Beranda / Romansa / Gairah Cinta Om Mafia / Bab 201 # Gairah Maaf

Share

Bab 201 # Gairah Maaf

Penulis: De Lilah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-24 15:36:46
“A—arren! Itu tidak seperti yang kau pikirkan!” teriak Leon sambil meremas rambutnya. Pria itu kehabisan kata-kata. Rasa letih juga semakin menghujam tubuhnya. “Dia—”

“Sudahlah! Kau tidak perlu menjelaskan siapa selingkuhanmu itu! Aku sudah tau siapa dia!” Arren memalingkan wajahnya. Kali ini, ia sedikit mendongakkan kepalanya untuk menahan air mata.

“A—arren ... dia ... dia bukan selingkuhanku! Dia hanyalah … rekan bisnis! Bagaimana kau bisa mengenalnya?” tanya Leon sambil mencengkeram lengan sang istri.

Arren tersentak, tanpa sadar air matanya tak dapat lagi ditahan. “Hiks ….” Wanita itu akhirnya menangis tanpa suara. Leon sangat kebingungan.

“Arren, sayangku. Maafkan aku,” ucap Leon lembut. Kali ini, ia mengaku bahwa ia bersalah. Jika saja Leon mengetahui bahwa Arren melihat kejadian itu, pasti ia tidak akan kebingungan sejak kemarin.

“Aku tidak berselingkuh. Dia sendiri yang menciumku secara tiba-tiba. Kau tidak melihat versi akhirnya? Aku bahkan menamparnya!”

“Be—benarkah?” Ar
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca! 

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 202 # Kencan Dadakan

    Setelah memuaskan diri, Arren dan Leon akhirnya pergi berkencan, sesuai janji yang diungkapkan kemarin malam. Arren tampak menawan dengan gaun kuning bercorak bintang dan Leon tampak mempesona dengan kaos polo berwarna gelap yang membalut tubuh atletisnya. Pasangan itu seperti pasangan idaman dengan keelokan paras dan juga keharmonisan tingkah laku yang ditampakkan. Setiap mata yang memandang, sudah pasti akan terpesona dengan penampilan mereka. “Anda sangat cantik, Nona,” ucap seorang pelayan yang baru saja memasangkan hiasan terakhir pada leher jenjang sang nona muda: kalung berlian. Kalung itu adalah kalung yang sempat hilang, dicuri pada malam gala di ibu kota, beberapa waktu yang lalu. Leon–pria itu–ternyata memiliki sisi romantis yang merancang segala keindahan hanya untuk sang istri tercinta. Ia tak segan mengeluarkan harta jika memang perhiasan-perhiasan yang disukai Arren menambah kecantikannya. “Kau benar,” ucap Leon yang segera menarik Arren mendekat ke arahnya. Lengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 203 # Rencana Penculikan

    Beberapa saat sebelum Putri Lesel memutuskan untuk berjalan-jalan dan bertemu Arren adalah … memohon pada ayahnya untuk melupakan tentang Leon. Setelah dikurung karena berani menggoda suami orang, Lesel berpura-pura telah melupakan Leon dan sedang patah hati, oleh karena itu, ia butuh hiburan. Siapa yang menyangka bahwa ternyata ayahnya benar. Lesel memang tidak seharusnya terlibat dengan Leon dan juga … Arren! “Teganya ….” Lesel menangis, antara sakit hati dan juga marah karena Leon dan Arren ternyata mengkhianati kepercayaannya. Lesel benar-benar berharap bahwa Arren seperti kakak perempuan yang dapat dipercaya, nyatanya? Wanita itu adalah wanita licik yang memanfaatkannya untuk … untuk… merebut Leon! “Tidak bisa dimaafkan!” Ia menggeram seperti seekor anjing liar yang sedang marah. Ayahnya—Raja Charlie—beberapa waktu lalu telah kembali dari pertambangan garam yang konon letaknya disembunyikan dari mata dunia, Lesel tidak tertarik dengan ceritanya. Ia hanya tertarik kepada keb

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 204 # Perang!

