cincin pemberian Zach adalah

    Last Updated : 2024-12-12
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   The Sweet and Sour

    Liora menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Celine.Selama dia bekerja, tidak pernah dia menginginkan suatu posisi hanya karena atasan yang tampan. Jadi Liora tidak mengerti dengan harapan Celine.Oh, mungkin Celine ingin mendapatkan pria tampan, mapan, dan berjabatan tinggi sebagai suaminya.Ya, kalau itu sih, tidak mengherankan jika Celine begitu berharap bisa menjadi sekretaris pribadi CEO yang baru. Gadis itu mungkin berharap bisa menjerat hati sang CEO tampan agar bisa menjadi suaminya.Liora tidak mau memikirkan itu lagi karena kehidupan pernikahannya sendiri pun begitu pelik.Saat ini dia hanya ingin fokus bekerja agar bisa melupakan Zach. Dia harus melupakan Zach karena Zidane telah banyak berkorban untuknya.Di saat itu pun, Celine seakan tahu apa yang Liora pikirkan sehingga dia menyeletuk, “Ya kau kan sudah sold out makanya sudah tidak perlu tebar pesona ke sana kemari. Berbeda denganku yang masih single ini, hehehe.”Liora hanya tersenyum saja kemudian dengan cepat terh

    Last Updated : 2024-12-13
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Miss You Like Crazy

    “Kenapa kau bisa di sini?” seru Liora lirih dengan mata membelalak.“Aku datang untuk menemuimu.”“Menemuiku?”“Iya.”“Untuk apa?” tanya Liora lagi saat alarm di benaknya mulai bekerja.Bukankah Zach yang memutuskan untuk pergi dari liburan sebelum liburan usai. Lalu untuk apa sekarang malah ingin mencarinya.“Ada yang ingin kubicarakan.” Zach berkata dengan pelan dengan maniknya melirik ke jari jemari Liora. Saat dia tak menemukan cincin yang dia berikan untuk Liora di salah satu jari itu, sedikit kekecewaan merayapi hatinya.“Ayo kita bicara,” katanya lagi penuh kelembutan seraya memegangi pergelangan tangan Liora hendak mengajaknya pergi dari sana.“Kit- kita mau ke mana?” tanya Liora bingung.“Ke apartemenku.”“Apartemenmu?” Liora semakin bingung. Bukankah Zach tinggal di Maccau? Ah, mungkin Zach datang ke sini dan menyewa apartemen untuk tinggal sementara.“Tidak jauh, Liora. Ayo ikut aku.”“Tap -tapi ...” Liora ragu-ragu namun Zach terus menarik tangannya untuk mengikuti arah l

    Last Updated : 2024-12-13
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Leave It All To Me

    Liora mengerjap kaget, tapi aroma harum mulut Zach yang dulu sempat begitu merasuk di dirinya kini tercium lagi.Aroma itu merasuki diri Liora dan menyentil kerinduan yang mengendap di dasar hatinya.Tanpa sadar, Liora membalas pagutan dan cecapan Zach. Saat lidah pria itu menyapa lidahnya, Liora membelit dengan penuh kerinduan.Desir jantungnya tak tertahankan.Darahnya bergejolak seakan ini adalah ciuman pertamanya dengan Zach.Hatinya pasrah seketika itu juga.Merasakan tidak ada penolakan dari Liora, Zach menuntun tubuh Liora menuju sofa tanpa melepas pagutan mereka.Direbahkannya Liora dengan perlahan, dengan tubuhnya di atas tubuh Liora.Deru napas mereka saling berlomba dan jari jemari Zach sukses membelai kulit pipi Liora, turun ke leher.Tangan Zach terus merayap turun pada baju kemeja Liora dan mulai melepaskan satu demi satu kancing yang mengatup di sana.Setelah semua kancing terlepas, Zach menyelinapk

