"SEDANG APA KAU BERKELIARAN MALAM-MALAM BEGINI!! CEPAT KEMBALI KE KAMARMU ATAU AKU AKAN MEMBERIMU HUKUMAN!!" Teriak Christian, emosi.
Rain hanya menundukkan kepalanya dan ia berlari kencang menuju ke kamarnya tanpa berani menatap ataupun menoleh ke arah Christian.
"Dasar gadis berengsek!!" Umpat Christian, emosi.
Wanita cantik teman kencan Christian mengusap dada kokoh sang billionare, kembali menggoda sang lelaki untuk melakukan penyatuan yang sempat terganggu. Meskipun mood Christian sudah buyar akan tetapi ia tetap melanjutkan bercinta dengan wanita seksi di hadapannya karena sudah kepalang tanggung jika tidak diteruskan.
Christian membopong tubuh wanitanya kembali ke kamar agar tidak ada lagi yang bisa mengganggu kencan panasnya, meskipun tubuhnya sedang sibuk bersama dengan wanita lain di atas ranjang panasnya akan tetapi pikirannya terus melayang memikirkan Rain yang memergokinya sedang bercinta. Christian terus terbayang-bayang ekspresi wajah Rain yang tampak ketakutan bercampur bingung dan rasanya ia ingin sekali mencekik leher Rain.
Pagi-pagi sekali Rain sudah berdiri di depan kamar Christian, kepalanya tertunduk lesu sambil menatap sedih ke buku tabungan yang sedang ia pegang. Ia tidak tahu kapan sang billionare itu bangun sehingga ia memutuskan untuk menunggu di depan kamar Christian, mata Rain terlihat bengkak setelah menangis berjam-jam dan wajahnya tampak sedikit pucat teringat kejadian beberapa jam lalu yang membuatnya ketakutan.
Rain memainkan kakinya di lantai keramik yang terlihat sangat bersih mengkilat tanpa ada satu pun butiran debu, gadis berambut panjang itu terlalu fokus menatap buku tabungannya sampai ia tidak menyadari kalau ternyata Christian sudah berdiri di hadapannya
"Sedang apa kau di depan kamarku?! Apa kau sudah berubah pikiran dan ingin menyerahkan dirimu kepadaku setelah melihatku bercinta dengan wanita seksi kemarin?" Christian menatap Rain dengan tatapan dingin.
Rain mendongakkan kepalanya, adanya perbedaan tinggi tubuhnya dengan Christian membuatnya harus mengangkat kepalanya agar ia bisa menatap wajah tampan Christian.
"Ti ... tidak. Aku hanya ingin menyerahkan buku tabungan pendidikanku untukmu dan aku ingin meminta izin kepadamu, hari ini adalah hari terakhirku kuliah karena aku akan mengajukan surat permohonan pengunduran diri sebagai mahasiswi dan mulai mencari pekerjaan," jawab Rain dengan kepala tertunduk.
Rain menyerahkan buku tabungannya kepada Christian tapi lelaki itu hanya terdiam menatap buku tabungan Rain sambil berkacak pinggang lalu ia dengan cepat menyambar buku tabungan dari tangan Rain.
"Mana ponselmu," pinta Christian.
"Po ... ponsel?"
"Iya, ponsel!! Cepat serahkan ponselmu kepadaku," ucap Christian, mengulangi ucapannya.
Rain menyerahkan ponselnya kepada Christian, entah apa yang sedang dilakukan oleh pria itu sekarang yang Rain lihat ponselnya diutak-atik lalu dikembalikan lagi kepadanya.
"Aku bisa dengan mudah melacakmu jadi jangan coba-coba untuk kabur atau kau akan mati di tanganku, apa kau mengerti?!" Ujar Christian.
"Aku mengerti," ucap Rain.
"Tentang kejadian tadi ... aku peringatkan kepadamu untuk tidak berkeliaran malam-malam saat aku membawa wanita ke rumah, kalau kau ulangi sekali lagi, jangan salahkan aku jika tubuhmu yang akan kujadikan pelampiasan hasratku. Apa kau mengerti?!" Christian mengucapkan setiap kalimat dengan penuh penegasan.
