Christian tidak memiliki pilihan lain, ia terpaksa membuka semua baju Rain dan tidak menyisakan satu helai benang pun yang menempel di tubuh sang gadis. Christian juga membuka pakaiannya lalu memakaikan kemejanya di tubuh Rain, dengan susah payah ia membuat api unggun dengan membakar potongan-potongan kayu yang berserakan di dalam gudang untuk menghangatkan tubuh dari serangan hawa dingin yang menusuk ke tulangnya.
Christian mendekap erat tubuh Rain yang masih menggigil kedinginan, mantel bulu tebal dan besar miliknya ia gunakan untuk selimut. Christian mengeringkan pakaian Rain dengan mendekatkannya di api unggun, lelaki bertubuh jangkung itu semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Rain untuk saling menghangatkan tubuh.
"Shit!!" Umpat Christian ketika ia menatap bibir ranum Rain.
Jantung Christian berdebar kencang ketika kulit tubuhnya bersentuhan dengan tubuh sang gadis, ia mati-matian menahan buncahan hasratnya yang membuat kepala serta seluruh tubuhnya berdenyut. Christian memang lelaki kejam dan dingin, ia juga sudah meniduri puluhan wanita dengan begitu mudahnya.
Christian juga sudah melihat serta merasakan berbagai bentuk tubuh wanita seksi, akan tetapi belum ada satu pun wanita yang mampu membuat jantungnya berdebar. Tapi, kini ada yang berbeda. Jantung Christian rasanya ingin melompat keluar dari dadanya ketika ia menatap bibir Rain yang terlihat sangat menggoda.
Keesokan paginya ....
Badai salju sudah reda, Christian bergegas memakaikan celana serta jaket uyang sudah kering ke tubuh Rain, gadis itu masih lemas sehingga ia hanya bisa pasrah ketika tubuhnya disentuh oleh Christian. Lelaki gagah itu menggendong Rain keluar dari gudang dan langkah kakinya tiba-tiba terhenti saat ia melihat dua gadis di depan pintu gudang,
"Ka ... kamu siapa? Kenapa kau bisa bersama dengan si kutu buku itu?" Tanya Laura sambil menatap Christian dengan ekspresi wajah terkejut.
Christian menatap nyalang ke arah dua gadis yang ia percayai sebagai pelaku yang mengunci Rain di gudang. "Apa kalian berdua sudah gila!! Kalian berdua yang telah menelanjangi Rain di tengah musim dingin lalu menguncinya di gudang!!"
"Anda jangan seenaknya menuduh kami seperti itu!! Kami berdua bisa melaporkan anda ke kantor polisi karena sudah menuduh kami," tantang Mikha tanpa rasa takut.
"Lakukan saja!! Laporkan aku!! Aku akan menuntut kalian berdua atas tuduhan percobaan pembunuhan, akan kupastikan kalian berdua mendekam di penjara selama bertahun-tahun," sengit Christian balik menantang kedua gadis.
"Memangnya anda siapanya si kutu buku itu?! Jangan coba-coba mengancam kami atau anda akan menerima akibatnya, kedua orang tua kami mempunyai kekuasaan dan juga jabatan tinggi negara ini. Sebutkan nama anda dan lihat dalam beberapa jam, kau akan menjadi gelandangan yang terlunta-lunta di jalanan," ujar Laura sesumbar.
"Namaku Christian Abraham dan Rain adalah tunanganku! Sekarang sebutkan nama kedua orang tua kalian dan kita akan lihat siapa yang akan menjadi gelandangan, orang tua kalian atau aku." Christian semakin sengit menantang kedua gadis sombong yang berdiri di hadapannya.
"Nama papaku adalah Fellix Fabrisio dan papaku adalah direktur utama di perusahaan raksasa Abraham Company," ucap Laura dengan penuh kebanggaan.
"Anthony Steward dan jabatan papaku adalah direktur keuangan di Abraham company," ungkap Mikha.
"Dan apa pekerjaanmu? Paling pekerjaanmu hanyalah karyawan rendahan yang biasa disuruh oleh atasanmu untuk membuat kopi," ledek Laura.
