“Pak apa tidak apa-apa kita membiarkan Bu Cecil berada di tangan Pak Wilson?”“Lanjutkan pekerjaan kamu, jangan urusi apa yang bukan menjadi urusan kamu!” tegas Moreno pada Hamish.Hamish hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Moreno padanya. Ia tak bisa membantah meski sebenarnya ia merasa khawatir pada wanita yang kini telah resmi menjadi istri bosnya.Sebenarnya Moreno sendiri pun merasa khawatir, tapi ia tahu seberapa besar keberanian Wilson. Ia tak akan melakukan hal yang mungkin saja bisa merugikan dirinya sendiri.Wilson cukup cerdas untuk tidak menggali kuburannya sendiri. Kalau sampai malam ini dia berbuat yang tidak-tidak pada Cecilia sudah tentu hal itu akan Moreno jadikan sebagai balasan yang tak mungkin mampu Wilson menanggungnya.Moreno akan membuat Wilson berada di posisi yang jauh lebih parah dari posisinya saat kabar panas tentang ia yang tidur dengan Cecil beredar menjadi berita yang langsung diburu para wartawan.Moreno bisa menyulut wartawan untuk membuat
Di dalam kamar itu hanya ada mereka berdua saja, Cecilia dan Wilson. Karena terus-terusan memberontak, Wilson yang sudah tak bisa menahan lagi hawa nafsunya telah mengikat kedua tangan Cecilia.Dan bukan hanya akan memperkosa Cecil saja, Wilson pun telah dengan sengaja memasang kamera ponselnya untuk merekam perbuatan bejadnya tersebut.Sebelum ia melakukannya, Wilson terlebih dahulu ingin menyapa Moreno melalui kamera yang telah mulai merekam.“Kamu bilang, kalau kamu menikahi wanita ini karena dia itu mirip dengan almarhum istri kamu kan, Moreno? Dan kamu juga bilang kalau kamu jatuh cinta padanya. Jadi bayangkanlah kalau saat ini bukan wanita dari rumah bordil ini yang berada di atas ranjangku, tapi dia adalah alamrhum istri kamu!”Wilson tersenyum lalu menjauh dari kamera tersebut. Ia mengayunkan langkahnya untuk segera naik ke atas ranjang dan mulai melucuti pakaian Cecil dengan sangat kasar.Wilson merobek dress yang masih melekat pada tubuh Cecil hingga akhirnya keseksian yang
‘Apakah mungkin dia sedang mabuk seperti waktu itu?’ Di tengah-tengah Cecilia menikmati kelembutan sentuhan bibir Moreno di atas bibirnya –batin Cecil pun mulai bertanya-tanya.Apakah ia akan berdosa jika menolak Moreno yang menginginkannya? Moreno adalah suami sahnya. Meski mereka menikah hanya sebatas formalitas saja.Tapi Cecilia juga tak bisa tetap membiarkan apa yang sedang dilakukan oleh Moreno pada dirinya. Pada akhirnya tetap dialah yang akan disalahkan oleh Moreno.Cecil sangat yakin Moreno lagi-lagi terbawa perasaan. Dia merasa khawatir padanya karena menganggap bahwa ia adalah Rania dan apa yang kini sedang dilakukannya pun pasti karena ia membayangkan Ranialah yang ada di hadapannya.Ia ingin mengakhiri lebih dulu permainan Moreno. Cecilia ingin Moreno sadar bahwa apa yang sedang terjadi sekarang itu salah. Tapi setiap kali Cecilia hendak menarik bibirnya Moreno malah justru kian menenggelamkannya dalam rasa manis yang sulit untuk Cecil abaikan.Tubuhnya berada dalam kesa
Kedua bola mata mereka masih saling bertemu. Moreno tak bisa mengalihkan tatapannya dari Cecilia yang sudah terjatuh dalam rangkulannya.Kali ini ia tak membayangkan Rania, ia benar-benar sadar kalau wanita yang sedang berada di dalam rangkulannya itu adalah Cecilia.‘Lagi...’ ucap Cecil di dalam hatinya. ‘Kenapa dada ini terasa sangat sakit melihat tatapannya yang seperti itu,’ gumam Cecil di dalam hatinya.“Pak... A-apa Anda bisa membantu saya untuk kembali berdiri tegak?” ucap Cecil membuyarkan lamunan Moreno.Dengan sangat hati-hati, Moreno membantu Cecil untuk kembali berdiri. Tangannya tak sesaat pun lepas dari tubuh Cecil.“Kamu baik-baik aja?” tanya Moreno.Cecil sedikit merasa bingung, ke mana Moreno yang selalu kasar dan dingin? Kenapa dia bersikap begitu baik padanya. Padahal tadi dia dengan sangat tegas menolak untuk berbicara dengan dirinya.Cecilia masih merasakan sakit di dalam dadanya. Ia memegangi dadanya dan sedikit meringis.“Kenapa? Apa di sini terasa sakit?”Tanga