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   The End

    Wajahnya muram penuh dengan kesedihan.Zach yang melihatnya memintanya datang.“Clint. Terima kasih sudah hadir. Terima kasih juga sudah menemani Zidane selama pengobatannya.” Zach memeluknya, berusaha keras menahan lidahnya untuk tidak mengatakan pikirannya bahwa Clint seharusnya memberitahu keluarga besar mereka tentang penyakit Zidane sebelum semuanya terlambat.Tapi Zach juga tahu, tidak ada gunanya lagi mengatakan itu semua. Zidane telah pergi dan hanya Clint yang berjasa menemani setiap langkah Zidane sampai akhir hayatnya.“Maafkan aku, Zach. Aku seharusnya tidak menutupi kondisinya. Aku menyesal. Tapi ... Zidane patah arang.”Clint menatap Liora, merasa tak enak untuk menceritakannya.Saat itulah, ibu Zach datang dan meminta Clint menceritakan lebih lanjut.“Boss Zidane ... saat perceraian dia masih bisa tegar. Tapi beberapa bulan kemudian, dia kembali terinfeksi virus yang sama. Kondisinya ini membuat keadaan tubuhnya semakin memburuk.Saat itulah dia putus asa.”“Bagaimana b

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Zidane's Last Wish (1)

    “Untukmu, Love.”Penuh rasa ingin tahu, mereka membukanya dan ternyata ...Itu adalah surat cerai baru yang sudah ditandatangani Zidane.Di balik sana ada selembar kertas kecil.Zidane menulis:[Kamu mengirim surat pembatalan menikah, aku sudah merobeknya. Tapi ini aku mengirimkan surat perceraian. Aku tidak rela jika pernikahan kita dianggap kesalahan. Pernikahan kita pernah terjadi dan itu atas kemauan ku dan kamu bersama-sama.Jadi, ini adalah perceraian yang kamu mau.Aku sudah merenung dan aku sadar tidak ada gunanya menjadi suamimu jika pada akhirnya tidak akan pernah mendapatkanmu seutuhnya.Jalani hidupmu sebahagia yang kamu bisa.Untuk Zach, aku titipkan cinta yang pernah bersemi dalam hatiku.Aku tidak marah lagi pada kalian, aku hanya marah pada takdir.Jika memang takdir hidupku seperti ini, kenapa takdir membiarkan cinta yang begitu besar tumbuh di hatiku ini teruntuk dirimu, Liora?Andai aku tidak mencintaimu, aku akan lebih mudah menjalani hidup dan sakitku ini.Selamat

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   For Liora ...

    “Apa? Kau dan Liora?” Ibunya Zach berteriak histeris ketika mendengar penjelasan Zach.“Apa-apaan ini?”Wanita itu bangun dan menatap garang pada Liora. Tangannya terangkat dan tanpa diduga ...Plak!“Kau keterlaluan! Tidak tahu diri!”“Mom! Jangan menamparnya!” Zach merangkul Liora dan menjauhkannya dari sang ibu. “Dia tidak salah!”“Apa yang tidak salah! Kalian sudah melakukan hal gila! Zidane itu adikmu, Zach! Bagaimana bisa kamu begitu tega padanya?”“Mom! Aku dan Liora sudah berpacaran dari sebelum dia menikah dengan Zidane. Hanya saja waktu itu ada situasi yang membuat Liora terpaksa menikahi Zidane-”“Terpaksa kau bilang?” Kedua mata ibunya semakin melotot. Ayah dan kakeknya pun ikut memelototinya.“Terpaksa atau hanya memanfaatkan Zidane? Kau memang sialan!” ujarnya marah sambil menunjuk ke arah Liora.Lalu dia menatap marah pada Zach. “Aku tidak akan pernah merestui kalian!”Ibunya langsung keluar sedangkan ayahnya tiba-tiba memegangi Grandpa Hank yang lagi-lagi terkena sera

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Sooner or Later, It Will Happen