"Ma ... maafkan aku, aku mengerti dan aku tdak akan mengulanginya lagi," ucap Rain terbata.
Christian mendengkus kesal lalu pergi meninggalkan Rain, lelaki selalu memakai setelan jas itu berjalan dengan sangat gagah menuju ke mobil mewahnya diikuti oleh dua bodyguard di belakangnya.
"Sam, hari ini kau jangan ikut ke kantor. Kau harus mengikuti gadis ingusan itu kemanapun dia pergi, tangkap saja gadis itu kalau dia mencoba kabur lalu lemparkan ke atas ranjangku," titah Christian kepada sang bodyguard tanpa menolehkan kepalanya.
"Baik Tuan."
Christian masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan mansion mewahnya sedangkan sang bodyguard mengikuti Rain secara diam-diam.
****
Kelas terakhir Rain dilalui dengan tenang, manik hazelnya berkaca-kaca merasa berat untuk berpisah dengan universitas impiannya. Tidak mudah untuk bisa menjadi seorang mahasiswi California International University terutama untuk mendapatkan beasiswa penuh,akan tetapi semua usahanya sia-sia saja karena ulah sang paman.
Rain adalah mahasiswi cerdas bahkan ia menjadi mahasiswi teladan hanya saja gadis cantik itu sangat pendiam dan penampilannya juga sangatlah sederhana sehingga ia selalu menjadi bahan olok-olok Ashley dan teman-temannya yang berasal dari keluarga kaya. Ashley selalu menghina bahkan ia tak ragu untuk memukuli Rain supaya gadis malang itu keluar dari kampus, Ashley hanya menganggap Rain sebagai gadis miskin yang tak pantas untuk kuliah di kampus elit.
Rain mengemasi barang-barangnya yang ada di loker dan menyimpannya di kotak, setelah itu ia pergi. Langkah Rain terhenti ketika Ashley and the gank menghadangnya, kedua lengan Rain langsung diapit oleh dua gadis lalu ia dibawa ke belakang gedung.
"Ashley, hari ini adalah hari terakhirku kuliah. Aku mohon kepadamu untuk tidak menggangguku karena aku harus segera pulang," ucap Rain dengan wajah memelas.
"Hari terakhir kuliah? Wow!! Ini sungguh kabar yang luar biasa, kalau benar ini adalah hari terakhirmu kuliah maka aku harus memberimu sebuah hadiah perpisahan," timpal Ashley.
"Aku mohon kepadamu untuk tidak menggangguku. Aku harus segera pulang atau aku akan celaka," pinta Rain, mengiba.
Ashley and the gank tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Rain yang baginya tampak lucu, gadis berambut pirang dan bermata biru itu sedang mencari ide untuk mengerjai Rain. kali ini. Matanya berbinar saat ia mendapatkan ide cemerlang.
"Buka baju Rain lalu kurung dia di gudang tua itu," titah Ashley kepada anak buahnya.
"Ashley, aku mohon jangan lakukan ini. Kenapa kamu sangat jahat kepadaku? Tolong Ashley," pinta Rain.
Jaket serta baju Rain dilepas paksa oleh anak buah Ashley, hawa dingin seketika menusuk kulit sampai ke tulang dan tubuh gadis berambut cokelat panjang itu. Tubuh Rain yang hanya terbalut singlet dan celana pendek tampak menggigil kedinginan apalagi menurut ramalan cuaca hari ini akan terjadi badai salju maka lengkaplah sudah penderitaan Rain jika Ashley benar-benar mengurungnya di gudang. dengan pakaian yang minim.
"Ashley, dingin. Tolong kembalikan jaket dan pakaianku," pinta Rain sembari memeluk kaki Ashley.
