Beranda / Romansa / Gairah Terlarang Kakak Ipar / Kau Seharusnya Milikku ...

Share

Kau Seharusnya Milikku ...

Penulis: Chani yoh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 18:17:37

“Kita sudah di sini, sekarang kau bisa menjelaskan kenapa kau menghilang dari hidupku, lalu menikah dengan Zidane.”

Zach mengucapkan itu semua dengan nada dingin. Dia duduk dan menghadapkan pandangannya ke laut.

Dibirakannya angin menerpa wajah dan matahari menyengat kulitnya.

Sementara itu, di sampingnya Liora harus berusaha keras menahan hatinya untuk terus berdebar setiap ada Zach di dekatnya.

Tak bisa Liora pungkiri, rasa itu masih ada. Cinta itu sudah mengendap hingga ke dasar hatinya sehingga tak mungkin bisa lekang hanya dalam waktu tiga bulan.

Bahkan seumur hidup sekalipun, Liora yakin rasa hatinya untuk Zach akan terus terpatri di sana, tetap sama, tak berubah.

Jika sudah begitu, bagaimana dia bisa meneruskan pernikahannya bersama Zidane setelah ini?

“Tidak ada yang perlu dijelaskan, Zach. Semua itu sudah terjadi dan sangat tidak penting. Yang penting adalah fakta saat ini bahwa aku sudah menikah dengan adikmu.”

Dari sudut matanya dapat Liora lihat bahwa Zach menoleh dengan raut wajahnya yang terhenyak dalam sakit hatinya.

Pria itu terlihat amat emosional. Dengan napas yang terengah naik turun Zach berulang kali mengusap rambutnya hingga kusut.

“Mudah sekali kau bicara, Liora! Kau sungguh tidak memikirkan perasaanku. Bagaimana hancurnya aku saat kau tidak bisa kuhubungi sama sekali!”

Dalam kemarahan yang bergabung dengan sakit hatinya, Zach mengambil rokok untuk menyelipkannya di bibir. Jarinya terlihat sedikit bergetar.

Ingin rasanya Liora menarik rokok itu dari bibir Zach. Jika ini enam bulan lalu, dia akan melakukan itu tiap kali Zach hendak merokok. Ditariknya benda itu kemudian dibuangnya.

Zach akan mendeliknya tajam, tapi kemudian memasukkan kembali kotak rokoknya ke saku celana.

Pria itu mengerti jika Liora tidak menyukai asap rokok. Sehingga saat bersama Liora dia akan menjaga perilakunya agar Liora tidak merasa risih dengan asap rokoknya.

Tapi sekarang, Liora sadar dia tak lagi memiliki hak untuk mencabut rokok itu dari bibir Zach.

Kini giliran Liora yang menarik napas dalam-dalam.

Dan sebelum dia bangkit untuk pergi dari sana dia berkata, “Maafkan aku waktu itu sudah membuatmu khawatir. Maafkan aku juga karena ternyata aku malah baik-baik saja.”

Tidak ada lagi kata yang bisa dia ucapkan. Sama halnya dengan tidak ada lagi penjelasan yang bisa dia jelaskan.

Jika dia membuka rahasianya, dia akan malu dan menyakiti Zidane. Lalu juga menyakiti Zach.

Jadi, lebih baik seperti ini. Hanya Zach saja yang tersakiti. Sedangkan pernikahannya dengan Zidane yang telah terjadi bisa tetap terjaga dengan baik. Setidaknya dia telah menjadi wanita yang tahu diri, tahu balas budi terhadap Zidane yang telah menolongnya.

Namun Zach tidak bisa menerimanya. Tangan kokoh Zach menahan Liora yang berdiri dan hendak pergi dari sana. Dicengkeramnya tepat di pergelangan tangan Liora.

“Mau ke mana kau? Kita belum selesai!” hardiknya tajam.

Liora terhenti langkah kakinya kemudian menoleh meski hanya setengah wajah. “Apa lagi yang harus dibicarakan?”

Tanpa diduganya, Zach tiba-tiba bangkit dan bangun, menghadangnya tepat di depan wajah Liora.

