Share

Gadis Terlalu Tampan
Gadis Terlalu Tampan
Author: Pajar Sa'ad

ayah dan anak

Author: Pajar Sa'ad
last update Last Updated: 2021-08-24 10:26:52

Brak!!

Bunyi suara meja  dipukul hingga keras. Membuat benda di sekitarnya terjatuh ke lantai.

"Aku enggak mau Yah! Jangan paksa aku untuk melakukan apa yang Ayah inginkan dariku!" Rosa yang sudah tidak tahan dengan permintaan ayahnya, akhirnya meluapkan emosinya dengan cara memukul  meja kerja ayahnya.

"Kamu yakin enggak mau?" Sekali lagi ayahnya terus menawarkan sesuatu yang menggiurkan bagi sebagian orang.

"Enggak!" tegas Rosa.

"Kalau kamu mau menuruti apa kata Ayah, hidupmu akan bahagia. Banyak uang, hidup mewah, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau di dunia ini,” ucap ayah terus membujuk agar anaknya mau menuruti keinginannya.

"Aku bukan tipe orang yang haus akan kekayaan, aku bukan seperti Ayah dan juga kakak-kakakku yang lainya. Jadi stop memaksaku untuk mengurus semua perusahaan Ayah!” Sudah cukup Rosa  merasakan penderitaan yang selama ini ia hadapi, di saat Rosa membutuhkan dukungan dari keluarganya justru ia mendapatkan beban berat yang harus ia pinggul.

Walau pun harta Rosa begitu banyak hingga melimpah ruah, ia tidak pernah melakukan sesuatu yang membuatnya terjatuh dalam sebuah keborosan. Rosa tidak seperti kakak-kakak yang lainya, hidup berfoya-foya dengan uang mereka. Ditambah lagi ibu tirinya yang baru saja dinikahkan oleh ayahnya. Membuat Rosa semakin membenci keluarganya.

Hati Rosa semakin hancur saat ibunya baru saja meninggal 10 bulan yang lalu akibat penyakit kanker yang dideritanya. Setelah kematian ibunya, ayah Rosa memberitahukan bahwa ia akan menikahi sekretaris cantiknya.

Rosa tahu jika ibu tirinya hanya menginginkan harta ayahnya saja. Tepat dugaan Rosa, tujuan  ibu tirinya mau menikah dengan ayahnya semata-mata hanya ingin merasakan harta kekayaannya.

Apa pun yang ibu tirinya inginkan, suaminya selalu saja mengabulkannya tanpa berpikir lagi, bahkan ayahnya rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta hanya untuk istrinya belanja  bersama dengan teman-temannya.

Dan benar saja selama ibu tirinya menikah dengan ayahnya kehidupan Rosa berubah menjadi 180 derajat.  Rosa selalu saja mendapatkan  fitnah dari  ibu tirinya yang bernama Mila Aulina. Saking muaknya dengan kelakuan ibu tirinya membuat Rosa terpaksa pergi dari rumah selama beberapa hari.

“Cepat cari Rosa sampai dapat! Bawa dia kembali ke rumah ini, jika anak saya melawan. Kalian boleh menyeret dia dengan kekerasan!" perintah ayah Rosa kepada seluruh anak buahnya.

“Siap Bos!” Seluruh anak buahnya bergegas mencari keberadaan Rosa, mereka semua tidak boleh gagal dalam menjalankan perintah dari bosnya. Jika sampai mereka gagal maka nyawa mereka yang harus mengganti kegagalan dalam menjalankan tugas.

Setelah sekian lama  mencari ke sana ke mari, akhirnya para pengawal dari keluarga besar Adhitama, dapat menemukan jejak Rosa.

“Lepas! Apa-apaan kalian semua!” Rosa terus berontak, ia tidak ingin pulang kembali  ke rumah itu. Yang Rosa inginkan adalah ia bisa bebas dari kurungan sangkar burung ini.

“Anak kurang ajar! Dari mana saja kamu, berani sekali kamu pergi dari rumah ini tanpa seizin dari Ayah.” Aska berdecak pinggang, tatapannya begitu sangat menakutkan. Bahkan anak buah Aska tidak ada yang berani menatap wajahnya.

Rosa tersenyum miris, “untuk apa aku harus meminta izin kepada Ayah? Apakah itu berguna bagi Ayah?" Rosa menatap ayahnya dengan tatapan kebencian.

