"Ka ... kamu? Kenapa kamu ada di sini, hah?! Dasar pria miskin tidak tahu diri," hardik Laura.
PLak!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Laura setelah berbicara tidak sopan, gadis berambut pirang itu emosi dan menatap tajam papanya sembari memegangi pipinya.
"Tutup mulutmu atau papa akan menendangmu keluar dari rumah!! Berani sekali kalian berdua berbicara tidak sopan kepada Pak Christian Abraham," bentak Fellix.
"Memangnya dia siapa? Kenapa papa dan om Fellix takut kepadanya?!" Timpal Mikha.
"Tuan Christian Abraham adalah pemilik Abraham Corporation, perusahaan raksasa yang bergerak di banyak industri. Perhotelan, klab malam, retail, dan masih banyak lagi. Cepat minta maaf kepada tuan Christian atau kau selamanya menjadi gelandangan yang tidur di jalanan," jelas Anthony dengan mata melotot ke arah putrinya.
"Bagaimana? Sekarang kalian berdua sudah tahu apa pekerjaanku, bukan?" Christian tersenyum sinis melihat wajah pucat kedua gadis yang terduduk lemas di kursi.
"Erick, cepat masuk kemari!!" Seru Christian.
Erick masuk ke dalam ruangan meeting bersama dengan 3 petugas polisi yang membuat nyali kedua gadis sombong menciut seketika, Laura dan Mikha langsung bersembunyi di belakang orang tua mereka.
"Tuan Christian, kenapa tuan memanggil polisi datang ke sini?" Tanya Fellix.
"Aku sudah melaporkan kedua gadis sombong itu atas tuduhan percobaan pembunuhan tunanganku, mereka menelanjangi Rain di tengah musim dingin lalu mengurungnya di dalam gudang," jawab Christian sembari menatap tajam ke Mikha dan Laura secara bergantian.
"Tidak!! Bukan kami, tapi Ashley!! Ashley yang menyuruh kami berdua untuk membully Rain, kalau kau mau menangkap pelakunya seharusnya kau menangkap Ashley," bantah Laura cepat.
"Benar, Ashley adalah orang yang menyuruh kami untuk mengurung si kutu ..., maksudku Rain. Ashley yang menyuruh kami berdua," timpal Mikha.
Christian menatap salah satu petugas polisi. "Sekarang anda sudah mendapatkan pengakuan mereka, bukan? Saya berharap kasus ini bisa segera di proses."
"Tuan Christian, bukankah masalah ini bisa dibicarakan secara baik-baik tanpa harus melibatkan polisi? Ini hanyalah masalah kecil lagipula tunangan anda baik-baik saja, 'kan? Saya mohon tolong lepaskan putri kami," ucap Anthony membela putrinya.
"Apa kau bilang? Masalah kecil? Nyawa tunanganku hampir melayang karena ulah putri manjamu dan kau bilang hanya masalah masalah kecil, huh?!" Bentak Christian, meradang dengan pernyataan Anthony.
"Erick!! Jangan beri pesangon untuk Fellix dan Anthony karena mereka korupsi uang perusahaan. Pastikan juga semua perusahaan di negara ini untuk memasukkan mereka berdua dalam daftar hitam," titah Christian dengan tatapan nyalang.
"Baik Tuan Christian," ucap Erick.
"Tuan Christian!! Kenapa anda melakukan ini kepada kami?!" Protes Fellix tidak terima.
"Karena aku ingin memberikan pelajaran kepada kalian semua. Aku paling benci dengan orang yang tidak jujur dan culas seperti kalian," jawab Christian.
"Tuan Christian, kami akan membawa dua gadis ini untuk diinterogasi. Kami pergi dulu," pamit salah seorang polisi.
"Baik, silahkan. Tangkap mereka semua yang terlibat dalam kasus percobaan pembunuhan Rain," ucap Christian.
"Baik, Tuan." Kedua polisi memborgol tangan Laura dan Mikha lalu membawa kedua gadis itu pergi ke kantor polisi.
"Lepaskan!! Kami tidak bersalah, kenapa kalian membawa kami?! Seharusnya kau juga menangkap Ashley," teriak Laura dan Mikha bersahut-sahutan.
Fellix dan Anthony terlihat emosi saat putri mereka diseret bagai tawanan, kedua lelaki itu tidak terima atas perlakuan kejam Christian akan tetapi mereka berdua tidak mempunyai kekuasaan ataupun kekuatan untuk melawan kekuatan Christian.
