Share

Kedatangan Brian

Author: Pajar Sa'ad
last update Last Updated: 2021-09-05 09:33:57

Melihat temanya yang sangat keras kepala, Dinda hanya bisa pasrah menerima perkataan Rosa.

Pagi hari telah tiba, Rosa telah bersiap-siap untuk mencari pekerjaan yang cocok untuk mereka berdua. Sedangkan Dinda tetap berada di hotel menikmati semua fasilitas yang ada di sini.

“Aku pergi keluar dulu ya, kamu di sini aja sampai aku kembali ke sini. Kalau kamu mau berenang kamu tinggal ke bawah aja, kalau kamu masih bingung kamu boleh minta bantuan sama Rio. Nanti aku yang akan sampaikan.” Dinda menggoyangkan kedua tangannya, bahwa Dinda menolak akan hal itu. Ia tidak ingin  merepotkan orang lain hanya karena ia ingin berenang di kolam renang.

“Makasih Ros, aku lebih baik tunggu kamu aja dari pada sama orang lain. Aku lebih nyaman sama kamu, aku enggak apa-apa kok nunggu  kamu.”

“Kamu yakin?”

“Yakin! Ya udah sana kamu keluar aja cari kerja, nanti kalau sudah dapat hubungi aku ya.” 

Rosa memberikan satu jempolnya, “sip, kamu tenang aja. Doakan aku ya supaya dapat kerjaan.”  Rosa segara keluar dari hotel, ia juga sudah memperingatkan pada bawahannya agar tidak ada yang memberi tahukan identitas dirinya pada semua orang. Apalagi sampai tercium oleh media masa. Yang Rosa inginkan ketika pegawainya bertemu dengan dirinya sebisa mungkin mereka harus bersikap biasa saja. Anggap  saja Rosa adalah tamu biasa pada umumnya.

Rosa berkeliling di kota S dengan menggunakan sepeda motor yang ia sewa untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan dirinya dan juga Dinda. Padahal pihak hotel sudah menyediakan mobil untuk Rosa, sekaligus dengan sopirnya. Sayang ia menolak. Ia lebih memilih naik motor dari pada naik mobil

Jam sudah menujukan 11.30 WIB Rosa masih mencari pekerjaan namun belum mendapatkannya.

“Haduh! Cari  kerja di mana lagi ya? Rata-rata mereka mencari lulusan min D3-S1 di semua jurusan.” Rosa bingung setiap kali dia menanyakan info lowongan pasti yang dibutuhkan lulusan D3 atau S1, sedangkan dia membutuhkan pekerjaan minimal lulusan sederajat agar Dinda bisa ikut kerja barsama.

Di saat Rosa sedang beristirahat di mini market, matanya tidak sengaja melihat ke arah sebuah Cafe yang begitu ramai. Ia menyipitkan matanya agar bisa melihat dengan jelas, kebetulan di samping pintu  cafe  terdapat sebuah papan  bertuliskan Lowongan. Tanpa pikir panjang lagi Rosa segara menghampirinya.

Sebelum  ia bertanya kepada pegawai restoran, ia melihat kerteria calon pelamar. Di situ tertulis umur max 35 tahun, pengalaman kerja min 1 tahun dibidang apa saja. Mamakai baju hitam putih. Dan yang paling penting bekerja di sini tanpa memakai surat lamaran.

“Wih, kebetulan banget nih. Kayanya aku sama Dinda bisa coba kerja di sini.” Setelah melihat lowongan pekerjaan, ia masuk ke dalam cafe untuk bertanya tentang lowongan pekerjaan kepada waitrees.

"Mbak, maaf mau tanya apa benar di sini sedang membutuhkan seorang karyawan?" tanya Rosa pada salah satu karyawan cafe.

"Hoh iya benar, cafe kami memang sedang kekurangan orang. Jika Masnya mau melamar kerja di cafe ini, besok Masnya bisa datang jam 8 pagi dan menemui pemilik cafe ini. Kebetulan bagian gudang sedang membutuhkan karyawan cowok," jawabnya  menjelaskan pada Rosa. Mbak cafe itu tidak tahu jika Rosa adalah seorang perempuan, karena penampilannya seperti laki-laki. Spontan Rosa dipanggil Mas.