“Kamu sudah berani membantah perkataan  Ayah, mulai sekarang kamu tidak boleh keluar dari rumah ini satu langkah pun! Sekarang bawa dia ke dalam kamar, dan kurung dia sampai dia menyesali perbuatannya!’’ Rosa dipaksa masuk ke dalam kamar, ia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang seperti ini.

Saat Rosa berjalan ke arah kamarnya, ia sempat melihat saudara lainya berdiri sedang memperhatikan Rosa. Apa yang mereka lakukan? Mereka hanya berdiam berdiri  menyaksikan Rosa tanpa ada yang menolong satu pun.

Semenjak kejadian itu ayahnya selalu saja mengurung dirinya, mengatur hidupnya. Hingga perjodohan pun tak terhindarkan membuat Rosa semakin stres membuat dia  ingin mengakhiri hidupnya.

Rosa Adhitama anak  ke 5 dari 5 bersaudara. Dia adalah anak perempuan satu-satunya dari keluarga besar Adhitama. Sedangkan saudara yang lainya semuanya  laki-laki. Itulah sebabnya ayahnya sangat menyangyangi Rosa dibandingkan dengan anak yang lain.

Sedangkan ayah Rosa bernama Aska Arion Adhitama, seorang pengusaha sukses di kotanya. Aska adalah orang yang sangat berpengaruh di negara Indonesia. Banyak sekali perusahaan yang berada di bawah naungan Aska sehingga kekayaanya tak kan pernah habis hingga 7 turunan sekalipun.

Banyak sekali media yang selalu membicarakan tentang kesuksesan dirinya dibidang bisnisnya ini. Siapa yang tidak kenal dengan Aska Airon Adhitama, wajahnya selalu saja terpapang di setiap iklan baliho dan media sosial.

Bahkan semua anak dari Aska pun tak luput dari incaran media, mereka semua sangat penasaran dengan kehidupan anak-anak sultan. Mulai dari kegiatan mereka sehari-hari, hingga privasi mereka pun di cari demi sebuah berita.

Media massa  hanya tahu jika Aska hanya memiliki 4 orang putra. Tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa Aska memiliki anak perempuan. keadaan Rosa sangat tertutup, saking tertutupnya media massa mana  pun tidak ada  yang tahu tentang kehidupan Rosa, ia sengaja menutupi identitasnya agar tidak banyak orang yang tahu bahwa dirinya termasuk dari keluarga Adhitama.

Rosa tidak seperti soudara lainya. Yang selalu saja senang jika media membicarakan tentang kehidupan mereka masing-masing, bahkan ada salah satu anak  Aska dengan sengaja membeberkan semua privasinya kepada media massa.

“Kenapa kamu enggak mau menjadi pewaris di perusahaan Ayah?"  

"Aku enggak mau menjadi seperti orang yang gila harta seperti Kakakku, dan juga Mila istrimu Ayah," sindir Rosa dengan tatapan meremehkan.

"Rosa Adhitama!" teriak Aska. "Jaga cara bicaramu, jangan kamu samakan Ibumu dengan Kakakmu. Dia tidak seperti yang kamu pikirkan."  Aska tidak terima jika sang istri disamakan oleh keempat anaknya.

“Apa Ayah belum menyadari bagaimana sifat Istri Ayah? Dia tidak ada bedanya dengan anak Ayah yang lain.” Dalam diri Aska dia ingin sekali membekap mulut Rosa agar tidak menyamakan Mila dengan keempat anaknya. yang bisa ia lakukan hanya mengepalkan tangannya sekuat-kuatnya agar emosinya tidak meledak-ledak

“Apa pun yang kamu katakan tentang Mila, dia tetaplah Ibumu. Jadi tolong hormati dia seperti Ibu kandungmu sendiri.”

"Apa? Menghormati Ayah bilang?hahah!” Tiba-tiba Rosa tertawa dengan keras, bagaimana bisa ia menghormati ibu tirinya seperti ibu kandungnya sendiri. Jelas-jelas ibu tirinya menginginkan dia pergi dari rumah ini.

