Home / Romansa / Gairah Cinta Om Mafia / Bab 195 # Bertemu Si Pelakor

Share

Bab 195 # Bertemu Si Pelakor

Author: De Lilah
last update Last Updated: 2023-11-21 09:27:59
Tidak ada yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan Leon pagi itu. Ia sangat kesal!

“Arren! Kau tidak boleh pergi!” teriaknya yang tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya.

Arren—yang kini berada di sisi Clark—hanya tersenyum sinis. Ia tidak mempedulikan kemarahan Leon. “Sampai jumpa!”

“Arren!” Leon semakin naik pitam. Namun, Nyonya besar segera menggenggam lengan Leon yang begitu besar. Wanita tua itu hampir saja kesulitan menahan Leon agar tak mengamuk. Ia sangat tahu bahwa cucu perempuannya itu sedang merajuk.

“Biarkan dia, Leon. Jika kau melarang atau mengejarnya, ia akan semakin menjauhimu!”

“Tapi ….”

“Percayalah padaku. Apa pun yang terjadi di antara kalian, akan membaik, seiring berjalannya waktu.”

Leon memijat pelipisnya yang penuh dengan gurat kemarahan. Napasnya terasa berat karena menahan gejolak amarah yang tidak ada habisnya. Leon berusaha menenangkan dirinya.

“Percayalah padaku, hm?”

Leon menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya meskipun amarahnya masi
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca! 

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
IRA DONAH
kapan berdamainya leon dan arren
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 196 # Keputusan Berat

    “Oh, tidak,” Arren mengelak, meski matanya tidak berkata demikian. Ia terus saja memperhatikan wanita itu dan seolah ingin mencabik-cabiknya saat itu juga. Kafe itu masih terlihat ramai, bahkan wanita yang sedang dicurigai oleh Arren tidak tampak memperhatikannya lebih lanjut. Arren meremas sapu tangan yang ada pada genggamannya, seolah, sapu tangan itu adalah perwujudan dari wanita yang sedang dicurigai sebagai selingkuhan Leon. Dicurigai? Bukankah mereka memang benar-benar telah berselingkuh di belakangnya? “Arren ….” Clark mencoba memanggilnya lagi. Arren tidak tampak memperhatikan apa pun kecuali wanita bergaun bunga yang sejak tadi berada dalam radarnya. “Kau ingin tambah kuenya?” tanya Clark seolah tidak ingin membahas soal wanita itu lebih lanjut. “Tidak,” Arren menggeleng. Kali ini, sapu tangan itu ia letakkan begitu saja dan Arren tampak bangkit dari kursinya. “Aku ingin ke kamar mandi,” ucapnya. Clark mengangguk. Arren pergi menjauh untuk sementara. Hatinya masih berdeba

    Last Updated : 2023-11-21
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 197 # Perpustakaan Rahasia

    “Apa?” Arren membeliak. Ia tidak menyangka bahwa Clark akan mengatakan hal yang tak masuk akal seperti itu. “Bukankah, usiamu masih produktif, huh? Apa yang terjadi?” Arren menelisik. Tatapannya memindai Clark sedemikian rupa, mencoba mencari jawaban dari gestur pria itu yang tidak tampak … aneh! “Aku ingin berpetualang, Arren. Sudah saatnya aku pergi dari wilayah ini. Toh, kau sudah kembali. Misiku hanya sampai kau kembali lagi ke sini,” ucap Clark sambil menatap cangkir kopinya yang telah kosong. Sekilas, Arren merasa Clark sedang menghindarinya. Pria itu tidak tampak ingin menatap Arren atau pun mencoba menanamkan perkataannya secara lebih dalam. Ada apa dengannya? “Clark. Apakah, ada sesuatu yang ingin kamu katakan?” “Tidak.” “Tolong, jangan pensiun, Clark. Hanya kau lah satu-satunya temanku di sini.” “Maaf, Arren, tetapi aku memang harus pergi,” Clark mulai menatap Arren secara benar. Pandangan mereka berdua seakan sedang mengisyaratakan suatu momen yang pernah hilang. Ar