"Terima kasih ya Mbak, besok saya akan datang ke sini." Selesai dari bertanya ia memutuskan untuk kembali ke hotel. Rosa merasa senang bisa mendapatkan lowongan yang cocok untuk mereka berdua. Jika mereka berdua sudah diterima bekerja di cafe ini, ia akan memutuskan mencari tempat tinggal yang baru, terutama dekat dengan tempat kerja.

Butuh waktu 1 jam untuk sampai di hotel, karena jarak tempuh cafe dengan hotel lumayan jauh. Belum lagi keadaan di jalan macet semakin lama ia sampai di hotel. Akhirnya  ia telah sampai di hotel, dengan santainya ia masuk ke dalam lobi, tanpa sengaja matanya  menangkap sesosok segerombolan pria bertubuh besar berdiri di depan resepsionis.

Langkah kaki Rosa terhenti, ia terkejut ternyata anak buah ayahnya sudah ada di hotel ini. Ia heran  bagai mana bisa mereka ada di sini? Dan untuk apa mereka datang ke hotel ini? Sebelum dirinya ketahuan oleh pengawalnya, ia memundurkan langkahnya perlahan. Tak lupa ia  menutupi wajahnya dengan tas.

"Sial! Kenapa mereka semua ada di sini? Mereka mau ngapain sih datang ke sini?" gerutu Rosa. Ia terus melangkah jauh agar bisa terhindar dari para pengawalnya, ia memutuskan untuk bersembunyi di dalam toilet agar tidak ketahuan. Baru saja Rosa membalikkan tubuh ke arah toilet, wajahnya langsung menubruk seseorang.

Rosa mengarahkan kepalanya ke atas, ternyata laki-laki yang ia tabrak saat  ini adalah, salah satu pengawalnya. Mata Rosa terbelalak ternyata pengawalnya bisa  menemukan dirinya, baru saja ia ingin bersembunyi sudah lebih dulu ditemukan.

Sekali lagi Rosa  melangkah mundur, berdiri tegak di hadapan pengawalnya. Sebisa mungkin dia harus bersikap  tenang, karena dalam pikirannya ia sedang merencanakan bagaimana caranya agar dia bisa kabur.

“Hehem!” Rosa berdehem sambil merapikan bajunya, ia tersenyum ke pada pengawalnya.

“Halo, apa kabar? Udah berapa hari ya kita enggak pernah bertemu?” ucap Rosa basa-basi, sayangnya pengawal itu hanya diam tidak menanggapi ucapan Rosa, ditambah wajahnya terlihat sangat sangar. Rosa menggarukan kepalanya yang tidak gatal, ia melihat ke arah lain. Ternyata pengawal yang lainya tengah melihat ke arah Rosa, ia semakin lemas, kalau sudah begini ia tidak akan bisa kabur.

“Nona Rosa, bisa ikut kami sebentar?”

“Untuk apa saya harus ikut dengan kalian? Lagi pula untuk apa kalian datang ke sini? Pasti kalian disuruh Ayah ya?”

“Bukan, kami datang ke  sini karena ada Kakak anda menunggu di luar hotel. Kakak anda sedang menunggu di dalam mobil.”

“Kakak yang mana dulu? Kakak saya kan ada banyak, enggak cuma satu!”

“Maafkan saya, maksud saya. Kakak anda yang pertama Brian Arjun Adhitama.” Mendengar nama kakaknya, ia langsung kaget. ada urusan apa kakak  sulungnya bisa datang ke hotel ini? Karena malas menemui kakaknya, ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Bagi Rosa bertemu dengan kakak sulungnya tidak penting.

“Maaf, bilang sama Kak Brian. Aku enggak mau ketemu sama dia, aku cape mau tidur!” Rosa segera berjalan ke arah lift, ia sudah malas bertemu dengan kakaknya. Sesampainya di dalam lift, ia segera masuk ke dalam dan memencet tombol lantai atas, tanpa diduga pengawalnya menahan pintu lif.