Puas tertawa keras, ia kembali menatap ayahnya dengan tatapan tajam, “dengar ucapanku! Dia itu bukan ibuku! Ibuku sudah lama meninggal! Jangan sampai Ayah melupakan mendiang Ibu!” Jika ingat tentang ibunya saat masih hidup, membuat hati  Rosa menangis. Ia tidak mau jika air matanya keluar di depan ayahnya, ia harus kuat untuk menghadapi ayahnya yang keras kepala.

"Tentu saja dia ibumu, karena Ayah telah menikahinya. Tolong jangan lupakan itu.” Rosa menoleh ke arah lain, ia tidak percaya dengan ayahnya yang begitu mudah berpindah hati ke wanita lain. Padahal belum lama istrinya meninggal dunia, tetapi ayahnya tidak peduli dengan hal itu. Ayahnya lebih mementingkan orang lain dibandingkan dengan perasaan anaknya. Hati Rosa begitu rapuh bagai kaca.

"Jika tidak ada yang mau Ayah bicarakan lagi, aku akan keluar dari sini." Ia membalikkan badannya, berjalan ke arah pintu keluar. Ia sudah muak dengan sikap ayahnya yang egois dan keras kepala. Saat Rosa membuka pintu, ia dikagetkan dengan seorang wanita yang tak lain adalah ibu tirinya. Rosa menatap datar ke arah ibu tirinya Rosa menatap Mila dengan tatapan dingin nya, ia sangat membenci ibu tirinya ini.

"Astaga!" kaget Mila melihat Rosa keluar dari ruang kerja suaminya. Rosa tersenyum miris, jelas-jelas dia hanya pura-pura kaget.

"Apakah seperti ini sikap seorang Nyonya Adhitama? Yang mempunyai pendidikan tinggi?" ucap Rosa dingin.

"Cih! Lihatlah, betapa sombongnya putri dari Aska Arion Adhitama.”  Mila melipatkan kedua tangannya ke dada, memperlihatkan raut wajah kebencian.

"Jangan kamu ulangi lagi perbuatanmu. Sikapmu sungguh tidak sopan menguping pembicaraan orang lain."

"Cih! Siapa kamu berani sekali mengatur diriku. Aku tidak sudi diatur oleh anak kecil sepertimu!” berdesis Mila tidak suka dengan perkataan Rosa. Menghadapi ibu tirinya ini membuat kepala Rosa semakin pusing, semakin lama ia bertatap muka dengan ibu tirinya. Semakin kuat keingiananya untuk memukul wajahnya lagi hingga memar.

***

Dulu saat Rosa difitnah oleh Mila, ia pernah menghajar Mila hingga babak belur di wajahnya. Ada alasan kuat kenapa Rosa melakukan tidak kekerasan terhadap ibu tirinya. Mila telah menghina ibu kandung Rosa dengan sebutan wanita penyakitan. Rosa tidak terima dengan ucapan ibu tirinya langsung menampar wajah Mila dan memukulnya hingga wajahnya babak belur dibuat oleh Rosa.

"Sekali lagi kamu menghina Ibuku, bukan wajahmu saja yang aku hancurkan! Tulangmu bisa saja aku patahkan satu persatu!" ancam Rosa.

"Kamu memang anak kurang ajar! Tidak ada rasa sopan santun terhadap orang tua."

"Cih! Orang tua seperti kamu, minta aku bersikap sopan santun? Jangan mimpi!" Setelah  puas memukul Mila. Ia pergi ke kamar, ia akan meluapkan emosinya di dalam kamar.  

Mila yang tidak terima diperlakukan kasar oleh anak tirinya langsung mengadu kepada suaminya, kebetulan sekali Aska baru saja pulang dari kerjanya.

“Astaga! Sayang, muka kamu kenapa?” Aska kaget melihat wajah Mila sudah penuh dengan luka lebam, rambut hitam panjangnya sudah berantakan sampai tak beraturan.

“Ini semua gara-gara anak kamu, dia terus melakukan tidak kekerasan terhadapku. Aku tahu anak kamu tidak suka terhadapku, tapi apakah pantas seorang anak memukul Ibu sambungnya.” Dusta Mila, ia sengaja mengatakan hal  itu agar suaminya menghukum Rosa karena berani melawan dengannya.

