Beranda / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Aku harus berangkat.

Share

Aku harus berangkat.

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa Tuan ingin makan sesuatu?" tanya Mbok Inem yang membuat Ramel tersadar.

"Enggak Mbok," jawab Ramel dengan lembut.

"Tuan gak usah sedih, Taun besar dan Nyonya besar enggak lama kok. Lagipula Mbok kan ada untuk menemani Tuan dan Nyonya Bella," ucap Mbok Inem.

Wanita paruh baya itu berusaha memberikan semangat untuk Ramel, tapi anak tampan itu tetap saja termenung. Bahkan tanpa terasa butiran bening ke luar dari kedua mata indahnya. Hal itu membuat Mbok Inem ikut cemas dan khawatir.

Sudah beberapa kali Bram dan Amel meninggalkan Ramel karena perjalanan bisnis, tetapi baru kali ini anak tampan itu terlihat aneh dan tak bersemangat.

Setelah dua jam duduk termenung, akhirnya Ramel tertidur di sofa ruang keluarga. Sedangkan Bella asik bermain dengan kelinci peliharaannya, ditemani oleh kakeknya sendiri yaitu James.

"Kring....kring...kring..." Suara nyaring itu menyadarkan Mbok Inem yang sedari tadi fokus menatap wajah Ramel yang begitu menyedihkan.

Ia bangkit dari sofa melangkah untuk m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Susila Ningsih
capek deh..GK siap² soal kejahatan James dan Tania trus..Tania dah msuk penjara, mlh James yg bkin huru hara..muak
goodnovel comment avatar
Ipeh Saripeh
ceritanya cm mbulet tentang kejahata Tania dan James......
goodnovel comment avatar
Hana Haruna
cerita apaan niiih... nggak seru tau ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan anak ini.

    Satu bulan telah berlalu, kediaman Wijaya masih diselimuti duka. Selama satu bulan ini juga Ramel tidak pergi sekolah, anak tampan itu hanya mengurung diri di dalam kamar. Entah apa yang terjadi kepadanya, sehingga ia membenci semua orang yang ada di rumah itu.Bahkan Bella ia jauhi, padahal mereka teman dekat, begitu juga dengan Bryan. Padahal selama ini ia selalu bersikap manja kepada kakaknya itu, namun satu bulan ini sikap manja itu berubah menjadi benci. Setiap ia bertemu dengan Bryan, Ramel selalu menatapnya dengan tatapan sinis dan benci. "Tok...tok...tok..." Suara ketukan pintu membuat Ramel tersadar dari khayalan, ia terpaksa bangkit dari kursi untuk membuka pintu."Selamat pagi adikku," sapa Bryan setelah pintu terbuka.Sapaan ceria itu tidak disambut Ramel sama sekali, anak tampan itu justru cemberut dan langsung memutar tubuh kembali duduk ke kursi yang terletak di dekat jendela. sementara Bryan hanya menarik napas dalam-dalam sambil melangkah mengikuti Ramel dari belaka

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Tanyakan kepada Kakekmu.

    Hari telah berlalu bulan pun silih berganti begitu juga dengan tahun, namun kondisi Bryan tetap memprihatinkan. Pria satu anak itu harus tinggal di rumah sakit jiwa akibat peristiwa waktu itu.Hari ini tepat 10 tahun ia tinggal di sana, selama ini hanya James dan Bella yang datang mengunjunginya. Sedangkan Ramel sama sekali tidak pernah melihat kakaknya, entah apa yang merasukinya hingga ia sangat membenci Bryan."Bagaimana perkembangan Papah, Dok?" tanya Bella.Dulu ia masih gadis kecil yang manja, tetapi saat ini Bella sudah menjadi gadis cantik yang mandiri. "Masih belum ada perubahan, justru Pak Bryan semakin pendiam," jawab sang Dokter Psikiater.Tentu jawaban itu membuat Bella meneteskan air mata, selama sepuluh tahun ini ia berdoa dan berharap Ayahnya bisa pulih kembali seperti yang dulu."Jangan menagis," ucap James sambil mengelus punggung Bella."Aku sedih Kek, sampai kapan Papah tinggal di sini," protes Bella, "Ini semua karena Ramel," lanjutnya.James menarik napas, "Suda

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku harus menggagalkan pernikahan ini.

