Beranda / CEO / Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan / 107. Olivia meminta Izin cuti libur pada Rizal

Share

107. Olivia meminta Izin cuti libur pada Rizal

Penulis: Aprilia Sakura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Olivia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dia merasa terjebak dengan situasi yang tidak ingin dikehendaki olehnya. Ya Olivia kecewa pada Rizal, dia menganggap Oliv wanita matre dan hanya ingin mengincar uangnya saja.

“Nak, kamu kenapa kok dari tadi melamun terus?” Tanya nenek pada Oliv.

“Nggak kenapa-napa nek. Aku hanya kangen sama ibu,” ujarnya pada nenek.

“Ya kalau kamu kangen sama ibumu ya suruh ibumu datang kesini,” ucap nenek yang memberikan saran pada Oliv.

“Ibu nggak mau di ajak kesini nek,” jawab Oliv.

“Kalau begitu kamu ambil cuti saja biar kamu bisa bertemu dengan ibumu,” ucap nenek pada Olivia.

“Jika aku cuti nanti siapa yang akan menjaga dan merawat nenek?” Tanya Oliv.

“Kalau untuk masalah itu, kamu tenang saja. Nanti Rizal bisa minta cuti di kantornya,” ujar nenek pada Oliv.

Oliv menganggukkan kepala pertanda dia mengerti. Oliv melaksanakan tugasnya kembali memandikan nenek. Setelah itu, dia juga menyuap nenek makan.

“Selamat pagi,” ucap Rizal yang baru turun dari la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   108. Olivia pulang kembali ke Jakarta

    Hari ini Oliv cuti kerja, dia langsung menuju ke stasiun kereta api. Oliv menggunakan transportasi kereta api. Menurutnya menggunakan kereta api lebih cepat sampai di Jakarta. Oliv tiba di stasiun kereta api, sebelum dia masuk gerbong kereta Oliv menelpon ibunya. Dia memberitahu jika hari ini dia akan ke Jakarta.[Assalamualaikum bu][Waalaikumsalam Oliv, tumben kamu telpon ibu, ada apa nak?][Bu,hari ini aku mau ke Jakarta! Aku kangen sama ibu][Serius kamu mau kesini?][Iya bu, aku serius][Baiklah, nanti kalau kamu sudah sampai kabarin ibu ya, biar ibu bisa jemput kamu][Iya bu,nanti setelah sampai aku kabarin ibu ya][Udah dulu ya bu, aku udah mau masuk gerbong kereta nih][Oh ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan ya][Iya bu, assalamualaikum][Waalaikumsalam]Panggilan telepon berakhir. Oliv bergegas menuju gerbong kereta dan mencari tempat duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket. Setelah, beberapa menit dia mencari tempat duduk. Akhirnya, Oliv menemukan te

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   109. Olivia tiba di Jakarta

    Olivia telah tiba di stasiun Gambir. Dia langsung keluar dari kereta dan menuju ke stasiun. Setibanya dia langsung menelpon bu Susi. Dia memberitahukan bahwa dirinya sudah tiba di Jakarta.[Assalamualaikum bu, aku sudah tiba di stasiun Gambir][Waalaikumsalam nak, tunggu ibu jemput ya][Iya bu][Ibu kesana dengan taksi jadi kamu tunggu saya di depan pintu utama stasiun][Iya bu, cepat dikit ya bu, soalnya aku sendiri disini.][Iya ibu secepatnya tiba disana][Ya sudah ibu tutup dulu telponnya ya, assalamualaikum][Iya bu, waalaikumsalam]Panggilan telepon berakhir, Bu Susi segera menuju ke dapur yang dimana Ustadzah sedang memasak. Dia mau pamit untuk jemput Olivia. Bu Susi memberanikan diri pamitan pada Ustadzah.“Ustadzah, saya mau izin untuk jemput Olivia. Dia sudah tiba di stasiun Gambir,” ucapnya yang berpamitan pada ustadzah.“Iya bu, berangkat aja nggak apa-apa, ajak anak ibu kesini ya. Biar tinggal disini saja selama dia libur kerja,” ucap ustadzah yang mempersilahkan Olivia u

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   110. Olivia melamar pekerjaan di hotel Areta

