Home / CEO / Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan / 100. Olivia melamar menjadi perawat lansia

Share

100. Olivia melamar menjadi perawat lansia

Author: Aprilia Sakura
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mengobrol Ustadzah pun, pamit untuk tidur terlebih dahulu. Begitu juga dengan bu Susi dia mengecek pintu dan jendela apakah sudah terkunci atau belum.

“Ternyata sudah terkunci semua, sebaiknya aku langsung tidur saja,” ucapnya yang berbicara sendiri.

Namun, tiba-tiba ponsel bu Susi berdering. Dia melihat siapa yang menelpon dirinya. Ternyata Olivia yang menelponnya.

[Halo, assalamualaikum]

[Waalaikumsalam bu, apa kabar?]

[Alhamdulillah kabar ibu baik. Bagaimana kabar kamu disana nak?]

[Kabar aku juga baik bu. Nanti kalau Oliv sudah kerja, ibu datang kesini aja ya. Biar tinggal bareng sama aku disini.]

[Kamu nggak usah khawatirkan ibu. Disini ibu baik-baik saja, dan sudah 2 hari ibu tinggal di rumah ustadzah. Ibu bantu-bantu di rumah ustadzah]

[Jadi ibu udah nggak ngontrak lagi di tempat yang lama?]

[Iya ibu di usir sama yang punya kontrakan.]

[Diusir karena apa bu? Jangan- jangan karena, masalah aku ibu jadi di usir dari kontrakan?]

[Sudah nggak usah di pikirkan. Saat ini ibu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   101. Olivia merawat seorang nenek

    Olivia bekerja di rumah Rizal. Dia menjadi perawat lansia sang nenek. Datang pagi pulang di sore hari. Seperti hari ini dia datang ke rumah Rizal. “Selamat pagi Pak Rizal,” ucapnya pada Rizal. “Kok kamu baru datang? Kan saya sudah bilang hari ini saya bertemu sama klien! Jadi saya harus berangkat pagi! Dari tadi saya nunggu kamu datang. Ya dah sana masuk nenek udah nunggu kamu tuh,” ucapnya yang mengusir Oliv untuk segera menemui nenek. “Iya Pak,” ucap Oliv yang lirih. Dia langsung masuk ke dalam dan menemui nenek yang masih berada di ruang makan. Dalam hati Oliv kesal pada Rizal yang berbicara asal saja. “Selamat pagi nek,” sapa Oliv pada nenek. “Selamat pagi, eh kamu sudah datang rupanya, tadi kamu bertemu sama Rizal?” Tanya nenek pada Oliv. “Iya nek, tadi Pak Rizal ada di depan. Sepertinya dia sedang buru-buru mau ke kantor nek,” ucap Oliv pada nenek. “Oliv jika Rizal berbicara ketus padamu jangan diambil hati ya. Dia memang seperti itu. Sebenarnya dia itu anak yang

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   102. Kinan ngidam rujak serut

    Hari ini Kinan ingin memakan rujak serut. Namun, Arsen melarang istrinya makan rujak. Dia takut jika nanti Kinan sakit perut kalau terlalu makan rujak banyak.“Bang! Aku mau makan rujak!” Teriak Kinan.“Nggak boleh sayang, nanti perut kamu sakit kalau terlalu banyak makan rujak,” ujar Arsen yang memberitahu Kinan.“Tapi yang ingin rujak si dede yang di dalam perut bang,” jawab Kinan yang kesal keinginannya tidak terwujud.Kinan langsung masuk ke dalam kamar dengan keadaan marah. Arsen yang melihat sang istri marah langsung saja dia mengikuti istrinya dari belakang. Dia ingin meminta maaf pada Kinan, dia cuma khawatir istrinya sakit perut kalau terlalu banyak makan pedas dan buah-buahan asem.Tok tok tok!“Sayang buka pintunya dong,” rayu Arsen pada Kinan.“Abang jangan masuk! Aku mau sendiri disini!” Teriak Kinan dari dalam kamar.“Sayang maafin abang ya, buka pintunya sayang. Abang janji akan antar kamu beli rujak serut,” ucapnya yang merayu Kinan.“Abang serius mau antar aku beli ru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   103. Olivia semakin akrab dengan neneknya Rizal