    Bella langsung memutar tubuh, kaki mungilnya berlari menuju kamar James."Kakek," panggil Bella sambil membuka pintu dengan kasar."Kamu membuat Kakek terkejut," keluh James yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.Bella menghampiri James ke sofa, lalu duduk di sampingnya. Wanita cantik yang baru berusia 19 tahun itu, langsung melayangkan beberapa pertanyaan."Apa yang Kakek ketahuan tentang ayahku? Kenapa Kakek tidak mengatakannya kepadaku? Benarkah yang dikatakan Ramel, Kek?" James terdiam, ia sama sekali tidak terkejut dengan pertanyaan Bella. Sejak tadi ia sudah menunggu kedatangan cucunya itu, sebab Ramel pasti mengatakan yang sebenarnya kepada Bella. Dan benar saja, Bella datang ke kamarnya untuk menanyakan kebenaran."Jawab aku Kek," desak Bella."Iya, apa yang dikatakan Ramel itu benar," ucap James tanpa melihat Bella."Apa? Papah yang membunuh orang tua Ramel?" tanya Bella dengan rasa tidak percaya, "Itu tidak mungkin, Papah tidak mungkin melakukan itu semua," lan

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku harus mengikutinya.

    Namun kakinya tiba-tiba berhenti karena mengigat sesuatu."Jika aku menggagalkannya dan mengatakan yang sebenarnya, Ramel pasti menjebloskan aku ke penjara. Oh, ini tidak bisa terjadi," bisik dalam hati James.Bayangan tinggal di dalam penjara seketika terlintas di matanya, sehingga James mengurungkan niat dan kembali ke kamarnya. Ia harus merelakan cucunya menikah dengan Ramel, walupun sebenarnya ia tidak ikhlas.Pernikahan itu pun berlangsung singkat, tidak ada acara ataupun resepsi seperti pernikahan pada umumnya. Ramel dengar lancar mengucapkan ijab kabul di depan penghulu dan saksi.Kini Bella resmi menjadi istri Ramel Alexander Wijaya, yang tak lain musuh besarnya sendiri. Ia memasangkan cincin ke jari manis Ramel sambil tersenyum paksa. Begitu juga dengan Ramel, ia memasangkan cincin ke jari Bella sambil tersenyum seribu arti. "Jadilah istri yang penurut kepada suami," ucap Ramel dengan lembut sambil mengecup kening Bella.Bella mengangguk untuk merespon ucapan Ramel, kedua

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kamu harus melayaniku.

    Setibanya di rumah sakit, Bella melihat mobil Ramel di parkiran. Ia segera masuk ke dalam rumah sakit sebelum Lukas melihatnya, sebab sopir kepercayaan keluarga Wijaya itu menunggu di parkiran.Tangan Bella yang tadinya bersiap untuk mengetuk pintu ruangan dokter, seketika terhenti karena mendengar suara Ramel."Aku ingin Pak Bryan Alexander Wijaya dirawat di rumah, siapkan satu dokter untuknya.""Baik Pak." "Kalau begitu aku pergi dulu."Bella segera meninggalkan pintu dan bersembunyi di balik tembok. Setelah Ramel tidak terlihat lagi, baru ia menemui dokter."Permisi Dokter," ucap Bella sambil menjulurkan kepala dari balik pintu."Eh Nona Bella," sahut sang dokter, "Silahkan duduk," lanjutnya mempersilahkan Bella untuk duduk di kursi tamu."Terima kasih." Bella menjatuhkan bokongnya di atas kursi, "Maaf Dok, apa aku bisa bertanya sesuatu?" lanjutnya."Tentu saja, silahkan," sahut dokter dengan ramah sambil tersenyum."Apa Tuan Ramel datang kemari?" Bella sengaja bertanya untuk mema

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku tidak mungkin menyiksanya.