    “Aku sudah melihat semuanya. Lagipula kau masih istriku, Lio!”Zidane tertawa mengejek melihat tingkah Liora yang buru-buru memakai dalamannya. Bahkan di saat seperti itu Liora masih teramat manis.Wajah Zidane berubah masam mengejek dirinya sendiri.‘Cintamu tidak memiliki harga diri lagi, Zid!’Begitu yang dia pikirkan dalam benaknya.“Kau menaruh sesuatu di minumanku!” tuduh Liora setelah dia berusaha mengingat hal terakhir yang dia lakukan tadi. Tangannya spontan mengelus perutnya.“Kau tahu aku mengandung, tapi kau memberiku bius? Zid, kau bisa mencelakai janinku. Bayiku ini juga keponakanmu, Zid!”Zidane hanya tertawa. “Justru itu! Kalian keterlaluan! Apa yang aku lakukan ini hanya untuk membalas sedikit rasa sakit hatiku!”Seketika Liora jadi teringat alasan kenapa dia berada di sana.“Maafkan aku, Zid. Aku tahu aku sudah menyakiti hatimu. Tapi ... jika kita meneruskan ini, aku akan semakin melukaimu, Zid. Aku ... kau adalah temanku. Aku ...”Liora kehilangan kata-katanya. Dia

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Aku Mencintainya Dengan Caraku!

    Di dalam kamar, Zidane menatap tubuh Liora dengan pandangan tergiur.Sungguh tubuh istrinya ini sangatlah menggiurkan.Walau tidak sebahenol Janet, tapi Liora memiliki tubuh idealnya sendiri. Tubuh yang seharusnya menjadi miliknya.Zidane mulai mengelus bagian-bagian yang menggiurkan. Dia memulainya dari pinggul.Sungguh halus dan mulus pinggul Liora. Berbeda dengan kulit Janet yang kasar dengan sedikit bersisik.Di benaknya dia berpikir bahwa Liora masih sah istrinya. Dia bisa dan berhak atas tubuh Liora.Zidane semakin menggila dan mulai mengendus leher Liora.Dia mengecup lembut seraya merayapkan bibirnya menuruni leher hingga ke bahu terbuka Liora.Aroma Liora sangat menggiurkan baginya.Tangannya pun tak tinggal diam, meremas dada Liora dan mulai berusaha melepaskan tali bra.Klik!Kaitan bra terlepas, kini saatnya mulai melepas bra dan menikmati hidangan utama tubuh Liora.Tepat saat itu,Teriakan Zach membahana dari balik pintu yang telah dikunci Zidane.Dia memang membiarkan k

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Lioraaa!

    “Duduk dulu, Honey,” kata Zidane dengan suara lembut yang di telinga Liora seperti dibuat-buat.Sedikit bingung Liora mendengarnya. Setelah lama Zidane memanggilnya dengan nama, kenapa sekarang tiba-tiba Zidane memanggilnya honey lagi.Liora pun duduk sementara Zidane ke dapur dan membuatkannya minum.Mendengar bunyi gelas dan air, Liora pun gegas menyusul. “Tidak perlu, Zid. Tidak perlu repot-repot padaku.”“Tidak apa-apa.”Zidane selesai membuatkan minum untuk Liora segelas teh chamomile kesukaan Liora.“Diminum,” kata Zidane lagi saat melihat Liora hanya memegangi gelas itu.Tak enak pada Zidane, Liora pun meminumnya dua teguk. Lalu meletakkan di meja dapur.“Enak?”“Enak. Terima kasih, Zid.”“Kau mau sekalian mengambil baju-bajumu? Masih banyak bajumu di sini.”Berpikir ada Zach di tempat parkir yang menungguinya, Liora pun setuju. Setidaknya dia bisa mengambil setengah pakaiannya saja sudah sangat bagus.“Silakan,” kata Zidane seraya mengulurkan tangannya ke arah kamar.Liora mel

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Mau Maaf Dariku?

