Home / Romansa / Gairah Cinta Om Mafia / Bab 190 # Jalan-Jalan Dengan Clark

Share

Bab 190 # Jalan-Jalan Dengan Clark

Author: De Lilah
last update Last Updated: 2023-11-18 12:13:55
Keberadaan tambang garam itu menjadi mitos dan hanya sebatas buah bibir ketika seseorang mendengarnya di pusat kota. Tidak ada yang pernah ke sana, atau lebih tepatnya, orang-orang yang pernah bekerja di sana, tidak ada yang pernah kembali dengan selamat.

Leon masih mencari jejak organisasi The Brave dan menghubungi Jawan yang sedang melakukan penyelidikan terhadap rombongan keluarga Rocky. Tidak ada intelijen wilayah yang fokus bertugas karena kacaunya pimpinan yang berganti, kondisi keamanan Rossie sedang tidak baik-baik saja.

“Sayang, kau akan pergi ke mana?” Arren memandang Leon dengan tatapan lembut namun penuh pertanyaan. DI pagi hari seperti ini, Leon telah memakai setelan jasnya dan juga bercukur, serta menyisir rapi rambutnya. Sepertinya, ada bisnis lain yang sedang ditanganinya.

“Aku harus pergi ke suatu tempat, Sayang.” Leon menjawab lembut sambil menatap Arren dari arah cermin yang berada di hadapannya. Ia sedang memakai dasi, namun tidak kunjung berhasil.

Arren tertawa
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca! 

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 191 # Selingkuhan Leon

    “Nona!” “Dolores? Benar, kan?” Arren mencoba mengingat. Pria tinggi dengan rambut pirang yang tipis dan wajah kotak itu … “Laurens!” Akhirnya ia mengigat nama depan si pria muda. “Benar, Nona Rossie. Saya Laurens Dolores. Senang berjumpa dengan Anda lagi,” Laurens membungkukkan badan. Arren menutup mulutnya, tak percaya bahwa ia akan bertemu kawan lama di tempat seperti ini. Ia tersenyum cerah dan berbincang ringan dengan Laurens. “Bagaimana kabar adikmu?” “Lora? Ah, ya, dia sudah lebih baik.” “Memangnya, dia pernah sakit?” “Lebih tepatnya, sakit hati, Nona. Ia baru saja patah hati.” “Oh! Astaga!” Arren cukup bersimpati kepada gadis remaja itu. Urusan asmara–untuk anak berusia 15 tahun–memang cukup rumit dan menyedihkan, jika sampai tertolak seperti itu. “Apakah pria itu tidak baik?” Arren penasaran. “Pria itu … menghilang begitu saja ketika pergi berkencan dengannya di banquet rakyat, pesta Anda,” ucap Laurens ringan. “Astaga! Menyedihkan!” “Ya, untuk itulah Lora menangis

    Last Updated : 2023-11-18
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 192 # Ciuman Dengan Pelakor

    “Arren, apa yang terjadi?” Clark bertanya dengan penasaran. Arren tiba-tiba membeku. Ia bahkan tak mengalihkan pandangan dari jendela yang menghadap ke seberang jalan. “Ada apa?” Clark ikut menoleh ke belakang, mencoba mencari tahu sosok yang menangkap perhatian Arren sampai wanita itu tidak menyahuti panggilannya. Clark tidak menemukan apa-apa. “Arren .…” panggilnya lagi. Kali ini, Clark menjentikkan jarinya ke wajah Arren, berusaha menyadarkan wanita itu dari tatapan kosongnya. “Ah!” Arren terkesiap. Ia tersadara sepenuhnya namun, air mukanya berubah. “Clark, sepertinya aku harus pergi,” ucapnya tiba-tiba. Ia mengelap sudut bibirnya dengan lap makan dan mulai bangkit dari kursinya. Kakinya hampir tersandung karena Arren tampak tergesa-gesa. “Arren, apa yang terjadi padamu?” Clark menarik tangan wanita itu sebelum ia pergi lebih jauh. “Biarkan aku ikut denganmu,” pintanya. Clark merasa ada sesuatu yang tidak beres dari gelagat Arren. Ia harus mengetahui apa itu. “A–aku akan ber