“Heh! Kenapa kamu tahan pintu lift ini? Saya mau ke lantai atas, jangan coba-coba halangin saya ya!” Rosa menajamkan tatapannya, agar para pengawalnya sedikit takut, sayangnya hal seperti itu tidak berguna.

“Mohon maaf, ini adalah perintah dari Bos kami, kalau Nona Rosa tidak mau ikut dengan kami. Maka kami akan memaksa dengan cara keras, hal ini sudah disampaikan oleh Bos kami Brian Arjun Adhitama.”

“Apa!” Rosa berdesis tidak suka, bisa-bisanya Brian memaksa dirinya untuk bertemu dengannya.

Related chapters

  • Gadis Terlalu Tampan   Rosa tidak mau pulang

    "Aargghh, lepaskan!" Rosa berontak saat pengawalnya memegang lengannya, ia diseret keluar dari dalam lift dan membawanya pergi menuju mobil. Semua orang yang melihat kejadian itu, merasa heran dan juga takut. Apalagi para pengawal keluarga Adhitama begitu menakutkan. "Apa-apan ini? Lepaskan saya! Kalian jangan macam-macam ya!" Rosa terus saja memberontak, sayangnya kekuatannya kalah jauh dari para pengawalnya. Sekuat apa pun Rosa melawan, ia tidak akan sanggup menandingi kekuatan para pengawalnya. Rosa dipaksa masuk ke dalam mobil. "Awas ya kalian semua! Tunggu pembalasanku!" ancam Rosa dari dalam mobil. Tangannya terus menunjuk-nunjuk ke arah pengawalnya. “Halo adikku tersayang,” sapa Brian dengan senyuman lebarnya menampakkan barisan gigi putih dan rapih. "Arrghh!" Rosa berteriak kencang, ia kaget ada Brian di dalam mobil. Saking emosinya ia tidak sadar di depannya sudah ada kakak sulungnya. J

    Last Updated : 2021-09-07
  • Gadis Terlalu Tampan   Melamar pekerjaan

    Keesokan paginya Dinda, dan Rosa tengah bersiap-siap untuk melamar pekerjaan di sebuah cafe yang jaraknya lumayan jauh dari hotelnya. Untuk melamar pekerjaan mereka berdua harus mempunyai penampilan sebagus mungkin."Kita sarapannya di sana saja ya? Takut telat nanti.""Iya, lagiian aku belum lapar kok."“Oke, kita berangkat sekarang yuk, takut macet di jalan. Soalnya sekarang waktunya orang berangkat kerja,” ucap Rosa, ia tidak ingin terjebak macet, ia sengaja berangkat lebih awal dengan sepeda motornya yang telah ia sewa seharian penuh, agar tidak telat. Ia lebih baik menunggu dari pada harus telat untuk datang ke cafe. Kesempatan seperti ini tidak boleh ia lewatkan sedetik pun.Satu jam kemudian Rosa telah sampai di tempat tujuan, ia melihat cafenya masih tutup. Tapi sudah banyak orang yang melamar di cafe ini. sebelum jam menujukan pukul 8 ia dan Dinda memutuskan untuk menunggu

    Last Updated : 2021-09-14
  • Gadis Terlalu Tampan   Abian

    “Terima kasih Pak atas pengertiannya, jika ada waktu. Saya akan mengurus semuaya." 25 menit sudah ia menjalani proses interview. Dalam hati ia senang, untuk masalah identitas masih bisa dilewati.“Kalau gitu untuk interview sudah selesai ya, untuk hasilnya nanti saya umumkan lewat email yang sudah kamu kasih ke saya.”“Sekali lagi terima kasih Pak, kalau begitu saya pamit undur diri.” Rosa bangkit dari tempat duduknya, setelahnya ia keluar menuju pintu keluar. Selesai dari sini ia berniat ingin mampir di sebuah tempat makan yang tidak jauh dari cafe untuk makan siang."Ros, gimana interview tadi? Aku sampai gugup loh pas ditanya-tanya sama Pak Abian," ucap Dinda ia baru pertama kali melamar pekerjaan di sebuah cafe."Hmm, baik kok. Mudah-mudahan kita berdua bisa diterima ya kerja di cafe sana. Apalagi pelanggan di cafe tadi cukup ramai pengunjung."&

    Last Updated : 2021-09-15
  • Gadis Terlalu Tampan   Ketampanan Rosa membuat semua orang terkagum.