    Setelah tiga hari Olivia di Jakarta, hari ini dia akan melamar pekerjaan di kantor. Entah itu sebagai office girl di kantor pun dia tidak keberatan yang terpenting dia bisa kerja dan mendapatkan uang. Untuk masalah tempat tinggal saat ini, Olivia tinggal di rumah Ustadzah Lina bersama dengan ibunya. Pagi ini dia akan pergi melamar pekerjaan. “Nak, kamu mau kemana pagi-pagi kok udah rapih?” Tanya ustadzah pada Olivia. “Saya mau melamar pekerjaan ustadzah, doakan saya ya ustadzah semoga bisa dapat pekerjaan,” ujarnya pada Ustadzah dan meminta doa padanya. “InsyaAllah ustadzah akan mendoakan kamu ya nak, semangat ya,” ucap Ustadzah yang memberikan semangat pada Oliv. “Terima kasih ustadzah,” jawabnya. “Kita sarapan dulu ya, habis itu baru kamu berangkat,” ajak ustadzah pada Oliv. “Iya ustadzah.” Olivia mengikuti ustadzah menuju ke ruang makan. Di meja makan sudah tersedia nasi uduk buatan Bu Susi. Mereka berempat sarapan bersama, selesai sarapan Oliv pamit pada Ibu dan Ustad

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   111. Malam pertama Andre dan Ira

    Hari ini akan dilangsungkan pernikahan antara Andre dan Ira. Semua keluarga sudah hadir di acara resepsi pernikahan Andre dan Ira.“Selamat menempuh hidup baru ya bang, jaga Ira dengan baik ya,” ucap Kinan yang memberikan selamat pada abangnya tersebut.“Terima kasih ya dek, kamu dan keluarga kecilmu sudah mau datang ke acara pernikahan abangmu ini,” ujar Andre pada adiknya.“Iya bang.”Selesai mengucapkan selamat pada Andre semua keluarga berfoto bersama. Mereka foto bersama dengan pengantin. Selesai berfoto dengan pengantin, keluarga mengadakan makan bersama. Malam hari mereka tinggal di hotel. Semua keluarga pergi menuju ke hotel yang dimana sudah mereka pesan. Sedangkan, untuk pengantin malam ini tidur di rumah pengantin wanita. Seperti malam ini Andre dan Ira merasa canggung karena, mereka masih sama-sama malu.“Dek, sebaiknya kamu mandi duluan sana,” ucap Andre yang meminta istrinya untuk mandi duluan.“Iya bang,aku mandi duluan ya,” ucapnya yang langsung pergi menuju kamar mand

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   112. Keluarga Arsen dan keluarga Kinan kembali ke Jakarta

    Setelah melakukan malam pertama. Di pagi hari mereka sibuk untuk sarapan pagi bersama. Hari ini pertama kalinya mereka sarapan pagi bersama-sama.“Kamu masak apa pagi ini dek?” Tanya Andre pada Ira yang masih berada di dapur.Andre memeluk sang istri dari belakang. Tanpa mereka sadari ternyata gerak-gerik mereka terlihat oleh Ibu. “Hari ini aku masak nasi goreng seafood,” ucapnya pada sang suami.“Wah sepertinya enak sekali,” ucapnya yang mencium pundak sang istri.“Hm,” terdengar deheman dari ibu.Andre dan Ira kaget dan langsung melihat ke arah suara deheman tersebut. Ternyata ibu sedang berdiri melihat anak dan menantunya sedang bermesraan di dapur. Andre dengan cepat melepaskan pelukannya.“Awas nasi gorengnya gosong ya,” ucap ibu yang langsung pergi meninggalkan anak dan menantunya.“Tuh kan, gara-gara abang sih jadinya ibu tau kan. Aku jadi malu bang,” ucap Ira pada sang suami.“Kenapa harus malu dek, kita kan udah sah jadi suami-istri jadi ya jangan malu lah,” ucap Andre pada

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   113. Rizal dan Nenek mencari keberadaan Olivia di Jakarta