“Kau belum menjelaskan apapun padaku!” teriaknya mencoba mengalahkan deru angin pantai.

Zach juga menggoncang-goncang tubuh Liora. Dikuncinya tatapan hampa Liora.

“Ke mana kau menghilang waktu itu? KE MANA, Lio? DAN KENAPA?”

“Aku tidak harus menjelaskan apapun padamu, Zach! Permisi ...” kata Liora lagi.

Dia beringsut ke kiri berusaha melewati Zach. Tapi pria yang sudah tersulut emosinya itu bukannya membiarkan Liora melewatinya, malahan menarik tangan Liora dengan kuat.

Tubuh Liora tersungkur dan jatuh ke pasir. Zach langsung menindihnya dan kembali menghujaninya dengan ciuman yang rakus dan begitu menuntut.

Kedua tangan Liora ditahan hingga nyaris terbenam ke dalam pasir.

“Jang- jangan, Zach. Jangan!” seru Liora saat akhirnya bisa terlepas dari terkaman bibir Zach.

Liora terus menghindar dari sapuan bibir Zach berikutnya. Tapi, pria itu terus mengejar hingga saat mendapatkannya, Zach kembali memagutnya dengan rakus.

Untuk sesaat lamanya, Liora sempat terbuai. Dia membalas lumatan Zach, membalas belitan lidah pria itu.

Hingga saat tangan Zach menyelinap ke balik baju kaosnya.

Liora terkesiap dan dia mendorong kuat dada kokoh milik Zach.

“Hentikan, Zach!” serunya dengan suara bergetar. “Kita tidak seperti dulu lagi. Statusku sekarang istri adikmu. Kumohon, kau berdamai dengan itu. Terimalah dengan lapang. Ini sudah takdir cinta kita, Zach.”

Mendengar betapa Liora memintanya untuk sepasrah itu pada nasib, amarah Zach pun memuncak.

“Takdir cinta kita, katamu?!” bentaknya dengan kedua tangan mengukung diri Liora di atas pasir.

“Kau itu seharusnya adalah istriku dan Zidane adalah adik iparmu! Itu yang seharusnya menjadi takdir cinta kita!”

Sorot mata Zach begitu kelam menyiratkan betapa perih hatinya saat ini.

Dengan emosi yang menggerogoti sekujur tubuhnya, pria itu lalu bangkit dengan cepat dan merogoh saku celana jinsnya. Dikeluarkannya sebuah kotak dengan berlapis kain beludru biru gelap. Dibukanya, diambilnya cincin itu dari dalam kotak, dan dihadapkan cincin itu ke arah wajah Liora.

“Kau lihat ini! Ini yang aku beli di malam sebelum kau menghilang tiba-tiba! Aku membeli ini, Liora! Aku sudah merencanakan untuk melamarmu! Lalu kau tiba-tiba menghilang bagai ditelan bumi!

Sekarang setelah aku berhasil menemukanmu lagi di saat hatiku sudah remuk dan hancur, kau masih menyuruhku untuk menerima semua ini?!

Omong kosong!” Zach menderu marah dalam teriakannya. Saking marahnya, dia melempar cincin itu ke wajah Liora.

Liora merasakan perih di pipinya yang terkena bagian tajam cincin, tapi dia menahan suara aduhannya.

Liora tak ingin membuat Zach kasihan padanya.

Zach yang marah dan sakit hati tidak memedulikan Liora yang terkena cincin. Dia melangkah pergi meninggalkan Liora.

Dulu Liora menghilang darinya, sekarang dia pun bisa menghilang dari sisi Liora. Hidup harus seadil itu bukan?

Baru selangkah, Zach berhenti untuk berkata lagi pada Liora.

“Kalau memang kau telah berselingkuh dengan Zidane dari sejak saat itu, atau memang kau lebih memilih Zidane daripadaku, katakan saja padaku. Tidak perlu menutupinya. Aku akan menghargai kejujuranmu! Itu jauh lebih baik daripada kau diam seribu bahasa seperti ini!”