"Fuck!! Kami akan membalasmu, Christian!! Kami akan menghancurkanmu dan membuatmu menjadi seorang gelandangan," ujar Anthony.
"Lakukan saja!! Christian Abraham tidak pernah takut dengan ancaman receh kalian, sekarang cepat pergi dari perusahaanku atau aku sendiri yang akan menendang bokong kalian berdua ke jalanan," tantang Christian.
Fellix dan Anthony keluar dari ruang meeting dengan penuh amarah. Bagaimana mereka berdua tidak marah? Kedua lelaki itu sudah kehilangan muka, pekerjaan, harga diri dan putri mereka pun kini tersandung kasus pembullyan.
Nasib kedua pria itu kini tamatlah sudah karena tidak akan ada satu perusahaan pun yang akan menerima mereka bekerja karena pengaruh kekuasaan Christian, jika Christian sudah memblack list karyawan karena tersandung kasus korupsi atau perbuatan yang merugikan perusahaan maka data karyawan tersebut akan otomatis masuk ke data semua perusahaan di negara Amerika.
"Damn!! Son of bitch!! Aku tidak akan pernah melupakan hari ini saat Christian menghinaku dan aku akan membuat perhitungan dengan si keparat sombong itu," maki Fellix.
"Aku juga. Tapi masalahnya sekarang adalah kita tidak mempunyai pekerjaan lagi, lalu kemana kita harus pergi untuk mencari pekerjaan?" Timpal Anthony.
"Masih ada satu tempat dimana kita bisa mendapatkan pekerjaan, lagipula kita sudah tahu seluk beluk perusahaan Christian dan aku yakin orang itu pasti mau memberi kita pekerjaan," ujar Fellix.
"Dimana? Siapa yang akan memberi kita pekerjaan?" Dahi Anthony mengerut, mencoba menebak orang yang dimaksud oleh Fellix.
"Jangan bilang ....."
"Benar, dia adalah Alex!! Musuh sekaligus saingan bisnis Christian, meskipun perusahaan Alex tidak sebesar atau sekuat perusahaan Christian setidaknya kita masih bisa bekerja . Mungkin saja Alex bisa membantu kita untuk membebaskan Laura dan Mikha," ucap Fellix cepat sambil tersenyum penuh arti.
"Aku setuju dengan idemu. Kapan kita harus menemui Alex?" Tanya Anthony tidak sabar.
"Secepatnya, tapi sebelum itu kita harus membalas perbuatan Christian." Fellix menatap Anthony yang sedang berdiri hadapannya.
"Caranya?"
"Kita akan menyebarkan berita buruk tentang Christian dengan begitu saham Abraham Company pasti akan anjlok bagai roller coster. Aku tahu rahasia memalukan Christian ? Kita akan menggunakannya sebagai senjata untuk menyerang Christian," jawab Fellix , menyunggingkan senyum penuh kelicikan.
Fellix dan Anthony bergegas masuk ke dalam mobil, kedua lelaki itu sedang menyusun rencana jahat untuk menjatuhkan Christian. Menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia itu tidaklah mudah, bahkan setiap gerak-geriknya pun selalu diawasi oleh publik jika Christian sedikit saja melakukan kesalahan maka perusahaannya juga akan ikut terseret dan celah itu yang akan dimanfaatkan oleh Fellix dan Anthony.
****
Malam harinya.
Rain baru saja selesai mandi dan ia terlihat sangat segar, keluar dari kamar mandi dengan tubuh hanya terbalut handuk yang menutupi dada sampai separuh pahanya. Kulit putih mulus terlihat semakin bersinar saat tubuhnya basah, aroma harum sabun menguar di seluruh kamar.
Gadis cantik bermata hazel berjalan mendekati lemari untuk mengambil baju lalu ia bersiap melepaskan handuknya saat hendak memakai baju.
"Cepat lepaskan handukmu, aku sudah tidak sabar melihat tubuh indahmu untuk yang kedua kalinya," ucap Christian yang tengah duduk di sofa yang berada di sudut kamar.
Rain terkejut, ia panik dan langsung menutupi dadanya dengan kedua tangan. "Se ... sedang apa kau ada di kamarku? Kamu masuk dari mana? Seingatku sebelum mandi aku sudah mengunci pintu."
"Apa kau lupa kalau ini adalah rumahku? Aku bisa keluar masuk di kamar manapun yang aku mau meskipun kau telah mengunci pintu," jawab Christian.