    Senja menggantung indah, menampilkan kehangatan dalam setiap siraman cahaya sang surya yang hendak sampai ke peraduannya. Arren dan Ava menikmati waktu kebersamaan mereka dengan canda-tawa. Arren tidak pernah menyangka bahwa Ava adalah gadis yang ceria. Arren mengetahui bahwa Ava adalah penyintas kekerasan seksual dari cerita Leon. Pria itu telah mengatakan semuanya. Arren tidak menyangka bahwa Ava begitu manis dan menggemaskan. Penampilannya sangat normal seperti anak kebanyakan. Leon pernah mengatakan bahwa ada stimulus di otak Ava yang menghapus sebagian memori yang membuatnya sakit sehingga ia tidak begitu mengingat detail kejadian yang membuatnya trauma. Leon mengatakan bahwa dalam kasus Ava, terdapat kemungkinan bahwa otaknya merespon traumatis dengan cara mengurangi atau menghapus ingatan tentang pengalaman kekerasan seksual yang dialaminya. Pola pertahanan diri tersebut disebut sebagai amnesia disosiatif di mana kondisi seseorang dikuatkan dengan cara menghapus sebagian ing

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 205 # Tolong Aku!

    Arren menggigit bawah bibirnya. Ia tidak menyangka bahwa di wilayah ini ada pembelot yang begitu berbahaya. “Ba–bagaimana kalian bisa lolos dari petugas polisi?” Arren tak percaya. Apa saja yang dilakukan para polisi itu sampai tidak menyadari ada potensi bahaya seperti ini di Rossie? Potensi? Mereka bahkan sudah berbahaya! “Haha! Haha! Kau tidak perlu tahu!” Pria berbadan gempal mulai tertawa. Tentu saja ia tidak bisa membocorkan bagaimana organisasi mereka bekerja. Mulai dari memalsukan dokumen pencabutan izin, memperjualbelikan manusia, hingga … melenyapkan diri seolah hantu di wilayah ini! “Haha!” Dua pria lainnya juga tergelak. Mereka tidak bisa menahan tawa. Namun, sebuah deheman membuyarkan semuanya. “Apa yang kalian lakukan?!” bentaknya dengan nada tajam. Detik kemudian, ia memukuli tiga penjaga yang seharusnya tidak banyak bicara itu. Bagaimana mungkin mereka bisa mengobrol dengan sandera? Setelah memukuli anak-anak buah yang tidak becus, pria kurus itu lalu mengusir me

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 206 # Penyelamatan Dimulai!

    Suasana masih saja suram. Terdengar langkah kaki yang mendekat, namun tidak ada seorang pun yang merespon teriakan Arren. “To–tolong aku!” Ia masih berusaha mencari perhatian. Dengan demikian, Arren dapat berpura-pura terluka dan membebaskan diri dengan rencananya. Siapa tahu, Arren dapat memperdaya penculik itu dan setidaknya, membiarkan ikatan di matanya dilepaskan. Arren akan mencari cara untuk membebaskan diri dengan ketajaman analisisnya. Tak lama, knop pintu besi itu berputar lalu … Arren dapat mendengar suara langkah kaki itu semakin mendekat ke arahnya. Ia sedikit gemetar. Bayang-bayang ketidakpastian menggelayuti hati dan pikiran Arren. Ia tidak bisa melihat apa pun. Semuanya begitu membingungkan. “Ha! Kau masih bisa bicara rupanya ….” Suara seorang wanita mengejutkan Arren. Satu hal yang dapat ia pastikan, tidak ada wanita sama sekali sejak tadi. Anehnya, suara itu tidak asing sama sekali. Sepertinya, Arren pernah mendengarnya di suatu tempat. “Siapa kau!” hardik Arren

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 207 # Konfrontasi Pasukan Tempur

    Malam semakin larut. Perjalanan menuju ke pegunungan Amber tidaklah mudah. Jalan yang gelap dan berbatu menjadi penghalang bagi kecepatan mobil, memaksa Leon dan anak buahnya untuk tidak dapat serta merta menambah kecepatan. Kegelapan semakin dalam, area sekitar hanya dihiasi oleh sinar bulan yang samar-samar, menyinari jalanan berbatu dan curam. Leon duduk di kursi belakang mobil, memandangi peta yang terbuka di pangkuannya. Ashton, yang duduk di sampingnya, tetap fokus pada layar monitor yang menampilkan pergerakan pasukan tempur menuju pegunungan. Clark, bersiaga dengan senjata di sisi sang sopir, sehingga dapat merespon ancaman apa pun yang mungkin dapat membahayakan nyawa mereka. "Bagaimana perkembangan, Ashton?" tanya Leon, suaranya bergetar dengan amarah yang masih membara di dalam hatinya. Baginya, situasi ini sangat berbahaya. Leon benar-benar mengkhawatirkan keselamatan Arren. Ashton mengangkat pandangannya sejenak dari layar. "Pasukan tempur sedang menuju ke pegunungan se

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 208 # Menghilang, Sekali Lagi

