“Kamu siap sayang?” Reina sudah duduk di kursi belakang saat Moreno sudah mulai menyalakan mesin mobilnya.Hari ini, sesuai permintaan sang tuan putri –Moreno pun akhirnya mengajak Reina untuk liburan. Pantai adalah tujuan tempat mereka berlibur selama dua hari dua malam.“Sayang, Papa kamu nanya lho! Kok kamu diam aja?”“Aku enggak mau duduk sama Mama!” ucap Reina sambil menyilangkan tangan di dadanya. Bibirnya mengerucut dan tak mau menengok ke arah Cecil.“Kenapa Rein? Kenapa kamu enggak mau duduk sama Mama?”“Aku mau Mama duduknya di kursi depan sama Papa!” seru gadis kecil itu.Cecilia menoleh ke arah Moreno. Ia mencoba mencari tahu apakah boleh ia duduk di samping Moreno dan membiarkan Reina duduk sendirian.“Ya udah iya, Mama Cecil duduknya pindah ke depan. Tapi kamu jangan cemberut kayak gitu dong! Jadi jelek lho pricess-nya Papa!” bujuk Moreno.“Tapi Pak..._”Moreno menggeleng, ia tak ingin ada pembahasan apa pun di depan Reina yang akan mengubah mood Reina jadi buruk.“Mama
“Mama sama Papa lagi apa?”Secepat kilat Moreno dan Cecilia saling menarik diri masing-masing. Cecil memalingkan wajahnya, melipat bibirnya dan memejamkan matanya. Ia benar-benar merasa malu pada Reina.Entah apa yang dipikirkan oleh gadis kecil itu, pikir Cecilia.“Mama sama Papa kok terkejut?” tanya Reina lagi.“Ehem....” Moreno berdehem sebelum ia menjawab apa yang ditanyakan oleh putrinya.Sebelum ia bicara dengan Reina. Terlebih dahulu ia menarik nafasnya dengan dalam, lalu membuangnya.“Kamu udah bangun, cantik?” tanya Moreno.Sesekali ia melirik ke arah Cecilia yang masih belum bisa berhadapan dengan Reina karena rasa malunya.“Aku sudah bangun, tapi kenapa kita belum sampai ke pantai?” “Tadi Papa istirahat sebentar dan sekarang kita sudah akan jalan lagi,” ujar Moreno yang kemudian menyalakan kembali mesin mobilnya.Untungnya Reina tidak rewel seperti biasanya. Dia tak bertanya lagi tentang apa yang sudah dilakukan oleh Moreno dan Cecil yang tak sengaja saling mencium.Sesam
Cecilia masih belum bisa memejamkan matanya. Tak ada Moreno di sisinya saja, ia tak bisa tidur apalagi sekarang ada Moreno yang tidur di atas satu ranjang dengannya.Cecilia memang pernah tidur dengan beberapa orang pria yang telah membeli tubuhnya. Bahkan Cecilia sebelumnya juga pernah tidur dengan Moreno. Tapi Cecilia tak pernah merasakan ketegangan seperti yang saat ini sedang dirasakannya.Cecilia merasa kesuliatan untuk bernafas, ia merasakan sesak di dadanya. Cecil hanya mematung dengan tatapan lurus ke depan memandang langit-langit kamar. Ia tak berani menoleh ke arah Moreno.“Rania....”Samar-samar Cecil mendengar suara Moreno. Suaranya terdengar lirih. Perlahan Cecil menoleh dan melihat ada banyak keringat di dahi Moreno.“Apa mungkin Pak Reno kembali bermimpi?” tanya Cecil dengan tatapan tajam ke arah pria yang tidur di sampingnya.“Aku sakit, Ran! Aku butuh kamu.”
