Setelah melakukan malam pertama. Di pagi hari mereka sibuk untuk sarapan pagi bersama. Hari ini pertama kalinya mereka sarapan pagi bersama-sama.“Kamu masak apa pagi ini dek?” Tanya Andre pada Ira yang masih berada di dapur.Andre memeluk sang istri dari belakang. Tanpa mereka sadari ternyata gerak-gerik mereka terlihat oleh Ibu. “Hari ini aku masak nasi goreng seafood,” ucapnya pada sang suami.“Wah sepertinya enak sekali,” ucapnya yang mencium pundak sang istri.“Hm,” terdengar deheman dari ibu.Andre dan Ira kaget dan langsung melihat ke arah suara deheman tersebut. Ternyata ibu sedang berdiri melihat anak dan menantunya sedang bermesraan di dapur. Andre dengan cepat melepaskan pelukannya.“Awas nasi gorengnya gosong ya,” ucap ibu yang langsung pergi meninggalkan anak dan menantunya.“Tuh kan, gara-gara abang sih jadinya ibu tau kan. Aku jadi malu bang,” ucap Ira pada sang suami.“Kenapa harus malu dek, kita kan udah sah jadi suami-istri jadi ya jangan malu lah,” ucap Andre pada
Tiba di rumah, Arsen dan keluarga langsung beristirahat. Karena, hari ini mereka melakukan perjalanan jauh. “Sebaiknya Mama istirahat saja ya, hari sudah larut malam,” ucap Kinan yang meminta sang Mama untuk beristirahat setelah, mereka makan malam bersama.“Iya nak, mama ke kamar dulu ya,” pamit Mama Ratih pada Kinan dan menantunya.“Iya Ma,” jawab Kinan dan Arsen.Mama pun menuju ke kamar. Sedangkan, Arsen dan Kinan masih di ruang keluarga. Mereka masih menonton acara berita di televisi.“Bang, menurutku Indriani sepertinya suka deh sama bang Andre,” ucap Kinan yang memberitahu Arsen.“Masa sih yang? Kayaknya nggak mungkin yang,” ucap Arsen yang menyangkal ucapan Kinan.“Ya itu hanya dugaanku saja bang, mudah-mudahan itu hanya dugaanku semata,” ucap kinan.“Sudah ya yang, sebaiknya kita istirahat yuk. Hari sudah semakin malam,” ucapnya yang mengajak Kinan beristirahat.“Ya sudah ayo bang kita istirahat,” Kinan mengajak sang suami untuk beristirahat.Arsen dan Kinan menuju kamar, m
Rizal dan nenek saat ini sudah tiba di Jakarta. Sedangkan, saat ini hari pertama Olivia bekerja di hotel Areta, sebagai cleaning service. Pukul 8 pagi Olivia sudah berada di hotel Areta. Dia sudah mulai bekerja, dan hari ini adalah hari pertama dia masuk kerja. “Ya Allah, semoga pekerjaanku ini membawa keberkahan bagiku. Terima kasih sudah memberikan aku pekerjaan dan masih memberikan aku rezeki,” gumamnya dalam hati.Selesai membereskan setiap kamar yang baru saja ditinggal tamu, maka tugas cleaning service membersihkan kamar dan mengganti sprei yang lama dengan sprei yang baru.“Oliv apakah kamar nomor 102 sudah kamu ganti spreinya?” Tanya Siska si pegawai hotel.“Sudah kak,ini baru saya ganti,” jawab Oliv.“Bagus kerjaanmu cukup cepat juga ya. Kamar itu sudah ada tamu yang booking,” ujar Siska pada Oliv“Oh iya bu, saya mengerti, terima kasih sudah memberitahu saya,” ujar Oliv pada Siska.“Oke kalau begitu saya lihat yang lainnya juga ya,” ucapnya pada Oliv.“Baik kak.”Siska perg
“Kamu mau kan nak, jika nenek kenal sama keluargamu? Nenek mau jika kalian berdua secepatnya menikah,” ucap Nenek. “Menikah!” Jawab mereka berdua dengan kagetnya. “Iya menikah! Kenapa kalian berdua kaget?” Tanya Nenek. “Apa nggak terlalu cepat Nek?” Tanya Rizal. “Kamu mau sampai kapan melajang terus? Ingat umur kamu itu sudah mau kepala tiga. Jadi sebaiknya kalian menikah saja, lagi pula Nenek melihat kalian berdua cocok. Jadi tunggu apa lagi, secepatnya di sah kan saja,” ujar sang Nenek pada cucunya. Mereka berdua terdiam mendengar ucapan sang nenek. Tidak lama, Olivia meminta izin untuk kerja kembali, meskipun Rizal minta pada Oliv untuk berhenti bekerja. Namun, dia tidak mau berhenti dari pekerjaannya. “Sebaiknya kamu berhenti kerja nak, ikut kita ke Bandung lagi,” ujar Nenek yang meminta Olivia untuk kembali ke Bandung bersama dengan mereka. “Maaf nek, buka aku nggak mau ikut Nenek dan Mas Rizal ke Bandung. Tapi, aku cuma mau kerja dekat sama Ibu,” ujar Oliv pada Nene