    Last Updated : 2023-11-19
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 193 # Cemburu Buta

    Sesak dada segera terasa, tatkala mengetahui bahwa suaminya kini bermain gila di belakangnya. Hati istri mana yang tidak patah karenanya? “Ja … hat ….” Arren menitikkan air mata. Ia menangis tersedu-sedu di pinggir kaca besar yang menghalanginya dari pandangan Leon. Pria itu, dengan selingkuhannya, berada di sisi dalam sedangkan Arren ada di luar sedang berpanas-panasan. Hati Arren remuk ketika melihat dengan jelas suaminya, Leon, bersama wanita tak dikenal di sebuah kafe yang cukup terpencil itu. Apakah, ini yang disebut Leon sebagai ‘bisnis’? Sia-sia saja Arren mengkhawatirkan sang suami yang ternyata … ah, ia bahkan tak bisa melanjutkan bagaimana akhrinya. Air mata Arren tumpah tanpa bisa dikontrol. Rasa kekecewaan menyelimuti hatinya seperti badai yang merobek-robek langit biru. Suara sang putri yang tertawa-tawa dengan ceria semakin menusuk telinganya. "Kenapa, Leon? Kenapa kau melakukan ini padaku?" gumam Arren di antara isak tangisnya. Kaca besar di depannya menjadi saksi b

    Last Updated : 2023-11-20
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 194 # Istri Merajuk

    Leon terkejut karena mendapati bahwa sisi lain ranjang yang seharusnya menjadi tempatnya untuk tidur, kini basah oleh … cairan aneh! “Apa ini, darah?” Leon bertanya-tanya, karena warnanya merah, bentuk cairannya cukup kental dan … berbau amis! “Arren! Apa yang terjadi?” Leon tidak bisa menahan dirinya. Ia berteriak karena ketakutan. Leon tidka biasanya memiliki rasa takut, akan tetapi, tentu saja darah ini tidak biasa! “Kau baik-baik saja?!” Leon mengguncang tubuh Arren. Wanita itu hanya menggeram marah dan menampik tangan Leon. “Aku haid! Jadi, pergilah tidur di tempat lain!’ ketusnya. “A—aren ….” Leon tidak menyangka bahwa Arren akan bersikap dingin seperti itu. Ada apa dengannya? "Maafkan aku, Arren. Apakah aku melakukan kesalahan?" tanya Leon dengan lembut. Ia kini mengelus lembut rambut Arren yang menyapu sebagian sisi ranjang. Usapan tangannya yang perlahan, hampir memusnahkan kebencian di hati Arren akan peristiwa tadi siang. “Ah!” Arren menyingkirkan tangan itu dengan k

    Last Updated : 2023-11-20
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 195 # Bertemu Si Pelakor

    Tidak ada yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan Leon pagi itu. Ia sangat kesal! “Arren! Kau tidak boleh pergi!” teriaknya yang tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Arren—yang kini berada di sisi Clark—hanya tersenyum sinis. Ia tidak mempedulikan kemarahan Leon. “Sampai jumpa!”“Arren!” Leon semakin naik pitam. Namun, Nyonya besar segera menggenggam lengan Leon yang begitu besar. Wanita tua itu hampir saja kesulitan menahan Leon agar tak mengamuk. Ia sangat tahu bahwa cucu perempuannya itu sedang merajuk. “Biarkan dia, Leon. Jika kau melarang atau mengejarnya, ia akan semakin menjauhimu!” “Tapi ….”“Percayalah padaku. Apa pun yang terjadi di antara kalian, akan membaik, seiring berjalannya waktu.”Leon memijat pelipisnya yang penuh dengan gurat kemarahan. Napasnya terasa berat karena menahan gejolak amarah yang tidak ada habisnya. Leon berusaha menenangkan dirinya. “Percayalah padaku, hm?”Leon menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya meskipun amarahnya masi

