Duk duk duk!“Siapa ya!” Teriak bu Susi dari dalam. “Cepat buka pintunya!” Teriak seseorang dari luar rumah.“Iya sebentar,” jawab Bu Susi.Bu Susi membuka pintu dan ternyata yang punya kontrakan datang dan berdiri di depan pintu. Dia menatap Bu Susi dengan garangnya. Dia juga masuk dan melihat sekeliling kamar.“Bu Susi sekarang juga ibu tinggalkan kontrakan saya!” Ucap Bu Mila pemilik kontrakan.“Kenapa bu? Kok saya disuruh pindah? Bukannya saya sudah bayar kontrakan minggu lalu?” Tanya Bu Susi pada Bu Mila.“Saya nggak mau ya gara-gara kelakuan anak kamu itu kontrakan saya jadi sepi nggak ada yang mau ngontrak! Sekarang juga ibu bereskan semua barang-barang ibu dan tinggalkan kontrakan saya hari ini juga!” Ucapnya dengan nada suara tinggi.“Bu tolong kasih waktu untuk saya biar bisa cari kontrakan baru,” ucap Bu Susi yang memohon pada Bu Mila.“Tidak bisa! Hari ini juga ibu tinggalkan kontrakan saya! Terserah ibu mau kemana saya nggak peduli! Yang terpenting sekarang ibu pergi da
Bu susi saat ini berada di rumah Ustadzah Lina. Sehari-hari dia membantu ustadzah masak catering dan beres-beres rumah. Bi Susi pun tinggal bersama di rumah Ustadzah.“Semoga ibu betah ya tinggal disini,” ucapnya pada Bu Susi.“Terima kasih ustadzah sudah mau menampung saya di rumah ustadzah,” ujarnya pada Ustadzah.“Bu Susi nggak boleh berbicara seperti itu. Ibu juga disini bantu-bantu aku kerja kok,” ucap Ustadzah Lina pada Bu Susi.“Ustadzah orang yang sangat baik hati. Saya sangat beruntung bisa bertemu dan kenal sama ustadzah,” ujar Bu Susi.“Iya bu, sudah jangan dipikirin ya yang penting ibu disini bareng sama saya,” katanya pada Bu Susi.“Iya ustadzah.”Bu Susi mulai membantu masak untuk pesanan catering sore nanti. Dia membantu mengiris bumbu dan sayuran yang akan dimasak hari ini. Selain itu dia juga membantu ustadzah membuat kue dan membersihkan rumah. Dengan hati riang gembira dia melakukannya. Sedangkan di Bandung saat ini Olivia sedang mencari pekerjaan untuk dirinya be
“Ada apa ya mas kok buntuti saya sampai disini?” Tanya Olivia pada laki-laki tersebut.“Maaf kalau saya lancang sama mbak. Saya hanya mau menawarkan pekerjaan aja sama mbak,” ucapnya pada Oliv.“Kan sudah bilang kalau saya nggak minat kerja sama mas. Saya tau kerjaan apa yang mas maksud,” ujar Oliv pada Rizal.“Mbak jangan salah paham dulu, saya menawarkan pekerjaan sama mbak itu pekerjaan halal kok,” ucapnya pada Oliv.“Pekerjaan apa yang kamu maksud?” Tanya Oliv pada Rizal.“Apakah mbak mau bekerja di rumah saya?” Tanya Rizal.“Bekerja di rumahmu? Sebagai pembantu gitu?” Tanya Olivia.“Bukan sebagai pembantu mbak. Saya sedang cari orang untuk merawat nenek saya yang saat ini terkena stroke,” jelasnya pada Olivia.“Oh jadi pengasuh nenek kamu?” Tanya Olivia.“Iya mbak jadi pengasuh nenek saya,” jawabnya.Olivia terdiam dan dia berpikir terima apa jangan tawaran dari Rizal. Namun, jika dia menolak maka, dia tidak dapat pekerjaan lagi. Sedangkan, dia harus bekerja untuk menghidupi diri
Setelah mengobrol Ustadzah pun, pamit untuk tidur terlebih dahulu. Begitu juga dengan bu Susi dia mengecek pintu dan jendela apakah sudah terkunci atau belum.“Ternyata sudah terkunci semua, sebaiknya aku langsung tidur saja,” ucapnya yang berbicara sendiri.Namun, tiba-tiba ponsel bu Susi berdering. Dia melihat siapa yang menelpon dirinya. Ternyata Olivia yang menelponnya.[Halo, assalamualaikum][Waalaikumsalam bu, apa kabar?][Alhamdulillah kabar ibu baik. Bagaimana kabar kamu disana nak?][Kabar aku juga baik bu. Nanti kalau Oliv sudah kerja, ibu datang kesini aja ya. Biar tinggal bareng sama aku disini.][Kamu nggak usah khawatirkan ibu. Disini ibu baik-baik saja, dan sudah 2 hari ibu tinggal di rumah ustadzah. Ibu bantu-bantu di rumah ustadzah][Jadi ibu udah nggak ngontrak lagi di tempat yang lama?][Iya ibu di usir sama yang punya kontrakan.][Diusir karena apa bu? Jangan- jangan karena, masalah aku ibu jadi di usir dari kontrakan?][Sudah nggak usah di pikirkan. Saat ini ibu