Ashley menghentakkan kakinya dengan keras sampai tubuh Rain terjengkang. "Cepat seret gadis lemah itu ke dalam gudang lalu kunci pintunya dan nanti malam atau mungkin besok pagi kita akan membebaskannya," titahnya kepada anak buahnya.
"Hei, Ash. Bagaimana kalau Rain mati kedinginan? Hari ini hujan salju akan turun dengan lebat, aku tidak mau terkena masalah kalau Rain sampai celaka," protes Laura.
"Dasar cerewet!! Nanti malam kau yang harus datang ke sini untuk membebaskan Rain , itu hukuman untukmu karena terlalu banyak berbicara," semprot Ashley.
"Cepat kurung Rian lalu kita pergi dari sini," sambung Ashley.
Rain pun diseret masuk ke dalam gudang tua lalu pintunya dipalang dari depan sehingga Rain tidak bisa keluar.
"Ashley!! Buka pintunya, tolong jangan lakukan ini." Tangis Rain sembari menggedor pintu gudang.
Ashley and the gank pergi meninggalkan Rain yang terkunci di gudang tua, tidak ada satu orang pun yang bisa mendengar jerit tangisnya karena gudang tua itu berada di belakang gedung.
Di sisi lain...
Abraham's Building.
Erick berjalan memasuki ruangan Christian dengan penuh wibawa, ia membawa sebuah map yang berisi dokumen lalu ia serahkan kepada sang bos besar.
"Tuan Christian ini data Rain seperti yang anda minta, gadis itu sangat cerdas dan ia selalu mendapatkan nilai sempurna maka dari itulah ia berhasil mendapatkan beasiswa penuh," jelas Erick.
"Si gadis penebus hutang itu bahkan lebih cerdas dariku tapi sayang sekali nasibnya sangat jelek karena mempunyai paman berengsek seperti Ruben," ujar Christian yang diam-diam mengagumi kecerdasan Rain.
"Ya, begitulah,"
Ponsel Erick bergetar karena mendapatkan panggilan telepon, ia menjawab panggilan telepon dan ekspresi wajahnya seketika berubah.
"Tuan Christian, gadis itu menghilang. Sam kehilangan jejak gadis itu saat ia pergi ke toilet," lapor Erick.
"SHIT!! Cepat cari gadis itu sampai ketemu atau aku akan membunuh kalian semua," titah Christian kepada Erick.
"Baik Tuan," Erick pergi meninggalkan kantor Christian.
Christian memutar kursinya ke arah jendela, ia menatap butiran-butiran salju yang mulai terjatuh dari langit. "Dasar gadis ingusan!! Berani sekali kau menipuku?! Aku tidak akan pernah mengampunimu setelah aku berhasil menangkapmu," omelnya.
Christian menatap langit yang berubah gelap, hujan salju turun semakin lebat dan ia harus segera pulang sebelum benar-benar terjebak di kantor karena tumpukan salju yang menumpuk di jalanan. Sang billionare tampan berusia 30 tahun itu mengambil ponselnya dan seketika itu juga ia teringat kalau ponselnya dengan ponsel Rain sudah terhubung sehingga ia bisa dengan mudah melacak posisi si gadis penebus hutang, itu adalah panggilan Christian untuk Rain.
"Hmm, let's see. Kemana si gadis penebus hutang itu perg?" Christian mulai melacak ponsel Rain.
"What the fuck!! Kenapa posisi gadis itu masih ada di area sana? Apa yang terjadi? Apa gadis ingusan itu sedang bermain-main denganku?! Dasar berengsek!! I will fuck you hard, kalau kau berani mempermainkanku!!" Geram Christian.
Christian menyambar jas serta mantel tebalnya lalu ia pergi menuju ke parkiran mobil, lelaki bertubuh kekar itu mengendarai mobilnya menuju ke tempat kuliah Rain. Ekspresi wajah Christian terlihat emosi seperti harimau yang sedang menahan lapar, ia sudah tidak sabar untuk menangkap Rain lalu memakannya hidup-hidup.
