Share

La Tahzan

La Tahzan!

"Tidak Abah. Tidak begitu, justru Gendhis ini merasa terharu, senang, sedih, bercampur menjadi satu," ujar Gendis sambil mengusap air matanya, nada suara gadis sudah bergetar berusaha sebisa mungkin menahan semua tangisnya.

"Lalu, mengapa kau menangis, Nak? Apa yang membuatmu sedih seperti itu? Kalau kau memang bahagia harusnya kau tersenyum. La tahzan, jangan lah engkau bersedih, Nak," ujar Abah Usman. Maryam anak Abah Usman pun berjalan mendekati Gendis.

"Ya Mama Gendis, kenapa engkau menangis? Apa ada yang membuat Mama Gendis sedih?" tanya gadis itu dengan polosnya.

Ya selama ini anak Abah Usman memanggil Gendis dengan sebutan Mama. Gendhis lah yang memintanya sebagai pengobat rasa rindunya kepada almarhum anaknya, Kai.

"Apakah Paman itu yang membuat Mama Indonesia ku ini sedih? Apakah Paman itu yang membuat Mama Gendis menangis? Kalau iya maka aku akan menjewernya untuk Mama Gendis dan sedikit menasehatinya," kata Maryam dengan bersungguh-sungguh.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status