    Last Updated : 2023-11-22
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 198 # Leon dan Pria Tua

    Suara anonim itu bergema di seluruh ruangan, menciptakan gelombang kejut yang melanda Leon secara tiba-tiba. Langkah kaki yang awalnya hendak melangkah masuk ke dalam lorong terhenti. Mata Leon sibuk mencari-cari sumber suara yang terkesan misterius itu, namun … Leon tidak menemukan apa pun! “Tunjukkan dirimu!” seru Leon dengan lantang sambil tetap mewaspadai hal-hal yang mungkin terjadi. Pandangannya menyapu ke seluruh penjuru sudut yang tak terlihat. Di antara rak-rak buku kuno, barulah Leon dapat melihat sosok seorang pria tua yang sedang memegang senapan tanpa keraguan sedikit pun dari sorot matanya. “Pergi lah dari sini!” teriaknya kencang sambil mengacungkan senjata, berharap, Leon takut dan mengurungkan langkahnya untuk masuk ke wilayah terlarang itu lebih lanjut. Leon mengangkat ke dua tangannya, seakan memberi tanda bahwa ia bukan lah pria yang berbahaya. “Saya tidak ingin mencari masalah, Tuan,” ucapnya sopan. Namun, pria tua bersenapan itu tidak tampak mengendurkan kewasp

    Last Updated : 2023-11-22
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 199 # Cemburu Pada Apa?

    Setelah memperoleh informasi dari James dan Alicia, Leon kembali ke mobilnya. Di sana, ajudan dan juga sang sopir telah menunggu kedatangan sang majikan. “Bagaimana, Tuan?” tanya ajudan itu dengan penuh rasa cemas. Ia dilarang mengikuti Leon karena harus menunggu panggilan dari Jawan–detektif swasta yang diperintahkan untuk menyelidiki rencana Raja Charlie. Sang ajudan, bagaimana pun, tentu saja mengkhawatirkan majikannya. Terlebih, Leon tidak tampak kembali dengan segera. “Semua baik-baik saja,” ucap Leon dengan tenang. Ia menggulung setengah lengan kemejanya, kemudian masuk ke dalam mobil. Leon lalu mengelap keringat di dahinya dan meminta kabar tentang Jawan. “Apakah dia sudah melaporkan sesuatu?” tanya Leon dengan ekspresi serius ke arah sang ajudan. Pria bertubuh kurus itu menggeleng. Ia telah menanti telepon dari Jawan, namun belum ada panggilan masuk sama sekali sejak tadi. “Apakah, kita harus menghubunginya duluan?” tanyanya ingin memastikan. Leon berpikir sebentar. Ma

    Last Updated : 2023-11-23
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 200 # Siapa Wanita Itu?

    Leon menepati janji pada dirinya sendiri setelah mengikuti rapat di kantor dewan. Ia menuju ke toko kue yang paling mahal dan paling enak di pusat kota agar bisa membelikan sang istri kudapan yang istimewa. “Semoga saja, Arren menyukainya,” gumam Leon ketika baru saja tiba di mobil setelah membungkus satu loyang kecil kue stroberi yang manis dan asam. Menurut Leon, kue itu terlihat enak. Semoga saja Arren memikirkan hal yang sama. Mobil melaju ke Mansion Rossie setelah berputar-putar di area sibuk ini selama seharian penuh. Waktu menunjukkan pukul 7 malam dan lampu-lampu Mansion tampak menyala terang. Leon turun dari mobil dengan wajah yang terlihat lelah. Staminanya memang berkurang karena telah berkeliling ke berbagai lokasi yang cukup berjauhan. Pria itu mulai membuka satu kancing kemeja yang ada di bagian teratas lalu melanjutkan langkahnya untuk menuju ke arah kamar. Mungkin saja, sang istri sedang menunggunya di sana. Leon baru saja memikirkan hal yang membahagiakan hatinya.