    Zidane sedang berkutat di kantornya.Saat ini dia sudah seperti robot tak bernyawa.Dia hanya bekerja lalu pulang untuk berisirahat.Kalaupun kejenuhan dan kehampaan menyergapnya, Zidane akan ke bar, lalu minum beberapa teguk.Akhir pekan dia akan mendatangi Janet.Terkadang malah di tengah pekan, Zidane akan mendatangi Janet dengan naik pesawat, lalu esok paginya dia kembali lagi ke California.Bagi Zidane, hasratnya sekarang menyala lagi dan dia melampiaskannya tanpa menahan lagi. Dan Janetlah partnernya selalu.Tok tok tokPintu ruangannya diketuk dan Zidane mengangkat wajah.“Masuk!”“Siang, Pak. Ada yang perlu kulaporkan, Pak.”“Masuklah.”Zidane mempersilakan Clint untuk masuk dan duduk.Begitu duduk, Clint mengeluarkan tanda bukti pembayaran.Dia menyerahkan pada Zidane yang menatapnya dengan kernyitan yang makin lama makin terlihat jelas.“Apa ini? Dari Liora?”“Iya, Bos. Pesannya berhubungan dengan pengiriman ini adalah-”“Aku bisa baca sendiri!” sergah Zidane penuh kemarahan

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Itu Hadiahku Untukmu

    “Kenapa kau malah menangis?” tanya Zach kesal melihat tingkah Merlyn yang penuh drama.“Aku memang mengandung,” katanya di sela isak tangis.Orang tuanya, orang tua Zach, serta Liora pun terkesiap lagi. Entah Merlyn memang mengandung atau karena dia tetap tak ingin melepaskan Zach.Tapi pengakuannya membuat Liora was-was.Bagaimana jika memang Zach dan Merlyn pernah berbagi satu malam?“Kau jangan mengada-ngada, Merlyn! Ini merupakan bukti, malam itu kau pulang dan kita tidak melakukan apa pun.”Merlyn tetap sesegukan dengan menyembunyikan wajahnya.“Bagaimana, Merlyn? Katakan yang sejujurnya.”Ayahnya mulai angkat bicara dan Merlyn makin menangis. Dia memang tak bisa menghindar lagi.“Aku memang mengandung, tapi bukan anak Zach. Malam itu memang tidak terjadi apa-apa. Pacarku menelpon dan aku pergi ke tempatnya. Di sana lah semua terjadi.”Merlyn berkata pelan berusaha tetap menyembunyikan sebagian dari ceritanya. Dari ceritanya saat ini Merlyn seakan-akan baru pertama kali berbagi r

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Let's Make Nice Ending

    Malam itu, selepas makan malam bersama menjadi malam yang terasa hangat bagi dua insan.Zach akhirnya mendapatkan Liora kembali dalam pelukannya.Hati yang tadinya mendendam dan ingin membalas, tiba-tiba saja surut. Yang tersisa hanyalah keinginan untuk melepas rindu.Lalu setelah semua keributan yang terjadi dengan Zidane, kebersamaan mereka disusupi perih yang menusuk hati.Liora terus memeluk Zach, memantapkan dirinya untuk bersama pria yang ada di hatinya.Pikiran Zach pun bercabang, antara memikirkan masa depan mereka harus bagaimana, juga bagaimana nasib Zidane.Biar bagaimana pun Zidane adalah adiknya. Dia harus berbuat sesuatu untuk Zidane.Ting tong!Pintu berbunyi di saat mereka hanya diam dan saling berkelana dalam pikiran masing-masing.“Biar aku buka,” kata Zach yang merasa heran, kenapa bisa ada tamu di apartemennya ini.Padahal tidak pernah dia tempati sebelumnya.Lagipula, terlalu aneh, baru tiba satu hari langsung ada tamu.Zach mengintip dari lubang intip di pintu.T

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status