Melihat kecanggungan diantara mereka, Bryan segera berdiri dan menghampiri pedagang untuk mengambil makanan yang tadi sudah dia pesan.Dia memberikan makanan itu pada Belle, "Wah kelihatanya sangat enak dan pedas," ucap Belle saat melihat makanan yang nampaknya super duper pedas di hadapannya itu."Bukankah kau suka makanan pedas?" tanya Bryan yang mengingat saat Belle memesan nasi goreng gila, yang sangat pedas itu.Belle menganggukkan kepalanya, "Iya, aku menyukai makanan pedas."Dan mereka berdua pun memakan makanan super duper pedas itu sampai habis, setelahnya bibir mereka terasa terbakar dan sedikit tebal. Mereka saling manatap satu sama lain dan saling menertawakan.Setelah puas makan jajanan dan es krim, mereka lanjut menuju toko souvenir untuk membeli beberapa barang yang mungkin menarik perhatian mereka.Merekap masuk ke sebuah toko yang nampak paling lengkap, di sana. Saat sudah berada di dalam toko itu, mata Bryan tertuju pada sebuah gelang dan kalung couple.Dia segera me
"Dia bukan pacarku," jawab Stella dengan sangat jujur.Dan tentu saja, hal itu membuat Leo terkejut dan terlihat sangat kesal. Wajahnya tampak merah padam, menahan amarah.Sedangkan Lucas tampak terkejut. Namun, dia tampak melirik kearah Leo dengan wajah mengejek. Seolah mengolok Leo yang bersikap berlebihan, pada wanita yang bahkan bukan kekasihnya.Tapi sayangnya, apa yang Stella katakan setelah itu justru lebih mengejutkan lagi, "Dia memang bukan pacarku. Tapi aku yang ingin menjadi istrinya,"Muka Leo yang tadinya merah padam karena marah pun, auto berubah menjadi ekspresi malu-malu kucing yang sangat menggemaskan.Dia melirik pada Lucas dan tersenyum penuh kemenangan, seolah dia baru saja menembak Lucas sambil mengatakan, "Savage!"Berbeda lagi dengan Jack, yang tampak menatap kagum pada keberanian Stella. Dia saja yang notabene sudah cukup umur untuk menjalin kasih, masih kesulitan untuk mendekati wanita, apalagi menyatakan cinta.Tapi gadis kecil di hadapannya itu, justru denga
"Kuharap kau benar-benar melakukannya atau akan memborgol tangan kita berdua."Bryan menatap Belle dengan senyuman nakal, dan kerlingan mata yang membuat bulu kuduknya merinding.Bagaimana bisa, pria itu mengatakan hal gila semacam itu padanya dengan wajah yang begitu santai. Benar-benar di luar nalar.Dengan nada menyelidik sekaligus menyindir Belle berkata, "Kurasa kau punya selera yang unik tuan Bryan. Atau jangan-jangan kau suka BDSM?""Waw, BDSM? Jujur saja kau adalah wanita pertamaku, dan itu artinya aku belum pernah melakukanya. Tapi lain kali kita bisa mencobanya, kalau kau mau."Sontak saja jawaban Bryan itu, membuat wajah Belle merona dan terasa panas. Entahlah. Mungkin itu karena dia mengetahui kenyataan jika dirinya adalah wanita pertama bagi Bryan, atau karena dia tengah membayangkan adegan iya-iya yang berkaitan dengan kata BDSM itu."Terimakasih tawarannya. Tapi aku harus bilang tidak," balas Belle dengan senyum yang di paksakan. "Apa laki-laki ini gila? Dia menawariku
Di saat yang sama, Belle sudah sangat mabuk saat ini. Namun dia masih saja tak mau berhenti menenggak minuman dihadapannya. Dia malah merajuk dan meracau tak jelas pada Bryan."Bukankah sudah kukatakan jangan minum terlalu banyak!"Bryan yang melihat kelakuan Belle, hanya bisa jidat dan menghela napas dalam-dalam. Terlebih saat Belle mulai menyanyi dan menari sperti orang gila.Hingga akhirnya Bryan sudah tidak tak tahan lagi. Dia segera menghampiri Belle yang sedang menari dan menyanyi.Tanpa berkata apapun, dia langsung mengangkat tubuh dan menggendong tubuh Belle layaknya memangkul sekarung beras dan membawanya keluar dari ruangan itu.Bugh!Bugh!Bugh!"Hey! Lepaskan aku! Kau mau membawaku kemana!?" tanta Belle sembari terus memukul-mukul punggung Bryan.Dengan suara berat Bryan berkata, "Diamlah atau aku akan memakanmu sekarang juga!" Ancamnya pada Belle, yang tentu saja tak di hiraukan oleh Belle yang sudah dalam keadaan mabuk berat.Bryan membawa Belle menuju parkiran. Dia mend
Di sisi lain...Darah Leo terasa berdesir. Napasnya menjadi berat, dan dia bahkan sudah tidak sanggup lagi menahan juniornya dari kebangkitan.Dia membawa Stella ke kamar yang baru di pesannya. Tapi saat dia baru saja selesai membaringkan Stella di ranjang dan hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja sebuah tangan menahan langkahnya lantas menariknya dengan kuat.Alhasil, Leo yang tidak siap dengan serangan mendadak pun terjatuh diatas tubuh Stella.Mereka saling memandang dengan tatapan dalam dan penuh arti, Stella bahkan memberikan seulas manis pada Leo."Stella, apa kau tau apa yang kau lakukan?" tanya Leo dengan napasnya yang mulai tak beraturan.Posisi Leo saat ini masih berada di atas tubuh Stella. Dia menopang tubuhnya dengan kedua tangan, yang berperan sebagai pengatur jarak antara keduanya.Dengan suara yang terdengar mendayu Stella berkata, "Aku ingin mejadi istrimu. Kamu penyelamatku, kamu adalah cahaya yang menerangi dunia gelapku."Stella merasakan ada sesuatu yang berdiri