Christian tersenyum sinis lalu ia berkata. "Kalian bertanya apa pekerjaanku? Satu jam lagi kalian akan mengetahui apa pekerjaanku yang sebenarnya, sebaiknya kalian berdua bersiap-siap untuk menjadi gelandangan 1 jam lagi."
Christian berlalu pergi meninggalkan kedua gadis sombong yang selalu membully Rain, ia tidak punya banyak waktu untuk meladeni mulut jahat gadis-gadis sombong yang selalu gila akan barang-barang mahal dan bermerek.
"Dasar pria miskin dan bodoh!! Kau yang akan menjadi gelandangan bukan kami!! Dasar berengsek," teriak Laura kencang.
Laura dan Mikha tertawa lantang dan Christian bisa mendengarkan tawa kedua gadis sombong yang selalu membully Rain, tapi lelaki itu hanya berlalu begitu saja tidak memerdulikan ocehan atau hinaan laura dan Mikha karena Rain harus mendapatkan pertolongan secepatnya.
Christian memasukkan Rain ke dalam mobil lalu memasangkan sabuk pengaman, lelaki tampan itu membawa gadisnya pulang ke rumah.
****
Rain melenguh pelan, kedua matanya menyipit agar ia bisa melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi cahaya terang benderang. Tubuhnya sudah tidak lagi menggigil kedinginan karena ia sudah berada di tempat yang hangat dan bajunya juga sudah ....
"Apa?! Siapa yang mengganti bajuku? Lalu ... lalu saat Christian membuka semua bajuku ... ah tidak mungkin!! Aku pasti sedang bermimpi--"
"Itu bukan mimpi!! Aku yang membuka semua bajumu lalu menghangatkan tubuhmu agar kau tidak mati kedinginan," timpal Christian cepat.
Rain langsung berjingkat, ekspresi wajahnya tampak kebingungan lalu ia kembali mengintip tubuhnya di balik selimut. Ia hanya mengenakan tanktop dan celana panjang, otaknya berusaha mengingat-ingat kembali kejadian nyata yang baginya terasa seperti mimpi buruk.
"Tapi ... bagaimana kau bisa melakukannya kepadaku?! Bukankah kita sudah berjanji untuk memberikanku waktu 365 hari?" Protes Rain cepat, matanya berkaca-kaca menahan tangis.
"Aku tidak pernah melanggar perjanjian 365 hari, aku hanya membuka semua bajumu untuk menyelamatkan nyawamu dan aku tidak melakukan apapun kepadamu." ujar Christian.
"Dan satu hal yang penting yang harus kau tahu, aku tidak suka bercinta dengan wanita yang pasif. Aku sangat menyukai perlawanan wanita saat bercinta di ranjang, jadi kau seharusnya bisa tenang sekarang karena kau masih tetap perawan meskipun aku sudah menyentuh seluruh bagian tubuhmu," sambung Christian.
"Kau ... kau tahu darimana aku masih perawan?" Pekik Rain kaget.
Christian memutar bola matanya, menganggap pertanyaan Rain sebagai lelucon. "Tentu saja aku tahu kau masih perawan, aku membuka semua bajumu. Kau tahu apa artinya, bukan?"
Tubuh Rain makin lemas bagai jelly, ia sudah tidak bisa berkata-kata lagi dan wajahnya terlihat pucat.
"Kau memang sangat jahat!! Seharusnya kau biarkan aku mati kedinginan," ucap Rain.
Christian bangkit dari sofa lalu ia berjalan mendekati Rain yang sedang duduk di ranjang, lelaki itu gagah itu perlahan-lahan menaiki tubuh sang gadis yang kini terbaring di bawahnya, Christian mendekatkan bibirnya ke telinga Rain lalu ia mengucapkan kata-kata yang membuat Rain merinding.
"Aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja karena aku semakin menginginkanmu setelah melihat tubuh indahmu. Dan ingat baik-baik ucapanku, cepat atau lambat aku akan merenggut keperawananmu," ucap Christian dengan suara beratnya.