Zach menunggu tapi Liora tetap diam tidak bicara sepatah katapun. Kekesalan Zach memuncak dan dia pun benar-benar pergi dari sana.

Seiring menghilangnya punggung Zach dari pandangan mata, air mata Liora sontak mengalir deras. Dadanya sesak diiringi isak tangis.

Liora duduk untuk memungut cincin yang dilemparkan Zach tadi.

Sayangnya, cincin itu terjatuh ke pasir.

Liora pun menggaruk-garuk pasir di daerah cincin terjatuh dengan kedua tangannya.

Gemetar menjalari jari jemarinya akibat emosi yang menggenangi dadanya. Air mata pun berderai menetes di pipinya saat Liora mencari-cari cincin itu.

Sekalipun Zach melempar benda itu ke wajahnya, sekalipun Zach memberinya dengan cara tidak hormat, Liora tetap ingin melihat benda yang dulu begitu dinanti-nantinya saat mereka masih bersama.

‘Ke mana cincin itu?’ batin hati Liora yang teriris perih. Jari jemarinya tak henti menggeruk pasir untuk mencari keberadaan cincin itu.

‘Ke mana, ayolaaah!’ tangis hatinya lagi diiringi deraian air mata yang kembali berjatuhan.

Kotak cincin ada tak jauh darinya, tapi cincin itu tak terlihat.

‘Come on!’ seru hati Liora lagi menuntut untuk menemukan cincin itu. Dia harus menemukan cincin itu. Dia harus!

Beberapa saat berlalu dengan Liora mengais-ngais pasir sambil menangis. Liora akhirnya menyerah. Dia terduduk dengan wajah menunduk dan air mata menetes, butir demi butir.

Perih hatinya membuat kedua tangannya merenggut pasir di bawah telapaknya dan mencengkeramnya erat. Ingin rasanya Liora berteriak. Ingin rasanya dia mengejar Zach dan memeluk pria itu agar jangan meninggalkannya.

Ingin rasanya dia menceritakan semua yang dia alami.

Tapi, dia tak boleh goyah. Takdir sudah menggoreskan tintanya bahwa dia, Liora, adalah istri Zidane. Bukan Zach!

Bersamaan dengan pemahaman itu, Liora hendak bangkit. Saat itulah sesuatu terasa menusuk di telapak tangannya.

Liora membuka telapaknya dan menemukan cincin yang dilempar Zach padanya tadi.

Cincin emas dengan batu permata berwarna pink muda, berbentuk hati bercokol di atasnya. Di sepanjang lingkar cincin emas itu terdapat permata pink kecil berderet rapi mengikuti alur lingkaran cincin.

Liora memandanginya dan tentu saja mengenali cincin itu.

Dia pernah menyatakan betapa indah cincin itu pada saat menghadiri pameran perhiasan bersama Zach.

Ternyata Zach mengingatnya dan membelikannya cincin itu untuk melamarnya.

Liora menggenggam erat cincin itu dan dengan bahu terguncang dia menangis pilu meratapi goresan pena sang takdir.

Bab terkait

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   (Bukan) Yang Aku Harapkan ...

    Liora kembali ke kamarnya berniat untuk mengurung diri.Harapannya kini hanyalah liburan ini lekas usai. Sayangnya, masih ada lima hari lagi untuk mereka menghabiskan waktu di resort ini. Itu berarti dia masih harus menghadapi Zach dengan segala kemarahannya selama lima hari ke depan.Duduk di depan cermin rias, Liora menatap pipinya yang tergores dan berdarah akibat lemparan Zach tadi.Sedikit perih terasa saat jarinya menyentuh goresan itu. Tapi Liora sanggup menahannya. Dia tahu hati Zach jauh lebih perih dari ini.Selama ini, Liora telah keliru dengan nama belakang Zach. Dia mengira C di nama Zach adalah Corazon, karena Zach menjabat sebagai wakil CEO di perusahaan yang pemegang saham terbesarnya adalah pemilik Corazon Group.Liora mengira Zach adalah putra dari Matt Corazon, sang pemegang saham terbesar Corazon Group.Karena itulah, Liora tak menyangka jika Zach dan Zidane adalah kakak adik.Andai dia tahu dari awal, dia takkan mungkin mau menerima tawaran Zidane tentang pernikaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Cry, Cry, My Fragile Heart