    Olivia masih bekerja di rumah Rizal. Setiap hari dia merawat nenek. Pada hari ini nenek berbicara pada Rizal secara empat mata. Sedangkan, Oliv diminta untuk keluar sebentar.“Nak, mau sampai kapan kamu menyendiri? Nenek nggak selamanya bisa menemani kamu! Nenek mau sebelum dipanggil sang pencipta, nenek bisa melihatmu menikah dan memiliki keluarga kecil yang harmonis,” ujar nenek pada Rizal.“Nenek nggak boleh ngomong seperti itu! Aku mau jika nenek nanti menyaksikan pernikahan aku nantinya,” ucapnya pada nenek.“Maka dari itu nenek mau kamu secepatnya menikah. Jika kamu sudah memiliki calon istri bawa dia kesini, nenek mau kenal sama calon istrimu nanti,” ucapnya yang meminta Rizal datang membawa calon istri.“Nanti aku kenalkan sama nenek ya,” ucap Rizal.“Benar kamu sudah punya kekasih nak?” Tanya nenek.“Belum jadi kekasih nek. Masih pendekatan saja,” jawab Rizal.Nenek pun senangnya bukan main. Dia memeluk cucu kesayangannya. Akhirnya, Rizal memiliki kekasih hati. Tadinya nenek

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   104. Olivia kecewa pada Rizal

    Saat ini Oliv sedikit tenang setelah, bercerita dengan nenek. Dia merasa ada teman untuk berbagi kisah. Terlihat di antara keduanya makin akrab seperti nenek pada cucunya.“Assalamualaikum,” ucap Rizal yang baru pulang dari kantor.“Waalaikumsalam,” jawab nenek dan Oliv secara serempak.“Wah sepertinya nenek dan Oliv makin akrab aja nih,” ujar Rizal yang melihat keakraban di antara nenek dan Oliv.“Iya dong, nenek sekarang nggak kesepian karena, ada Oliv yang menwmani nenek. Andai saja kamu punya istri kan bisa nenek jadikan teman ngobrol,” ucap nenek yang menyinggung soal istri bagi Rizal.Rizal dan Olivia terdiam setelah, mendengar ucapan yang keluar dari mulut nenek. Tidak lama Oliv pamit ke belakang. Karena, hari sudah sore jadi dia harus pulang ke kontrakannya. Namun, sebelum pulang Tiara biasanya membersihkan badannya terlebih dahulu. Jadi sampai di kos-kosan dia tinggal beli makanan dan tidur l.“Kamu janji kan sama nenek akan membawa calon kamu ke hadapan nenek?” Tanya nenek p

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   105. Andre dan Ira mempersiapkan acara pernikahan

    Setelah lamaran Andre pada Ira berlangsung dengan baik. Saat ini Ira dan Andre fitting pakaian pengantin. Mereka akan mengenakan pakaian tradisional sunda. Karena, Ira berasal dari suku sunda.“Bagaimana perasaanmu saat ini dek?” Tanya Andre pada Ira.“Alhamdulillah perasaanku senang banget bang. Terima kasih kamu sudah mau menjadi imamku,” ucapnya pada Andre dan menatap netra Andre dengan berkaca-kaca.“Jangan menangis sayang. Aku akan menjaga dan melindungimu,” ucap Andre mencium kening Ira.“Terima kasih bang.”Mereka melanjutkan lagi makan siang yang sempat tertunda. Setelah, melakukan fitting pakaian pengantin mereka berdua singgah di warung makan ikan bakar. Mereka memesan menu yang ada di warung makan tersebut.“Bang, aku sedih jika kita menikah nanti maka aku akan meninggalkan keluargaku. Aku akan ikut bersama denganmu ke Jakarta,” ucapnya yang memberitahu Andre.“Kita bisa jenguk ayah dan ibu jika libur nanti sayang. Kamu nggak usah khawatir ya, kita juga akan kirim uang untu

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   106. Andre kembali ke Jakarta

