Home / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Aku harus mengikutinya.

Share

Aku harus mengikutinya.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Namun kakinya tiba-tiba berhenti karena mengigat sesuatu.

"Jika aku menggagalkannya dan mengatakan yang sebenarnya, Ramel pasti menjebloskan aku ke penjara. Oh, ini tidak bisa terjadi," bisik dalam hati James.

Bayangan tinggal di dalam penjara seketika terlintas di matanya, sehingga James mengurungkan niat dan kembali ke kamarnya. Ia harus merelakan cucunya menikah dengan Ramel, walupun sebenarnya ia tidak ikhlas.

Pernikahan itu pun berlangsung singkat, tidak ada acara ataupun resepsi seperti pernikahan pada umumnya. Ramel dengar lancar mengucapkan ijab kabul di depan penghulu dan saksi.

Kini Bella resmi menjadi istri Ramel Alexander Wijaya, yang tak lain musuh besarnya sendiri. Ia memasangkan cincin ke jari manis Ramel sambil tersenyum paksa. Begitu juga dengan Ramel, ia memasangkan cincin ke jari Bella sambil tersenyum seribu arti.

"Jadilah istri yang penurut kepada suami," ucap Ramel dengan lembut sambil mengecup kening Bella.

Bella mengangguk untuk merespon ucapan Ramel, kedua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Mas
Kok gk nyambuk ceritanya kkšŸ„²
goodnovel comment avatar
Siti Halijah
kok makin kesni makin gak seru sih,,,,šŸ„¹šŸ„¹
goodnovel comment avatar
Sarjan Sainan
penasaran tur maknye sama banye mati pa nggak tuh.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Kamu harus melayaniku.

    Setibanya di rumah sakit, Bella melihat mobil Ramel di parkiran. Ia segera masuk ke dalam rumah sakit sebelum Lukas melihatnya, sebab sopir kepercayaan keluarga Wijaya itu menunggu di parkiran.Tangan Bella yang tadinya bersiap untuk mengetuk pintu ruangan dokter, seketika terhenti karena mendengar suara Ramel."Aku ingin Pak Bryan Alexander Wijaya dirawat di rumah, siapkan satu dokter untuknya.""Baik Pak." "Kalau begitu aku pergi dulu."Bella segera meninggalkan pintu dan bersembunyi di balik tembok. Setelah Ramel tidak terlihat lagi, baru ia menemui dokter."Permisi Dokter," ucap Bella sambil menjulurkan kepala dari balik pintu."Eh Nona Bella," sahut sang dokter, "Silahkan duduk," lanjutnya mempersilahkan Bella untuk duduk di kursi tamu."Terima kasih." Bella menjatuhkan bokongnya di atas kursi, "Maaf Dok, apa aku bisa bertanya sesuatu?" lanjutnya."Tentu saja, silahkan," sahut dokter dengan ramah sambil tersenyum."Apa Tuan Ramel datang kemari?" Bella sengaja bertanya untuk mema

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Aku tidak mungkin menyiksanya.

    Tubuh mungil Bella terperosok ke lantai, ia memejamkan mata sambil menumpahkan butiran bening. Tanpa Ramel mengatakannya, ia sudah tahu kalau pernikahan mereka bukanlah sungguhan, melainkan hanya sebatas balas dendam. Dengan cara menikahinya, Ramel bisa menggantung nasib Bella. Malam telah berlalu, Bella membuka mata di pagi hari dan melihat tempat tidur kosong. Sepertinya satu malam ini Ramel tidak kembali ke kamar, sedangkan Bella tidur di atas sofa.Bella baru saja bangkit dari sofa, tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar. Siapa lagi kalau bukan Ramel! Hanya pria tampan itulah yang berani membuka pintu dengan cara seperti itu."Siapkan air hangat, pakaian dan sarapan," ucap Ramel saat muncul dari pintu.Tanpa menjawab, Bella segera menuju kamar mandi. Ia menyiapkan air hangat di dalam bathtub, setelah itu ia bergegas untuk meraih sepasang pakai formal dari lemari dan sepatu."Kamu mau ke mana?" tanya Ramel tiba-tiba saat Bella melangkah menuju pintu."Menyiapkan sarapan," jawab sing

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Oh iya, ini putriku satu-satunya.