Christian berjalan mendekati Rain dan memperpendek jaraknya dengan gadis, tapi, semakin ia maju dan mendekati Rain, gadis itu mundur selangkah demi selangkah hingga punggung Rain menabrak dinding. Kedua tangan kekar Christian mengukung tubuh Rain, kedua dada saling bersentuhan dan menekan satu sama lain.
Christian mendekatkan wajahnya ke leher Rain, mengendus aroma sabun menyegarkan dari tubuh sang gadis.
Rain terlihat sangat gelisah dan ketakutan saat pundak serta lehernya diendus oleh Christian., kedua tangan rampingnya mendorong dada kokoh Christian agar sedikit menjauh dari tubuhnya. "A ... apa yang kamu inginkan dariku?"
"Kalau kau bertanya apa mauku, maka kau akan menjawab ingin melemparkanmu di atas ranjang lalu menikmati malam panas menikmati tubuhmu," jawab Christian.
Rain terisak, ia terlihat sangat ketakutan. Berhadapan dengan lelaki yang usianya sudah matang yang mempunyai gairah besar seperti Christian benar-benar membuat Rain selalu dibayang-bayangi ketakutan akan kehilangan keperawanan yang bisa hilang kapan saja.
"Kenapa kamu selalu ketakutan dan menangis saat berdekatan denganku? Apakah aku sangat menakutkan bagimu? Saat semua perempuan rela menyodorkan tubuhnya untuk kunikmati tapi kau malah menangis," ujar Christian.
"Tolong menjauhlah dariku, kita bisa berbicara dengan cara yang normal tidak seperti ini," pinta Rain.
"Tapi aku suka berbicara secara intim. Dan pembicaraan kita akan lebih mengasyikkan jika aku melepaskan handuk yang menutupi tubuhmu," ucap Christian, tangannya bersiap melepaskan handuk Rain.
Tangis Rain pecah dan tangannya semakin kencang memegangi handuknya dari cengkeraman tangan Christian. "Tolong jangan lakukan, aku mohon kepadamu. Aku tidak mau bercinta,, aku tidak mau."
Christian semakin tertantang, rasa penasarannya akan kenikmatan tubuh Rain semakin besar apalagi saat ia melihat reaksi sang gadis. Gairah Christian semakin membuncah di dadanya, hasratnya semakin memanas bagai letupan-letupan lahar gunung berapi yang siap meletus.
Christian mencengkeram kuat kedua bahu Rain lalu membawa sang gadis mendekati ranjang, tubuh Rain dilempar di atas ranjang. Kali ini Christian tidak main-main, ia sudah tidak kuat menahan hasrat yang membuat seluruh tubuhnya memanas, hanya dalam hitungan detik tubuhnya kini sudah berada di atas tubuh Rain.
Kedua tangan kekar Chiristian merentangkan kedua tangan Rain, mencengkeram erat kedua pergelangan tangan sang gadis, leher jenjang Rain kini menjadi target ciumannya.
"Arrggh!! Tolong hentikan, tolong lepaskan aku, Tuan Christian. Ampuni aku, tolong jangan lakukan ini kepadaku," teriak Rain sembari menolehkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri untuk menghindari ciuman Christian.
"Tidak akan!! Kau adalah milikku dan aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan," tolak Christian.
Saat gelora gairah Christian semakin memuncak, seseorang mengetuk pintu kamar Rain.
"Tuan Christian, ini saya, Erick!! Ada masalah besar yang ingin saya sampaikan," seru Erick sambil terus mengetuk pintu.
"PERGILAH!! JANGAN MENGGANGGUKU!!" Teriak Christian, emosi.
"Tuan Christian!! Saham perusahaan Abraham Corporation menurun drastis karena adanya rumor buruk tentang anda, jika anda tidak segera bertindak maka semua pemegang saham perusahaan akan menarik semua uang dari perusahaan," seru Erick dari luar pintu.
"BERENGSEK!!"
Christian berteriak emosi, ia menatap tubuh Rain yang lagi-lagi gagal ia nikmati malam ini. Ada masalah besar yang harus ia selesaikan jika ia abaikan begitu saja, perusahaan yang ia bangun dengan susah payah akan hancur begitu saja.
Bersambung.