Kondisi jalanan yang ditutupi salju agak sedikit menyulitkan laju kendaraan Christian lantaran hujan salju perlahan berubah menjadi badai tepat saat Christian sudah sampai di gedung tempat Rain kuliah. Lelaki tampan berhidung mancung itu berjalan memasuki gedung lalu menyusuri jalan setapak yang mengarah ke belakang gedung sesuai petunjuk GPS di ponselnya.
"Rain!! Rainata!!" Seru Christian, suaranya kalah besar dengan suara deru badai salju.
Christian merapatkan mantel bulu tebalnya untuk menghalau hawa dingin yang semakin menusuk tulang, manik birunya membulat sempurna saat ia melihat potongan baju Rain tergeletak di tanah yang sudah hampir tertutupi salju. Ia Juga menemukan ponsel serta kotak yang berisi barang-barang milik Rain akan tetapi ia tidak melihat Rain.
"Ini baju yang dikenakan Rain tadi pagi," gumam Christian sembari menatap ke sekeliling.
"Hei, Rain!! Jangan main-main atau aku akan membunuhmu," teriak Christian.
Christian melihat sebuah gudang yang dikunci dari luar, ia kemudian mendekati gudang hanya untuk memastikan saja. Dan benar saja, ia menemukan Rain tengah tergeletak di lantai dalam kondisi menggigil kedinginan, bibir merah Rain kini berubah membiru jika tidak segera ditolong maka nyawa Rain tidak akan selamat.
"Astaga, Rain!! Hei, bangun!! Kau tidak boleh tidur atau kau akan mati," pekik Christian.
"Rain, bangun. Shit!! Bad
Christian mengangkat tubuh Rain dan hendak membawanya pergi akan tetapi badai salju semakin memburuk sehingga ia tidak bisa pergi kemanapun, terjebak berdua di dalam gudang bersama gadis yang hampir terserang hipotermia benar-benar membuatnya frustrasi.
Christian tidak memiliki pilihan selain berteduh di gudang tua, ia memindahkan Rain ke tumpukan kardus kemudian membuka mantel bulunya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh sang gadis.
"Rain, bajumu basah. Aku akan membuka semua bajumu lalu menghangatkan tubuhmu," ucap Christian.
"Ti ... dak. Jangan ... buka ... baju ... ku," ucap Rain terbata, matanya masih tertutup dan kedua tangannya menutupi area dadanya.
"Shit, Rain!! Aku tidak menidurimu meskipun kau telanjang di hadapanku, bajumu basah dan kau akan mati karena hipotermia."
Christian menatap Rain terus menggigil kedinginan, dan ia harus mengambil keputusan atau gadis penebus hutang itu akan mati terkena hipotermia.
Bersambung.
Christian tidak memiliki pilihan lain, ia terpaksa membuka semua baju Rain dan tidak menyisakan satu helai benang pun yang menempel di tubuh sang gadis. Christian juga membuka pakaiannya lalu memakaikan kemejanya di tubuh Rain, dengan susah payah ia membuat api unggun dengan membakar potongan-potongan kayu yang berserakan di dalam gudang untuk menghangatkan tubuh dari serangan hawa dingin yang menusuk ke tulangnya.Christian mendekap erat tubuh Rain yang masih menggigil kedinginan, mantel bulu tebal dan besar miliknya ia gunakan untuk selimut. Christian mengeringkan pakaian Rain dengan mendekatkannya di api unggun, lelaki bertubuh jangkung itu semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Rain untuk saling menghangatkan tubuh."Shit!!" Umpat Christian ketika ia menatap bibir ranum Rain.Jantung Christian berdebar kencang ketika kulit tubuhnya bersentuhan dengan tubuh sang gadis, ia mati-matian menahan buncahan hasratnya yang membuat kepala serta seluruh tubuhnya berdenyut. Christian memang