    “Enggak apa-apa, Pak. Saya cuma lagi senang aja lihat Pak Abian bisa tersenyum lagi. Sudah bertahun-tahun saya bekerja dengan anda, semenjak meninggalnya Almarhum Istri anda. Tiba-tiba senyum anda hilang begitu saja bagai ditelan bumi, tapi hari ini. Saya bisa lihat senyum anda kembali." Mendengar tutur kata Elang, membuat wajah Abian merona merah. Ia jadi malu sendiri hanya karena senyumnya. Tapi, yang dikatakan Elang memang benar. Semenjak istrinya meninggal, ia tidak pernah memperlihatkan senyumnya kepada siapa pun. Bahkan keluarganya sekali pun.Beberapa hari kemudian Dinda, dan Rosa mendapatkan panggilan dari tempat ia melamar pekerjaan di sebuah Cafe Birdella. Melalui sebuah email.“Ros, aku dapat pesan email dari Pak Abian. Katanya aku diterima kerja di cafenya,” ucap Dinda kegirangan, begitu juga dengan Rosa yang mendapatkan email, bahwa dia diterima kerja sebagai karyawan cafe Birdella.&

    Last Updated : 2021-09-16
  • Gadis Terlalu Tampan   Sudah biasa

    “Maaf, saya tidak punya IG, karena saya tidak terlalu suka bermain di media sosial.” Terlihat wajah wanita itu sedikit kecewa, tapi mereka tidak patah semangat.“Kalau nomor ponsel, pasti punya dong,” pintanya dengan gaya centilnya.“Saya punya.” Rosa pun mengeluarkan satu ponselnya dan memberikan nomor itu kepada pelanggannya, "ini nomor ponsel saya, jika Kakak ingin memesan makanan bisa hubungi saya.” Pelanggan wanita itu beserta teman-temannya langsung menyimpan nomor Rosa di ponselnya masing-masing, mereka semua belum sadar jika Rosa itu seorang perempuan sama seperti mereka.“Kalau butuh sesuatu lagi, kalian bisa panggil saya atau teman saya yang lainnya. Kalau begitu saya permisi ya.”“Iya, Kak.” Rosa segera pergi dari pelanggan wanita itu, bagi Rosa, hal seperti ini sudah biasa. Banyak sekali yang meminta nama Ignya atau nomor p

    Last Updated : 2021-09-17
  • Gadis Terlalu Tampan   Permohonan Aska terhadap anak gadisnya

    “Biar pun hanya iseng, tetap tidak boleh. Enggak baik buat kesehatan.” Abian terus saja memberi nasehat kepada Rosa, sebenarnya ia sedikit jengah mendengar nasehat bosnya ini. Malas mendengar nasehat bosnya, ia pun mematikan rokoknya. Sayangnya abu dari rokok itu bertaburan ke mana-mana, alhasil mata Rosa terkena percikan abu rokok panas."Aarghh! Mataku," teriak Rosa menahan sakit karena matanya terkena percikan bara api rokok.“Tuh, 'kan! Apa saya bilang. Rokok itu bahaya!” Karena panik melihat Rosa terkena percikan bara rokok, seketika Abian mengambil air minumnya yang ada di dalam tas lalu menyiramkan air ke arah mata Rosa agar tidak merasa panas."Aduh, panas!" Ia terus saja mengucak matanya."Kamu enggak apa-apa?" Dengan cepat ia mengambil tisu di dalam tasnya dan membantu Rosa untuk membersihkan wajahnya. Yang terkena siraman air.Tangan