    Last Updated : 2023-11-23
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 201 # Gairah Maaf

    “A—arren! Itu tidak seperti yang kau pikirkan!” teriak Leon sambil meremas rambutnya. Pria itu kehabisan kata-kata. Rasa letih juga semakin menghujam tubuhnya. “Dia—”“Sudahlah! Kau tidak perlu menjelaskan siapa selingkuhanmu itu! Aku sudah tau siapa dia!” Arren memalingkan wajahnya. Kali ini, ia sedikit mendongakkan kepalanya untuk menahan air mata. “A—arren ... dia ... dia bukan selingkuhanku! Dia hanyalah … rekan bisnis! Bagaimana kau bisa mengenalnya?” tanya Leon sambil mencengkeram lengan sang istri. Arren tersentak, tanpa sadar air matanya tak dapat lagi ditahan. “Hiks ….” Wanita itu akhirnya menangis tanpa suara. Leon sangat kebingungan. “Arren, sayangku. Maafkan aku,” ucap Leon lembut. Kali ini, ia mengaku bahwa ia bersalah. Jika saja Leon mengetahui bahwa Arren melihat kejadian itu, pasti ia tidak akan kebingungan sejak kemarin. “Aku tidak berselingkuh. Dia sendiri yang menciumku secara tiba-tiba. Kau tidak melihat versi akhirnya? Aku bahkan menamparnya!”“Be—benarkah?” Ar

    Last Updated : 2023-11-24
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 202 # Kencan Dadakan

    Setelah memuaskan diri, Arren dan Leon akhirnya pergi berkencan, sesuai janji yang diungkapkan kemarin malam. Arren tampak menawan dengan gaun kuning bercorak bintang dan Leon tampak mempesona dengan kaos polo berwarna gelap yang membalut tubuh atletisnya. Pasangan itu seperti pasangan idaman dengan keelokan paras dan juga keharmonisan tingkah laku yang ditampakkan. Setiap mata yang memandang, sudah pasti akan terpesona dengan penampilan mereka. “Anda sangat cantik, Nona,” ucap seorang pelayan yang baru saja memasangkan hiasan terakhir pada leher jenjang sang nona muda: kalung berlian. Kalung itu adalah kalung yang sempat hilang, dicuri pada malam gala di ibu kota, beberapa waktu yang lalu. Leon–pria itu–ternyata memiliki sisi romantis yang merancang segala keindahan hanya untuk sang istri tercinta. Ia tak segan mengeluarkan harta jika memang perhiasan-perhiasan yang disukai Arren menambah kecantikannya. “Kau benar,” ucap Leon yang segera menarik Arren mendekat ke arahnya. Lengan

    Last Updated : 2023-11-24
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 203 # Rencana Penculikan

    Beberapa saat sebelum Putri Lesel memutuskan untuk berjalan-jalan dan bertemu Arren adalah … memohon pada ayahnya untuk melupakan tentang Leon. Setelah dikurung karena berani menggoda suami orang, Lesel berpura-pura telah melupakan Leon dan sedang patah hati, oleh karena itu, ia butuh hiburan. Siapa yang menyangka bahwa ternyata ayahnya benar. Lesel memang tidak seharusnya terlibat dengan Leon dan juga … Arren! “Teganya ….” Lesel menangis, antara sakit hati dan juga marah karena Leon dan Arren ternyata mengkhianati kepercayaannya. Lesel benar-benar berharap bahwa Arren seperti kakak perempuan yang dapat dipercaya, nyatanya? Wanita itu adalah wanita licik yang memanfaatkannya untuk … untuk… merebut Leon! “Tidak bisa dimaafkan!” Ia menggeram seperti seekor anjing liar yang sedang marah. Ayahnya—Raja Charlie—beberapa waktu lalu telah kembali dari pertambangan garam yang konon letaknya disembunyikan dari mata dunia, Lesel tidak tertarik dengan ceritanya. Ia hanya tertarik kepada keb