    Menampilkan sikap tenang di saat hati sedang tidak baik-baik saja adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan.Liora telah melakukannya selama sisa liburan mereka dan itu sangat melelahkan dan menguras emosinya.Di hari terakhir liburan Liora malah merasakan perasaan melankolis saat akan meninggalkan resort.Biar bagaimana pun tempat itu telah menjadi saksi bisu sejarah kebersamaannya dengan Zach di level keintiman yang paling dalam.Ah, tidak seharusnya dia berpikir seperti itu. Itu tidak pantas!Dengan rasa hati frustrasi, Liora duduk di pinggiran kolam. Malam telah larut dan Zidane sudah tertidur sejak pukul 8 malam.Tinggal Liora yang masih berusaha keras mengeratkan kepingan hatinya yang telah terhambur tak beraturan.Di bawah sinar rembulan serta desiran angin malam yang sejuk, Liora mengeluarkan cincin pemberian Zach. Cincin itu disimpannya di dompet. Dan karena dia dan Zidane tidak saling mencampuri barang masing-masing, maka Liora merasa menyimpan cincin pemberian Zach adalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   The Sweet and Sour

    Liora menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Celine.Selama dia bekerja, tidak pernah dia menginginkan suatu posisi hanya karena atasan yang tampan. Jadi Liora tidak mengerti dengan harapan Celine.Oh, mungkin Celine ingin mendapatkan pria tampan, mapan, dan berjabatan tinggi sebagai suaminya.Ya, kalau itu sih, tidak mengherankan jika Celine begitu berharap bisa menjadi sekretaris pribadi CEO yang baru. Gadis itu mungkin berharap bisa menjerat hati sang CEO tampan agar bisa menjadi suaminya.Liora tidak mau memikirkan itu lagi karena kehidupan pernikahannya sendiri pun begitu pelik.Saat ini dia hanya ingin fokus bekerja agar bisa melupakan Zach. Dia harus melupakan Zach karena Zidane telah banyak berkorban untuknya.Di saat itu pun, Celine seakan tahu apa yang Liora pikirkan sehingga dia menyeletuk, “Ya kau kan sudah sold out makanya sudah tidak perlu tebar pesona ke sana kemari. Berbeda denganku yang masih single ini, hehehe.”Liora hanya tersenyum saja kemudian dengan cepat terh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Miss You Like Crazy

    “Kenapa kau bisa di sini?” seru Liora lirih dengan mata membelalak.“Aku datang untuk menemuimu.”“Menemuiku?”“Iya.”“Untuk apa?” tanya Liora lagi saat alarm di benaknya mulai bekerja.Bukankah Zach yang memutuskan untuk pergi dari liburan sebelum liburan usai. Lalu untuk apa sekarang malah ingin mencarinya.“Ada yang ingin kubicarakan.” Zach berkata dengan pelan dengan maniknya melirik ke jari jemari Liora. Saat dia tak menemukan cincin yang dia berikan untuk Liora di salah satu jari itu, sedikit kekecewaan merayapi hatinya.“Ayo kita bicara,” katanya lagi penuh kelembutan seraya memegangi pergelangan tangan Liora hendak mengajaknya pergi dari sana.“Kit- kita mau ke mana?” tanya Liora bingung.“Ke apartemenku.”“Apartemenmu?” Liora semakin bingung. Bukankah Zach tinggal di Maccau? Ah, mungkin Zach datang ke sini dan menyewa apartemen untuk tinggal sementara.“Tidak jauh, Liora. Ayo ikut aku.”“Tap -tapi ...” Liora ragu-ragu namun Zach terus menarik tangannya untuk mengikuti arah l