"Ka ... kamu? Kenapa kamu ada di sini, hah?! Dasar pria miskin tidak tahu diri," hardik Laura.PLak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Laura setelah berbicara tidak sopan, gadis berambut pirang itu emosi dan menatap tajam papanya sembari memegangi pipinya."Tutup mulutmu atau papa akan menendangmu keluar dari rumah!! Berani sekali kalian berdua berbicara tidak sopan kepada Pak Christian Abraham," bentak Fellix."Memangnya dia siapa? Kenapa papa dan om Fellix takut kepadanya?!" Timpal Mikha."Tuan Christian Abraham adalah pemilik Abraham Corporation, perusahaan raksasa yang bergerak di banyak industri. Perhotelan, klab malam, retail, dan masih banyak lagi. Cepat minta maaf kepada tuan Christian atau kau selamanya menjadi gelandangan yang tidur di jalanan," jelas Anthony dengan mata melotot ke arah putrinya."Bagaimana? Sekarang kalian berdua sudah tahu apa pekerjaanku, bukan?" Christian tersenyum sinis melihat wajah pucat kedua gadis yang terduduk lemas di kursi."Erick, ce
Christian kini dalam masalah besar, saham perusahaannya terus merosot karena kabar palsu yang tersebar di seluruh penjuru Amerika yang mengatakan kalau dirinya sudah berkali-kali meminta wanita teman kencannya untuk aborsi saat mengandung. Sontak saja, tuduhan yang diarahkan kepada Christian mendapatkan kecamandari komnas perempuan dan anak-anak.Saham perusahaan Christian kian merosot karena ia dinilai tidak mau bertanggung jawab, kredibilitasnya sebagai pengusaha kini dipertanyakan, sang Billionare tampan berhati dingin itu pun dicap sebagai pria berdarah dingin yang tega membunuh nyawa tak berdosa."Ini pasti ulah kedua bajingan itu," tebak Christian yang mengarah kepada Fellix dan Anthony."Apakah kita perlu melakukan konferensi pers untuk klarifikasi?" Tanya Erick."Konferensi pers bukanlah gayaku," tolak Christian."Tuan Christian, kita tidak bisa terus membiarkan masalah ini berlarut-larut atau perusahaan yang Tuan sudah susah payah bangun akan hancur begitu saja," ucap Erick.
Christian menunjukkan sebuah ruangan rahasia yang penuh dengan benda-benda yang digunakan untuk stimulasi dalam hubungan intim, Rain tercengang sampai ia tidak tahu harus berkata apa karena hal semacam ini sangat awam baginya. Christian terus menatap Rain, ia memperhatikan setiap reaksi yang ditunjukkan oleh gadis itu."Apa ini? Aku tidak mengerti?" Tanya Rain."Ini adalah alat-alat yang aku gunakan untuk memuaskan hasratku," jawab Christian."Tanpa bercinta? Tanpa sex? Ba ... bagaimana mungkin? Lalu kau ingin aku melakukan apa?" Tanya Rain lagi."Kau hanya perlu menuruti setiap perintahku untuk memuaskan hasratku, tanpa harus bercinta." Christian menatap dalam-dalam manik Rain yang masih terpancar kebingungan di sana."Lalu ...? Seandainya aku bersedia melakukannya maka kau akan memberiku uang? Seperti itu?" Rain terlihat semakin ragu-ragu."Ya, imbalan uang yang cukup besar dan kau bisa menggunakan uang itu untuk membayar utang. Cukup mudah, bukan?" Jawab Christian."La ... lalu? Ap
"Ahhh." Desah Rain seraya menggerakkan tubuhnya seperti cacing kepanasan.Tubuh Rain menggila seperti terkena sengatan listrik saat jari-jari tangan Christian menjamahi tubuhnya, gadis cantik berkulit putih mulus itu baru pertama kali merasakan sentuhan tangan seorang lelaki di tubuhnya. Malu bercampur takut hingga kulit wajahnya yang putih kini tempak merah bagai kepiting rebus, itulah perasaan yang dirasakan oleh Rain tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menanggung semua itu demi uang yang dijanjikan oleh Christian untuk membayar utang pamannya dan agar ia bisa kembali kuliah.Christian melumat bibir Rain lalu ciumannya turun ke leher, bibirnya kini naik ke daun telinga Rain lalu menghisapnya. Ciuman sang billionare kembali turun ke leher lalu ke dada sang gadis, Christian menciumi dada Rain hingga meninggalkan bekas kemerahan."Bagaimana? Apakah kau mulai terangsang dengan sentuhanku?" Tanya Christian sembari menciumi pipi harum Rain."Tidak," jawab Rain, bohong."Jangan membohongi
