Drtt.. drtt.. ponsel Bram berbunyi, dari bawahannya yang ditugaskan menyelidiki keberadaan Deon di Indonesia.
“Maaf Tuan, kami sudah menyelidiki semua jalur di Indonesia, memang ada cukup banyak anak seusia Deon yang menjadi korban penculikan, akan tetapi tidak ada yang mempunyai data sama persis. Wajah juga tidak ada yang sama seperti data foto, kami sudah memperbesar wilayah pencarian sampai ke pulau Sulawesi dan Kalimantan. Semua anggota kami juga sudah mulai kelelahan dan buntu.”
“Baiklah, kalian istirahatlah dulu. Dalam 1 minggu kembali mencari,” ucap Bram dengan kesal kemudian menutup ponselnya.
“Deon masih belum dapat ditemukan?” tanya Bunga setelah Bram kembali menutup matanya.
“Hmm,” Bram menggelengkan kepalanya pelan.
“Kasihan sekali anak itu, entah bagaimana nasibnya, sebagai seorang wanita, saya bersimpati dengan perasaan ibunya,” ucap Bunga dengan suara kecil.
Bram terd
Tapi saat Luca ingin mencium apa yang terpampang di depannya, ia tiba – tiba merasa mual dengan aroma pada tubuh Desi.Tak dapat dicegah lagi, Luca memuntahkan semua isi perutnya ke bagian depan dada Desi. Semburan muntahan bukan hanya terkena ke bagian depan Desi yang terbuka jelas, tetapi juga ke wajah dan rambut Desi.Desi berteriak dengan jijik.“Arrghhhh…, Tuan, ini- jijik sekali,” serunya dengan suara tinggi.Tepat pada saat itu, Sarah membuka pintu kamar dan pelayan senior berdiri di belakangnya.Desi berusaha menyimpan bagian depannya yang polos dan jorok dengan menggunakan tangannya, karena bajunya sudah terkoyak tak berbentuk.“Tuan…., tuan mabuk dan ia hendak ….,” ujar Desi dengan ketakutan dan berlinang airmata.Sementara Luca tertidur dalam muntahannya di lantai.Sarah menelan ludah dan menutup matanya. Ia berusaha menekan amarahnya.“Pergi sana bersih
Tubuh Sarah dengan perutnya yang sedikit buncit berbuih sabun cukup banyak sehingga Luca sangat bergairah untuk bermain dengan istrinya sekali lagi, melupakan Desi yang hampir membuatnya khilaf.“Mas, nanti Sarah terlambat lho..,” ucap Sarah sambil berusaha melepaskan rangkulan Luca yang mulai mengerayangi tubuhnya dengan kedua tangannya.Luca menuntaskan hasratnya sekali lagi. Butuh satu jam untuk menyelesaikan penyatuan mereka. Setelah itu mereka mandi dan menyiapkan diri untuk berangkat ke bandara bersama - sama.Fashion show berikutnya akan dilaksanakan di Jerman. Luca sudah menyiapkan pesawat pribadinya sehingga mereka tidak akan terlambat.Dalam perjalanan ke bandara Sarah memulai pembicaraan dengan menanyakan mengenai kasus semalam.“Mas, bagaimana keadaanmu setelah mabuk semalam?” tanya Sarah berpura – pura.“Sarah ingin nanya apa? langsung saja, tidak apa – apa,” jawab Luca sambil ters
Acara Fashion show dilaksanakan dengan begitu mewah. Pengunjung yang diundang untuk menghadirinya adalah para bangsawan yang memang sudah berada di dunia fashion. Tepuk tangan riuh mengiringi acara dari awal sampai akhir.Hasil karya Sarah memang pantas mendapat acungan jempol. Luca juga dengan bangga menyertai istrinya untuk berfoto ria. Tanpa sengaja, mereka berdua menjadi bintang di malam itu. Banyak repoter yang meliputnya dan berbagai media social online juga meliputnya.Nan jauh di Indonesia, Castello menatap dengan bingung layar monitor yang ada di depannya. Kedua bola matanya membulat dan tidak bergerak dari layar berukuran besar di depannya.“Apa–apaan ini, bagaimana Luca bisa berada di sana sementara tadi baru makan malam bersamaku?” Castello berkata kepada dirinya sendiri.Luca yang berfoto ria bersama Sarah membuat Castello seperti ditampar oleh mereka. Kebersamaan mereka berdua dan… “ Luca yang ada di sini itu a
