"Ahhh." Desah Rain seraya menggerakkan tubuhnya seperti cacing kepanasan.Tubuh Rain menggila seperti terkena sengatan listrik saat jari-jari tangan Christian menjamahi tubuhnya, gadis cantik berkulit putih mulus itu baru pertama kali merasakan sentuhan tangan seorang lelaki di tubuhnya. Malu bercampur takut hingga kulit wajahnya yang putih kini tempak merah bagai kepiting rebus, itulah perasaan yang dirasakan oleh Rain tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menanggung semua itu demi uang yang dijanjikan oleh Christian untuk membayar utang pamannya dan agar ia bisa kembali kuliah.Christian melumat bibir Rain lalu ciumannya turun ke leher, bibirnya kini naik ke daun telinga Rain lalu menghisapnya. Ciuman sang billionare kembali turun ke leher lalu ke dada sang gadis, Christian menciumi dada Rain hingga meninggalkan bekas kemerahan."Bagaimana? Apakah kau mulai terangsang dengan sentuhanku?" Tanya Christian sembari menciumi pipi harum Rain."Tidak," jawab Rain, bohong."Jangan membohongi
Nasib Jessica sungguh sangat sial, setelah ia bisa terbebas dari kandang harimau sekarang ini ia malah terlempar ke kandang buaya yang sudah siapa mencabik-cabik tubuhnya menjadi potongan-potongan kecil. Kekejaman Alex sudah sangat terkenal di kalangan dunia gelap Amerika dan ia tak pandang bulu terhadap semua korbannya termasuk wanita sekalipun.Jessica diseret ke dalam ruang penyiksaan oleh beberapa orang bertubuh kekar dan berwajah seram, kedua tangan dan kaki perempuan cantik itu diikat pada keempat sisi yang membentangkan tubuh seksi sang wanita. Alex masuk ke dalam ruang penyiksaan diikuti beberapa anak buahnya yang juga bertubuh kekar, lelaki itu menunjukkan ekspresi wajah yang memendam amarah setelah mendapatkan tuduhan balik Jessica."Katakan kepadaku hukuman apa yang pantas untuk seorang wanita bermulut besar sepertimu," ujar Alex."Jangan salahkan aku, aku melakukan ini semua atas perintah Christian. Aku tidak bersalah, Alex. Aku hanya korban dari keegoiisan Fellix, Anthony
"Berapa harga keperawananmu? Aku akan membayarmu dengan sangat mahal, tidakkah aku ingin segera melunasi utang pamanmu?" Christian terus saja menawar dengan harga yang sangat fantastis untuk bisa mendapatkan keperawanan Rain."Aku sudah menjual tubuh serta harga diriku kepadamu, tapi tolong jangan tawar keperawananku. Hanya ini satu-satunya yang bisa aku pertahankan dari diriku," ujar Rain."Lalu bagaimana kalau aku juga menginginkan keperawananmu?" Tanya Christian."Sampai matipun aku tidak akan pernah menjual keperawananku," jawab Rain dengan tegas."Kalau begitu, aku akan membuatmu berubah pikiran. Aku akan membuatmu memohon kepadaku untuk menyetubuhimu," ujar Christian.Christian melemparkan tubuh Rain ke atas ranjang, ia juga mengikat kedua tangan sang gadis di pinggir ranjang karena ia sangat membenci tubuhnya disentuh oleh wanita saat sedang berhubungan intim."Christian, kau mau apa?" Jerit Rain, ia takut Christian hilang kendali lalu merebut keperawanannya."Diam atau mulutmu
Christian berdiri menatap pemandangan lewat jendela kantornya, pikirannya terus melayang memikirkan ucapan Rain semalam yang sepanjang hari terus mengganggunya. Pekerjaan Christian juga terganggu dan ia terus memarahi semua karyawannya yang bahkan tidak berbuat kesalahan karena ia hanya ingin melampiaskan amarahnya saja, moodnya pun hilang seketika dan ia ingin melihat wajah cantik Rain."Tuan Christian, satu jam lagi kita akan ada meeting dengan per--""Batalkan semua meeting hari ini, aku ingin segera pulang dan menemui Rain," potong Christian cepat."Tapi ini meeting penting, Tuan.""Aku tidak perduli," kukuh Christian yang tidak mau mendengar alasan apapun juga."Baik, Tuan."Christian berjalan keluar kantornya diikuti Erick dari belakang, saat berjalan menuju ke lift ponsel Erick bergetar. Ekspresi wajah Erick berubah drastis setelah mendengar laporan sopir yang mengantar Rain, ia segera melapor kepada Christian begitu menutup sambungan telepon."Tuan, nona Rain menghilang lagi.