“Ya sudah kamu tenang dulu ya, coba kamu obati luka kamu. Biar Rosa aku yang urus.” Aska memeluk istrinya, tanpa ia sadari Mila tersenyum senang tanpa ia turun tangan Rosa akan mendapatkan hukuman dari ayahnya sendiri. Tanpa menunggu lama lagi Aska menghampiri Rosa di dalam kamarnya yang ternyata Rosa tengah menangis. Tanpa mendengar penjelasan dari anaknya ia  langsung menampar  pipi Rosa hingga keras.

PLAK...! Aska menampar pipi Rosa membuat pipihnya merah.

“Ayah tidak pernah mengajari kamu bersikap kurang ajar terhadap orang tua, apa pun alasannya kamu tidak boleh melukai ibu sambung kamu.”

“Yah, dia yang salah! Kenapa harus aku yang Ayah hukum? Aku melakukan itu semua karena ada alasannya.”

“Ayah tidak peduli, yang jelas kamu harus meminta maaf ke sama Ibu kamu.” Selesai berbicara dengan Rosa, ia keluar dari kamar anaknya. Rosa tidak menyangka jika ayah tidak bisa percaya dengan omongannya.

Akibat insiden itu Rosa memutuskan untuk pergi dari rumah tanpa sepengetahuan pengawal ayahnya.

Beberapa hari kemudian Rosa telah kembali ke rumahnya. Ayahnya menyuruh para pengawalnya untuk mencari keberadaan anaknya.

next?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Terlalu Tampan   Tantangan dari Aska.

    Sayang, hari ini aku boleh enggak berkumpul sama teman-temanku di club malam?" tanya Mila ia senang sekali menghabiskan uang suaminya di tempat club malam. Bahkan dalam semalam Mila bisa menghabiskan uang hingga ratusan juta."Iya boleh, nanti aku akan menyuruh Radit untuk mentarnsfer uangnya kedalam rekeningmu." Aska mengusap rambut istrinya dengan lembut, ia senang sekali dengan rambut panjang milik Mila. Aska paling senang dengan wanita yang mempunyai rambut panjang."Oke, jangan lama-lama ya transfer uangnya. Kalau lama, aku enggak bisa pergi dong sama teman-teman aku." Mila memajukan bibirnya membuat Aska semakin gemas dengan istri barunya."Iya, apa sih yang enggak buat kamu. Ya udah lanjut lagi ya makan malamnya, pokoknya kamu harus menghabiskan makanan yang ada di sini.”“Enggak mau hah, nanti badan aku bisa gemuk.” Aska sangat mencintai istrinya ini. Apa pun yan

    Last Updated : 2021-08-24
  • Gadis Terlalu Tampan   Persiapan untuk pergi jauh.

    "Apa Ayah yakin dengan keputusan Ayah? Membiarkan Rosa mencari pekerjaan di luar kota?" Mendengar pertanyaan Brian, membuat ia berhenti mentanda tangani berkas."Apa kamu menguping pembicaraan kami berdua?""Maaf Ayah, aku bukan bermaksud untuk menguping pembicaraan kalian berdua. Aku tidak sengaja mendengar saat aku ingin ke sini.""Itu sama saja kamu menguping, kalau kamu enggak sengaja dengar seharusnya kamu bisa pergi!" Brian hanya bisa tertunduk malu. Ia jadi tidak enak ingin mengatakan tujuannya untuk menemui sang ayah.“Mau apa kamu ke sini?" tanya Aska melanjutkan pekerjaannya. Bria terlihat ragu untuk meminta suntikan dana untuk perusahaannya, saat ini perusahaan Brian sedang tidak baik-baik saja.“Kenapa kamu diam? Apa mulutmu sudah dijahit sehingga tidak bisa berbicara dengan Ayah. Atau kamu mau—“ Aska sengaja menghentikan ucapannya, ia in

    Last Updated : 2021-08-24
  • Gadis Terlalu Tampan   Mengajak Dinda pergi ke luar kota bersama.