    Beberapa jam sebelum penyergapan terjadi, Lesel sedang bermain-main dengan mangsanya: Arren dan Ava. Setelah mengetahui bahwa Arren memiliki hati yang lembut dan penuh belas kasih, ia mempermainkan anak kecil itu untuk melukai Arren. “Bagaimana? Takut?” tanya Lesel kepada Ava yang sedang ia jambak dan pukul dengan beringas. “Hentikan! Dasar kau jalang!” Arren mengamuk. Ia bahkan terus menggesek-gesekkan tali yang membeli tangan dan kakinya dengan cepat, tanpa peduli bahwa itu hanya akan melukai kulitnya yang pucat. Ketegangan yang dirasakan Arren hanya menyakiti urat syaraf dan juga perutnya. Arren semakin tidak terkendali ketika melihat Ava menangis menahan sakit. Ia begitu marah dan tidak percaya bahwa ada seorang wanita yang begitu tega melukai anak kecil tak bersalah. “Ha! Kau menangis? Bagaimana? Kau sudah mau menceraikan Leon … ku?” “Kau gila!” “

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 209 # Pencarian Sia-Sia

    Malam telah berganti fajar, menandakan perubahan waktu yang mendalam dan meninggalkan pertanda ketidakpastian. Pasukan tempur yang dipimpin oleh Leon telah berhasil menguasai area markas yang disinyalir sebagai tempat penyekapan sang istri–Arren. Pasukan tempur itu telah menyusup secara rahasia kemudian membabat habis penjaga bersenjata yang tampak berbahaya lalu membebaskan para tahanan yang disekap di dalam sana. Sudah jelas, tahanan itu adalah rakyat biasa yang kemungkinan mengalami perlakuan serupa: diculik dan disekap tanpa bisa melakukan perlawanan. “Arah jam 12!” Terdengar pekikan tentara musuh yang baru saja tiba di lokasi kekacauan. Baku tembak kembali terjadi di setiap sudut markas, senjata-senjata meletus memecah keheningan malam. Suara peluru yang bersarang di tembok, suara letupan granat dan teriakan pasukan memecah ketenangan yang semula melingkupi bangunan besi itu. “SIAL!!!” Pekikan putus asa yang terdengar dari arah lawan, menghiasi malam yang kelam. Menyisakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01

Bab terbaru

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 253 # Ending

    Ujung belati itu bengkok. Tidak ada yang menyangka bahwa belati tajam bisa berubah bentuk menjadi seperti itu. “Ti–tidak!” pekik si pelayan. Ia sangat kebingungan. Bagaimana perut Arren yang seharusnya ternoda darah malah membengkokkan belati tanpa setitik pun usaha? Dalam momen yang menentukan, belati itu telah mengalami deformasi plastis, seperti tarian metal yang mengubah bentuknya tanpa bisa kembali ke keadaan semula. “A–apa yang terjadi?” Pelayan itu bertanya-tanya dengan tangan yang gemetar. Arren hanya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Lawannya telah kalak telak tanpa perhitungan. “Aku sudah mengantisipasi hal ini, Lesel,” ujar Arren dengan wajah jumawa. Ya. Lesel. Ternyata, dialah kaki tangan Esme yang begitu ingin menghabisi nyawanya. “Ba–bagaimana kau tahu?” Arren segera menyobek kain tule yang menutupi area perutnya. Ada sebuah aksesori mengkilat di sana. Sebuah sabuk baja. “A–apa?” Pada awalnya, suara gemuruh dan getaran memang dirasakan oleh Lesel. Ia tak

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 252 # Klimaks

    Pelayan berambut pirang mengerucutkan bibirnya, sementara si rambut hitam tetap menatap lurus ke arahnya. “Baiklah!” jawabnya agak kesal, namun memang rencana mereka tidak boleh berantakan. “Aku akan awasi sekitar. Kau harus segera bersiap-siap.” “Oke.” Dua pelayan mencurigakan itu kemudian meneruskan misi rahasia mereka. Tidak banyak yang harus mereka lakukan kecuali mencari target dan melancarkan aksi balas dendam. “Sepertinya, dia ada di balkon barat. Tunggu aba-abaku, kita akan segera melakukan serangan!” “Oke!” *** Suasana jamuan masih meriah dengan alunan musik lembut yang merdu di telinga. Beberapa tamu menikmatinya sambil bersantap, ada juga yang masih mengobrol lama. Arren dan Leon tampak berbahagia sambil menyalami tamu-tamu yang ada di sana. “Sepertinya, aku merasa sesak,” lirih Arren pada Leon. Kehamilan ini membuatnya gampang lelah dan juga merasa panas sepanjang waktu. “Kau mau pergi dari tempat ini?” tanya Leon sambil merangkulkan lengannya ke pinggang sang