    Last Updated : 2023-11-21
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 196 # Keputusan Berat

    “Oh, tidak,” Arren mengelak, meski matanya tidak berkata demikian. Ia terus saja memperhatikan wanita itu dan seolah ingin mencabik-cabiknya saat itu juga. Kafe itu masih terlihat ramai, bahkan wanita yang sedang dicurigai oleh Arren tidak tampak memperhatikannya lebih lanjut. Arren meremas sapu tangan yang ada pada genggamannya, seolah, sapu tangan itu adalah perwujudan dari wanita yang sedang dicurigai sebagai selingkuhan Leon. Dicurigai? Bukankah mereka memang benar-benar telah berselingkuh di belakangnya? “Arren ….” Clark mencoba memanggilnya lagi. Arren tidak tampak memperhatikan apa pun kecuali wanita bergaun bunga yang sejak tadi berada dalam radarnya. “Kau ingin tambah kuenya?” tanya Clark seolah tidak ingin membahas soal wanita itu lebih lanjut. “Tidak,” Arren menggeleng. Kali ini, sapu tangan itu ia letakkan begitu saja dan Arren tampak bangkit dari kursinya. “Aku ingin ke kamar mandi,” ucapnya. Clark mengangguk. Arren pergi menjauh untuk sementara. Hatinya masih berdeba

    Last Updated : 2023-11-21
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 197 # Perpustakaan Rahasia

    “Apa?” Arren membeliak. Ia tidak menyangka bahwa Clark akan mengatakan hal yang tak masuk akal seperti itu. “Bukankah, usiamu masih produktif, huh? Apa yang terjadi?” Arren menelisik. Tatapannya memindai Clark sedemikian rupa, mencoba mencari jawaban dari gestur pria itu yang tidak tampak … aneh! “Aku ingin berpetualang, Arren. Sudah saatnya aku pergi dari wilayah ini. Toh, kau sudah kembali. Misiku hanya sampai kau kembali lagi ke sini,” ucap Clark sambil menatap cangkir kopinya yang telah kosong. Sekilas, Arren merasa Clark sedang menghindarinya. Pria itu tidak tampak ingin menatap Arren atau pun mencoba menanamkan perkataannya secara lebih dalam. Ada apa dengannya? “Clark. Apakah, ada sesuatu yang ingin kamu katakan?” “Tidak.” “Tolong, jangan pensiun, Clark. Hanya kau lah satu-satunya temanku di sini.” “Maaf, Arren, tetapi aku memang harus pergi,” Clark mulai menatap Arren secara benar. Pandangan mereka berdua seakan sedang mengisyaratakan suatu momen yang pernah hilang. Ar

    Last Updated : 2023-11-22
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 198 # Leon dan Pria Tua

    Suara anonim itu bergema di seluruh ruangan, menciptakan gelombang kejut yang melanda Leon secara tiba-tiba. Langkah kaki yang awalnya hendak melangkah masuk ke dalam lorong terhenti. Mata Leon sibuk mencari-cari sumber suara yang terkesan misterius itu, namun … Leon tidak menemukan apa pun! “Tunjukkan dirimu!” seru Leon dengan lantang sambil tetap mewaspadai hal-hal yang mungkin terjadi. Pandangannya menyapu ke seluruh penjuru sudut yang tak terlihat. Di antara rak-rak buku kuno, barulah Leon dapat melihat sosok seorang pria tua yang sedang memegang senapan tanpa keraguan sedikit pun dari sorot matanya. “Pergi lah dari sini!” teriaknya kencang sambil mengacungkan senjata, berharap, Leon takut dan mengurungkan langkahnya untuk masuk ke wilayah terlarang itu lebih lanjut. Leon mengangkat ke dua tangannya, seakan memberi tanda bahwa ia bukan lah pria yang berbahaya. “Saya tidak ingin mencari masalah, Tuan,” ucapnya sopan. Namun, pria tua bersenapan itu tidak tampak mengendurkan kewasp