Christian kini dalam masalah besar, saham perusahaannya terus merosot karena kabar palsu yang tersebar di seluruh penjuru Amerika yang mengatakan kalau dirinya sudah berkali-kali meminta wanita teman kencannya untuk aborsi saat mengandung. Sontak saja, tuduhan yang diarahkan kepada Christian mendapatkan kecamandari komnas perempuan dan anak-anak.Saham perusahaan Christian kian merosot karena ia dinilai tidak mau bertanggung jawab, kredibilitasnya sebagai pengusaha kini dipertanyakan, sang Billionare tampan berhati dingin itu pun dicap sebagai pria berdarah dingin yang tega membunuh nyawa tak berdosa."Ini pasti ulah kedua bajingan itu," tebak Christian yang mengarah kepada Fellix dan Anthony."Apakah kita perlu melakukan konferensi pers untuk klarifikasi?" Tanya Erick."Konferensi pers bukanlah gayaku," tolak Christian."Tuan Christian, kita tidak bisa terus membiarkan masalah ini berlarut-larut atau perusahaan yang Tuan sudah susah payah bangun akan hancur begitu saja," ucap Erick.
Christian menunjukkan sebuah ruangan rahasia yang penuh dengan benda-benda yang digunakan untuk stimulasi dalam hubungan intim, Rain tercengang sampai ia tidak tahu harus berkata apa karena hal semacam ini sangat awam baginya. Christian terus menatap Rain, ia memperhatikan setiap reaksi yang ditunjukkan oleh gadis itu."Apa ini? Aku tidak mengerti?" Tanya Rain."Ini adalah alat-alat yang aku gunakan untuk memuaskan hasratku," jawab Christian."Tanpa bercinta? Tanpa sex? Ba ... bagaimana mungkin? Lalu kau ingin aku melakukan apa?" Tanya Rain lagi."Kau hanya perlu menuruti setiap perintahku untuk memuaskan hasratku, tanpa harus bercinta." Christian menatap dalam-dalam manik Rain yang masih terpancar kebingungan di sana."Lalu ...? Seandainya aku bersedia melakukannya maka kau akan memberiku uang? Seperti itu?" Rain terlihat semakin ragu-ragu."Ya, imbalan uang yang cukup besar dan kau bisa menggunakan uang itu untuk membayar utang. Cukup mudah, bukan?" Jawab Christian."La ... lalu? Ap
"Ahhh." Desah Rain seraya menggerakkan tubuhnya seperti cacing kepanasan.Tubuh Rain menggila seperti terkena sengatan listrik saat jari-jari tangan Christian menjamahi tubuhnya, gadis cantik berkulit putih mulus itu baru pertama kali merasakan sentuhan tangan seorang lelaki di tubuhnya. Malu bercampur takut hingga kulit wajahnya yang putih kini tempak merah bagai kepiting rebus, itulah perasaan yang dirasakan oleh Rain tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menanggung semua itu demi uang yang dijanjikan oleh Christian untuk membayar utang pamannya dan agar ia bisa kembali kuliah.Christian melumat bibir Rain lalu ciumannya turun ke leher, bibirnya kini naik ke daun telinga Rain lalu menghisapnya. Ciuman sang billionare kembali turun ke leher lalu ke dada sang gadis, Christian menciumi dada Rain hingga meninggalkan bekas kemerahan."Bagaimana? Apakah kau mulai terangsang dengan sentuhanku?" Tanya Christian sembari menciumi pipi harum Rain."Tidak," jawab Rain, bohong."Jangan membohongi
Nasib Jessica sungguh sangat sial, setelah ia bisa terbebas dari kandang harimau sekarang ini ia malah terlempar ke kandang buaya yang sudah siapa mencabik-cabik tubuhnya menjadi potongan-potongan kecil. Kekejaman Alex sudah sangat terkenal di kalangan dunia gelap Amerika dan ia tak pandang bulu terhadap semua korbannya termasuk wanita sekalipun.Jessica diseret ke dalam ruang penyiksaan oleh beberapa orang bertubuh kekar dan berwajah seram, kedua tangan dan kaki perempuan cantik itu diikat pada keempat sisi yang membentangkan tubuh seksi sang wanita. Alex masuk ke dalam ruang penyiksaan diikuti beberapa anak buahnya yang juga bertubuh kekar, lelaki itu menunjukkan ekspresi wajah yang memendam amarah setelah mendapatkan tuduhan balik Jessica."Katakan kepadaku hukuman apa yang pantas untuk seorang wanita bermulut besar sepertimu," ujar Alex."Jangan salahkan aku, aku melakukan ini semua atas perintah Christian. Aku tidak bersalah, Alex. Aku hanya korban dari keegoiisan Fellix, Anthony