    Akhirnya Rosa bisa terbebas dari zona yang membuatnya terkekang. Kini ia bisa pergi sesuka hati tanpa harus diikuti oleh pengawal ayahnya. Sebelum ia pergi ke luar kota, ia terlebih dahulu mampir ke sebuah kontrakan kecil untuk mengajak temanya. Yang dulu pernah menolong Rosa saat ia kabur dari rumah. Sampai di kontrakan ia pun mengetuk pintunya.Tok..tok.."Tunggu sebentar," ucap seorang wanita muda membuka pintu.Ceklek!"Dinda!” saat melihat temanya sudah ada di depan matanya Rosa langsung memeluk temannya yang bernama Dinda Lestari. Sudah lama sekali Rosa tidak bertemu dengan Dinda."Ya, ampun, Rosa. ini benaran kamu? Ya, Tuhan." Dinda begitu terkejut dengan kedatangan Rosa, ia yang sudah rindu dengan temannya langsung membalas pelukan dari Rosa."Sudah lama kita enggak ketemu, aku kangen banget sama kamu Din. Gimana kabar ka

    Last Updated : 2021-08-25
  • Gadis Terlalu Tampan   Pihak hotel terlalu meremehkan Rosa

    “Dinda? Bagaimana? Apa kamu mau ikut denganku.” Rosa menatap mata Dinda dengan tatapan melas, agar ia mau menuruti keinginannya."Hmm, oke deh. Aku mau." Dalam sekejab mata Rosa langsung membinar, senyumnya mengembang lebar. "Good job, heheh." Rosa senang, akhirnya Dinda mau ikut dengannya ke luar kota, walau pun di hati Dinda ragu. ia pun mau mengikuti saran dari Rosa.Sebenarnya Dinda sudah lelah bekerja di sebuah pabrik plastik yang bayaran hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya setiap hari, ditambah lagi masih ada adik yang butuh biaya yang cukup besar untuk sekolahnya. Untungnya lagi, ia masih mempunyai pekerjaan sampingan untuk keluarganya. Ini semua berkat Rosa.***Tiga hari kemudian Rosa dan Dinda telah sampai di Kota S. Mereka berdua pergi menggunakan kereta kelas eksekutif semua biaya sudah Rosa tanggung. Tugas Dinda hanya menuruti perkataan Rosa. Butuh waktu 8 jam untuk sampai

    Last Updated : 2021-08-26
  • Gadis Terlalu Tampan   pertama kalinya Dinda masuk kamar hotel mewah.

    "Ada tamu rese! Masa minta kamar VVIP sama pihak hotel, udah gitu minta panggil atasan kita lagi.” Lia menunjuk ke arah Rosa dengan kepalanya sambil melipatkan kedua tangannya di dada.Mata Sri langsung menoleh ke arah Rosa dan juga Dinda, matanya terus memperhatikan penampilan Rosa dari atas kepala hingga bawah kaki. Begitu juga dengan Dinda yang tak luput dari mata Sriyani."Pfft." Sriyani langsung menahan tawanya dengan cara menutup mulutnya pakai satu tangannya. Sebenarnya ia ingin tertawa kencang melihat penampilan Rosa dan juga Dinda, apalagi Dinda terlihat seperti orang kampung dengan pakaian biasanya."Mohon maaf nih, rasanya gue pengen ketawa," bisik Sriyani pada Lia."Ketawa aja Beb, gue juga dari tadi pengen ketawa kok," timpal Lia, ia juga heran bagaimana bisa Rosa yang berpenampilan seperti ini menyewa kamar VVIP untuk d

    Last Updated : 2021-09-03
  • Gadis Terlalu Tampan   memberi efek jera

    “Dinda, kamu ngapain di situ?" tanya Rosa setelah masuk ke dalam kamar, ia melihat temanya sedang berdiri di dekat jendala memandangi luasnya lautan biru. “Ros, lihat deh pemandangan laut itu. Bagus banget loh. Aku jadi pengen main air laut, kaya seru deh.” “Nanti aku ajak ke laut ya, tapi sebelum itu kamu di sini dulu ya. Aku masih ada urusan di luar, kalau kamu mau minta apa-apa kamu bisa telepon pegawai yang ada di sini, nanti kamu bisa dibantu.” “Oke!” Dinda memberikan dua jempol untuk Rosa, ia pun kembali melanjutkan melihat pemandangan laut yang begitu indah. Rosa bergegas pergi ke ruang kerjanya, ia berjalan di sepanjang lorong hotel. Ketika dia berjalan, ia berpapasan dengan manajer, ketika manajer itu melihat bos besarnya ada di depan matanya langsung terbelalak. Rosa menyadari sikap dari manajernya, ia menaruh 1 jarinya di bibirnya menandakan ag