    Last Updated : 2023-11-25

Latest chapter

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 253 # Ending

    Ujung belati itu bengkok. Tidak ada yang menyangka bahwa belati tajam bisa berubah bentuk menjadi seperti itu. “Ti–tidak!” pekik si pelayan. Ia sangat kebingungan. Bagaimana perut Arren yang seharusnya ternoda darah malah membengkokkan belati tanpa setitik pun usaha? Dalam momen yang menentukan, belati itu telah mengalami deformasi plastis, seperti tarian metal yang mengubah bentuknya tanpa bisa kembali ke keadaan semula. “A–apa yang terjadi?” Pelayan itu bertanya-tanya dengan tangan yang gemetar. Arren hanya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Lawannya telah kalak telak tanpa perhitungan. “Aku sudah mengantisipasi hal ini, Lesel,” ujar Arren dengan wajah jumawa. Ya. Lesel. Ternyata, dialah kaki tangan Esme yang begitu ingin menghabisi nyawanya. “Ba–bagaimana kau tahu?” Arren segera menyobek kain tule yang menutupi area perutnya. Ada sebuah aksesori mengkilat di sana. Sebuah sabuk baja. “A–apa?” Pada awalnya, suara gemuruh dan getaran memang dirasakan oleh Lesel. Ia tak

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 252 # Klimaks

    Pelayan berambut pirang mengerucutkan bibirnya, sementara si rambut hitam tetap menatap lurus ke arahnya. “Baiklah!” jawabnya agak kesal, namun memang rencana mereka tidak boleh berantakan. “Aku akan awasi sekitar. Kau harus segera bersiap-siap.” “Oke.” Dua pelayan mencurigakan itu kemudian meneruskan misi rahasia mereka. Tidak banyak yang harus mereka lakukan kecuali mencari target dan melancarkan aksi balas dendam. “Sepertinya, dia ada di balkon barat. Tunggu aba-abaku, kita akan segera melakukan serangan!” “Oke!” *** Suasana jamuan masih meriah dengan alunan musik lembut yang merdu di telinga. Beberapa tamu menikmatinya sambil bersantap, ada juga yang masih mengobrol lama. Arren dan Leon tampak berbahagia sambil menyalami tamu-tamu yang ada di sana. “Sepertinya, aku merasa sesak,” lirih Arren pada Leon. Kehamilan ini membuatnya gampang lelah dan juga merasa panas sepanjang waktu. “Kau mau pergi dari tempat ini?” tanya Leon sambil merangkulkan lengannya ke pinggang sang

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 251 # Si Pelayan

    Mata Ava berbinar bahagia. Ia mengangguk cepat dan memeluk Arren sebagai balasannya. “Terima kasih, Bibi!” Ava tidak mengira bahwa ulang tahunnya akan dapat dirayakan dengan jamuan spesial, meski jamuan itu tidak dilangsungkan secara khusus untuknya. “Sama-sama, Ava!” Arren melakukan hal yang sama. Ia bahagia dapat menyemangati kawan kecilnya yang sepertinya sedang sendu dan tidak memiliki semangat karena ketidakhadiran ayah dan ibunya. “Kami harus pergi, Ava. Ini untukmu,” ucap Leon sambil menyerahkan kotak berbungkus kado dengan pita ungu di atasnya. “A–apa ini, Pak?” tanya Ava heran sekaligus senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan kado dari Pak Leon di hari yang bukan ulang tahunnya. “Anggap saja kado cicilan,” gurau Leon sambil tertawa kecil padanya. “Ahaha! Terima kasih banyak!” seru Ava sambil membuka bungkus kado itu. Isinya boneka beruang dengan warna bulu kecokelatan. “Lucu sekali!” pekik AVa bahagia. Arren dan Leon senang melihatnya. Tak lama kemudian, mereka bena