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 251 # Si Pelayan

    Mata Ava berbinar bahagia. Ia mengangguk cepat dan memeluk Arren sebagai balasannya. “Terima kasih, Bibi!” Ava tidak mengira bahwa ulang tahunnya akan dapat dirayakan dengan jamuan spesial, meski jamuan itu tidak dilangsungkan secara khusus untuknya. “Sama-sama, Ava!” Arren melakukan hal yang sama. Ia bahagia dapat menyemangati kawan kecilnya yang sepertinya sedang sendu dan tidak memiliki semangat karena ketidakhadiran ayah dan ibunya. “Kami harus pergi, Ava. Ini untukmu,” ucap Leon sambil menyerahkan kotak berbungkus kado dengan pita ungu di atasnya. “A–apa ini, Pak?” tanya Ava heran sekaligus senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan kado dari Pak Leon di hari yang bukan ulang tahunnya. “Anggap saja kado cicilan,” gurau Leon sambil tertawa kecil padanya. “Ahaha! Terima kasih banyak!” seru Ava sambil membuka bungkus kado itu. Isinya boneka beruang dengan warna bulu kecokelatan. “Lucu sekali!” pekik AVa bahagia. Arren dan Leon senang melihatnya. Tak lama kemudian, mereka bena

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 250 # Antisipasi

    Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Arren akhirnya diperbolehkan pulang. Tidak ada tanda-tanda bahaya ataupun kontraindikasi dari pengobatan yang diterimanya. “Terima kasih, Dokter. Saya merasa lebih sehat,” ucap Arren setelah dokter mengunjunginya untuk kali terakhir. “Sama-sama, Nyonya. Saya senang Anda sudah berhasil membaik tanpa kesulitan.”Dokter Freddy dan Dokter Josh melepas Arren pergi dengan hati lega. Akhirnya, kekhawatiran mereka sirna. Arren benar-benar terbebas dari bahaya racun yang mengintai nyawanya. ***Dalam perjalanan pulang, Leon terus saja menatap Arren dengan perasaan tak menentu. Ia sungguh senang dengan kesembuhan istrinya namun ada suatu hal yang membuatnya merasa khawatir. “Kau yakin dengan rencanamu itu? Aku tidak tega padamu, Sayang!” sergah Leon yang tidak ingin mengundang bahaya lagi bagi istrinya. “Tidak ada cara lain. Kita pasti bisa, Sayang!” tegas Arren dengan tekad kuat. Leon menghela napas dalam-dalam. Ia tak bisa mencegah kekeraskepalaan s

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 249 # Melenyapkan Nyonya!

    “Tuan! Anda salah dengar!” sergah perawat yang menahan lengan Leon agar tak melayangkan tinju ke arah sang dokter. “Apa?!” Leon menoleh ke arah si perawat. Ia sangat lelah dan tidak bisa lagi menolerir kesalahan dari pihak dokter yang membuat anak-anaknya akan terlahir cacat. “Salah dengar, Tuan!”“Ya, benar!”“Anak Anda baik-baik saja, Tuan.”Suara perawat dan dokter bersahut-sahutan. Leon menurunkan tinjunya dan memandang ke arah dokter Freddy yang tampaknya sedang menghela napas lega. “Katakan, Dokter! Apa yang terjadi pada istri dan anak-anakku?!” hardik Leon masih dalam keadaan penuh amarah. Sebelum sang dokter menjawab, suara Arren samar terdengar di balik punggung perawat yang ada di sisi ranjang. “On .…” panggilnya lirih. “Le—on ….” ulangnya, kali ini dengan suara yang lebih keras. “Arren!” Leon menyibak perawat-perawat yang menutupi keberadaan sang istri. “Arren!” Leon menghampiri Arren dengan berlinang air mata. “Kau … sudah sadar?” tanyanya sambil mengecul lembut keni

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 248 # Anakku Cacat?