    Last Updated : 2021-09-18
  • Gadis Terlalu Tampan   Kembali pulang ke rumah

    "Oke, aku mau bantu Ayah.” Akhirnya ia tidak bisa menolak permintaan dari Ayahnya. Walaupun Rosa sudah menolaknya, ayahnya akan terus memaksa hingga Rosa mau menolongnya. “Kamu serius mau bantu Ayah kali ini? Terima kasih Nak, memang tidak salah Ayah minta bantuan kamu. 2 minggu lagi kamu ke sini ya, di Hotel Aston.” “Iya, nanti aku akan datang.” Ia pun menutup panggilan ponselnya, ia akan meminta izin pada bosnya. Untuk memberikan cuti padanya. Ia langsung berjalan menuju ruang kerja Abian. Kebetulan bosnya ada di dalam. Sebelum masuk ke dalam, ia terlebih dahulu mengetuk pintu, setelah mendapatkan izin dari bosnya, barulah ia masuk ke dalam. "Ada perlu apa kamu ke sini?” tanya Abian. “Saya mau minta izin, saya mau ambil cuti untuk 2 minggu ke depan. Kira-kira untuk tanggal 12-13” “Memangnya kamu ada urusan apa? Berapa lama kamu ambil cuti?”

    Last Updated : 2021-09-19
  • Gadis Terlalu Tampan   terbongkar

    “Aduh,” eluh Mila tertabrak oleh sang suami.“Maaf, sayang. Aku enggak lihat ada kamu di sini.”“Makannya kalau jalan itu hati-hati, kamu mau ke mana sih? Kok buru-buru banget? Baru juga pulang kerja, bukannya langsung mandi, malah lari-lari.” Mila terus saja berbicara tanpa henti, membuat ia menggarukan kepalanya.“Iya, sayang. Maafin aku ya. Aku mau ke kamar Rosa dulu, kata Brian dia sudah sampai rumah.” Dalam sekejap mata Mila terbelalak, dalam hatinya ia merasa kesal karena suaminya terlalu berlebihan terhadap anaknya.“Sudah ya, aku mau ke kamar Rosa dulu.” Aska bergegas ke kamar anaknya, membuat Mila semakin benci dengan anak tirinya ini. Bagi dia Rosa sangat berbahaya, dan dia bisa menggagalkan rencananya.Saat Aska sudah sampai di kamar anaknya, ia membuka pintu secara perlahan, ia mengintip dari bali

    Last Updated : 2021-09-20

Latest chapter

  • Gadis Terlalu Tampan   Acara syukuran

    “Rosa? Ke sini dong.” Rosa melihat kea rah bosnya yang memanggil dirinya. Ia langsung bangkit dan berjalan kea rah arahnya. Melihat Rosa ada di depan matanya, pemilik café ini seketika terbelalak. Matanya terbuka lebar, mulutnya sampai menganganga melihat wajah Rosa mirip mendiang istri Abian.“Pa-Pak, dia—“ pemilik salon menunjuk Rosa dengan jarinya yang masih bergetar.“Namanya Rosa, dia ini perempuan. Jadi saya minta tolong sama kamu, tolong bikin dia makin cantik kaya artis Korea ya,” pintanya, sedangkan pemilik salon masih menatap takjub dengan wajah Rosa. Bisa ganteng, bisa juga cantik.“Luar biasa!” ujaranya lagi mengaggumi ketampanan Rosa. ia melihat penampilan Rosa dari ujung kepala hingga ujung kaki. Benar-benar mirip mendiang istri Abian. "Kaya kembarannya Mbak Birdella," ujarnya dalam hati.Hampir satu jam lebih Rosa berada di s

  • Gadis Terlalu Tampan   Salon

    "Keluar sana! Gue mau kerja.”“Jadi lo usir gue? Oke, fine. Kalau lu usir gue dari sini, jangan harap lo bisa dekat lagi sama Ade gue!” Brian langsung berjalan ke arah pintu keluar, tak disangka Abian menahan lengan temannya. “Jangan beper lo, gue Cuma bercanda doang! Yailah, gitu aja dimasukin ke hati.” Brian tersenyum puas, baru diancam sedikit aja Abian ketar-katir.“Makannya Bi, lo harus bisa ambil hati gue. Bikin gue senang, siapa tahu hati gue luluh.” Mendengar hal itu Abian hanya berdesis. Rasanya dia mau muntah seember.Selama seharian penuh Brian berada di ruang kerja, tanpa melakukan aktifitas apa pun. Yang Brian lakukan hanyalah main ponsel, mengawasi Rosa bekerja, hingga tertidur di atas sofa. Sedangkan Abian tidak mempermasalahkan hal tersebut, selama Brian tidak menggangu pekerjaanya.“Lo enggak bosen apa di sini terus seharian?&rdqu