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 250 # Antisipasi

    Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Arren akhirnya diperbolehkan pulang. Tidak ada tanda-tanda bahaya ataupun kontraindikasi dari pengobatan yang diterimanya. “Terima kasih, Dokter. Saya merasa lebih sehat,” ucap Arren setelah dokter mengunjunginya untuk kali terakhir. “Sama-sama, Nyonya. Saya senang Anda sudah berhasil membaik tanpa kesulitan.”Dokter Freddy dan Dokter Josh melepas Arren pergi dengan hati lega. Akhirnya, kekhawatiran mereka sirna. Arren benar-benar terbebas dari bahaya racun yang mengintai nyawanya. ***Dalam perjalanan pulang, Leon terus saja menatap Arren dengan perasaan tak menentu. Ia sungguh senang dengan kesembuhan istrinya namun ada suatu hal yang membuatnya merasa khawatir. “Kau yakin dengan rencanamu itu? Aku tidak tega padamu, Sayang!” sergah Leon yang tidak ingin mengundang bahaya lagi bagi istrinya. “Tidak ada cara lain. Kita pasti bisa, Sayang!” tegas Arren dengan tekad kuat. Leon menghela napas dalam-dalam. Ia tak bisa mencegah kekeraskepalaan s

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 249 # Melenyapkan Nyonya!

    “Tuan! Anda salah dengar!” sergah perawat yang menahan lengan Leon agar tak melayangkan tinju ke arah sang dokter. “Apa?!” Leon menoleh ke arah si perawat. Ia sangat lelah dan tidak bisa lagi menolerir kesalahan dari pihak dokter yang membuat anak-anaknya akan terlahir cacat. “Salah dengar, Tuan!”“Ya, benar!”“Anak Anda baik-baik saja, Tuan.”Suara perawat dan dokter bersahut-sahutan. Leon menurunkan tinjunya dan memandang ke arah dokter Freddy yang tampaknya sedang menghela napas lega. “Katakan, Dokter! Apa yang terjadi pada istri dan anak-anakku?!” hardik Leon masih dalam keadaan penuh amarah. Sebelum sang dokter menjawab, suara Arren samar terdengar di balik punggung perawat yang ada di sisi ranjang. “On .…” panggilnya lirih. “Le—on ….” ulangnya, kali ini dengan suara yang lebih keras. “Arren!” Leon menyibak perawat-perawat yang menutupi keberadaan sang istri. “Arren!” Leon menghampiri Arren dengan berlinang air mata. “Kau … sudah sadar?” tanyanya sambil mengecul lembut keni

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 248 # Anakku Cacat?

    Leon menggenggam tangan Arren dengan erat saat mereka bergegas menuju rumah sakit. Kecemasan dan kekhawatiran begitu dirasakannya. Entah mengapa, firasat Leon tidak enak. “Pak! Lebih cepat!” perintah Leon ketika melihat Arren semakin meringis kesakitan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Napas Arren tersengal-sengal. “Baik, Tuan!” Sopir segera mempercepat laju mobil dan sebisa mungkin menyeimbangkan kendaraan yang kian kencang. Ia benar-benar khawatir bahwa sang nona muda menderita sakit yang luar biasa. “Arren, bertahanlah,” pinta Leon sambil terus menenangkan Arren dengan pelukan dan genggaman tangannya. “Argh, Leon .…” Arren menggeram seakan menahan sakit yang teramat sangat pada dirinya. Tidak hanya di perut, tapi juga di sekujur tubuhnya. “Kita hampir sampai!” Sopir itu memberi aba-aba. Leon begitu cemas. Ia mengangguk dan bersiap untuk membawa Arren ke IGD begitu mereka sampai di rumah sakit sana. ***Akhirnya, setelah berkendara selama beberapa waktu,