“Sejak kapan lever kamu suka sakit begitu?” Tanya Moreno ingin tahu.Moreno merasa penasaran dengan penyakit Cecilia. Ia takut Cecil juga memiliki riwayat sakit yang mungkin akan mematikan seperti dua orang wanita terdahulu yang sangat dicintainya.Cecilia menggeleng. Tak mungkin ia bilang kalau ia baru merasakan levernya sakit saat ia mulai bekerja pada Moreno. Lebih tepatnya setelah malam panas mereka, Cecilia memang sering merasakan sakit dibagian dada tempat hatinya berada.“Apa ada masalah dengan lever kamu?”“Saya enggak tahu! Mungkin karena hati saya ini bukan milik saya, Pak! Jadinya saya enggak tahu kenapa suka sakit,” jawab Cecil jujur.Kebingungan menghampiri Moreno saat Cecilia mengatakannya. Moreno mengerutkan dahinya mencoba mencerna apa artinya ucapan Cecil.“Hati saya ini adalah hati orang lain, Pak! Saya memiliki riwayat sakit lever. Dan lever yang ada di dalam tubuh saya saat ini adalah milik seseorang yang hatinya sangat baik. Saya yakin surga adalah tempat baginya
“Kamu siap sayang?” Reina sudah duduk di kursi belakang saat Moreno sudah mulai menyalakan mesin mobilnya.Hari ini, sesuai permintaan sang tuan putri –Moreno pun akhirnya mengajak Reina untuk liburan. Pantai adalah tujuan tempat mereka berlibur selama dua hari dua malam.“Sayang, Papa kamu nanya lho! Kok kamu diam aja?”“Aku enggak mau duduk sama Mama!” ucap Reina sambil menyilangkan tangan di dadanya. Bibirnya mengerucut dan tak mau menengok ke arah Cecil.“Kenapa Rein? Kenapa kamu enggak mau duduk sama Mama?”“Aku mau Mama duduknya di kursi depan sama Papa!” seru gadis kecil itu.Cecilia menoleh ke arah Moreno. Ia mencoba mencari tahu apakah boleh ia duduk di samping Moreno dan membiarkan Reina duduk sendirian.“Ya udah iya, Mama Cecil duduknya pindah ke depan. Tapi kamu jangan cemberut kayak gitu dong! Jadi jelek lho pricess-nya Papa!” bujuk Moreno.“Tapi Pak..._”Moreno menggeleng, ia tak ingin ada pembahasan apa pun di depan Reina yang akan mengubah mood Reina jadi buruk.“Mama
“Mama sama Papa lagi apa?”Secepat kilat Moreno dan Cecilia saling menarik diri masing-masing. Cecil memalingkan wajahnya, melipat bibirnya dan memejamkan matanya. Ia benar-benar merasa malu pada Reina.Entah apa yang dipikirkan oleh gadis kecil itu, pikir Cecilia.“Mama sama Papa kok terkejut?” tanya Reina lagi.“Ehem....” Moreno berdehem sebelum ia menjawab apa yang ditanyakan oleh putrinya.Sebelum ia bicara dengan Reina. Terlebih dahulu ia menarik nafasnya dengan dalam, lalu membuangnya.“Kamu udah bangun, cantik?” tanya Moreno.Sesekali ia melirik ke arah Cecilia yang masih belum bisa berhadapan dengan Reina karena rasa malunya.“Aku sudah bangun, tapi kenapa kita belum sampai ke pantai?” “Tadi Papa istirahat sebentar dan sekarang kita sudah akan jalan lagi,” ujar Moreno yang kemudian menyalakan kembali mesin mobilnya.Untungnya Reina tidak rewel seperti biasanya. Dia tak bertanya lagi tentang apa yang sudah dilakukan oleh Moreno dan Cecil yang tak sengaja saling mencium.Sesam
Cecilia masih belum bisa memejamkan matanya. Tak ada Moreno di sisinya saja, ia tak bisa tidur apalagi sekarang ada Moreno yang tidur di atas satu ranjang dengannya.Cecilia memang pernah tidur dengan beberapa orang pria yang telah membeli tubuhnya. Bahkan Cecilia sebelumnya juga pernah tidur dengan Moreno. Tapi Cecilia tak pernah merasakan ketegangan seperti yang saat ini sedang dirasakannya.Cecilia merasa kesuliatan untuk bernafas, ia merasakan sesak di dadanya. Cecil hanya mematung dengan tatapan lurus ke depan memandang langit-langit kamar. Ia tak berani menoleh ke arah Moreno.“Rania....”Samar-samar Cecil mendengar suara Moreno. Suaranya terdengar lirih. Perlahan Cecil menoleh dan melihat ada banyak keringat di dahi Moreno.“Apa mungkin Pak Reno kembali bermimpi?” tanya Cecil dengan tatapan tajam ke arah pria yang tidur di sampingnya.“Aku sakit, Ran! Aku butuh kamu.”