    Tubuh mungil Bella terperosok ke lantai, ia memejamkan mata sambil menumpahkan butiran bening. Tanpa Ramel mengatakannya, ia sudah tahu kalau pernikahan mereka bukanlah sungguhan, melainkan hanya sebatas balas dendam. Dengan cara menikahinya, Ramel bisa menggantung nasib Bella. Malam telah berlalu, Bella membuka mata di pagi hari dan melihat tempat tidur kosong. Sepertinya satu malam ini Ramel tidak kembali ke kamar, sedangkan Bella tidur di atas sofa.Bella baru saja bangkit dari sofa, tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar. Siapa lagi kalau bukan Ramel! Hanya pria tampan itulah yang berani membuka pintu dengan cara seperti itu."Siapkan air hangat, pakaian dan sarapan," ucap Ramel saat muncul dari pintu.Tanpa menjawab, Bella segera menuju kamar mandi. Ia menyiapkan air hangat di dalam bathtub, setelah itu ia bergegas untuk meraih sepasang pakai formal dari lemari dan sepatu."Kamu mau ke mana?" tanya Ramel tiba-tiba saat Bella melangkah menuju pintu."Menyiapkan sarapan," jawab sing

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Oh iya, ini putriku satu-satunya.

    Ramel baru saja ke luar dari kamar, telinganya langsung mendengar suara keributan dari lantai satu. Kaki jenjangnya melangkah menuruni anak tangga menuju ruang tamu.Benar saja, James sedang berdebat dengan seorang wanita. Keduanya terlihat beradu mulut sampai tidak menyadari keberadaan Ramel."Ayah macam apa orang sepertimu, kamu tega memfitnah anak kandungmu sendiri," ucap wanita itu sambil menunjuk James dengan satu jari tangannya."Fitnah apa Tania? Memang putra kitalah yang melakukannya," sahut James dengan nada yang tidak kalah tinggi dari Tania."Aku yang mengandung Bryan, aku yang melahirkannya dan aku yang membesarkannya. Jadi aku mengenalnya seperti apa, dia sangat menyayangi Bram, menghargainya dan menghormatinya. Bahkan Bryan lebih menyayangi ayahnya daripada aku, jadi tidak mungkin Bryan melakukan hal itu," bantah Tania."Kamu tahu apa Tania? Kamu selama 20 tahun ini terkurung di penjara, jadi kamu tidak tahu apa-apa," ucap James."Walupun aku terkurung di sana! Tapi aku

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Enggak ada tapi-tapian.

    Waktu menunjukkan pukul 12 malam, namun Ramel belum juga kembali ke kediaman Wijaya. Seharusnya Bella bahagia, setidaknya ia bisa nyaman dan tentram dari sikap kasar suaminya itu. Tetapi ternyata tidak, ia justru resah menunggu kepulangan pria kejam itu. Bahkan Bella tidak bisa tidur, ia duduk di balkon sambil memandang ke arah gerbang. Entah mengapa ia berharap mobil Ramel segera muncul dari sana.Saat Bella akan masuk ke dalam kamar, telinga tidak sengaja mendengar sesuatu dari balkon kamar sebelah."Aku tidak mau tahu, pokoknya bereskan wanita sialan itu." Kata-kata itu terdengar jelas di telinga Bella, yang membuat langkah kakinya seketika berhenti. Ia memutar tubuh mungilnya untuk melihat sang pemilik suara.Dan benar saja, di sana terlihat James sedang bicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Wajah pria tua itu terlihat kesal dan marah."Kakek bicara dengan siapa?" tanya Bella kepada dirinya sendiri.Rasa penasaran membuat Bella berniat untuk menemui kakeknya, namun

Bab terbaru

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status