"Hall, ada sebuah kapal asing yang melaju dengan kecepatan tinggi mendekati kapal kita dan aku rasa mereka adalah perompak," tutur salah seorang rekan kerja Hall. "Berapa lama sampai mereka datang?" Tanya Hall sembari menatap hamparan samudera. "20 atau mungkin 15 menit." "Siapkan senjata untuk perlawanan dan apakah kau sudah menghubungi tuan Erick untuk meminta bantuan?" Tanya Hall lagi. "Ya, sudah. Tuan Erick sedang dalam perjalanan bersama puluhan orang lainnya,," jawab sang pria. Hall berjalan cepat menuju ke ruang anjungan untuk menemui sang nahkoda kapal. "Maksimalkan kecepatan kapal dan minta bantuan kepada--" "Apakah anda yang memimpin di sini? Saya hanya akan mematuhi perintah tuan Christian saja, bukan kau yang hanya seorang pengawal rendahan." Sang nahkoda sombong itu pun berani menentang perintah Hall dengan memotong ucapan sang lelaki dengan cepat. Darah Hall seketika mendidih hingga seluruh wajahnya menjadi merah padam akibat ucapan pedas yang dilontarkan oleh san
Christian melumat bibir Rain dengan penuh gairah dan cinta, tidak ada lagi penolakan ataupun makian yang keluar dari bibir sang wanita. Kedua jantung berdegub kencang seolah mereka jatuh cinta untuk yang pertama kalinya dan semuanya mengalir begitu saja seperti air, tangan besar nan kokoh mengusap lembut bibir tipis yang masih basah karena sapuan lidah sang billionaire."Cepatlah kembali dan jangan terluka lagi," ucap Rain."Apa kau sudah bisa menerimaku lagi seperti dulu?" Tanya Christian."Entahlah, aku hanya tidak ingin melihatmu terluka. Hatiku terasa sakit saat melihatmu berlumuran darah," jawab Rain dengan kepala tertunduk.Christian tersenyum lalu ia memeluk erat tubuh mungil yang ingin ia lindungi seumur hidupnya. "Aku akan kembali secepat mungkin dan kita berdua akan membicarakan banyak hal," ucapnya."Hmm ... baiklah tapi dengan satu syarat," timpal Rain."Apa syaratnya?"No sex dan tanpa obat perangsang," jawab Rain."Kita lihat saja nanti," ucap Christian. "Ini ...." Ia me
"Jatuhkan pistolmu atau aku tidak segan untuk meledakkan kepala putramu hingga otaknya berceceran di lantai," ancam salah seorang perompak seraya menodong kepala Richie dengan pistol."Daddy!! Daddy!!" Richie menangis ketakutan sambil terus memanggil ayahnya.Christian tidak memiliki pilihan lain, ia mengangkat kedua tangannya ke atas tanda ia sudah menyerah dan dengan perlahan-lahan ia menurunkan pistolnya sambil menatap ke arah musuhnya yang terus memperhatikannya. Otak sang billionaire kejam itu sedang berpikir keras mencari celah untuk menyerang musuhnya, dan ia akhirnya menemukan setitik kesempatan yang akan digunakannya untuk melakukan perlawanan."CEPAT JATUHKAN PISTOLMU, BODOH!!" Teriak sang perompak lagi yang kesal dengan keleletan Christian."Lihat ini," ucap Christian sambil menjatuhkan pistolnya.Mata sang perompak terlihat bergerak mengikuti pergerakan pistol yang dijatuhkan Christian dan di saat itulah sang billionaire pun mulai beraksi. Christian menjatuhkan tubuhnya k
"Aku adalah pria normal yang pasti akan hilang kendali saat melihat wanita yang aku cintai telanjang di depan mataku," ujar Christian yang membuat Rain menelan saliva."Ti ... tidak ... lupakan saja, anggap aku tidak pernah mengucapkannya kepadamu." Rain yang masih ketakutan mau tidak mau harus pergi ke kamar mandi sendiri karena ia juga takut dengan gairah Christian yang juga sangat menakutkan baginya.Rain masuk ke dalam kamar mandi dan tak lupa menutup pintu akan tetapi ia berjalan lagi menuju ke pintu lalu membukanya sedikit untuk mengintip Christian apakah masih berada di atas ranjang ataukah pergi keluar. Rain masuk kembali setelah mengunci pintu, wanita itu hendak melepaskan bajunya akan tetapi lagi-lagi ia berjalan menuju ke pintu untuk melihat apakah Christian masih berada di tempatnya atau tidak karena memang Rain setakut itu ditinggal sang billionaire."Kau sedang melihat apa?" Tanya Christian yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi yang tentu saja berhasil membuat R