Castello yang sudah tua terkejut bukan main. Ia bahkan hampir menjatuhkan ponsel yang di pegangnya.“Hoii halooow, apakah Kakek masih hidup disana?” seru Deon.“Masih... masih. Anak kurang ajar, beginikah harapanmu agar Kakek cepat mati?”“Potong semua pembicaraan yang tidak perlu, Deon cuma ingin tahu, apakah Kakek mengenal Luca dan Sarah?”Castello diam sejenak memikirkan jawaban yang harus diberikan kepada cucunya yang jenius ini.“Tidak , mereka hanya selebritis biasa yang sedang naik daun namanya,” ucap Castello terbata–bata.“Baiklah. Padahal wajahnya tidak asing bagiku, sepertinya Deon harus keluar pulau bila ingin mengetahui lebih banyak,” jawab Deon dengan ketus kemudian menutup telepon tanpa memberikan jeda waktu bagi Castello untuk menjawab.Castello berjalan kesana kemari dengan kepala yang sungguh cukup berat.“Panggil Luca kemari, sekarang jug
Bram sudah mendarat di Jerman. Saat itu sudah jam 1 dini hari. Tapi dengan terburu – buru Bram menuju ke hotel tempat Luca menginap.Luca baru saja tertidur karena kelelahan sepanjang acara hari ini mau tak mau harus bangun untuk membuka pintu. Dengan langkah malas, pria itu bergerak menuju pintu kamar hotel.“Siapa yang berani mengangguku tengah malam begini?” teriak Luca dengan marah sambil membuka pintu.Saat melihat Bram berdiri di depannya dengan Bunga yang menggendong Andrew, Luca membiarkan mereka langsung masuk.“Apa yang terjadi?” sapa Sarah dari belakang karena gusar melihat wajah Bram yang sudah penuh lembam dan kebiruan.“Castello menghukumku, kalian menampilkan kemesraan yang disorot dunia dalam acara fashion show semalam,” ujar Bram sambil menghentakkan pantatnya di sofa tamu.Luca menatap mereka dengan tatapan datar. Tidak ada rasa terkejut ataupun panik. Sesaat kemudian, Luca memundur
Bram bangun dengan wajah lesu.“Makanlah,” sapa Luca. Sejumlah sarapan sudah tertata dengan rapi di meja makan.Tanpa banyak bicara Bram melahap makanannya. Bunga dan Andrew juga menikmati porsinya masing – masing.“Bagaimana bila selesai makan kita berjalan – jalan ke mall?” tanya Sarah kepada Bunga.Bunga melihat ke arah Bram untuk meminta persetujuannya. Bram hanya mengangguk pelan.“Amankah berjalan disini?” tanya Bram sesaat kemudian.“Pengawalku akan melindungi mereka, tidak usah khawatir,” jawab Luca.“Pergilah,” ujar Bram kemudian.Sesudah sarapan selesai, Sarah dan Bunga bersiap – siap berangkat ke mall dengan membawa Andrew. Mereka diikuti 2 mobil berisi pengawal Luca. Luca tidak mau ada kesalahan yang dapat mencelakakan Sarah lagi. Jadi tindakan pelindungannya sungguh berlebihan.Sementara di Indonesia, hasil test DNA diserahkan di m
Melya memeluk Wisnu dengan mesra, “Sudah lama kita tidak berkumpul bersama, “ ucap Melya yang dijawab anggukan kepala oleh Pelayan.“Ayo kita berangkat,” seru Wisnu membuka pintu supaya kedua ratunya masuk ke dalam mobil.Mereka memutuskan akan makan malam hotpot di salah satu restoran ternama di Jakarta.Castello sudah membooking satu restoran sehingga hanya ada mereka yang menikmati suasana makan malam dengan damai dan rasa kekeluargaan yang membahagiakan hati Castello, Wisnu dan juga Melya.Mereka saling bersenda gurau dengan bahagia.“Inilah keluargaku,” gumam Castello dalam hati sambil tetap menyimak cerita yang disampaikan Wisnu.***Luca menghela nafas dengan berat, “Akhirnya menemukan Deon, cukup berguna juga Wisnu itu,” gumamnya.“Sarah, ayo berkemas, kita ke Jepang,” seru Luca membangunkan Cind.“Hah?” Sarah yang masih mengantuk tidak
“Kan baru 4 hari Mas,” jawab Bunga sambil mengkerucutkan bibirnya yang langsung disambut Bram dengan ciuman hangat.“Hmmm, kalau urusan Mas sudah selesai kita akan jalan – jalan kembali ke sini dan ke Negara manapun yang Bunga mau, ok?”“Janji ya Mas?”“Iya, sudah sana…, siapkan kopermu dan bangunkan Andrew. Kita berangkat 1 jam lagi,” ucap Bram mendorong Bunga sambil menepuk ringan pantatnya.Sebenarnya ada juga keinginan Bram untuk menikahi Bunga, namun komitment yang harus dipegangnya di masa depan membuat ia merasa sedikit gentar. Dan tentu saja ia masih harus menghadapi Melya yang tidak jelas mencintai siapa.Satu jam kemudian mereka pun terbang dengan pesawat pribadi menuju Indonesia.Bawahan yang disuruh Luca menyelidiki keberadaan Deon di Kyoto melaporkan bahwa Deon memang berada di sebuah pulau yang disebutkan Wisnu di kota Kyoto Jepang. Pulau itu tidak bisa diakses oleh p