Rain terisak, ia terus memiringkan kepalanya karena wajah Christian semakin mendekat ke wajahnya.
"Sekarang tidurlah, nanti malam kita akan bicara lagi karena aku harus pergi ke kantor. Ada urusan penting yang harus segera kuselesaikan," titah Christian.
Christian menuruni ranjang, ia menyelimuti Rain sampai sebatas leher kemudian berjalan pergi meninggalkan kamar sang gadis. Christian tampak sangat gagah dalam balutan setelan jas abu-abu, kaki panjangnya melangkah lebar tak sabar ingin segera sampai ke kantor untuk menyelesaikan urusan penting dengan para direktur perusahaannya.
Erick dan beberapa bawahannya menyambut kedatangan Christian di lobi, berjaloan di belakang sang pimpinan dan menanti titah keluar dari mulut sang pimpinan.
"Erick, panggil Fellix dan Anthony ke ruang meeting. Siapkan catatan kinerja mereka selama beberapa tahun terakhir dan suruh mereka berdua untuk memanggil putri mereka ke kantor," titah Christian sambil terus berjalan memasuki lift.
Erick terlihat bingung dengan perintah sang pimpinan yang tergolong agak aneh, tapi Erick hanya diam saja tanpa berkomentar apapun karena ia sangat yakin kalau Christian pasti mempunyai alasan dibalik perintah anehnya.
Christian duduk di kursi yang menghadap ke jendela membelakangi Fellix dan juga Anthony yang sedang saling melempar pandangan, kedua direktur berbeda divisi itu tidak mengetahui alasan sang pimpinan mengumpulkan mereka berdua bersama dengan putri mereka.
Tidak lama kemudian Laura dan Mikha datang, kedua gadis itu memasang wajah sumringah sambil terus merapihkan baju, rambut serta make up. Laura dan Mikha pikir sang billionare muda berwajah tampan itu sedang mencari jodoh seperti di cerita dongeng anak-anak, kedua gadis itu tidak tahu kalau sebentar lagi mereka berdua akan menghadapi masalah yang sangat besar.
"Tuan, putri-putri kami sudah datang. Kalau boleh kami bertanya, apa alasan tuan Christian memanggil putri kami untuk datang ke kantor?" Tanya Fellix mengawali pembicaraan.
"Aku memanggil putri kalian datang kemari karena mereka telah melakukan satu tindakan kriminal, mereka berdua mencoba untuk membunuh tunanganku," jawab Christian sambil memutar kursinya.
Mikha dan Laura berdiri serentak, mata kedua gadis itu membulat sempurna dan mulut keduanya menganga lebar begitu melihat wajah Christian.
"KA ... KAMUU?!" Pekik Mikha dan Laura bersamaan.
Bersambung.
"Ka ... kamu? Kenapa kamu ada di sini, hah?! Dasar pria miskin tidak tahu diri," hardik Laura.PLak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Laura setelah berbicara tidak sopan, gadis berambut pirang itu emosi dan menatap tajam papanya sembari memegangi pipinya."Tutup mulutmu atau papa akan menendangmu keluar dari rumah!! Berani sekali kalian berdua berbicara tidak sopan kepada Pak Christian Abraham," bentak Fellix."Memangnya dia siapa? Kenapa papa dan om Fellix takut kepadanya?!" Timpal Mikha."Tuan Christian Abraham adalah pemilik Abraham Corporation, perusahaan raksasa yang bergerak di banyak industri. Perhotelan, klab malam, retail, dan masih banyak lagi. Cepat minta maaf kepada tuan Christian atau kau selamanya menjadi gelandangan yang tidur di jalanan," jelas Anthony dengan mata melotot ke arah putrinya."Bagaimana? Sekarang kalian berdua sudah tahu apa pekerjaanku, bukan?" Christian tersenyum sinis melihat wajah pucat kedua gadis yang terduduk lemas di kursi."Erick, ce
Christian kini dalam masalah besar, saham perusahaannya terus merosot karena kabar palsu yang tersebar di seluruh penjuru Amerika yang mengatakan kalau dirinya sudah berkali-kali meminta wanita teman kencannya untuk aborsi saat mengandung. Sontak saja, tuduhan yang diarahkan kepada Christian mendapatkan kecamandari komnas perempuan dan anak-anak.Saham perusahaan Christian kian merosot karena ia dinilai tidak mau bertanggung jawab, kredibilitasnya sebagai pengusaha kini dipertanyakan, sang Billionare tampan berhati dingin itu pun dicap sebagai pria berdarah dingin yang tega membunuh nyawa tak berdosa."Ini pasti ulah kedua bajingan itu," tebak Christian yang mengarah kepada Fellix dan Anthony."Apakah kita perlu melakukan konferensi pers untuk klarifikasi?" Tanya Erick."Konferensi pers bukanlah gayaku," tolak Christian."Tuan Christian, kita tidak bisa terus membiarkan masalah ini berlarut-larut atau perusahaan yang Tuan sudah susah payah bangun akan hancur begitu saja," ucap Erick.