Olivia bekerja di rumah Rizal. Dia menjadi perawat lansia sang nenek. Datang pagi pulang di sore hari. Seperti hari ini dia datang ke rumah Rizal. “Selamat pagi Pak Rizal,” ucapnya pada Rizal. “Kok kamu baru datang? Kan saya sudah bilang hari ini saya bertemu sama klien! Jadi saya harus berangkat pagi! Dari tadi saya nunggu kamu datang. Ya dah sana masuk nenek udah nunggu kamu tuh,” ucapnya yang mengusir Oliv untuk segera menemui nenek. “Iya Pak,” ucap Oliv yang lirih. Dia langsung masuk ke dalam dan menemui nenek yang masih berada di ruang makan. Dalam hati Oliv kesal pada Rizal yang berbicara asal saja. “Selamat pagi nek,” sapa Oliv pada nenek. “Selamat pagi, eh kamu sudah datang rupanya, tadi kamu bertemu sama Rizal?” Tanya nenek pada Oliv. “Iya nek, tadi Pak Rizal ada di depan. Sepertinya dia sedang buru-buru mau ke kantor nek,” ucap Oliv pada nenek. “Oliv jika Rizal berbicara ketus padamu jangan diambil hati ya. Dia memang seperti itu. Sebenarnya dia itu anak yang
Hari ini Kinan ingin memakan rujak serut. Namun, Arsen melarang istrinya makan rujak. Dia takut jika nanti Kinan sakit perut kalau terlalu makan rujak banyak.“Bang! Aku mau makan rujak!” Teriak Kinan.“Nggak boleh sayang, nanti perut kamu sakit kalau terlalu banyak makan rujak,” ujar Arsen yang memberitahu Kinan.“Tapi yang ingin rujak si dede yang di dalam perut bang,” jawab Kinan yang kesal keinginannya tidak terwujud.Kinan langsung masuk ke dalam kamar dengan keadaan marah. Arsen yang melihat sang istri marah langsung saja dia mengikuti istrinya dari belakang. Dia ingin meminta maaf pada Kinan, dia cuma khawatir istrinya sakit perut kalau terlalu banyak makan pedas dan buah-buahan asem.Tok tok tok!“Sayang buka pintunya dong,” rayu Arsen pada Kinan.“Abang jangan masuk! Aku mau sendiri disini!” Teriak Kinan dari dalam kamar.“Sayang maafin abang ya, buka pintunya sayang. Abang janji akan antar kamu beli rujak serut,” ucapnya yang merayu Kinan.“Abang serius mau antar aku beli ru
Olivia masih bekerja di rumah Rizal. Setiap hari dia merawat nenek. Pada hari ini nenek berbicara pada Rizal secara empat mata. Sedangkan, Oliv diminta untuk keluar sebentar.“Nak, mau sampai kapan kamu menyendiri? Nenek nggak selamanya bisa menemani kamu! Nenek mau sebelum dipanggil sang pencipta, nenek bisa melihatmu menikah dan memiliki keluarga kecil yang harmonis,” ujar nenek pada Rizal.“Nenek nggak boleh ngomong seperti itu! Aku mau jika nenek nanti menyaksikan pernikahan aku nantinya,” ucapnya pada nenek.“Maka dari itu nenek mau kamu secepatnya menikah. Jika kamu sudah memiliki calon istri bawa dia kesini, nenek mau kenal sama calon istrimu nanti,” ucapnya yang meminta Rizal datang membawa calon istri.“Nanti aku kenalkan sama nenek ya,” ucap Rizal.“Benar kamu sudah punya kekasih nak?” Tanya nenek.“Belum jadi kekasih nek. Masih pendekatan saja,” jawab Rizal.Nenek pun senangnya bukan main. Dia memeluk cucu kesayangannya. Akhirnya, Rizal memiliki kekasih hati. Tadinya nenek
Saat ini Oliv sedikit tenang setelah, bercerita dengan nenek. Dia merasa ada teman untuk berbagi kisah. Terlihat di antara keduanya makin akrab seperti nenek pada cucunya.“Assalamualaikum,” ucap Rizal yang baru pulang dari kantor.“Waalaikumsalam,” jawab nenek dan Oliv secara serempak.“Wah sepertinya nenek dan Oliv makin akrab aja nih,” ujar Rizal yang melihat keakraban di antara nenek dan Oliv.“Iya dong, nenek sekarang nggak kesepian karena, ada Oliv yang menwmani nenek. Andai saja kamu punya istri kan bisa nenek jadikan teman ngobrol,” ucap nenek yang menyinggung soal istri bagi Rizal.Rizal dan Olivia terdiam setelah, mendengar ucapan yang keluar dari mulut nenek. Tidak lama Oliv pamit ke belakang. Karena, hari sudah sore jadi dia harus pulang ke kontrakannya. Namun, sebelum pulang Tiara biasanya membersihkan badannya terlebih dahulu. Jadi sampai di kos-kosan dia tinggal beli makanan dan tidur l.“Kamu janji kan sama nenek akan membawa calon kamu ke hadapan nenek?” Tanya nenek p