"Hah siapa yang memiliki kalung permata!” Ucap seseorang dari luar ruangan Pantry. “Oliv, Bu yang dapat hadiah dari Pak Rizal,” ucap Santi pada Nur kepala bagian Office. “Memangnya Pak Rizal itu siapanya kamu? Kok bisa-bisanya dia kasih kamu kalung?” tanya Nur pada Oliv. “Ya pacarnya Oliv lah bu,” jawab Santi. “Diam! Saya tidak bertanya sama kamu! Saya bertanya pada Olivia,” ucapnya dengan nada suara tinggi. “Mas Rizal, dia-,” ucapan Oliv terpotong. “Dia apa?” Tanya Nur. “Dia baru saja melamar saya kak,” ucapnya pada Nur. “Alah saya nggak percaya, kalau dia suka sama kamu,” ujarnya yang tidak percaya pada Olivia. Oliv dan Santi pun terdiam. Entah apa maksud Mbak Nur menanyakan perihal seperti itu pada Olivia. Padahal ini semua nggak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan. “Ya kalau kakak nggak percaya ya nggak apa-apa,” ucap Oliv. “Heh lo anak baru kok sombong banget sih lo!”ucapnya dengan mendorong Oliv ke belakang dan Oliv pun terjatuh. “Jadi cewek tuh jangan so
Setelah kejadian tadi siang, Rizal, Nenek dan Olivia saat ini, mereka menuju ke rumah Ustadzah Lina. Yang dimana Bu Susi tinggal saat ini. “Apakah sudah siap kamu nak, menemui calon mertuamu?” Tanya Nenek yang meledek Rizal.“Sebenarnya aku deg-degan Nek, mau ketemu sama Ibunya Oliv,” ucapnya pada Nenek.“Ah masa sih mas, kamu deg-degan? Aku nggak percaya,” ujar Oliv yang ikut meledek Rizal.“Jika kamu tidak percaya belah lah dadaku,” gurau Rizal pada Oliv.“Waduh! Kalau di belah nanti nggak bisa disatukan kembali Mas.”Nenek dan Rizal pun tertawa mendengar ucapan Oliv. Selama dalam perjalanan mereka masih membahas masalah tadi pagi di Hotel. Nenek yang tidak tau pun jadi tau masalah yang terjadi tadi pagi.“Kenapa dia berbuat seperti itu sama kamu nak?” Tanya Nenek pada Oliv.“Entahlah Nek, awalnya dia menanyakan kalung yang aku pakai ini, ya aku jelasin kalau kalung ini pemberian dari mas Rizal. Eh malah dia yang sewot dan bilangnya aku wanita yang nggak benar lah, karena kesal ya
Setelah acara lamaran Rizal dan Olivia. Saat ini Olivia masih bekerja di hotel Areta. Sedangkan, Rizal kembali ke Bandung dan bekerja seperti biasanya. Hari ini Oliv sudah bersiap untuk berangkat kerja. Namun, sebelum berangkat Oliv terlebih dulu sarapan pagi.“Sebelum berangkat kerja, ada baiknya kamu sarapan dulu,” ucap Ustadzah Lina yang meminta Olivia untuk sarapan.“Iya Ustadzah, ini saya sudah mau sarapan,” jawabnya pada Ustadzah.“Ayo Bu Susi, kita sarapan bersama,” ajak Ustadzah.“Iya Ustadzah.”Mereka pun sarapan bersama. Selesai sarapan Olivia berpamitan pada Ibu dan Ustadzah. Setelah, berpamitan dia langsung menuju ke jalan raya untuk menunggu angkutan umum yang lewat.Setibanya di depan hotel Areta, Oliv langsung menuju ke dalam hotel lewat pintu belakang hotel. Setibanya dia langsung mengganti pakaiannya dengan seragam cleaning service. Dia mulai merapikan kamar tamu dan membersihkan ruangan di dalam hotel.Di rumah Arsen saat ini, Kinan mau ikut Arsen ke Hotel Areta. Dia
"Olivia!” Panggil Arsen. Olivia yang di panggil pun mendongakkan kepala ke arah suara tersebut. Betapa kagetnya Oliv melihat Arsen berada di hadapannya. “Bang Arsen!” Ucap Oliv yang kaget. “Sedang apa kamu disini?” Tanya Arsen. “S-saya, kerja disini Bang,” jawab Oliv. “Kerja? Kamu kerja apa?” Tanya Arsen. “Bang, kamu ngobrol sama siapa sih?” Tanya Kinan dari dalam kamar “Ini sayang aku sedang mengobrol-," ucapan Arsen terpotong saat dia melihat Olivia sudah tidak ada di hadapannya. “Kemana perginya tuh orang?” Arsen bertanya pada diri sendiri. “Kenapa Bang? Sepertinya kamu lagi nyari sesuatu?” Tanya Kinan pada suaminya. “Iya Dek, tadi yang mengantar Air teh manis ini Olivia,” jelas Arsen pada sang istri. “Masa sih Oliv bekerja disini?” Tanya Kinan yang tidak percaya. “Entahlah aku belum cek juga apakah benar hotel ini menerima karyawan baru, atau tidak,” ucap Arsen yang menjelaskan pada Kinan. Arsen memberikan teh manis hangat pada Kinan. Dengan teliti dia mem