    Last Updated : 2023-11-22

Latest chapter

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 253 # Ending

    Ujung belati itu bengkok. Tidak ada yang menyangka bahwa belati tajam bisa berubah bentuk menjadi seperti itu. “Ti–tidak!” pekik si pelayan. Ia sangat kebingungan. Bagaimana perut Arren yang seharusnya ternoda darah malah membengkokkan belati tanpa setitik pun usaha? Dalam momen yang menentukan, belati itu telah mengalami deformasi plastis, seperti tarian metal yang mengubah bentuknya tanpa bisa kembali ke keadaan semula. “A–apa yang terjadi?” Pelayan itu bertanya-tanya dengan tangan yang gemetar. Arren hanya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Lawannya telah kalak telak tanpa perhitungan. “Aku sudah mengantisipasi hal ini, Lesel,” ujar Arren dengan wajah jumawa. Ya. Lesel. Ternyata, dialah kaki tangan Esme yang begitu ingin menghabisi nyawanya. “Ba–bagaimana kau tahu?” Arren segera menyobek kain tule yang menutupi area perutnya. Ada sebuah aksesori mengkilat di sana. Sebuah sabuk baja. “A–apa?” Pada awalnya, suara gemuruh dan getaran memang dirasakan oleh Lesel. Ia tak

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 252 # Klimaks

    Pelayan berambut pirang mengerucutkan bibirnya, sementara si rambut hitam tetap menatap lurus ke arahnya. “Baiklah!” jawabnya agak kesal, namun memang rencana mereka tidak boleh berantakan. “Aku akan awasi sekitar. Kau harus segera bersiap-siap.” “Oke.” Dua pelayan mencurigakan itu kemudian meneruskan misi rahasia mereka. Tidak banyak yang harus mereka lakukan kecuali mencari target dan melancarkan aksi balas dendam. “Sepertinya, dia ada di balkon barat. Tunggu aba-abaku, kita akan segera melakukan serangan!” “Oke!” *** Suasana jamuan masih meriah dengan alunan musik lembut yang merdu di telinga. Beberapa tamu menikmatinya sambil bersantap, ada juga yang masih mengobrol lama. Arren dan Leon tampak berbahagia sambil menyalami tamu-tamu yang ada di sana. “Sepertinya, aku merasa sesak,” lirih Arren pada Leon. Kehamilan ini membuatnya gampang lelah dan juga merasa panas sepanjang waktu. “Kau mau pergi dari tempat ini?” tanya Leon sambil merangkulkan lengannya ke pinggang sang

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 251 # Si Pelayan

    Mata Ava berbinar bahagia. Ia mengangguk cepat dan memeluk Arren sebagai balasannya. “Terima kasih, Bibi!” Ava tidak mengira bahwa ulang tahunnya akan dapat dirayakan dengan jamuan spesial, meski jamuan itu tidak dilangsungkan secara khusus untuknya. “Sama-sama, Ava!” Arren melakukan hal yang sama. Ia bahagia dapat menyemangati kawan kecilnya yang sepertinya sedang sendu dan tidak memiliki semangat karena ketidakhadiran ayah dan ibunya. “Kami harus pergi, Ava. Ini untukmu,” ucap Leon sambil menyerahkan kotak berbungkus kado dengan pita ungu di atasnya. “A–apa ini, Pak?” tanya Ava heran sekaligus senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan kado dari Pak Leon di hari yang bukan ulang tahunnya. “Anggap saja kado cicilan,” gurau Leon sambil tertawa kecil padanya. “Ahaha! Terima kasih banyak!” seru Ava sambil membuka bungkus kado itu. Isinya boneka beruang dengan warna bulu kecokelatan. “Lucu sekali!” pekik AVa bahagia. Arren dan Leon senang melihatnya. Tak lama kemudian, mereka bena