    Leon menggenggam tangan Arren dengan erat saat mereka bergegas menuju rumah sakit. Kecemasan dan kekhawatiran begitu dirasakannya. Entah mengapa, firasat Leon tidak enak. “Pak! Lebih cepat!” perintah Leon ketika melihat Arren semakin meringis kesakitan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Napas Arren tersengal-sengal. “Baik, Tuan!” Sopir segera mempercepat laju mobil dan sebisa mungkin menyeimbangkan kendaraan yang kian kencang. Ia benar-benar khawatir bahwa sang nona muda menderita sakit yang luar biasa. “Arren, bertahanlah,” pinta Leon sambil terus menenangkan Arren dengan pelukan dan genggaman tangannya. “Argh, Leon .…” Arren menggeram seakan menahan sakit yang teramat sangat pada dirinya. Tidak hanya di perut, tapi juga di sekujur tubuhnya. “Kita hampir sampai!” Sopir itu memberi aba-aba. Leon begitu cemas. Ia mengangguk dan bersiap untuk membawa Arren ke IGD begitu mereka sampai di rumah sakit sana. ***Akhirnya, setelah berkendara selama beberapa waktu,

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 247 # Muntah di Mobil

    Lora berhasil dievakuasi dan semua orang begitu berbahagia. Namun, ada satu kejanggalan yang nampak padanya. Arren bahkan menyadarinya. “Le–leon ….” panggilnya, ketika Lora mendekat ke arahnya. Bau asing menyeruak dari tubuh Lora. Arren bahkan sangat mual dibuatnya. “Hoek!” Arren muntah. Ia tak kuasa menahan rasa mual yang begitu membuncah. “Sayang!” pekik Leon waspada. Apa yang terjadi pada istrinya? “Le–leon … bau Lora … sangat … tidak enak,” gumamnya ketika berada di pelukan suaminya. Leon langsung menangkap Arren yang hampir terjatuh tadi. Kini, istri tersayangnya itu sudah ada dalam buaian. “Aroma apa?” Leon mencoba menajamkan indera penciuman. Benar. Ia mencium sesuatu asing yang menyengat, seperti aroma timbal. “Lora, mendekat ke arahku!” Leon mencoba menghirup aroma itu lebih dalam. Hati Lora tentu saja menjadi tak karuan. Tetapi, gadis itu sudah menautkan diri pada William. Sekarang, Tuan Leon bukanlah pria yang merajai hatinya. “Tunggu sebentar.” Leon, dengan kekh

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 246 # Pindah Ke Lain Hati

    Pekikan Larens membuat jantung Nyonya Dolores hampir copot. “Oh, Tuhan!” Wanita paruh baya itu kemudian berlari mengikuti arah kaki Laurens yang sedang bergerak menuju ke area ladang. “Leon! Kita ikuti mereka!’ Seru Arren sambil ikut jejak Nyonya Dolores ke lokasi putrinya yang konon menderita kecelakaan. Leon pun menyusul Arren setelah memastikan rumah Nyonya Dolores tertutup aman. Sesampainya di ladang, alangkah terkejutnya mereka, Lora ada di sebuah lubang yang menganga lebar. Lubang itu, dengan tanah kasar di sekelilingnya, seperti lubang bekas galian. “Aduh!” rintih Lora kesakitan. Beberapa luka tampak di area lutut dan juga lengannya. “Ibu! Tolong aku!” pekiknya sambil berderai air mata. “Ya, Tuhan! Lora! Apa yang terjadi padamu?!” teriak Nyonya Dolores gemetar. “Laurens! Lakukan sesuatu pada adikmu!” perintahnya pada sang putra yang tampaknya juga kebingungan. “Aku hanya berlari, lalu … tiba-tiba aku terperosok ke dalam sini! Huhu!” Lora terus menangis sambil merintih kesa

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 245 # Bertemu Sahabat Lama

    “Lora!” panggil Arren sambil melambaikan tangan. Lora hanya menganggukkan kepala, tidak membalas lambaian tangan sang nona muda. Laurens merasa tak enak hati. Ia menyikut rusuk Lora dengan sedikit kasar. “Sopanlah, Lora!” hardiknya kepada sang adik. Lora hanya mendengkus dan berbalik arah. Ia kemudian berlari pergi untuk pulang ke rumah, tanpa pamit, tanpa mengatakan sepatah kata. Arren, yang berada cukup jauh dari mereka, tampak bingung. Namun, ia tidak terlalu memikirkannya. Ada banyak warga desa yang sedang menanti untuk berbicara dengannya. “Jadi, bagaimana Anda akan memajukan desa kami, Nona Pemimpin?” tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya sedang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Arren hanya tersenyum dan menjawab singkat. Ia tidak ingin mengobral janji manis. Arren pasti akan melakukan usaha terbaiknya. “Anda harus sabar menunggu namun giat berusaha. Ketika program desa akhirnya dijalankan, saya berharap, para warga benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

DMCA.com Protection Status