“Cepat bayar utangmu U$ 5 juta atau rumah dan putrimu akan kami ambil untuk dijadikan sebagai penebus utang,” desak anak buah Christian setelah menghajar Ruben hingga babak belur. Ruben merangkak mendekati Christian, sang billionare muda berhati dingin dan kejam. Lelaki tua yang doyan berjudi itu memeluk erat kaki Christian untuk memohon sedikit pengampunan. “Tolong jangan ambil putriku, Tuan. Aku akan segera membayar utangku secepatnya,” ujar Ruben. Christian mengibas kasar kakinya hingga Ruben terjengkang ke lantai, ia kesal setengah mati karena sepatu kulitnya seharga puluhan ribu dollar menjadi kotor terkena tetesan darah Ruben. “Sial!! Kau telah mengotori sepatuku, pergi!! Menjauh dariku!!” “Tuan Christian, bagaimana kalau anda ambil saja keponakanku sebagai penebus utang? Aku mempunyai keponakan yang sangat cantik melebihi putriku, anda bisa menjadikan keponakanku sebagai wanita penghangat ranjangmu,” tawar Ruben tak mau menyerah. “Memangnya keponakanmu secantik apa sehingga
Christian mendekatkan wajahnya ke wajah Rain, bersiap untuk melumat bibir merah alami bagaikan bunga mawar merekah di pagi hari yang begitu menggugah hasratnya.Naluri kelaki-lakiannya semakin bangkit saat ia merasakan kulit tubuhnya tersentuh oleh tubuh sang gadis yang terus meronta-ronta di bawahnya.“Tolong lepaskan aku!! Aku punya tabungan pendidikan, aku akan memberikannya kepadamu dan aku juga akan bekerja keras mencari uang untuk membayar semua hutang paman Ruben," tawar Rain sambil menangis tersedu-sedu.Bibir Christian telah menyentuh bibir ranum Rain, namun, lelaki itu tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk melumat bibir sang gadis.Manik biru lelaki gagah itu menatap wajah sang gadis yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tampak diam membeku beberapa detik lalu setelah itu barulah Christian melepaskan cengkeraman tangannya dari pergelangan tangan Rain.Christian turun dari ranjang dan langsung menyambar kimono tidurnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh beroto
"SEDANG APA KAU BERKELIARAN MALAM-MALAM BEGINI!! CEPAT KEMBALI KE KAMARMU ATAU AKU AKAN MEMBERIMU HUKUMAN!!" Teriak Christian, emosi.Rain hanya menundukkan kepalanya dan ia berlari kencang menuju ke kamarnya tanpa berani menatap ataupun menoleh ke arah Christian."Dasar gadis berengsek!!" Umpat Christian, emosi.Wanita cantik teman kencan Christian mengusap dada kokoh sang billionare, kembali menggoda sang lelaki untuk melakukan penyatuan yang sempat terganggu. Meskipun mood Christian sudah buyar akan tetapi ia tetap melanjutkan bercinta dengan wanita seksi di hadapannya karena sudah kepalang tanggung jika tidak diteruskan.Christian membopong tubuh wanitanya kembali ke kamar agar tidak ada lagi yang bisa mengganggu kencan panasnya, meskipun tubuhnya sedang sibuk bersama dengan wanita lain di atas ranjang panasnya akan tetapi pikirannya terus melayang memikirkan Rain yang memergokinya sedang bercinta. Christian terus terbayang-bayang ekspresi wajah Rain yang tampak ketakutan bercampu
Christian tidak memiliki pilihan lain, ia terpaksa membuka semua baju Rain dan tidak menyisakan satu helai benang pun yang menempel di tubuh sang gadis. Christian juga membuka pakaiannya lalu memakaikan kemejanya di tubuh Rain, dengan susah payah ia membuat api unggun dengan membakar potongan-potongan kayu yang berserakan di dalam gudang untuk menghangatkan tubuh dari serangan hawa dingin yang menusuk ke tulangnya.Christian mendekap erat tubuh Rain yang masih menggigil kedinginan, mantel bulu tebal dan besar miliknya ia gunakan untuk selimut. Christian mengeringkan pakaian Rain dengan mendekatkannya di api unggun, lelaki bertubuh jangkung itu semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Rain untuk saling menghangatkan tubuh."Shit!!" Umpat Christian ketika ia menatap bibir ranum Rain.Jantung Christian berdebar kencang ketika kulit tubuhnya bersentuhan dengan tubuh sang gadis, ia mati-matian menahan buncahan hasratnya yang membuat kepala serta seluruh tubuhnya berdenyut. Christian memang