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 250 # Antisipasi

    Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Arren akhirnya diperbolehkan pulang. Tidak ada tanda-tanda bahaya ataupun kontraindikasi dari pengobatan yang diterimanya. “Terima kasih, Dokter. Saya merasa lebih sehat,” ucap Arren setelah dokter mengunjunginya untuk kali terakhir. “Sama-sama, Nyonya. Saya senang Anda sudah berhasil membaik tanpa kesulitan.”Dokter Freddy dan Dokter Josh melepas Arren pergi dengan hati lega. Akhirnya, kekhawatiran mereka sirna. Arren benar-benar terbebas dari bahaya racun yang mengintai nyawanya. ***Dalam perjalanan pulang, Leon terus saja menatap Arren dengan perasaan tak menentu. Ia sungguh senang dengan kesembuhan istrinya namun ada suatu hal yang membuatnya merasa khawatir. “Kau yakin dengan rencanamu itu? Aku tidak tega padamu, Sayang!” sergah Leon yang tidak ingin mengundang bahaya lagi bagi istrinya. “Tidak ada cara lain. Kita pasti bisa, Sayang!” tegas Arren dengan tekad kuat. Leon menghela napas dalam-dalam. Ia tak bisa mencegah kekeraskepalaan s

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 249 # Melenyapkan Nyonya!

    “Tuan! Anda salah dengar!” sergah perawat yang menahan lengan Leon agar tak melayangkan tinju ke arah sang dokter. “Apa?!” Leon menoleh ke arah si perawat. Ia sangat lelah dan tidak bisa lagi menolerir kesalahan dari pihak dokter yang membuat anak-anaknya akan terlahir cacat. “Salah dengar, Tuan!”“Ya, benar!”“Anak Anda baik-baik saja, Tuan.”Suara perawat dan dokter bersahut-sahutan. Leon menurunkan tinjunya dan memandang ke arah dokter Freddy yang tampaknya sedang menghela napas lega. “Katakan, Dokter! Apa yang terjadi pada istri dan anak-anakku?!” hardik Leon masih dalam keadaan penuh amarah. Sebelum sang dokter menjawab, suara Arren samar terdengar di balik punggung perawat yang ada di sisi ranjang. “On .…” panggilnya lirih. “Le—on ….” ulangnya, kali ini dengan suara yang lebih keras. “Arren!” Leon menyibak perawat-perawat yang menutupi keberadaan sang istri. “Arren!” Leon menghampiri Arren dengan berlinang air mata. “Kau … sudah sadar?” tanyanya sambil mengecul lembut keni

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 248 # Anakku Cacat?

    Leon menggenggam tangan Arren dengan erat saat mereka bergegas menuju rumah sakit. Kecemasan dan kekhawatiran begitu dirasakannya. Entah mengapa, firasat Leon tidak enak. “Pak! Lebih cepat!” perintah Leon ketika melihat Arren semakin meringis kesakitan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Napas Arren tersengal-sengal. “Baik, Tuan!” Sopir segera mempercepat laju mobil dan sebisa mungkin menyeimbangkan kendaraan yang kian kencang. Ia benar-benar khawatir bahwa sang nona muda menderita sakit yang luar biasa. “Arren, bertahanlah,” pinta Leon sambil terus menenangkan Arren dengan pelukan dan genggaman tangannya. “Argh, Leon .…” Arren menggeram seakan menahan sakit yang teramat sangat pada dirinya. Tidak hanya di perut, tapi juga di sekujur tubuhnya. “Kita hampir sampai!” Sopir itu memberi aba-aba. Leon begitu cemas. Ia mengangguk dan bersiap untuk membawa Arren ke IGD begitu mereka sampai di rumah sakit sana. ***Akhirnya, setelah berkendara selama beberapa waktu,