"Aku akan menjual keperawananku seharga 2 juta dollar, apakah kau mau membelinya? Aku sudah sangat putus asa dengan kehidupanku dan aku ingin segera terbebas dari neraka ini," ucap Rain dengan kepala tertunduk. "Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya Christian memastikan. Rain berdiri di hadapan Christian dan menelanjangi dirinya sendiri lalu mengarahkan tangan Christian ke buah dadanya, ia tidak pernah merasa seyakin ini sebelumnya. "Lakukan sekarang juga karena aku sekarang juga karena aku tidak tahu sampai kapan aku bisa mempertahankan kesucianku." Tangan Christian meremas buah dada Rain, tanpa menunggu lama ia melumat bibir sang gadis tanpa memberinya jeda untuk bernapas. Christian membuka bajunya satu per satu tanpa melepaskan ciumannya dari bibir ranum Rain, lelaki bertubuh kekar itu merebahkan tubuh sang gadis ke ranjang dengan lembut agar tidak melukai tubuh Rain yang sudah dipenuhi luka. Christian mencium leher Rain lalu turun ke dada, ia melumat kedua buah dada sa
Rain dibawa paksa masuk ke dalam jet pribadi Christian yang akan menuju ke Resor ski milik sang billionare di Colorado, gadis cantik bermata hazel itu diikat di kursi yang berada tepat di samping kursi Christian. Ekspresi wajah sang gadis terlihat kesal bercampur marah karena ia diperlakukan seperti budak pemuas nafsu oleh Christian yang sangat kejam."Kau bawa aku kemana? Aku harus kuliah tapi kau seenaknya membawaku pergi," kesal Rain."Ke resor ski milikkku di Colorado. Bukankah sudah kubilang kalau kau adalah wanitaku, milikku? Jadi aku bebas untuk membawamu pergi kemanapun aku mau," jawab Christian, dingin."Tapi aku punya hak untuk menolak," protes Rain."Hak itu sudah aku cabut, dan aku membutuhkanmu untuk menghangatkan ranjangku saat berada di resor nanti," jawab Christian."Kau memang berengsek!! Kau orang kaya berengsek yang kejam," maki Rain.Christian menarik lengan Rain, mendudukkan sang gadis di pangkuannya dan menghadap ke arahnya. Christian memegangi tengkuk Rain, mendo
"Christian, apa yang kau lakukan? Tolong lepaskan aku," tangis Rain ketika Christian mulai memperlakukannya dengan kejam. Christian mengikat kedua tangan serta kedua kaki Rainata di keempat sudut ranjang, tubuh indah sang gadis itu kini terbentang membentuk huruf x. Sang billionare kejam itu terus saja melakukan semua yang ia inginkan, termasuk mengeksplor tubuh sang gadis sesuai dengan imajinasi gilanya. Lelaki berubuh kekar itu menelanjangi tubuh seksi Rain dan tidak menyisakan satu helai benangpun di tubuh molek sang gadis, Christian malah membuka kotak berukuran sedang yang berisi alat untuk menyiksa gadisnya demi memuaskan gairahnya. Christian sengaja mengendurkan ikatan di kaki Rain agar ia bisa dengan mudah membalik tubuh sang gadis, lelaki tampan berkulit putih itu terus menyiksa wanitanya tanpa henti. "Akkh!!" Pekik Rain kesakitan. "ini hukuman untukmu karena kau banyak bicara!," ucap Christian yang masih memukuli tubuh wanitanya. "Ampun, hentikan. Aku mohon ampuni aku,"
"RAIN, BERHENTII!! RAINATA!!" Teriak Christian yang tengah berlari mengejar Rain.Christian memergoki Rain yang sedang melarikan diri, tadinya ia sedang berkeliling meninjau resor miliknya dan tidak menyangka kalau wanitanya bisa kabur. Christian berlari semakin kencang sehingga jaraknya dengan Rain semakin sempit, ia tidak rela kalau sampai kehilangan gadis yang sudah ia klaim menjadi miliknya itu lepas dari cengkeramannya."RAIN!! BERHENTI ATAU AKU MEMBERIMU HUKUMAN YANG SANGAT BERAT!!" Teriak Christian sembari berlari kencang.Rain berlari menuju ke hutan akan tetapi kekuatan kakinya tidaklah sekuat Christian yang bisa berlari sangat kencang di tumpukan salju, gadis tu terus berlari tanpa mau menoleh ke belakang dan tiba-tiba saja tubuh mungilnya jatuh terjerembab ke atas tumpukan salju saat Christian melompat lalu menyergap tubuhnya bagai singa yang menyergap anak rusa."Akhirnya aku bisa menangkapmu!! Kau tidak akan bisa berlari kemanapun lagi, Rain!!" "Tolong lepaskan aku, Chri
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me