Andre bersama keluarga tiba di rumah kediaman Pak Joko dan Bu Sri, Orang tua dari Ira. Mereka disambut dengan baik oleh keluarga Ira. Acara lamaran di mulai, Andre memakaikan cincin pertunangan pada jari manis Ira. Terlihat wajah senang Ira yang dilamar oleh pujaan hatinya.“Terima kasih sayang kamu sudah mau menerimaku sebagai calon Imammu kelak,” Andre mengucapkan terima kasih pada Ira.“Iya bang, aku juga mengucapkan terima kasih karena, abang sudah mau menjadi Imamku. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang untukku,” Kinan mengucapkan terima kasih pada Andre.“Iya sayang sama-sama.”Selesai acara pertunangan, tuan rumah menyiapkan makanan untuk keluarga dan para tamu undangan untuk menyantapnya. Begitu juga dengan Andre dan keluarga makan bersama dengan keluarga Ira. Mereka makan bersama sambil membahas ke arah pernikahan anak-anak mereka.“Bagaimana Pak, Bu jika anak-anak kita acara pernikahannya dipercepat saja. Karena, tahun depan Andre akan mengembangkan usahanya di Singapor
“Loh kenapa kamu yang meminta maaf? Memangnya kamu siapanya si jalang itu!” “Saya,” ucapannya terpotong.“Saya? Saya apa?” tanya Diana.“Saya ibu kandungnya Olivia,” jawabnya dengan lirih.“Oh jadi kamu ibu kandungnya si Jalang itu! Heh denger ya bu kasih tau sama anak ibu itu kalau mau punya cowok lihat-lihat dong. Masa suami orang dijadikan simpanannya,” ucap Diana.“Satu hal lagi yang perlu kalian tau Wisnu ini bukan orang kaya! Dia bisa bergaya seperti itu karena, fasilitas dari keluargaku!” Teriak Diana.“Cukup Diana! Plak,” Wisnu menampar pipi kanan Diana.“Kamu berani nampar aku hah! Kamu belain Jalang itu sampai kamu menamparku!” Teriaknya pada Wisnu.“Maafkan aku Diana. Aku nggak sengaja melakukannya,” ucapnya yang meminta maaf pada istrinya.“Nggak! Aku akan bawa semua ini pada jalur hukum! Aku pastikan kalian berdua dengan jalang itu masuk dalam jeruji besi,” ucapnya dengan tegas.Olivia merasa ketakutan jika dirinya harus masuk dalam penjara. Begitu juga dengan bu Susi
Hari ini genap baby twins berumur 1 tahun. Mereka mengadakan pesta kecil untuk anaknya tersebut. Banyak teman dan keluarga yang datang menghadiri ulang tahun si kembar. Tidak lupa juga Kinan dan Arsen mengundang anak-anak panti asuhan.“Selamat ulang tahun kembar. Semoga panjang umur sehat selalu,” Bella mendoakan yang terbaik untuk kedua cucunya.“Terima kasih Oma,” jawab Kinan.Setelah acara ulang tahun mereka makan bersama. Berbagai macam makanan tersedia di meja prasmanan. Mereka menikmati makanan yang tersedia di atas meja.“Alhamdulillah ya yang di antara kedua keluarga kita bisa bersatu kembali,” ujar Arsen pada istrinya.“Iya bang, kamu benar sekarang antara kedua keluarga kita bisa bersatu kembali,” ucap Kinan.“Selamat ulang tahun ponakan aunty yang ganteng. Semoga kalian panjang umur, sehat selalu dan menjadi anak kebanggan orang tua,” ujar Indriani pada kedua keponakannya.“Terima kasih Aunty Indri,” jawab Kinan.“Dek, Adriana dimana? Kok abang nggak lihat kakakmu itu?” Ta
Setelah ruangan IGD dibuka dan terlihat Indriana dengan seorang Suster. Keluarga semuanya berdiri dan ingin tau apa yang terjadi dengan Kinan. Terutama Arsen yang langsung bertanya pada adiknya.“Bagaimana kabar kakakmu dek? Dia sakit apa?” Tanya Arsen pada adiknya.“Kakak nggak kenapa-napa kok bang. Kakak saat ini sedang mengandung dan sudah jalan 2 minggu,” Indriani memberitahu abangnya.“Alhamdulillah, Pi,Mi, Ma. Kinan hamil!” Arsen berucap dengan gembiranya.“Selamat ya nak. Jaga istrimu dengan baik ya, jangan terlalu capek,” ujar Bella menasehati anaknya.“Iya Mi.”Semua anggota keluarga senang dan gembira. Karena, mereka akan memiliki anggota keluarga baru. Terlihat raut wajah gembira semua anggota keluarga.“Apa boleh nak, kita lihat kakakmu?” Tanya Ryan pada Indriani.“Boleh dong Papi. Tapi kakak kita pindahkan dulu ya ke ruang perawatan. Biar beberapa hari kakak dirawat dulu, karena terlihat sangat pucat sekali,” ujar Indriani pada Papinya.Kinan pun dipindahkan ke ruang pera