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Leave It All To Me

    Liora mengerjap kaget, tapi aroma harum mulut Zach yang dulu sempat begitu merasuk di dirinya kini tercium lagi.Aroma itu merasuki diri Liora dan menyentil kerinduan yang mengendap di dasar hatinya.Tanpa sadar, Liora membalas pagutan dan cecapan Zach. Saat lidah pria itu menyapa lidahnya, Liora membelit dengan penuh kerinduan.Desir jantungnya tak tertahankan.Darahnya bergejolak seakan ini adalah ciuman pertamanya dengan Zach.Hatinya pasrah seketika itu juga.Merasakan tidak ada penolakan dari Liora, Zach menuntun tubuh Liora menuju sofa tanpa melepas pagutan mereka.Direbahkannya Liora dengan perlahan, dengan tubuhnya di atas tubuh Liora.Deru napas mereka saling berlomba dan jari jemari Zach sukses membelai kulit pipi Liora, turun ke leher.Tangan Zach terus merayap turun pada baju kemeja Liora dan mulai melepaskan satu demi satu kancing yang mengatup di sana.Setelah semua kancing terlepas, Zach menyelinapk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   How Can I Melt Your Heart?

    “Ada sedikit. Tapi tidak apa-apa. Tidak penting juga.”Liora tidak lagi marah tentang itu. Kini justru kesedihan yang menguasai hatinya.Zach pun menyatukan keningnya dengan kening Liora.Andai mereka bisa bersatu seperti ini di kehidupan nyata ...“Maafkan aku. Aku sungguh frustrasi waktu itu. Dan aku menyesal sudah berlaku kasar padamu. Aku tak bisa melupakan perbuatanku di pantai. Juga di resort. Tidak seharusnya aku terbawa emosi juga nafsuku. Maafkan aku, Liora. Sungguh maafkan aku.”Zach mencium lembut bibir Liora lagi dan mendapat balasan yang sama lembutnya.Kali ini Zach tidak memperdalam ciumannya. Dia mengurai dan menatap kedua mata Liora lagi sembari merapikan rambut panjang Liora yang sedikit bergelombang dengan jari jemarinya.“Kau cantik sekali, Liora. Dan aku sudah jatuh cinta padamu. Tidak mungkin aku menyerah begitu saja. Tunggu aku, Liora. Aku akan mengubah takdir agar berpihak pada kita, Liora.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   What A Surprise!

    Liora mengambil ponselnya dan menelpon Zidane. Panggilan masuk tapi tidak diangkat.Dia mengulanginya lagi tapi masih tidak diangkat.Liora masih menunggu kepulangan Zidane sampai tengah malam sebelum akhirnya dia membuang makan malam yang dimasaknya karena sudah mencapai 6 jam lebih disajikan.Ketika akhirnya Liora terbangun esok paginya, ada pesan dari Zidane.[Maaf, Liora, aku lupa mengabari. Aku belum bisa pulang. Mungkin besok atau lusa baru aku pulang. Kau tidak apa-apa kan sendirian di rumah lebih lama lagi?]Liora menatap pesan itu. Entah apa yang harus dia rasakan. Sejujurnya Liora tidak merasakan apa-apa.Dia pun membalas. [Tidak apa-apa, Zidane. Jaga dirimu ya di sana. Semoga sukses pekerjaanmu.]Setelah semua utangnya dilunasi Zidane, apa lagi yang bisa Liora berikan pada Zidane kecuali doa agar pekerjaannya sukses. Dengan begitu apa yang telah dia keluarkan untuk Liora bisa terbayarkan.Liora menghela napasnya, lalu gegas bersiap untuk ke kantor.Selesai mandi, Liora memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   I Always Want You