    Last Updated : 2021-09-04
  • Gadis Terlalu Tampan   Kedatangan Brian

    Melihat temanya yang sangat keras kepala, Dinda hanya bisa pasrah menerima perkataan Rosa. Pagi hari telah tiba, Rosa telah bersiap-siap untuk mencari pekerjaan yang cocok untuk mereka berdua. Sedangkan Dinda tetap berada di hotel menikmati semua fasilitas yang ada di sini. “Aku pergi keluar dulu ya, kamu di sini aja sampai aku kembali ke sini. Kalau kamu mau berenang kamu tinggal ke bawah aja, kalau kamu masih bingung kamu boleh minta bantuan sama Rio. Nanti aku yang akan sampaikan.” Dinda menggoyangkan kedua tangannya, bahwa Dinda menolak akan hal itu. Ia tidak ingin merepotkan orang lain hanya karena ia ingin berenang di kolam renang. “Makasih Ros, aku lebih baik tunggu kamu aja dari pada sama orang lain. Aku lebih nyaman sama kamu, aku enggak apa-apa kok nunggu kamu.” “Kamu yakin?” “Yakin! Ya udah sana kamu keluar aja cari kerja, nanti kalau sudah dapat

    Last Updated : 2021-09-05
  • Gadis Terlalu Tampan   Rosa tidak mau pulang

    "Aargghh, lepaskan!" Rosa berontak saat pengawalnya memegang lengannya, ia diseret keluar dari dalam lift dan membawanya pergi menuju mobil. Semua orang yang melihat kejadian itu, merasa heran dan juga takut. Apalagi para pengawal keluarga Adhitama begitu menakutkan. "Apa-apan ini? Lepaskan saya! Kalian jangan macam-macam ya!" Rosa terus saja memberontak, sayangnya kekuatannya kalah jauh dari para pengawalnya. Sekuat apa pun Rosa melawan, ia tidak akan sanggup menandingi kekuatan para pengawalnya. Rosa dipaksa masuk ke dalam mobil. "Awas ya kalian semua! Tunggu pembalasanku!" ancam Rosa dari dalam mobil. Tangannya terus menunjuk-nunjuk ke arah pengawalnya. “Halo adikku tersayang,” sapa Brian dengan senyuman lebarnya menampakkan barisan gigi putih dan rapih. "Arrghh!" Rosa berteriak kencang, ia kaget ada Brian di dalam mobil. Saking emosinya ia tidak sadar di depannya sudah ada kakak sulungnya. J

    Last Updated : 2021-09-07

Latest chapter

  • Gadis Terlalu Tampan   Acara syukuran

    “Rosa? Ke sini dong.” Rosa melihat kea rah bosnya yang memanggil dirinya. Ia langsung bangkit dan berjalan kea rah arahnya. Melihat Rosa ada di depan matanya, pemilik café ini seketika terbelalak. Matanya terbuka lebar, mulutnya sampai menganganga melihat wajah Rosa mirip mendiang istri Abian.“Pa-Pak, dia—“ pemilik salon menunjuk Rosa dengan jarinya yang masih bergetar.“Namanya Rosa, dia ini perempuan. Jadi saya minta tolong sama kamu, tolong bikin dia makin cantik kaya artis Korea ya,” pintanya, sedangkan pemilik salon masih menatap takjub dengan wajah Rosa. Bisa ganteng, bisa juga cantik.“Luar biasa!” ujaranya lagi mengaggumi ketampanan Rosa. ia melihat penampilan Rosa dari ujung kepala hingga ujung kaki. Benar-benar mirip mendiang istri Abian. "Kaya kembarannya Mbak Birdella," ujarnya dalam hati.Hampir satu jam lebih Rosa berada di s

  • Gadis Terlalu Tampan   Salon

    "Keluar sana! Gue mau kerja.”“Jadi lo usir gue? Oke, fine. Kalau lu usir gue dari sini, jangan harap lo bisa dekat lagi sama Ade gue!” Brian langsung berjalan ke arah pintu keluar, tak disangka Abian menahan lengan temannya. “Jangan beper lo, gue Cuma bercanda doang! Yailah, gitu aja dimasukin ke hati.” Brian tersenyum puas, baru diancam sedikit aja Abian ketar-katir.“Makannya Bi, lo harus bisa ambil hati gue. Bikin gue senang, siapa tahu hati gue luluh.” Mendengar hal itu Abian hanya berdesis. Rasanya dia mau muntah seember.Selama seharian penuh Brian berada di ruang kerja, tanpa melakukan aktifitas apa pun. Yang Brian lakukan hanyalah main ponsel, mengawasi Rosa bekerja, hingga tertidur di atas sofa. Sedangkan Abian tidak mempermasalahkan hal tersebut, selama Brian tidak menggangu pekerjaanya.“Lo enggak bosen apa di sini terus seharian?&rdqu