Christian menunjukkan sebuah ruangan rahasia yang penuh dengan benda-benda yang digunakan untuk stimulasi dalam hubungan intim, Rain tercengang sampai ia tidak tahu harus berkata apa karena hal semacam ini sangat awam baginya. Christian terus menatap Rain, ia memperhatikan setiap reaksi yang ditunjukkan oleh gadis itu."Apa ini? Aku tidak mengerti?" Tanya Rain."Ini adalah alat-alat yang aku gunakan untuk memuaskan hasratku," jawab Christian."Tanpa bercinta? Tanpa sex? Ba ... bagaimana mungkin? Lalu kau ingin aku melakukan apa?" Tanya Rain lagi."Kau hanya perlu menuruti setiap perintahku untuk memuaskan hasratku, tanpa harus bercinta." Christian menatap dalam-dalam manik Rain yang masih terpancar kebingungan di sana."Lalu ...? Seandainya aku bersedia melakukannya maka kau akan memberiku uang? Seperti itu?" Rain terlihat semakin ragu-ragu."Ya, imbalan uang yang cukup besar dan kau bisa menggunakan uang itu untuk membayar utang. Cukup mudah, bukan?" Jawab Christian."La ... lalu? Ap
"Ahhh." Desah Rain seraya menggerakkan tubuhnya seperti cacing kepanasan.Tubuh Rain menggila seperti terkena sengatan listrik saat jari-jari tangan Christian menjamahi tubuhnya, gadis cantik berkulit putih mulus itu baru pertama kali merasakan sentuhan tangan seorang lelaki di tubuhnya. Malu bercampur takut hingga kulit wajahnya yang putih kini tempak merah bagai kepiting rebus, itulah perasaan yang dirasakan oleh Rain tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menanggung semua itu demi uang yang dijanjikan oleh Christian untuk membayar utang pamannya dan agar ia bisa kembali kuliah.Christian melumat bibir Rain lalu ciumannya turun ke leher, bibirnya kini naik ke daun telinga Rain lalu menghisapnya. Ciuman sang billionare kembali turun ke leher lalu ke dada sang gadis, Christian menciumi dada Rain hingga meninggalkan bekas kemerahan."Bagaimana? Apakah kau mulai terangsang dengan sentuhanku?" Tanya Christian sembari menciumi pipi harum Rain."Tidak," jawab Rain, bohong."Jangan membohongi
Nasib Jessica sungguh sangat sial, setelah ia bisa terbebas dari kandang harimau sekarang ini ia malah terlempar ke kandang buaya yang sudah siapa mencabik-cabik tubuhnya menjadi potongan-potongan kecil. Kekejaman Alex sudah sangat terkenal di kalangan dunia gelap Amerika dan ia tak pandang bulu terhadap semua korbannya termasuk wanita sekalipun.Jessica diseret ke dalam ruang penyiksaan oleh beberapa orang bertubuh kekar dan berwajah seram, kedua tangan dan kaki perempuan cantik itu diikat pada keempat sisi yang membentangkan tubuh seksi sang wanita. Alex masuk ke dalam ruang penyiksaan diikuti beberapa anak buahnya yang juga bertubuh kekar, lelaki itu menunjukkan ekspresi wajah yang memendam amarah setelah mendapatkan tuduhan balik Jessica."Katakan kepadaku hukuman apa yang pantas untuk seorang wanita bermulut besar sepertimu," ujar Alex."Jangan salahkan aku, aku melakukan ini semua atas perintah Christian. Aku tidak bersalah, Alex. Aku hanya korban dari keegoiisan Fellix, Anthony