    Ramel baru saja ke luar dari kamar, telinganya langsung mendengar suara keributan dari lantai satu. Kaki jenjangnya melangkah menuruni anak tangga menuju ruang tamu.Benar saja, James sedang berdebat dengan seorang wanita. Keduanya terlihat beradu mulut sampai tidak menyadari keberadaan Ramel."Ayah macam apa orang sepertimu, kamu tega memfitnah anak kandungmu sendiri," ucap wanita itu sambil menunjuk James dengan satu jari tangannya."Fitnah apa Tania? Memang putra kitalah yang melakukannya," sahut James dengan nada yang tidak kalah tinggi dari Tania."Aku yang mengandung Bryan, aku yang melahirkannya dan aku yang membesarkannya. Jadi aku mengenalnya seperti apa, dia sangat menyayangi Bram, menghargainya dan menghormatinya. Bahkan Bryan lebih menyayangi ayahnya daripada aku, jadi tidak mungkin Bryan melakukan hal itu," bantah Tania."Kamu tahu apa Tania? Kamu selama 20 tahun ini terkurung di penjara, jadi kamu tidak tahu apa-apa," ucap James."Walupun aku terkurung di sana! Tapi aku

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Enggak ada tapi-tapian.

    Waktu menunjukkan pukul 12 malam, namun Ramel belum juga kembali ke kediaman Wijaya. Seharusnya Bella bahagia, setidaknya ia bisa nyaman dan tentram dari sikap kasar suaminya itu. Tetapi ternyata tidak, ia justru resah menunggu kepulangan pria kejam itu. Bahkan Bella tidak bisa tidur, ia duduk di balkon sambil memandang ke arah gerbang. Entah mengapa ia berharap mobil Ramel segera muncul dari sana.Saat Bella akan masuk ke dalam kamar, telinga tidak sengaja mendengar sesuatu dari balkon kamar sebelah."Aku tidak mau tahu, pokoknya bereskan wanita sialan itu." Kata-kata itu terdengar jelas di telinga Bella, yang membuat langkah kakinya seketika berhenti. Ia memutar tubuh mungilnya untuk melihat sang pemilik suara.Dan benar saja, di sana terlihat James sedang bicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Wajah pria tua itu terlihat kesal dan marah."Kakek bicara dengan siapa?" tanya Bella kepada dirinya sendiri.Rasa penasaran membuat Bella berniat untuk menemui kakeknya, namun

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Bel, itu bukannya Kakek kamu?

    Setibanya di kediaman Wijaya, dari gerbang Bella sudah melihat Ramel sedang duduk di balkon kamar. Jantung Bella langsung dak dik duk di dalam sana. "Bel, aku langsung pulang ya?" ucap Rara saat Bella membuka pintu mobilnya."Oh, kamu gak singgah dulu?" sahut Bella."Lain kali aja ya? Soalnya aku mau ke salon, persiapan untuk besok," ucap Rara sambil mengedipkan mata, "Oh iya, jangan lupa untuk meminta izin sama sepupu kamu yang gila itu," lanjutnya."Iya, iya," jawab Bella sambil tersenyum."Dah..., aku pergi dulu ya." Rara melambaikan tangan dan dibalas oleh Bella.Setelah mobil Rara ke luar dari gerbang, Bella bergegas masuk ke dalam rumah. Kaki mungilnya melangkah menaiki anak tangga, setibanya di depan pintu kamar! Bella menarik napas dalam-dalam sebelum membukanya."Kamu dari mana? Ini sudah jam berapa?" Pertanyaan itu menyambut Bella saat menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia sudah mendung pertanyaan itu pasti ke luar dari mulut Ramel."Maaf, tadi aku menemani Rara belanja,

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Sorry, aku terpesona.