"Berapa harga keperawananmu? Aku akan membayarmu dengan sangat mahal, tidakkah aku ingin segera melunasi utang pamanmu?" Christian terus saja menawar dengan harga yang sangat fantastis untuk bisa mendapatkan keperawanan Rain."Aku sudah menjual tubuh serta harga diriku kepadamu, tapi tolong jangan tawar keperawananku. Hanya ini satu-satunya yang bisa aku pertahankan dari diriku," ujar Rain."Lalu bagaimana kalau aku juga menginginkan keperawananmu?" Tanya Christian."Sampai matipun aku tidak akan pernah menjual keperawananku," jawab Rain dengan tegas."Kalau begitu, aku akan membuatmu berubah pikiran. Aku akan membuatmu memohon kepadaku untuk menyetubuhimu," ujar Christian.Christian melemparkan tubuh Rain ke atas ranjang, ia juga mengikat kedua tangan sang gadis di pinggir ranjang karena ia sangat membenci tubuhnya disentuh oleh wanita saat sedang berhubungan intim."Christian, kau mau apa?" Jerit Rain, ia takut Christian hilang kendali lalu merebut keperawanannya."Diam atau mulutmu
Christian berdiri menatap pemandangan lewat jendela kantornya, pikirannya terus melayang memikirkan ucapan Rain semalam yang sepanjang hari terus mengganggunya. Pekerjaan Christian juga terganggu dan ia terus memarahi semua karyawannya yang bahkan tidak berbuat kesalahan karena ia hanya ingin melampiaskan amarahnya saja, moodnya pun hilang seketika dan ia ingin melihat wajah cantik Rain."Tuan Christian, satu jam lagi kita akan ada meeting dengan per--""Batalkan semua meeting hari ini, aku ingin segera pulang dan menemui Rain," potong Christian cepat."Tapi ini meeting penting, Tuan.""Aku tidak perduli," kukuh Christian yang tidak mau mendengar alasan apapun juga."Baik, Tuan."Christian berjalan keluar kantornya diikuti Erick dari belakang, saat berjalan menuju ke lift ponsel Erick bergetar. Ekspresi wajah Erick berubah drastis setelah mendengar laporan sopir yang mengantar Rain, ia segera melapor kepada Christian begitu menutup sambungan telepon."Tuan, nona Rain menghilang lagi.
"Aku akan menjual keperawananku seharga 2 juta dollar, apakah kau mau membelinya? Aku sudah sangat putus asa dengan kehidupanku dan aku ingin segera terbebas dari neraka ini," ucap Rain dengan kepala tertunduk. "Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya Christian memastikan. Rain berdiri di hadapan Christian dan menelanjangi dirinya sendiri lalu mengarahkan tangan Christian ke buah dadanya, ia tidak pernah merasa seyakin ini sebelumnya. "Lakukan sekarang juga karena aku sekarang juga karena aku tidak tahu sampai kapan aku bisa mempertahankan kesucianku." Tangan Christian meremas buah dada Rain, tanpa menunggu lama ia melumat bibir sang gadis tanpa memberinya jeda untuk bernapas. Christian membuka bajunya satu per satu tanpa melepaskan ciumannya dari bibir ranum Rain, lelaki bertubuh kekar itu merebahkan tubuh sang gadis ke ranjang dengan lembut agar tidak melukai tubuh Rain yang sudah dipenuhi luka. Christian mencium leher Rain lalu turun ke dada, ia melumat kedua buah dada sa
Rain dibawa paksa masuk ke dalam jet pribadi Christian yang akan menuju ke Resor ski milik sang billionare di Colorado, gadis cantik bermata hazel itu diikat di kursi yang berada tepat di samping kursi Christian. Ekspresi wajah sang gadis terlihat kesal bercampur marah karena ia diperlakukan seperti budak pemuas nafsu oleh Christian yang sangat kejam."Kau bawa aku kemana? Aku harus kuliah tapi kau seenaknya membawaku pergi," kesal Rain."Ke resor ski milikkku di Colorado. Bukankah sudah kubilang kalau kau adalah wanitaku, milikku? Jadi aku bebas untuk membawamu pergi kemanapun aku mau," jawab Christian, dingin."Tapi aku punya hak untuk menolak," protes Rain."Hak itu sudah aku cabut, dan aku membutuhkanmu untuk menghangatkan ranjangku saat berada di resor nanti," jawab Christian."Kau memang berengsek!! Kau orang kaya berengsek yang kejam," maki Rain.Christian menarik lengan Rain, mendudukkan sang gadis di pangkuannya dan menghadap ke arahnya. Christian memegangi tengkuk Rain, mendo
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me