“Semalam, makasih ya?!”Moreno mengambil tempat duduk di samping Cecilia yang sedang menatap indahnya pantai. Pakaiannya benar-benar sangat seksi. Cecil memang sengaja ingin berjemur berharap kulitnya akan bisa terlihat eksotis karena terkenar sinar matahari.“Sama-sama Pak! Saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan saja. Dan saya juga mau meminta maaf sama Bapak,” ungkap Cecil.Perhatiannya tak sedikit pun berpaling dari Reina yang sedang bahagia bermain pasir, tapi Moreno juga memberikan perhatian penuh akan pembicaraannya dengan Cecil.Ia benar-benar tulus berterima kasih pada Cecilia yang sudah merawatnya hingga ia bisa langsung sembuh dan bisa menemani Reina bermain hari ini.“Minta maaf untuk apa?” tanya Moreno.Sebelum bicara Cecil lebih dulu menarik nafasnya dengan sangat dalam. Harapan Cecil hanya satu, Moreno tak ingat dengan semua yang sudah terjadi semalam. “Maaf karena semalam saya
Moreno: Saya akan pulang terlambat, tolong bilang sama Reina jangan menunggu saya untuk pulang!Pesan itu hanya dibaca saja oleh Cecil. Cecil pikir Moreno tak akan menunggu balasan darinya. Makanya setelah membacanya Cecilia langsung keluar dari kamar untuk memberi tahukan apa yang sudah dibilang oleh Moreno pada putrinya.Di kantor, Moreno masih memegangi ponselnya, menunggu balasan dari Cecilia atas pesan yang sudah ia kirimkan tadi.Moreno berharap Cecilia akan bertanya apa alasannya pulang terlambat dan Moreno akan mengatakan kalau hari ini ada pesta yang harus dihadirinya.Setelah itu, Moreno akan mengajak Cecil untuk datang ke acara pesta tersebut. Karena konsep dari acara pesta malam ini adalah hadir membawa pasangan bagi yang memiliki pasangan.Orang yang mengadakan acara pesta malam ini tahu kalau Moreno sudah menikah dengan Cecil. Dan akan sangat jadi sorotan jika Moreno datang sendirian.“Sepertinya Anda terlihat
Seorang MUA tengah merias wajah Cecil di depan cermin. Ia masih merasa semua bulu kuduknya berdiri karena pikirannya masih mengira kalau Cecilia itu adalah Rania istri dari Moreno yang sering ia dandani di salon kecantikannya ini.“Kamu pakai pelet ya, biar Pak Moreno mau sama kamu?” tanya MUA andalan Moreno pada Cecil.Cecilia hanya tersenyum dengan kedua kelopak matanya yang sedang ia pejamkan. Wajahnya yang cantik sudah tak perlu di apa-apakan lagi. Kulitnya kencang, alisnya sudah rapi dan bulu matanya juga sudah lentik.“Kalau kamu enggak pakai pelet, jangan-jangan kamu operasi plastik ya, biar wajah kamu mirip sama Almarhum istrinya Pak Reno?”“Memangnya saya mirip banget ya sama wanita yang sangat dicintai Pak Reno itu?” tanya balik Cecil.“Banget! Semuanya mirip bahkan suara kamu juga sangat mirip dengan suaranya. Hanya senyum kamu saja yang beda!”Cecil kembali mengembangkan senyu
Pilihan gaun dari Moreno tampaknya tidak begitu di sukai oleh Cecilia. Bagaimana tidak, Cecilia memakai gaun pesta tanpa lengan tapi Moreno meminta Herna untuk memberi Cecil Outer dengan alasan ia tak ingin Cecil merasa kedinginan.Cecilia pun memberengut kesal. Ia tak mau menoleh ke arah Moreno apalagi mengajaknya untuk bicara. Cecil ingin memprotes tindakan Moreno, tapi ia takut Moreno tak terima dan malah akan kembali menghina dirinya.Cecil sudah merasa sangat nyaman dengan sikap Moreno yang tak pernah menyebutnya wanita murahan lagi. Ia takut kalau ia jujur bilang bahwa dirinya merasa tak nyaman dengan penampilanya sekatrang Moreno akan berpikir bahwa wanita macam Cecil memang selalu ingin jadi perhatian para pria.“Kenapa kamu hanya diam saja? Kamu takut ya sama saya karena kamu ketahuan berbohong?”Cecilia menggeleng tanpa menoleh ke arah Moreno. Rasa takutnya karena ketahuan berbohong telah berganti dengan rasa kesal yang menyeli
“Kamu di sini?”Suara pria yang cukup dikenalnya terdengar jelas di telinga Cecilia. Membuat Cecilia tersedak makanan yang sedang dikunyahnya.Melihat Cecilia sangat terkejut hingga tersedak, bahkan baru hanya ia mendengar suaranya saja. Sang pria langsung merasa sangat khawatir. Ia bergegas mengambilkan air untuk Cecil agar meminumnya.“Minumlah...! kenapa kamu tidak pelan-pelan dan berhati-hati saat sedang makan?”Cecilia mendongak untuk melihat dengan jelas wajah pria yang sedang mengajaknya bicara. Dan ia merasa sangat terkejut ketika tebakannya akan pria itu benar.“Kamu? di sini?” seru Cecil.“Kenapa? Kamu terkejut?” tanya balik pria itu pada Cecil.Namanya Anandito, biasa dipanggil Dito. Dia adalah pria bertuxedo maroon yang dari tadi sempat mencuri-curi pandang pada Moreno. Dan ternyata Dito itu mengenal Cecil, Cecil juga mengenal Dito.Pernah tidur dengan Cecilia dan menjadi pelanggan pertama Cecil, Dito merasa sangat