"Christian!!" Rain berlari kecil menuruni tangga mengejar sang billionaire yang hendak berangkat ke kantor.Christian dan Erick berhenti, keduanya serentak berbalik menatap Rain yang tengah berlari mendekat."Kau mau pergi kemana?" Tanya Christian sambil menatap penuh selidik ke Rain."Aku ikut denganmu pergi ke kantor," jawab Rain dengan napas terengah-engah."Tidak boleh!! Kau di rumah saja menemani Richie, biar aku saja yang akan menangani Adrian." larang Christian dengan nada suara tegas penuh penekanan."Ini adalah perusahaan milikku dan aku harus ikut memperjuangkan hakku," kukuh Rain tidak mau kalah."Rain, serahkan saja semua kepadaku dan kau hanya terima beres saja. Kalau kau ikut pergi ke kantor maka mereka akan menghabisimu dan membuatmu tidak berkutik," ujar Christian.Rain menundukkan kepalanya sambil menghela napas untuk sekadar menenangkan gejolak emosi di dalam dadanya, kepalanya kembali mendongak setelah ia sedikit meredam emosinya. "Aku tidak ingin dianggap lemah, Ch
Christian sengaja mencium Rain dengan ciuman terpanas untuk menyakiti dan membakar amarah Adrian, ini merupakan pembalasan dendam terselubung sang billionaire kepada sang dokter tampan. Christian yang paham betul dengan titik-titik sensitif Rain mulai melakukan sentuhan intim hingga membuat Rain melenguh saat merasakan kenikmatan sentuhan serta ciuman sang billionaire."Kau sangat menjijikkan, Christian!!" Ujar Adrian yang berjalan pergi menuju ke pintu.Langkah kaki Adrian seketika terhenti ketika ia mendengar suara pintu ditendang dan dipukul dari luar, suara pukulan dan tendangan terdengar lemah tidak kencang. Indera pendengarannya mengenali suara teriakan Richie yang memanggil-manggil ibunya dari luar, dan senyum Adrian seketika mengembang setelah tahu kalau Richie ada di sini karena ia bisa memanfaatkan sang bocah untuk mendapatkan perhatian Rain.Pintu akhirnya terbuka dan Richie berlari menerobos masuk ke dalam ruangan meeting dimana semua orang terkejut dengan kehadiran sang b
"RAIN, KELUAR KAU!! RAIN!! CEPAT KELUAR!!"TTIINN!! TIIIINNN!!Pagi-pagi sekali Lucy sudah membuat keributan di kediaman Abraham, perempuan berusia 24 tahun itu terus berteriak memanggil nama Rain sambil menekan klakson mobilnya tidak aturan untuk menarik perhatian penghuni mansion megah. Ekspresi wajah Lucy menunjukkan kemarahan dengan alis yang hampir bertautan, seorang penjaga pintu gerbang dan Hall akhirnya keluar menemui Lucy dengan menunjukkan ekspresi wajah yang tidak ramah."Mau apa anda datang ke sini? Nona Rain tidak bisa diganggu, cepat pergi atau kami akan berbuat kasar kepada anda," tegas Hall."Katakan kepada Rain, aku ingin berbicara serius kepadanya!! Aku akan tinggal di sini sampai Rain mau keluar dan menemuiku," kukuh Lucy dengan kedua tangan yang berkacak pinggang."Tidak bisa!! Lebih baik anda pergi dari sini karena tuan Christian pasti akan marah kalau tahu anda membuat keributan di sini," tolak Hall dengan sangat tegas."Kalian memang berengsek!! Pasti Christian
"Apa kau menginginkannya? Kau sudah siap menerimaku kembali?" Tanya Christian untuk meminta kepastian kepada Rain."Ya, aku menginginkannya dan aku ingin mencoba memulai kembali denganmu. Tapi aku tidak ingin mendapatkan kekerasan atau siksaan lagi seperti dulu ... aku tidak mau," jawab Rain yang membuat senyum Christian merekah."Aku janji kepadamu, Rain. Tidak akan ada kekerasan atau siksaan lagi," ucap Christian."Janji?""Aku bisa menjamin dengan nyawaku," jawab Christian seraya menangkup pipi mulus Rain dengan tangannya yang besar nan kokoh.Christian menegakkan tubuhnya seraya mendekatkan wajahnya perlahan mendekati wajah Rain, bibirnya melumat bibir Rain dengan penuh gairah dan tak memberikan jeda sama sekali untuk Rain bisa bernapas. Tangan kekarnya secepat kilat melepas dress dari tubuh Rain hanya dalam hitungan kurang dari satu menit, Christian mengangkat tubuh Rain lalu membawanya ke ranjang tanpa melepas ciumannya dari bibir wanitanya.Christian bergegas melepas kemeja da