    "Bertemu dengan teman Kakek," jawab James, "Oh iya, kamu gak kuliah?" lanjutnya."Sudah pulang Kek, hari ini pulang lebih awal karena dosen gak masuk," jawab jujur James."Oh, kalau begitu Kakek duluan. Kamu jangan terlalu lama pulang, nanti Ramel marah," ucap James sebelum pergi.Sedangkan Bella kembali menghampiri teman-temannya, tubuhnya duduk dengan santai tetapi pikirannya melayang-layang. Ia penasaran dengan kakeknya, yang ia tahu Kakeknya tidak bekerja, tetapi kenapa dia meminta pria itu untuk segera menyelesaikannya.Apa yang harus dibereskan secepatnya? Dan bisnis apa yang dijalankan Kakeknya saat ini? Terus kenapa Kakeknya tidak pernah cerita kepadanya? Pertanyaan itulah yang memenuhi otak Bella saat ini."Bel," panggil Rara sambil melambaikan telapak tangan di depan wajah Bella."Hah, iya," sahut Bella gugup."Kamu ada masalah apa sih? Dari kemarin kamu kerjaannya termenung ajah," ucap Rara."Enggak ada masalah apa-apa, aku lagi mikirin baju untuk nanti malam," dalih Bella

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Apa kamu memiliki hubungan dengannya?

    "Ra, Bel, tunggu sebentar ya?" ucap Kevin tiba-tiba.Pria tampan itu bangkit dari kursinya, melangkah menghampiri Ramel."Selamat datang Tuan Ramel, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang kemari," ucap Kevin."Tentu saya datang, suatu kehormatan bagi saya mendapat undangan dari keluarga Barata," balas Ramel."Mari kita duduk," ajak Kevin.Tadinya ia ingin mengajak Ramel dan Sarah bergabung dengan Bella dan Rara. Tetapi kedua wanita cantik itu sudah tidak di sana lagi, entah ke mana mereka pergi dan menghilang begitu saja.Akhirnya Kevin membawa Ramel dan Sarah bergabung dengan orang tuannya, sebab Ramel adalah tamu spesial dalam pesta itu. Karena Ramel lah yang menanam saham di sana untuk membantu perusahaan itu berdiri.Tepat pukul 8 malam, MC pun mulai membuka acara. Ia sudah menyebutkan nama-nama tamu spesial dalam pesta itu. Satu persatu mulai mengucapkan kata sambutan dan penyerahan kunci. Setelah itu berlanjut ke acara bebas, semuanya menikmati makanan dan minuman dite

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Bel, bibir kamu kok bengkak?

    Entah mengapa Ramel merasa sakit hati melihat Kevin dekat dengan Bella. Apalagi saat Kevin menarik tangan Bella mengajaknya duduk di sampingnya. Ingin rasanya ia menghajar Kevin, memberi pelajaran kepada anak kliennya itu."A...a...a....aku ti...."Ramel refleks menempelkan bibirnya ke bibir Bella, ia melumat bibir wanita cantik itu dengan kasar yang membuat Bella tidak melanjutkan ucapnya."Aku akan melakukannya lebih kasar dari ini, jika kamu berani dekat dengan pria lain," ancam Ramel setelah melepaskan bibirnya. Sedangkan Bella hanya diam mematung sambil menutup mata rapat-rapat. Ia membuka mata setelah mendengar suara pintu."Huf..." Akhirnya Bella bisa bernapas, setelah Ramel pergi.Ia menyentuh bibirnya dengan jari tangannya, sambil menatapnya dari pantulan kaca. Seumur hidup, ini pertama kalinya Bella merasakan sentuhan dari seorang pria. Ciuman kasar dari Ramel membuat sudut bibirnya bengkak, sebab suaminya itu sengaja menggigitnya karena kesal. Sebelum ke luar dari kamar m

Latest chapter

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar BabyĀ Ā Ā Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status