Duk duk duk!“Siapa ya!” Teriak bu Susi dari dalam. “Cepat buka pintunya!” Teriak seseorang dari luar rumah.“Iya sebentar,” jawab Bu Susi.Bu Susi membuka pintu dan ternyata yang punya kontrakan datang dan berdiri di depan pintu. Dia menatap Bu Susi dengan garangnya. Dia juga masuk dan melihat sekeliling kamar.“Bu Susi sekarang juga ibu tinggalkan kontrakan saya!” Ucap Bu Mila pemilik kontrakan.“Kenapa bu? Kok saya disuruh pindah? Bukannya saya sudah bayar kontrakan minggu lalu?” Tanya Bu Susi pada Bu Mila.“Saya nggak mau ya gara-gara kelakuan anak kamu itu kontrakan saya jadi sepi nggak ada yang mau ngontrak! Sekarang juga ibu bereskan semua barang-barang ibu dan tinggalkan kontrakan saya hari ini juga!” Ucapnya dengan nada suara tinggi.“Bu tolong kasih waktu untuk saya biar bisa cari kontrakan baru,” ucap Bu Susi yang memohon pada Bu Mila.“Tidak bisa! Hari ini juga ibu tinggalkan kontrakan saya! Terserah ibu mau kemana saya nggak peduli! Yang terpenting sekarang ibu pergi da
Bu susi saat ini berada di rumah Ustadzah Lina. Sehari-hari dia membantu ustadzah masak catering dan beres-beres rumah. Bi Susi pun tinggal bersama di rumah Ustadzah.“Semoga ibu betah ya tinggal disini,” ucapnya pada Bu Susi.“Terima kasih ustadzah sudah mau menampung saya di rumah ustadzah,” ujarnya pada Ustadzah.“Bu Susi nggak boleh berbicara seperti itu. Ibu juga disini bantu-bantu aku kerja kok,” ucap Ustadzah Lina pada Bu Susi.“Ustadzah orang yang sangat baik hati. Saya sangat beruntung bisa bertemu dan kenal sama ustadzah,” ujar Bu Susi.“Iya bu, sudah jangan dipikirin ya yang penting ibu disini bareng sama saya,” katanya pada Bu Susi.“Iya ustadzah.”Bu Susi mulai membantu masak untuk pesanan catering sore nanti. Dia membantu mengiris bumbu dan sayuran yang akan dimasak hari ini. Selain itu dia juga membantu ustadzah membuat kue dan membersihkan rumah. Dengan hati riang gembira dia melakukannya. Sedangkan di Bandung saat ini Olivia sedang mencari pekerjaan untuk dirinya be
“Ada apa ya mas kok buntuti saya sampai disini?” Tanya Olivia pada laki-laki tersebut.“Maaf kalau saya lancang sama mbak. Saya hanya mau menawarkan pekerjaan aja sama mbak,” ucapnya pada Oliv.“Kan sudah bilang kalau saya nggak minat kerja sama mas. Saya tau kerjaan apa yang mas maksud,” ujar Oliv pada Rizal.“Mbak jangan salah paham dulu, saya menawarkan pekerjaan sama mbak itu pekerjaan halal kok,” ucapnya pada Oliv.“Pekerjaan apa yang kamu maksud?” Tanya Oliv pada Rizal.“Apakah mbak mau bekerja di rumah saya?” Tanya Rizal.“Bekerja di rumahmu? Sebagai pembantu gitu?” Tanya Olivia.“Bukan sebagai pembantu mbak. Saya sedang cari orang untuk merawat nenek saya yang saat ini terkena stroke,” jelasnya pada Olivia.“Oh jadi pengasuh nenek kamu?” Tanya Olivia.“Iya mbak jadi pengasuh nenek saya,” jawabnya.Olivia terdiam dan dia berpikir terima apa jangan tawaran dari Rizal. Namun, jika dia menolak maka, dia tidak dapat pekerjaan lagi. Sedangkan, dia harus bekerja untuk menghidupi diri
Setelah mengobrol Ustadzah pun, pamit untuk tidur terlebih dahulu. Begitu juga dengan bu Susi dia mengecek pintu dan jendela apakah sudah terkunci atau belum.“Ternyata sudah terkunci semua, sebaiknya aku langsung tidur saja,” ucapnya yang berbicara sendiri.Namun, tiba-tiba ponsel bu Susi berdering. Dia melihat siapa yang menelpon dirinya. Ternyata Olivia yang menelponnya.[Halo, assalamualaikum][Waalaikumsalam bu, apa kabar?][Alhamdulillah kabar ibu baik. Bagaimana kabar kamu disana nak?][Kabar aku juga baik bu. Nanti kalau Oliv sudah kerja, ibu datang kesini aja ya. Biar tinggal bareng sama aku disini.][Kamu nggak usah khawatirkan ibu. Disini ibu baik-baik saja, dan sudah 2 hari ibu tinggal di rumah ustadzah. Ibu bantu-bantu di rumah ustadzah][Jadi ibu udah nggak ngontrak lagi di tempat yang lama?][Iya ibu di usir sama yang punya kontrakan.][Diusir karena apa bu? Jangan- jangan karena, masalah aku ibu jadi di usir dari kontrakan?][Sudah nggak usah di pikirkan. Saat ini ibu