"Ka ... kamu? Kenapa kamu ada di sini, hah?! Dasar pria miskin tidak tahu diri," hardik Laura.PLak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Laura setelah berbicara tidak sopan, gadis berambut pirang itu emosi dan menatap tajam papanya sembari memegangi pipinya."Tutup mulutmu atau papa akan menendangmu keluar dari rumah!! Berani sekali kalian berdua berbicara tidak sopan kepada Pak Christian Abraham," bentak Fellix."Memangnya dia siapa? Kenapa papa dan om Fellix takut kepadanya?!" Timpal Mikha."Tuan Christian Abraham adalah pemilik Abraham Corporation, perusahaan raksasa yang bergerak di banyak industri. Perhotelan, klab malam, retail, dan masih banyak lagi. Cepat minta maaf kepada tuan Christian atau kau selamanya menjadi gelandangan yang tidur di jalanan," jelas Anthony dengan mata melotot ke arah putrinya."Bagaimana? Sekarang kalian berdua sudah tahu apa pekerjaanku, bukan?" Christian tersenyum sinis melihat wajah pucat kedua gadis yang terduduk lemas di kursi."Erick, ce
Christian kini dalam masalah besar, saham perusahaannya terus merosot karena kabar palsu yang tersebar di seluruh penjuru Amerika yang mengatakan kalau dirinya sudah berkali-kali meminta wanita teman kencannya untuk aborsi saat mengandung. Sontak saja, tuduhan yang diarahkan kepada Christian mendapatkan kecamandari komnas perempuan dan anak-anak.Saham perusahaan Christian kian merosot karena ia dinilai tidak mau bertanggung jawab, kredibilitasnya sebagai pengusaha kini dipertanyakan, sang Billionare tampan berhati dingin itu pun dicap sebagai pria berdarah dingin yang tega membunuh nyawa tak berdosa."Ini pasti ulah kedua bajingan itu," tebak Christian yang mengarah kepada Fellix dan Anthony."Apakah kita perlu melakukan konferensi pers untuk klarifikasi?" Tanya Erick."Konferensi pers bukanlah gayaku," tolak Christian."Tuan Christian, kita tidak bisa terus membiarkan masalah ini berlarut-larut atau perusahaan yang Tuan sudah susah payah bangun akan hancur begitu saja," ucap Erick.
Christian menunjukkan sebuah ruangan rahasia yang penuh dengan benda-benda yang digunakan untuk stimulasi dalam hubungan intim, Rain tercengang sampai ia tidak tahu harus berkata apa karena hal semacam ini sangat awam baginya. Christian terus menatap Rain, ia memperhatikan setiap reaksi yang ditunjukkan oleh gadis itu."Apa ini? Aku tidak mengerti?" Tanya Rain."Ini adalah alat-alat yang aku gunakan untuk memuaskan hasratku," jawab Christian."Tanpa bercinta? Tanpa sex? Ba ... bagaimana mungkin? Lalu kau ingin aku melakukan apa?" Tanya Rain lagi."Kau hanya perlu menuruti setiap perintahku untuk memuaskan hasratku, tanpa harus bercinta." Christian menatap dalam-dalam manik Rain yang masih terpancar kebingungan di sana."Lalu ...? Seandainya aku bersedia melakukannya maka kau akan memberiku uang? Seperti itu?" Rain terlihat semakin ragu-ragu."Ya, imbalan uang yang cukup besar dan kau bisa menggunakan uang itu untuk membayar utang. Cukup mudah, bukan?" Jawab Christian."La ... lalu? Ap
"Ahhh." Desah Rain seraya menggerakkan tubuhnya seperti cacing kepanasan.Tubuh Rain menggila seperti terkena sengatan listrik saat jari-jari tangan Christian menjamahi tubuhnya, gadis cantik berkulit putih mulus itu baru pertama kali merasakan sentuhan tangan seorang lelaki di tubuhnya. Malu bercampur takut hingga kulit wajahnya yang putih kini tempak merah bagai kepiting rebus, itulah perasaan yang dirasakan oleh Rain tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menanggung semua itu demi uang yang dijanjikan oleh Christian untuk membayar utang pamannya dan agar ia bisa kembali kuliah.Christian melumat bibir Rain lalu ciumannya turun ke leher, bibirnya kini naik ke daun telinga Rain lalu menghisapnya. Ciuman sang billionare kembali turun ke leher lalu ke dada sang gadis, Christian menciumi dada Rain hingga meninggalkan bekas kemerahan."Bagaimana? Apakah kau mulai terangsang dengan sentuhanku?" Tanya Christian sembari menciumi pipi harum Rain."Tidak," jawab Rain, bohong."Jangan membohongi
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me