    “Sudah begini saja, Pak?”Eve, rekan Liora dalam sekretariat CEO mencatat semua detil yang berhubungan dengan kebiasaan Zach selaku CEO yang baru.Zach mendengarkan satu demi satu yang dibacakan Eve, lalu mengangguk.“Iya, itu saja. Oh ya, tolong panggilkan Bu Liora. Saya ingin melihat sejauh apa perkembangan perusahaan kita dengan pihak eksternal.”“Sekarang, Pak?” tanya Eve ragu-ragu. Pasalnya, Mr. Ben tidak pernah mengadakan pembahasan berat di jam mendekati jam pulang. Pria itu selalu pulang satu jam sebelum jam kerja karyawan lain selesai.Jadi, mereka semua sudah terbiasa pulang on time.Tapi berhubung sekarang Zach yang menjadi pimpinan baru mereka, sepertinya akan ada perubahan cukup besar dalam ritme kerja mereka. CEO muda dengan CEO tua tentu saja berbeda, bukan?“Iya sekarang. Masih ada waktu 15 menit sebelum jam pulang. Itu cukup untuk menambah gambaran saya tentang kondisi perusahaan ini. Tolong, ya, Eve.”“Baik, Pak.”Zach melihat Eve mengangguk lalu keluar. Dia tahu Eve

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Gairah Berkuasa

    “Ini apartemenku.”Beberapa jam kemudian, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Zach membukakan pintu apartemen sederahanannya.Berbeda dari apartemen mewah yang dia tempati, apartemen ini memang luas tapi tidak banyak barang dan furnitur. Hanya ada furnitur utama saja.“Masih banyak yang kosong, tapi tidak apa-apa yang penting kau bisa tinggal.”Zach memimpin langkah Liora hingga ke kamar. Di sana, hanya ada sebuah ranjang king size dan lemari baju.Di depan ranjang ada televisi. Hanya itu saja.Ketika Liora masuk dan melihat-lihat pada akhirnya tatapannya bertemu dengan mata Zach.Mereka berpandangan dan Liora pun berdeham lirih.“Terima kasih, Zach. Aku berhutang banyak padamu,” ucap Liora lembut. Dia berharap kemarahan Zach padanya bisa sirna lewat kejadian ini.Di hadapannya, Zach mengangguk kecil. Tapi dia berkata, “Tetap saja, kau akan memilih Zidane.”“Kenapa begitu?” tanya Liora mengernyit heran.“Entahlah. Menurutku begitu. Kau akan tinggal beberapa hari di sini, lalu Zidan

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Penyesalan Selalu Terlambat

    “Ayo cepat!”Zach merasa dirinya sudah gila tak mampu berpikir lagi. Tapi setiap menyangkut Liora, dia memang tak bisa berpikir jernih.Membantu Liora melarikan diri dari rumahnya, memang tidak sulit. Tapi lalu apa?Apakah ini sama dengan membantu Liora mengakhiri pernikahannya dengan Zidane? Lalu Liora akan berlari ke pelukannya?Tidak! Aku sudah menutup pintu hatiku untuk Liora. Aku hanya menginginkan anakku saja!“Ayo!” sahut Liora setelah menyambar tas bahu yang terlihat seperti tas olahraga. Di dalamnya terdapat dompet serta beberapa lembar baju dan peralatan make up sehari-hari.“Kau mau bersembunyi di mana?” tanya Zach lagi ketika dia menutup pintu apartemen Zidane dan mulai menuju lift.“Aku belum tahu. Tapi aku harus bersembunyi dulu, baru kemudian mendatangi ibuku. Atau, aku datang berkunjung saja ke ibuku, tidak perlu ikut tinggal bersamanya. Zidane pasti tahu jika aku tinggal bersa

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Bantu Aku Pergi Dari Sini

    “Apa yang lagi-lagi tidak kumengerti?”Zach menatap Liora dengan frustrasi. Tapi dia melihat air mata Liora dan tangannya spontan terangkat untuk mengusap.Punggung tangan Zach mengelus pelan sudut mata Liora membuat Liora terkesiap. Dia menatap Zach seakan penuh tanya.Detik itu juga Zach seperti dipecut kesadarannya atas apa yang sedang dia lakukan.Tangannya turun seketika itu juga.Lalu suaranya melunak.“Aku ingin memeriksamu. Tadinya aku antara percaya tidak percaya jika Zidane sampai tega menguurungmu. Ini terlalu tidak realistis.”Liora menggeleng pelan. “Dia marah saat mendengar kabar kehamilanku.”“Kapan kau memberitahunya?”“Aku tidak memberitahunya. Dia mengetahui dari dokter.”Liora mengangkat wajah dan melihat Zach terpana penuh tanya, jadi Liora menjelaskan, “Aku diminta cek kesehatan secara menyeluruh untuk melihat adakah aku-”Liora baru menyadari jika dia nyaris membuka rahasia Zidane. Liora mengerem bibirnya, tapi Zach menyela, “Adakah kau kenapa? Kenapa kau diminta

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Pilihanmu Memang Tidak Salah ...