  • Gadis Terlalu Tampan   Brian mampir

    “Bi, mending lo pulang aja deh. Biar Rosa urusan gue!” kesalnya, padahal Rosa adalah adik kandungnya. Akan tetapi temannya selalu menyerobot apa yang dibutuhkan Rosa.“Mending lo duduk aja deh, biar Rosa gue yang urus.”“Gue ‘kan Kakak. Kenapa jadi lo yang repot sih.”“Lo Kakaknya, sedangkan gue bosnya. Jadi wajar aja gue kasih perhatian sama karyawan gue!”“Alibi banget lo!” melihat pertengkaran kakaknya dengan bosnya, Rosa hanya bisa tersenyum. Ia sih tidak masalah jika Abian membantu dirinya jika ia mengalami kesulitan, jika dibandingkan kakaknya. Abian lebih telaten dan sedikit berhati-hati.***"Cih, lihat aja kalau tuh duda tua pepet Rosa terus,” gumamnya mengingat ketika di rumah sakit. Brian benat-benar tidak diberi kesempatan untuk merawat adiknya. “Tapi, gue enggak sangka. Model kaya Abian udah nikah

  • Gadis Terlalu Tampan   Abian Lebay

    "Eeh, tapi saya bisa kok pak pulang sendiri, lagian rumah saya dekat kok. Jadi enggak perlu diantar.”“Biarpun rumah kamu dekat, tetap saya antar pulang ke rumah. Malam-malam begini kita harus waspada dari tindak kejahatan.” Rosa memutar bola matanya malas, ia semakin risi. Baginya bosnya ini terlalu berlebihan.“Udah ya Pak, saya pulang dulu. Makasih deh tawaranya.” Dengan cepat ia berlari menuju pintu keluar.“Rosa! Tunggu saya.” Semakin ia mengejar Rosa, semkain jauh pula Rosa.***“Rosa?” ujar Abian dengan nada sedikit syahdu, membuat Rosa bergidik ngeri.“Dih, Pak Abian kenapa ya? Kok nada bicaranya jadi kaya cewek gitu sih?”“Hmm, saya mau minta tolong sama kamu? boleh?” lagi-lagi ia berucap dengan nada seperti perempuan.“Ngomongnya biasa aja

  • Gadis Terlalu Tampan   Rosa pulih kembali

    "Kamu pantas mendapatkan ini! Hukuman ini belum seberapa buat kamu. Aku akan memberikan hukuman yang berat lagi buat kamu!” ancamnya.Wajah cantik Mila kini sudah membiru, ia sudah kehabisan napas. Dengan cepat Aska melepaskan cekikanya. Ia tidak ingin Mila mati begitu saja. Ia ingin menghukum Mila dengan tanganya sendiri hingga Mila merasakan penderitaan."Hhukk...hhukkk." Mila menjatuhkan dirinya ke lantai, setelah ia lepas dari tangan Aska. napasnya sudah terengah-engah. nyawa dia hampir saja melayang.Aska memerintahkan pengawalnya, “bawa dia ke dalam mobil, dan ikat tubuhnya sekuat mungkin!” Mila hanya bisa pasrah tubuhhnya diseret paksa oleh pengawal ksusus. Sementara Brian dan Rosa sudah diamankan oleh para pengawalnya dan juga Abian yang sudah tiba di lokasi.“Ros, tolong kamu bertahan sedikit lagi. Kakak bakal bawa kamu ke rumah sakit, tolong jangan tinggalin Kakak se