  • Gadis Terlalu Tampan   Brian mampir

    “Bi, mending lo pulang aja deh. Biar Rosa urusan gue!” kesalnya, padahal Rosa adalah adik kandungnya. Akan tetapi temannya selalu menyerobot apa yang dibutuhkan Rosa.“Mending lo duduk aja deh, biar Rosa gue yang urus.”“Gue ‘kan Kakak. Kenapa jadi lo yang repot sih.”“Lo Kakaknya, sedangkan gue bosnya. Jadi wajar aja gue kasih perhatian sama karyawan gue!”“Alibi banget lo!” melihat pertengkaran kakaknya dengan bosnya, Rosa hanya bisa tersenyum. Ia sih tidak masalah jika Abian membantu dirinya jika ia mengalami kesulitan, jika dibandingkan kakaknya. Abian lebih telaten dan sedikit berhati-hati.***"Cih, lihat aja kalau tuh duda tua pepet Rosa terus,” gumamnya mengingat ketika di rumah sakit. Brian benat-benar tidak diberi kesempatan untuk merawat adiknya. “Tapi, gue enggak sangka. Model kaya Abian udah nikah

  • Gadis Terlalu Tampan   Abian Lebay

    "Eeh, tapi saya bisa kok pak pulang sendiri, lagian rumah saya dekat kok. Jadi enggak perlu diantar.”“Biarpun rumah kamu dekat, tetap saya antar pulang ke rumah. Malam-malam begini kita harus waspada dari tindak kejahatan.” Rosa memutar bola matanya malas, ia semakin risi. Baginya bosnya ini terlalu berlebihan.“Udah ya Pak, saya pulang dulu. Makasih deh tawaranya.” Dengan cepat ia berlari menuju pintu keluar.“Rosa! Tunggu saya.” Semakin ia mengejar Rosa, semkain jauh pula Rosa.***“Rosa?” ujar Abian dengan nada sedikit syahdu, membuat Rosa bergidik ngeri.“Dih, Pak Abian kenapa ya? Kok nada bicaranya jadi kaya cewek gitu sih?”“Hmm, saya mau minta tolong sama kamu? boleh?” lagi-lagi ia berucap dengan nada seperti perempuan.“Ngomongnya biasa aja

  • Gadis Terlalu Tampan   Rosa pulih kembali

    "Kamu pantas mendapatkan ini! Hukuman ini belum seberapa buat kamu. Aku akan memberikan hukuman yang berat lagi buat kamu!” ancamnya.Wajah cantik Mila kini sudah membiru, ia sudah kehabisan napas. Dengan cepat Aska melepaskan cekikanya. Ia tidak ingin Mila mati begitu saja. Ia ingin menghukum Mila dengan tanganya sendiri hingga Mila merasakan penderitaan."Hhukk...hhukkk." Mila menjatuhkan dirinya ke lantai, setelah ia lepas dari tangan Aska. napasnya sudah terengah-engah. nyawa dia hampir saja melayang.Aska memerintahkan pengawalnya, “bawa dia ke dalam mobil, dan ikat tubuhnya sekuat mungkin!” Mila hanya bisa pasrah tubuhhnya diseret paksa oleh pengawal ksusus. Sementara Brian dan Rosa sudah diamankan oleh para pengawalnya dan juga Abian yang sudah tiba di lokasi.“Ros, tolong kamu bertahan sedikit lagi. Kakak bakal bawa kamu ke rumah sakit, tolong jangan tinggalin Kakak se