    “Sial!”Zach memaki dirinya sendiri seraya memukul setir mobil ketika tiba-tiba saja dia sudah mendapati dirinya berada di parkiran basement apartemen Zidane.‘Sial, buat apa juga aku ke sini? Mau Zidane mengurung dia, mau Zidane apakan dia juga seharusnya aku tidak perlu peduli lagi!’Zach menyandarkan punggungnya dengan hentakan cukup keras ke jok mobil. Dia perlu berpikir lagi. Haruskah dia turun dan menuju Liora?Jika iya, apa yang bisa dia lakukan?Dia juga tidak mengetahui nomor pin pintu Zidane.Semua pikiran itu memenuhi benak Zach.Sambil berpikir dia mengeluarkan ponsel dan menekan nomor Zidane.Ketika dijawab, Zach berkata, “Aku sekarang memiliki hewan peliharaan. Tapi sore ini aku harus ke luar negeri. Bisa kutitipkan peliharaanku di rumahmu? Aku sudah siapkan makanannya juga.”Zidane terdiam di sana untuk sesaat. Lalu setelahnya dia berkata, “Boleh.”“Oh, baiklah. Aku sudah hampir sampai apartemenmu. Bisa kau berikan pin-mu? Aku akan meletakkan peliharaanku di dekat rak s

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Dia Mengurungku

    Hubungan Liora dan Zidane menjadi dingin. Beberapa kali Liora membicarakan tentang CCTV dan kebebasannya dalam keluar rumah, tapi Zidane tetap tidak bersedia ditawar.Baginya, Liora telah berkhianat sehingga CCTV dan kebebasannya keluar rumah sendirian adalah hukuman yang pantas untuk Liora.Liora yang tadinya hendak meminta belas kasihan Zidane agar bisa melunakkan hukuman, malah memendam kemarahannya.Dia tidak lagi meminta dan menawar.Liora menjalankan hukuman dari Zidane dengan patuh. Namun, di dasar hatinya, rasa pahit itu menumpuk dan menjadi tebal sehingga mulai mengapung dan mempengaruhi mood nya.“Aku harus berbelanja,” katanya saat menelpon Zidane. Tidak ada lagi panggilan lembut untuk Zidane.“Berikan saja apa yang kau perlukan. Aku akan menyuruh Clint membelinya untukmu, lalu mengantarnya ke rumah.”Rasa pahit dari dasar hatinya seakan mendapatkan tekanan dari bawah untuk bisa menyembur ke atas.“Itu tidak sama, Zid! Mana bisa aku membeli semua keperluanku lewat Clint! Di

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   Let's Prove It!

    Zach menatap kehadiran Merlyn di hadapannya. Wanita ini! Walaupun dikatakan berulang kali untuk tidak mendatanginya di kantor, Merlyn terus muncul di kantornya tanpa perjanjian terlebih dahulu.Rasanya Zach ingin memasang palang di depan kantornya, bertuliskan Merlyn dilarang masuk!Tapi itu tidak mungkin, bukan?“Ada apa lagi kali ini muncul?” tanyanya sinis.Dia masih teringat akan kejadian di kediaman Grandpa Hank bagaimana Merlyn membuat drama di keluarga besarnya dengan mengatakan bahwa dia sudah mengandung anak Zach.“Apa-apaan, Merlyn?” hardik Zach marah, tapi Merlyn malah menjawab, “Kejadian malam itu memang membuahkan hasil di rahimku, Zach!”“Itu tidak mungkin! Kita tidak melakukan apa-apa! Aku tidak merasa pernah tidur denganmu!”“Itu kan karena kau tak ingat kejadiannya karena kau terlalu mabuk. Dia minum tujuh shot whiskey dalam waktu setengah jam!”&ldquo