  • Gadis Terlalu Tampan   Riwayat Mila

    1 pengawal pingsan. Tinggal sisa satu lagi. Karena takut ketahuan oleh pengawal yang lainya. Brian langsung mengeluarkan sebuah pisau ke arah pengawal, tepat mengenai keningnya seketika pengawal itu tewas."Rosa! Sadarlah Rosa. Ini Kakakmu!" Brian membagunkan Rosa yang sudah tidak sadarkan diri. Ia begitu sakit melihat keadaan adiknya yang cukup mengenenaskan. Brian tidak akan tinggal diam, dia akan membalas perbuatannya.Brian melepaskan ikatan tali dari tangannya, hati Brian semakin teriris melihat pergelangan tangan adiknya yang sudah penuh luka akibat ikatan tali terlalu kencang. Ia meneteskan air matanya, ia tidak sanggup melihat keadaan adiknya. Selama ia menjadi seorang kakak. Tidak pernah sekali pun ia melukai fisik adiknya, apalagi sampai separah ini.“Kak, Brian.” Sayup-sayup ia mendengar suara adiknya memanggil namanya. Ternyata adiknya masih bisa membuka matanya, ia mengusap air matanya agar adikn

  • Gadis Terlalu Tampan   Brian mengikuti Mila.

    Sudah 1 jam lebih Brian mengikuti mobil Mila, tetapi belum juga sampai di tempat tunjuan. Hingga akhirnya mobil Mila telah sampai di sebuah hutan yang lebat. Mobil Mila masuk ke dalam hutan. Begitu juga dengan Brian. Ia harus berhati-hati mengikuti mobil Mila agar tidak ketahuan. Setelah memasuki hutan yang paling dalam, mobil pun sampai di sebuah rumah tua yang sudah tidak berpenghuni.Diam-diam langkah Brian mengikuti Mila untuk sampai ke rumah tua. Tak di sangka ternyata rumah tersebut dijaga ketat oleh orang yang bertubuh kekar. Ada sekitar 3 orang yang menjaga di luar rumah dibagian luar.“Ck, penjaganya banyak banget di pintu depan,” gumamnya, ia terus memperhatikan rumah tua dan mencari celah agar bisa masuk ke dalam. Ia yakin jika adiknya pasti ada di dalam bersama dengan Mila. Brian mengembil ponselnya dalam saku celana untuk mengirim lokasi agar tim khususnya bisa datang ke sini untuk membantunya.

  • Gadis Terlalu Tampan   Mila

    “Rosa lagi sama lo enggak?” Abian langsung bertanya ke inti permasalahan, ia lagi malas berdebat saat ini.“Lah, kenapa lo jadi nanya Rosa ke gue? Rosa 'kan lagi ada di kota tempat dia kerja.”“Serius lo?”“Serius lah, lagian ngapain juga gue sama si Rosa. Gue sekarang lagi di kota gue.”“Hoh, berarti Rosa lagi enggak sama lo ya? Ya udah gue tutup ya.”“Eh, jangan ditutup dulu! Sebenarnya kenapa sih lo nanya Ade gue lagi ada di mana?”“Semalam Ade lo enggak pulang ke rumah, temannya yang namanya Dinda sampai cari Rosa ke mana-mana tapi enggak ketemu. Malah ponselnya ada di gue sekarang, makannya gue hubungi elo, siapa tahu Rosa lagi sama lo.” Brian berdiri dari tempat duduknya, jantung berdetak kencang mengetahui adiknya belum pulang ke rumah sampai sekarang.&nbs

  • Gadis Terlalu Tampan   Rosa hilang

    “Brian!” suara Mila sedikit ditinggikan agar Brian tersadar.“Eh, iya. Kenapa?”“Kamu ini kenapa sih? Dari tadi dipanggil kok enggak jawab?”“Masa sih?”“Dari tadi kamu terus lihatin saya loh, kamu ini kenapa sih? Apa penampilan saya terlihat aneh ya di mata kamu?” tanyanya membuat Brian kelimpungan, ia tidak sadar jika dirinya terus memperhatikan ibu tirinya ini. Ia sedang memikirkan mencari alasan yang tapat.“Kalung berliannya bagus, kayanya baru ya,” jar Brian baru mendapatkan ide ketika melihat kalung Mila.“Hoh, ini.” Mila menujuk ke arah kalungnya. “Kamu kok tahu kalau kalung berlian ini baru?”“I-iya, soalnya kelihatan silau. Kayanya kalungnya mahal ya?”“Enggak mahal kok, ini murah. Harganya cuma

DMCA.com Protection Status