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 247 # Muntah di Mobil

    Lora berhasil dievakuasi dan semua orang begitu berbahagia. Namun, ada satu kejanggalan yang nampak padanya. Arren bahkan menyadarinya. “Le–leon ….” panggilnya, ketika Lora mendekat ke arahnya. Bau asing menyeruak dari tubuh Lora. Arren bahkan sangat mual dibuatnya. “Hoek!” Arren muntah. Ia tak kuasa menahan rasa mual yang begitu membuncah. “Sayang!” pekik Leon waspada. Apa yang terjadi pada istrinya? “Le–leon … bau Lora … sangat … tidak enak,” gumamnya ketika berada di pelukan suaminya. Leon langsung menangkap Arren yang hampir terjatuh tadi. Kini, istri tersayangnya itu sudah ada dalam buaian. “Aroma apa?” Leon mencoba menajamkan indera penciuman. Benar. Ia mencium sesuatu asing yang menyengat, seperti aroma timbal. “Lora, mendekat ke arahku!” Leon mencoba menghirup aroma itu lebih dalam. Hati Lora tentu saja menjadi tak karuan. Tetapi, gadis itu sudah menautkan diri pada William. Sekarang, Tuan Leon bukanlah pria yang merajai hatinya. “Tunggu sebentar.” Leon, dengan kekh

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 246 # Pindah Ke Lain Hati

    Pekikan Larens membuat jantung Nyonya Dolores hampir copot. “Oh, Tuhan!” Wanita paruh baya itu kemudian berlari mengikuti arah kaki Laurens yang sedang bergerak menuju ke area ladang. “Leon! Kita ikuti mereka!’ Seru Arren sambil ikut jejak Nyonya Dolores ke lokasi putrinya yang konon menderita kecelakaan. Leon pun menyusul Arren setelah memastikan rumah Nyonya Dolores tertutup aman. Sesampainya di ladang, alangkah terkejutnya mereka, Lora ada di sebuah lubang yang menganga lebar. Lubang itu, dengan tanah kasar di sekelilingnya, seperti lubang bekas galian. “Aduh!” rintih Lora kesakitan. Beberapa luka tampak di area lutut dan juga lengannya. “Ibu! Tolong aku!” pekiknya sambil berderai air mata. “Ya, Tuhan! Lora! Apa yang terjadi padamu?!” teriak Nyonya Dolores gemetar. “Laurens! Lakukan sesuatu pada adikmu!” perintahnya pada sang putra yang tampaknya juga kebingungan. “Aku hanya berlari, lalu … tiba-tiba aku terperosok ke dalam sini! Huhu!” Lora terus menangis sambil merintih kesa

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 245 # Bertemu Sahabat Lama

    “Lora!” panggil Arren sambil melambaikan tangan. Lora hanya menganggukkan kepala, tidak membalas lambaian tangan sang nona muda. Laurens merasa tak enak hati. Ia menyikut rusuk Lora dengan sedikit kasar. “Sopanlah, Lora!” hardiknya kepada sang adik. Lora hanya mendengkus dan berbalik arah. Ia kemudian berlari pergi untuk pulang ke rumah, tanpa pamit, tanpa mengatakan sepatah kata. Arren, yang berada cukup jauh dari mereka, tampak bingung. Namun, ia tidak terlalu memikirkannya. Ada banyak warga desa yang sedang menanti untuk berbicara dengannya. “Jadi, bagaimana Anda akan memajukan desa kami, Nona Pemimpin?” tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya sedang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Arren hanya tersenyum dan menjawab singkat. Ia tidak ingin mengobral janji manis. Arren pasti akan melakukan usaha terbaiknya. “Anda harus sabar menunggu namun giat berusaha. Ketika program desa akhirnya dijalankan, saya berharap, para warga benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

DMCA.com Protection Status