    Tiba di rumah, Arsen dan keluarga langsung beristirahat. Karena, hari ini mereka melakukan perjalanan jauh. “Sebaiknya Mama istirahat saja ya, hari sudah larut malam,” ucap Kinan yang meminta sang Mama untuk beristirahat setelah, mereka makan malam bersama.“Iya nak, mama ke kamar dulu ya,” pamit Mama Ratih pada Kinan dan menantunya.“Iya Ma,” jawab Kinan dan Arsen.Mama pun menuju ke kamar. Sedangkan, Arsen dan Kinan masih di ruang keluarga. Mereka masih menonton acara berita di televisi.“Bang, menurutku Indriani sepertinya suka deh sama bang Andre,” ucap Kinan yang memberitahu Arsen.“Masa sih yang? Kayaknya nggak mungkin yang,” ucap Arsen yang menyangkal ucapan Kinan.“Ya itu hanya dugaanku saja bang, mudah-mudahan itu hanya dugaanku semata,” ucap kinan.“Sudah ya yang, sebaiknya kita istirahat yuk. Hari sudah semakin malam,” ucapnya yang mengajak Kinan beristirahat.“Ya sudah ayo bang kita istirahat,” Kinan mengajak sang suami untuk beristirahat.Arsen dan Kinan menuju kamar, m

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   114. Bertemu dengan Olivia di Hotel Areta

    Rizal dan nenek saat ini sudah tiba di Jakarta. Sedangkan, saat ini hari pertama Olivia bekerja di hotel Areta, sebagai cleaning service. Pukul 8 pagi Olivia sudah berada di hotel Areta. Dia sudah mulai bekerja, dan hari ini adalah hari pertama dia masuk kerja. “Ya Allah, semoga pekerjaanku ini membawa keberkahan bagiku. Terima kasih sudah memberikan aku pekerjaan dan masih memberikan aku rezeki,” gumamnya dalam hati.Selesai membereskan setiap kamar yang baru saja ditinggal tamu, maka tugas cleaning service membersihkan kamar dan mengganti sprei yang lama dengan sprei yang baru.“Oliv apakah kamar nomor 102 sudah kamu ganti spreinya?” Tanya Siska si pegawai hotel.“Sudah kak,ini baru saya ganti,” jawab Oliv.“Bagus kerjaanmu cukup cepat juga ya. Kamar itu sudah ada tamu yang booking,” ujar Siska pada Oliv“Oh iya bu, saya mengerti, terima kasih sudah memberitahu saya,” ujar Oliv pada Siska.“Oke kalau begitu saya lihat yang lainnya juga ya,” ucapnya pada Oliv.“Baik kak.”Siska perg

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   115. Rizal melamar Olivia

    “Kamu mau kan nak, jika nenek kenal sama keluargamu? Nenek mau jika kalian berdua secepatnya menikah,” ucap Nenek. “Menikah!” Jawab mereka berdua dengan kagetnya. “Iya menikah! Kenapa kalian berdua kaget?” Tanya Nenek. “Apa nggak terlalu cepat Nek?” Tanya Rizal. “Kamu mau sampai kapan melajang terus? Ingat umur kamu itu sudah mau kepala tiga. Jadi sebaiknya kalian menikah saja, lagi pula Nenek melihat kalian berdua cocok. Jadi tunggu apa lagi, secepatnya di sah kan saja,” ujar sang Nenek pada cucunya. Mereka berdua terdiam mendengar ucapan sang nenek. Tidak lama, Olivia meminta izin untuk kerja kembali, meskipun Rizal minta pada Oliv untuk berhenti bekerja. Namun, dia tidak mau berhenti dari pekerjaannya. “Sebaiknya kamu berhenti kerja nak, ikut kita ke Bandung lagi,” ujar Nenek yang meminta Olivia untuk kembali ke Bandung bersama dengan mereka. “Maaf nek, buka aku nggak mau ikut Nenek dan Mas Rizal ke Bandung. Tapi, aku cuma mau kerja dekat sama Ibu,” ujar Oliv pada Nene

Bab terbaru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   131. Semua Keluarga Bahagia

    Pagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   130. Mama Ratih Pindah Ke Kampung

    Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   129. Rencana Mama Ratih tinggal di Kampung

    Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   128. Kinan menuju ke rumah Mama Ratih

    Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   127. Kematian Pak Rudi

    “Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   126. Pak Rudi mengalami kecelakaan lalu lintas

    Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   125. Pernikahan Rizal dan Olivia

    Setelah mempersiapkan semuanya, Rizal dan Olivia pun melaksanakan pernikahannya. Keluarga Rizal datang ke acara pernikahan Rizal. Begitu juga dengan Pak Rudi, Kinanti “Apakah kedua mempelai sudah siap mengikrarkan ijab qabul?” Tanya Pak Penghulu.“Saya sudah siap Pak,” jawab Rizal.“Baik, kalau begitu kita mulai ya,” ucap Pak Penghulu.“Silahkan yang menjadi wali maju dan duduk di samping saya,” ujar Pak Penghulu.Seorang laki-laki paruh baya yang menuju ke depan. Dengan menggunakan kemeja batik dan celana panjang hitam. Dialah Ayah kandung dari Olivia, yang bernama Pak Sunandar.“Apakah Bapak, Ayah kandung dari calon mempelai perempuan?” Tanya Pak Penghulu.“Iya Pak, saya Ayah kandung Olivia.”Semua tamu yang ada disana melihat laki-laki yang akan menjadi wali untuk pengantin wanita. Begitu juga dengan Bu Susi, dia hanya bisa melihat mantan suaminya tersebut.“Mari silahkan duduk disini Pak,” ucap Pak Penghulu pada Pak Sunandar.“Silahkan di mulai Pak,” ucap Pak penghulu.Pak Sunand

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   124. Arsen dan Kinan masih berada di rumah orang tua

    Saat ini Indriana sudah berangkat ke luar negri. Dia menempuh pendidikan di Amsterdam. Tanpa ada yang tau jika Indriana pergi karena, ingin memulihkan hatinya yang sempat patah hati.“Semoga Indriana betah disana ya Bang,” ungkap Kinan pada Arsen.“Iya dek, semoga saja dia betah disana,” jawab Arsen pada Kinan.“Bagaimana keadaan Panti asuhan sekarang ini?” Tanya Arsen pada Kinan.“Semuanya baik Bang, tumben kok abang tanya soal panti?” Tanya Kinan.“Jadi begini dek, Abang punya teman dia seorang kontruksi bangunan. Dia menawarkan jasa pada abang untuk pembangunan, nah abang ingat kalau kamu kan kelola Panti Asuhan, apakah rumah Panti perlu di renovasi atau tidak,” jelas Arsen pada sang istri.“Oh gitu, ya memang perlu sih di renovasi bang, namanya juga rumah Panti kan rumah sudah tua peninggalan dari almarhumah Bunda. Jadi menurut aku sih perlu di renovasi panti asuhannya bang,” ujar Kinan yang menjelaskan pada Arsen.“Baiklah kalau begitu, besok abang suruh teman untuk merenovasi ru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   123. Rencana makan malam bersama keluarga

    Saat ini Indriana sudah mempersiapkan semuanya. Keluarga hari ini sedang berkumpul di ruang keluarga Caniago. Begitu juga dengan Arsen dan Kinan datang ke rumah sang Papi dan Mami. “Kenapa kamu nggak lanjut kuliah di Jakarta aja sih dek?” tanya Arsen yang masih keberatan jika Adiknya kuliah di Belanda.“Bang, aku tuh udah lama banget mau lanjutin study di Amsterdam,” ujar Indriana pada Arsen.“Kalau menurut Papi dan Mami, gimana? Apa Papi dan Mami setuju jika Indriana melanjutkan kuliah di Amsterdam?” Tanya Arsen pada kedua orang tuanya.“Kalau Papi kurang setuju, tapi mau gimana lagi adikmu yang mau untuk kuliah disana,” ucap Papi dengan pasrah.“Ya sudah kalau memang kamu sudah tekad bulat ingin sekolah di Amsterdam ya sudah tidak apa-apa yang penting kamu disana bisa jaga diri dengan baik,” Arsen berpesan pada sang adik.“Baik bang,” jawab Indriana.“Sini nak, baby Frederick dan baby Nicolas biar bermain dengan Papi dan Mami. Kalian bisa beristirahat di kamar,” ucap sang Mami pad

DMCA.com Protection Status