Share

Astagfirulloh! Lelaki Itu?

ASTAGFIRULLOH! LELAKI ITU?

"Gendis nak turunlah!" perintah Umi Nisa saat adzan magrib hendak berkumandang.

Gendis pun turun dari kamarnya yang memang sengaja berada di lantai dua. Pasti lelaki itu sudah datang dan sekarang sedang berbincang dengan Abah Usman di depan. Jantung Gendhis berdetak tak karuan.

"Apakah begini jika semua di lakukan karena Gusti Allah? Begitu indah, mendebarkan," batin Gendhis.

"Gendhis, nanti kau hidangkan makanan dalam nampan itu ya. Umi sudah sengaja membuatkan dua nampan makanan. Lelaki itu sangat pemberani sekali, bahkan dia datang sendiri tak di temani siapapun," puji Umi Nisa.

Lagi ucapan Umi Nisa itu membuat Gendhis tersipu malu. Dia sangat penasaran seperti apa lelaki yang akan menjadi calon suaminya itu.

"Iya, Mi," jawab Gendhis.

"Nah satu nampan teh hangat dan air itu untuk Abah Usman dan lelaki itu, satu untuk kita berdua makan. Meskipun kita nanti akan makan berpisah, jika memang kau tidak nyaman," kata Umi Nisa. Gendhis menganggukkan kepalanya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status