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   You Reap What You Sow

    “Tap- tapi, Zid, kau tidak mengenal orangnya, untuk apa kau mengetahui namanya?”Zidane semakin pahit hatinya. Dipandanginya Liora dengan berjuta kekecewaan yang kini mulai dilapisi dengan kemarahan yang luar biasa.“Bagaimana denganmu? Apa kau mengenalnya dengan baik?”Tatapan Zidane semakin tajam dan kedua tangannya kini terlipat di depan dada.Liora pun kembali berkilah, “Aku juga tidak terlalu baik mengenalnya. Ehm ... bisakah kita membahas yang lain saja? Kenapa kita malah membahas ini?”“Kenapa memangnya kalau membahas ini?”“Kej- kejadian itu sangat membuatku tidak nyaman, Zid. Mengingatnya masih membuatku merasa sakit hati. Bisakah kita membahas yang lain?”Masalahnya, Zidane tak mau melepaskan Liora kali ini. Dia menatap semakin dalam dan bertanya lagi, “Bukankah katamu kau sedang mabuk waktu itu? Jika iya, seharusnya kau tidak mengingat apa-apa. Saat mabuk sampai bisa melakukan hal seperti itu, berarti kau benar-benar sudah kehilangan pikiranmu!”Liora tersudutkan. “Maafkan

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   You Leave Me Breathless

    “Memangnya kau mau mengumumkan apa, Merlyn?” tanya ibunya Zach dan Zidane yang merasa antusias dan sangat penasaran.Merlyn yang berdiri di hadapannya tersenyum lebar. Dia segera menarik tangan Zach dan memeluknya lagi membuat orang tua Zach jadi terheran-heran.Grandpa Hank pun ikut terheran.“Ada apa ini?” tanya pria tua itu.“Aku mau mengumumkan hubunganku dengan Zach. Kami berkencan, hehehe.”Semua orang terperangah termasuk Zach yang sudah beberapa kali mendengar kalimat ini dari Merlyn tapi tetap tak menyangka wanita ini bisa bertindak sejauh ini, mengumumkannya pada keluarga besar.“Jangan asal bicara, Merlyn!” desis Zach dengan gigi terkatup.Tapi Merlyn begitu tebal muka. Dia mendelik Zach dengan senyum yang tetap lebar.“Apa maksudmu, Merlyn? Kau dan Zach berkencan?” Grandpa Hank jadi tak tahan untuk menanyakannya.“Iya, Grandpa. Kami berpacaran.”“Haa? Tapi- kalian sepupu!”Merlyn tersenyum lembut. “Benar. Tapi kan jarak kami sudah jauh. Dan marga kami pun sudah berbeda, Gr

  • Gairah Terlarang Kakak Ipar   This Drives Me Insane!

    “Lepaskan ...!” Dengan susah payah, Liora mendorong dada kokoh Zach dan akhirnya Zach melepaskannya dengan kemarahan yang masih sangat kental di wajahnya.“Kenapa? Beritahukan aku, kenapa?”“Apanya yang kenapa?” Liora mengatur deru napasnya sambil mengeringkan bibirnya yang basah terkena ciuman Zach.“Kenapa kau memilih dia? Apanya yang dari dia membutuhkanmu?”Liora baru hendak menjawab, tapi Zach saking marahnya sudah melanjutkan lagi.“Atau kau yang membutuhkan dia? Kau sudah tidur dengannya, hah? Lalu kau memutuskan bersamanya?”Sungguh, Liora tak pernah melihat kemarahan Zach yang seperti ini.Wajah itu seperti mengerahkan segenap tenaga agar kemarahannya bisa muncul di permukaan berupa wajah yang merah menghitam lalu urat-urat biru bermunculan seakan urat-urat itu bisa menjulur ke arahnya.Liora sampai ketakutan melihat Zach yang seperti ini.“Aku tidak tidur dengannya,” sahut Liora menatap Zach dengan tajam.“Oh yeah?” ejek Zach menampakkan wajah yang jelas-jelas tak percaya de

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status