Nasib Jessica sungguh sangat sial, setelah ia bisa terbebas dari kandang harimau sekarang ini ia malah terlempar ke kandang buaya yang sudah siapa mencabik-cabik tubuhnya menjadi potongan-potongan kecil. Kekejaman Alex sudah sangat terkenal di kalangan dunia gelap Amerika dan ia tak pandang bulu terhadap semua korbannya termasuk wanita sekalipun.Jessica diseret ke dalam ruang penyiksaan oleh beberapa orang bertubuh kekar dan berwajah seram, kedua tangan dan kaki perempuan cantik itu diikat pada keempat sisi yang membentangkan tubuh seksi sang wanita. Alex masuk ke dalam ruang penyiksaan diikuti beberapa anak buahnya yang juga bertubuh kekar, lelaki itu menunjukkan ekspresi wajah yang memendam amarah setelah mendapatkan tuduhan balik Jessica."Katakan kepadaku hukuman apa yang pantas untuk seorang wanita bermulut besar sepertimu," ujar Alex."Jangan salahkan aku, aku melakukan ini semua atas perintah Christian. Aku tidak bersalah, Alex. Aku hanya korban dari keegoiisan Fellix, Anthony
"Berapa harga keperawananmu? Aku akan membayarmu dengan sangat mahal, tidakkah aku ingin segera melunasi utang pamanmu?" Christian terus saja menawar dengan harga yang sangat fantastis untuk bisa mendapatkan keperawanan Rain."Aku sudah menjual tubuh serta harga diriku kepadamu, tapi tolong jangan tawar keperawananku. Hanya ini satu-satunya yang bisa aku pertahankan dari diriku," ujar Rain."Lalu bagaimana kalau aku juga menginginkan keperawananmu?" Tanya Christian."Sampai matipun aku tidak akan pernah menjual keperawananku," jawab Rain dengan tegas."Kalau begitu, aku akan membuatmu berubah pikiran. Aku akan membuatmu memohon kepadaku untuk menyetubuhimu," ujar Christian.Christian melemparkan tubuh Rain ke atas ranjang, ia juga mengikat kedua tangan sang gadis di pinggir ranjang karena ia sangat membenci tubuhnya disentuh oleh wanita saat sedang berhubungan intim."Christian, kau mau apa?" Jerit Rain, ia takut Christian hilang kendali lalu merebut keperawanannya."Diam atau mulutmu
Christian berdiri menatap pemandangan lewat jendela kantornya, pikirannya terus melayang memikirkan ucapan Rain semalam yang sepanjang hari terus mengganggunya. Pekerjaan Christian juga terganggu dan ia terus memarahi semua karyawannya yang bahkan tidak berbuat kesalahan karena ia hanya ingin melampiaskan amarahnya saja, moodnya pun hilang seketika dan ia ingin melihat wajah cantik Rain."Tuan Christian, satu jam lagi kita akan ada meeting dengan per--""Batalkan semua meeting hari ini, aku ingin segera pulang dan menemui Rain," potong Christian cepat."Tapi ini meeting penting, Tuan.""Aku tidak perduli," kukuh Christian yang tidak mau mendengar alasan apapun juga."Baik, Tuan."Christian berjalan keluar kantornya diikuti Erick dari belakang, saat berjalan menuju ke lift ponsel Erick bergetar. Ekspresi wajah Erick berubah drastis setelah mendengar laporan sopir yang mengantar Rain, ia segera melapor kepada Christian begitu menutup sambungan telepon."Tuan, nona Rain menghilang lagi.
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me