  • Gadis Terlalu Tampan   Riwayat Mila

    1 pengawal pingsan. Tinggal sisa satu lagi. Karena takut ketahuan oleh pengawal yang lainya. Brian langsung mengeluarkan sebuah pisau ke arah pengawal, tepat mengenai keningnya seketika pengawal itu tewas."Rosa! Sadarlah Rosa. Ini Kakakmu!" Brian membagunkan Rosa yang sudah tidak sadarkan diri. Ia begitu sakit melihat keadaan adiknya yang cukup mengenenaskan. Brian tidak akan tinggal diam, dia akan membalas perbuatannya.Brian melepaskan ikatan tali dari tangannya, hati Brian semakin teriris melihat pergelangan tangan adiknya yang sudah penuh luka akibat ikatan tali terlalu kencang. Ia meneteskan air matanya, ia tidak sanggup melihat keadaan adiknya. Selama ia menjadi seorang kakak. Tidak pernah sekali pun ia melukai fisik adiknya, apalagi sampai separah ini.“Kak, Brian.” Sayup-sayup ia mendengar suara adiknya memanggil namanya. Ternyata adiknya masih bisa membuka matanya, ia mengusap air matanya agar adikn

  • Gadis Terlalu Tampan   Brian mengikuti Mila.

    Sudah 1 jam lebih Brian mengikuti mobil Mila, tetapi belum juga sampai di tempat tunjuan. Hingga akhirnya mobil Mila telah sampai di sebuah hutan yang lebat. Mobil Mila masuk ke dalam hutan. Begitu juga dengan Brian. Ia harus berhati-hati mengikuti mobil Mila agar tidak ketahuan. Setelah memasuki hutan yang paling dalam, mobil pun sampai di sebuah rumah tua yang sudah tidak berpenghuni.Diam-diam langkah Brian mengikuti Mila untuk sampai ke rumah tua. Tak di sangka ternyata rumah tersebut dijaga ketat oleh orang yang bertubuh kekar. Ada sekitar 3 orang yang menjaga di luar rumah dibagian luar.“Ck, penjaganya banyak banget di pintu depan,” gumamnya, ia terus memperhatikan rumah tua dan mencari celah agar bisa masuk ke dalam. Ia yakin jika adiknya pasti ada di dalam bersama dengan Mila. Brian mengembil ponselnya dalam saku celana untuk mengirim lokasi agar tim khususnya bisa datang ke sini untuk membantunya.

  • Gadis Terlalu Tampan   Mila

    “Rosa lagi sama lo enggak?” Abian langsung bertanya ke inti permasalahan, ia lagi malas berdebat saat ini.“Lah, kenapa lo jadi nanya Rosa ke gue? Rosa 'kan lagi ada di kota tempat dia kerja.”“Serius lo?”“Serius lah, lagian ngapain juga gue sama si Rosa. Gue sekarang lagi di kota gue.”“Hoh, berarti Rosa lagi enggak sama lo ya? Ya udah gue tutup ya.”“Eh, jangan ditutup dulu! Sebenarnya kenapa sih lo nanya Ade gue lagi ada di mana?”“Semalam Ade lo enggak pulang ke rumah, temannya yang namanya Dinda sampai cari Rosa ke mana-mana tapi enggak ketemu. Malah ponselnya ada di gue sekarang, makannya gue hubungi elo, siapa tahu Rosa lagi sama lo.” Brian berdiri dari tempat duduknya, jantung berdetak kencang mengetahui adiknya belum pulang ke rumah sampai sekarang.&nbs

  • Gadis Terlalu Tampan   Rosa hilang

    “Brian!” suara Mila sedikit ditinggikan agar Brian tersadar.“Eh, iya. Kenapa?”“Kamu ini kenapa sih? Dari tadi dipanggil kok enggak jawab?”“Masa sih?”“Dari tadi kamu terus lihatin saya loh, kamu ini kenapa sih? Apa penampilan saya terlihat aneh ya di mata kamu?” tanyanya membuat Brian kelimpungan, ia tidak sadar jika dirinya terus memperhatikan ibu tirinya ini. Ia sedang memikirkan mencari alasan yang tapat.“Kalung berliannya bagus, kayanya baru ya,” jar Brian baru mendapatkan ide ketika melihat kalung Mila.“Hoh, ini.” Mila menujuk ke arah kalungnya. “Kamu kok tahu kalau kalung berlian ini baru?”“I-iya, soalnya kelihatan silau. Kayanya kalungnya mahal ya?”“Enggak mahal kok, ini murah. Harganya cuma

DMCA.com Protection Status