"Berapa harga keperawananmu? Aku akan membayarmu dengan sangat mahal, tidakkah aku ingin segera melunasi utang pamanmu?" Christian terus saja menawar dengan harga yang sangat fantastis untuk bisa mendapatkan keperawanan Rain."Aku sudah menjual tubuh serta harga diriku kepadamu, tapi tolong jangan tawar keperawananku. Hanya ini satu-satunya yang bisa aku pertahankan dari diriku," ujar Rain."Lalu bagaimana kalau aku juga menginginkan keperawananmu?" Tanya Christian."Sampai matipun aku tidak akan pernah menjual keperawananku," jawab Rain dengan tegas."Kalau begitu, aku akan membuatmu berubah pikiran. Aku akan membuatmu memohon kepadaku untuk menyetubuhimu," ujar Christian.Christian melemparkan tubuh Rain ke atas ranjang, ia juga mengikat kedua tangan sang gadis di pinggir ranjang karena ia sangat membenci tubuhnya disentuh oleh wanita saat sedang berhubungan intim."Christian, kau mau apa?" Jerit Rain, ia takut Christian hilang kendali lalu merebut keperawanannya."Diam atau mulutmu
Christian berdiri menatap pemandangan lewat jendela kantornya, pikirannya terus melayang memikirkan ucapan Rain semalam yang sepanjang hari terus mengganggunya. Pekerjaan Christian juga terganggu dan ia terus memarahi semua karyawannya yang bahkan tidak berbuat kesalahan karena ia hanya ingin melampiaskan amarahnya saja, moodnya pun hilang seketika dan ia ingin melihat wajah cantik Rain."Tuan Christian, satu jam lagi kita akan ada meeting dengan per--""Batalkan semua meeting hari ini, aku ingin segera pulang dan menemui Rain," potong Christian cepat."Tapi ini meeting penting, Tuan.""Aku tidak perduli," kukuh Christian yang tidak mau mendengar alasan apapun juga."Baik, Tuan."Christian berjalan keluar kantornya diikuti Erick dari belakang, saat berjalan menuju ke lift ponsel Erick bergetar. Ekspresi wajah Erick berubah drastis setelah mendengar laporan sopir yang mengantar Rain, ia segera melapor kepada Christian begitu menutup sambungan telepon."Tuan, nona Rain menghilang lagi.
"Aku akan menjual keperawananku seharga 2 juta dollar, apakah kau mau membelinya? Aku sudah sangat putus asa dengan kehidupanku dan aku ingin segera terbebas dari neraka ini," ucap Rain dengan kepala tertunduk. "Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya Christian memastikan. Rain berdiri di hadapan Christian dan menelanjangi dirinya sendiri lalu mengarahkan tangan Christian ke buah dadanya, ia tidak pernah merasa seyakin ini sebelumnya. "Lakukan sekarang juga karena aku sekarang juga karena aku tidak tahu sampai kapan aku bisa mempertahankan kesucianku." Tangan Christian meremas buah dada Rain, tanpa menunggu lama ia melumat bibir sang gadis tanpa memberinya jeda untuk bernapas. Christian membuka bajunya satu per satu tanpa melepaskan ciumannya dari bibir ranum Rain, lelaki bertubuh kekar itu merebahkan tubuh sang gadis ke ranjang dengan lembut agar tidak melukai tubuh Rain yang sudah dipenuhi luka. Christian mencium leher Rain lalu turun ke dada, ia melumat kedua buah dada sa
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me