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 247 # Muntah di Mobil

    Lora berhasil dievakuasi dan semua orang begitu berbahagia. Namun, ada satu kejanggalan yang nampak padanya. Arren bahkan menyadarinya. “Le–leon ….” panggilnya, ketika Lora mendekat ke arahnya. Bau asing menyeruak dari tubuh Lora. Arren bahkan sangat mual dibuatnya. “Hoek!” Arren muntah. Ia tak kuasa menahan rasa mual yang begitu membuncah. “Sayang!” pekik Leon waspada. Apa yang terjadi pada istrinya? “Le–leon … bau Lora … sangat … tidak enak,” gumamnya ketika berada di pelukan suaminya. Leon langsung menangkap Arren yang hampir terjatuh tadi. Kini, istri tersayangnya itu sudah ada dalam buaian. “Aroma apa?” Leon mencoba menajamkan indera penciuman. Benar. Ia mencium sesuatu asing yang menyengat, seperti aroma timbal. “Lora, mendekat ke arahku!” Leon mencoba menghirup aroma itu lebih dalam. Hati Lora tentu saja menjadi tak karuan. Tetapi, gadis itu sudah menautkan diri pada William. Sekarang, Tuan Leon bukanlah pria yang merajai hatinya. “Tunggu sebentar.” Leon, dengan kekh

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 246 # Pindah Ke Lain Hati

    Pekikan Larens membuat jantung Nyonya Dolores hampir copot. “Oh, Tuhan!” Wanita paruh baya itu kemudian berlari mengikuti arah kaki Laurens yang sedang bergerak menuju ke area ladang. “Leon! Kita ikuti mereka!’ Seru Arren sambil ikut jejak Nyonya Dolores ke lokasi putrinya yang konon menderita kecelakaan. Leon pun menyusul Arren setelah memastikan rumah Nyonya Dolores tertutup aman. Sesampainya di ladang, alangkah terkejutnya mereka, Lora ada di sebuah lubang yang menganga lebar. Lubang itu, dengan tanah kasar di sekelilingnya, seperti lubang bekas galian. “Aduh!” rintih Lora kesakitan. Beberapa luka tampak di area lutut dan juga lengannya. “Ibu! Tolong aku!” pekiknya sambil berderai air mata. “Ya, Tuhan! Lora! Apa yang terjadi padamu?!” teriak Nyonya Dolores gemetar. “Laurens! Lakukan sesuatu pada adikmu!” perintahnya pada sang putra yang tampaknya juga kebingungan. “Aku hanya berlari, lalu … tiba-tiba aku terperosok ke dalam sini! Huhu!” Lora terus menangis sambil merintih kesa

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 245 # Bertemu Sahabat Lama

    “Lora!” panggil Arren sambil melambaikan tangan. Lora hanya menganggukkan kepala, tidak membalas lambaian tangan sang nona muda. Laurens merasa tak enak hati. Ia menyikut rusuk Lora dengan sedikit kasar. “Sopanlah, Lora!” hardiknya kepada sang adik. Lora hanya mendengkus dan berbalik arah. Ia kemudian berlari pergi untuk pulang ke rumah, tanpa pamit, tanpa mengatakan sepatah kata. Arren, yang berada cukup jauh dari mereka, tampak bingung. Namun, ia tidak terlalu memikirkannya. Ada banyak warga desa yang sedang menanti untuk berbicara dengannya. “Jadi, bagaimana Anda akan memajukan desa kami, Nona Pemimpin?” tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya sedang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Arren hanya tersenyum dan menjawab singkat. Ia tidak ingin mengobral janji manis. Arren pasti akan melakukan usaha terbaiknya. “Anda harus sabar menunggu namun giat berusaha. Ketika program desa akhirnya dijalankan, saya berharap, para warga benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

DMCA.com Protection Status