Share

Es Batu

"Stella, apa kau yakin akan ikut pulang denganku? Kau yakin tak akan menyesalinya?" Leo membuka percakapan untuk mencairkan suasana.

Stella mengangguk yakin, "Lagi pula apa yang bisa membuatku menyesal disini? Nothing! Orang tuaku? Sejak ibuku meninggal, aku sudah mengganggap bahwa aku sebatang kara. Aku tak pernah menganggap orang itu ayahku. Dia hanyalah seorang pembunuh, yang menghancurkan hidupku."

Curhatan Stella itu, membuat Leo yang mendengarnya merasa iba. Seolah hatimya tersayat-sayat, melihat seorang gadis kecil sepolos Stella mengalami penderitaan seberat itu.

"Kalau memang itu keputusanmu, aku akan menjadi walimu. Kau bisa meneruskan kuliahmu disana nanti."

Jawaban Leo membuat sebuah senyum manis terbit di bibir Stella, meskipun matanya masih berkaca-kaca.

"Senyuman yang benar-benar manis," batin Leo. "Lain kali jangan tersenyum seperti itu di depan pria lain." Ucap Leo dengan spontan yang tentu saja mendapatkan protes keras dari Stella.

Stella labgsung memanyunkan bibirny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status