    Baru saja mau melangkah lari tiba-tiba ada yang memanggil. “Ira!” panggil seseorangIra merasa ada yang memanggil dirinya. Dia menoleh pada suara yang memanggil dirinya. Begitu juga dengan Andre dia ikut menoleh ke arah suara tersebut.“Mas Iwan!” Panggil Ira pada orang yang memanggil dirinya.“Lagi apa kamu disini Ra?” Tanya Iwan pada Ira.“Saya lagi lari pagi mas. Oh iya kenalin ini Bang Andre calon suami Ira,” ucap Ira yang memperkenalkan Andre pada Iwan.“Oh iya saya Iwan teman Ira,” ucapnya menjabat tangan Andre.“Andre calon pendamping Ira,” jawab Andre yang merasa bangga di perlakukan baik sama Ira.“Kalian mau menikah?” Tanya Iwan.“Iya Bro, saya sama Ira akan menikah bulan depan. Jangan lupa datang ya bro,” ujar Andre pada Iwan.“Oh pasti saya datang. Terima kasih atas undangannya, kalau begitu saya pamit dulu ya,” ucapnya yang langsung meninggalkan Ira dan Andre.“Siapa dia dek?” Tanya Andre yang masih penasaran.“Yang tadi itu mas Iwan. Tadi kan abang udah kenalan sama mas

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   107. Olivia meminta Izin cuti libur pada Rizal

    Olivia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dia merasa terjebak dengan situasi yang tidak ingin dikehendaki olehnya. Ya Olivia kecewa pada Rizal, dia menganggap Oliv wanita matre dan hanya ingin mengincar uangnya saja. “Nak, kamu kenapa kok dari tadi melamun terus?” Tanya nenek pada Oliv.“Nggak kenapa-napa nek. Aku hanya kangen sama ibu,” ujarnya pada nenek.“Ya kalau kamu kangen sama ibumu ya suruh ibumu datang kesini,” ucap nenek yang memberikan saran pada Oliv.“Ibu nggak mau di ajak kesini nek,” jawab Oliv.“Kalau begitu kamu ambil cuti saja biar kamu bisa bertemu dengan ibumu,” ucap nenek pada Olivia.“Jika aku cuti nanti siapa yang akan menjaga dan merawat nenek?” Tanya Oliv.“Kalau untuk masalah itu, kamu tenang saja. Nanti Rizal bisa minta cuti di kantornya,” ujar nenek pada Oliv.Oliv menganggukkan kepala pertanda dia mengerti. Oliv melaksanakan tugasnya kembali memandikan nenek. Setelah itu, dia juga menyuap nenek makan. “Selamat pagi,” ucap Rizal yang baru turun dari la

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   108. Olivia pulang kembali ke Jakarta

    Hari ini Oliv cuti kerja, dia langsung menuju ke stasiun kereta api. Oliv menggunakan transportasi kereta api. Menurutnya menggunakan kereta api lebih cepat sampai di Jakarta. Oliv tiba di stasiun kereta api, sebelum dia masuk gerbong kereta Oliv menelpon ibunya. Dia memberitahu jika hari ini dia akan ke Jakarta.[Assalamualaikum bu][Waalaikumsalam Oliv, tumben kamu telpon ibu, ada apa nak?][Bu,hari ini aku mau ke Jakarta! Aku kangen sama ibu][Serius kamu mau kesini?][Iya bu, aku serius][Baiklah, nanti kalau kamu sudah sampai kabarin ibu ya, biar ibu bisa jemput kamu][Iya bu,nanti setelah sampai aku kabarin ibu ya][Udah dulu ya bu, aku udah mau masuk gerbong kereta nih][Oh ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan ya][Iya bu, assalamualaikum][Waalaikumsalam]Panggilan telepon berakhir. Oliv bergegas menuju gerbong kereta dan mencari tempat duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket. Setelah, beberapa menit dia mencari tempat duduk. Akhirnya, Oliv menemukan te

Latest chapter

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   131. Semua Keluarga Bahagia

    Pagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   130. Mama Ratih Pindah Ke Kampung

    Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   129. Rencana Mama Ratih tinggal di Kampung

    Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   128. Kinan menuju ke rumah Mama Ratih

    Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   127. Kematian Pak Rudi

    “Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   126. Pak Rudi mengalami kecelakaan lalu lintas

    Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   125. Pernikahan Rizal dan Olivia

    Setelah mempersiapkan semuanya, Rizal dan Olivia pun melaksanakan pernikahannya. Keluarga Rizal datang ke acara pernikahan Rizal. Begitu juga dengan Pak Rudi, Kinanti “Apakah kedua mempelai sudah siap mengikrarkan ijab qabul?” Tanya Pak Penghulu.“Saya sudah siap Pak,” jawab Rizal.“Baik, kalau begitu kita mulai ya,” ucap Pak Penghulu.“Silahkan yang menjadi wali maju dan duduk di samping saya,” ujar Pak Penghulu.Seorang laki-laki paruh baya yang menuju ke depan. Dengan menggunakan kemeja batik dan celana panjang hitam. Dialah Ayah kandung dari Olivia, yang bernama Pak Sunandar.“Apakah Bapak, Ayah kandung dari calon mempelai perempuan?” Tanya Pak Penghulu.“Iya Pak, saya Ayah kandung Olivia.”Semua tamu yang ada disana melihat laki-laki yang akan menjadi wali untuk pengantin wanita. Begitu juga dengan Bu Susi, dia hanya bisa melihat mantan suaminya tersebut.“Mari silahkan duduk disini Pak,” ucap Pak Penghulu pada Pak Sunandar.“Silahkan di mulai Pak,” ucap Pak penghulu.Pak Sunand

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   124. Arsen dan Kinan masih berada di rumah orang tua

    Saat ini Indriana sudah berangkat ke luar negri. Dia menempuh pendidikan di Amsterdam. Tanpa ada yang tau jika Indriana pergi karena, ingin memulihkan hatinya yang sempat patah hati.“Semoga Indriana betah disana ya Bang,” ungkap Kinan pada Arsen.“Iya dek, semoga saja dia betah disana,” jawab Arsen pada Kinan.“Bagaimana keadaan Panti asuhan sekarang ini?” Tanya Arsen pada Kinan.“Semuanya baik Bang, tumben kok abang tanya soal panti?” Tanya Kinan.“Jadi begini dek, Abang punya teman dia seorang kontruksi bangunan. Dia menawarkan jasa pada abang untuk pembangunan, nah abang ingat kalau kamu kan kelola Panti Asuhan, apakah rumah Panti perlu di renovasi atau tidak,” jelas Arsen pada sang istri.“Oh gitu, ya memang perlu sih di renovasi bang, namanya juga rumah Panti kan rumah sudah tua peninggalan dari almarhumah Bunda. Jadi menurut aku sih perlu di renovasi panti asuhannya bang,” ujar Kinan yang menjelaskan pada Arsen.“Baiklah kalau begitu, besok abang suruh teman untuk merenovasi ru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   123. Rencana makan malam bersama keluarga

    Saat ini Indriana sudah mempersiapkan semuanya. Keluarga hari ini sedang berkumpul di ruang keluarga Caniago. Begitu juga dengan Arsen dan Kinan datang ke rumah sang Papi dan Mami. “Kenapa kamu nggak lanjut kuliah di Jakarta aja sih dek?” tanya Arsen yang masih keberatan jika Adiknya kuliah di Belanda.“Bang, aku tuh udah lama banget mau lanjutin study di Amsterdam,” ujar Indriana pada Arsen.“Kalau menurut Papi dan Mami, gimana? Apa Papi dan Mami setuju jika Indriana melanjutkan kuliah di Amsterdam?” Tanya Arsen pada kedua orang tuanya.“Kalau Papi kurang setuju, tapi mau gimana lagi adikmu yang mau untuk kuliah disana,” ucap Papi dengan pasrah.“Ya sudah kalau memang kamu sudah tekad bulat ingin sekolah di Amsterdam ya sudah tidak apa-apa yang penting kamu disana bisa jaga diri dengan baik,” Arsen berpesan pada sang adik.“Baik bang,” jawab Indriana.“Sini nak, baby Frederick dan baby Nicolas biar bermain dengan Papi dan Mami. Kalian bisa beristirahat di kamar,” ucap sang Mami pad

DMCA.com Protection Status