Benda tak bertulang dengan permukaan kasar itu, mulai menjelajah di area pangkal paha Stella yang putih mulus dan lembut seperti tahu jepang itu.Leo semakin tidak terkendali, saat matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Sebuah lembah basah yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang menghiasinya, kini terpampang nyata di depan matanya tanpa ada seutas benang pun sebagai penghalang.Glek!Leo menelan salivanya dengan susah payah dan dengan segera dia menanggalkan seluruh pakaian yang di pakainya saat ini, hingga dia sama dengan Stella pada akhirnya, polos tanpa sehelai benang pun bagai bayi baru lahir.Dia duduk di sebelah Stella, menuntun tangan gadis kecil itu untuk menyentuh juniornya sambil berkata, "Tadi kau ingin tahu apa ini, kan? Sekarang buka matamu dan lihatlah."Mendengar ucapan Leo dan juga didorong oleh rasa ingin tau yang cukup besar, membuat Stella membuka perlahan matanya.Namun kedua manik mata itu langsung membulat seketika. Dia terbelalak, melihat benda panjang tak ber
"Ah! Sa-kit..." Rintih Stella saat ujung kepala junior Leo mulai memaksa menerobos intinya.Leo mencium bibir Stella agar rasa sakitnya teralihkan, sambil terus mendorong juniornya secara perlahan tapi pasti.Namun tetap saja Leo masih kesulitan. Selain karena ini pertama kali dia melakukannya, juga karena inti Stella yang sangat sempit.Dengan susah payah, Leo terus mencobanya hingga akhirnya juniornya itu benar-benar tenggelam sepenuhnya, di dalam inti Stella yang terasa berdenyut."Ah!" Lenguhan kenikmatan, keberhasilan sekaligus kelegaan pun meluncur keluar dari bibir Leo saat dia berhasil membobol pertahanan Stella.Leo tersenyum, saat dia merasakan ada cairan hangat keluar dari inti Stella, yang tidak lain adalah darah segar yang mengalir sebagai pertanda jika Leo adalah pria pertama bagi Stella."Terimakasih kau sudah memberikannya untukku, Stella. Aku janji kita akan segera menikah, setelah kita pulang dari sini." Janji Leo yang kemudian kembali mencium lembut bibir Stella.Sa
Di kamar Bryan saat ini..."Aw!" Belle memegangi kepalanya yang terasa pusing, akibat terlalu banyak minum.Dia berusaha untuk duduk, sambil memijit-mijit pelan kepalanya sambil mencoba mengingat apa yang terjadi semalam hingga kepalanya serasa mau pecah.Belle menilisik seluruh ruangan itu, tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun dari pemantauanya."Tunggu, ini kamar Bryan kan?" Belle bertanya-tanya dalam hati, mengapa ia bisa berada di kamar Bryan.Tapi saat dia menoleh ke arah samping, dia melihat Bryan yang bertelanjang dada tengah menutup matanya, terlihat sangat tampan."Bryan? Apa insiden itu terjadi lagi?" Refleks, Belle menilisik pakaiannya.Masih lengkap memang, tapi yang dia pakai bukan pakain yang dia kenakan kemarin, melainkan pakaian yang dia beli saat berbelanja kemarin bersama Bryan."Dia juga mengganti bajuku? Sebenarnya apa yang terjadi?" Belle merutuki dirinya, dia berusaha mengingat hal bodoh apalagi yang semalam dia lakukan saat mabuk.Saat Belle tengah serius berpi
"Sudahlah ma, sekarang ayo kita mulai makan malamnya saja. Aku sudah sangat lapar karena terlalu banyak bicara."Bryan pun mengajak semua orang untuk memulai makan malam mereka, BBQ yang di masak oleh koki yang Bryan panggil untuk datang ke rumah mereka pun sudah matang dan siap untuk di santap."Baiklah ma, ayo kita mulai makan saja. Kasihan teman-teman Bryan yang jadi menunda makan malam mereka karena obrolan kita ini." Sahut Adrian.Pria itu sedang dalam mood yang baik, hanya karena satu perkataan yang tadi sempat Bryan ucapkan. Yaitu permintaannya untuk bekerja di kantor milik Adrian, dan meninggalkan pekerjaanya di kepolisian demi keluarganya.Rasa bangga pun menyeruak di dalam hatinya, karena anak laki-lakinya itu lebih memikirkan keluarganya, memikirkan istri dan calon anak-anaknya dari pada memikirkan keinginan pribadinya.Bagiamanapun mengurus bisnis milik ayahnya itu tidak memiliki resiko yang bisa mengancam nyawa, lain halnya dengan tugas-tugas yang dia dapatkan di kepolisi
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai di mansion milik Bryan, dan benar saja di sana sudah ada beberapa mobil sport yang terparkir.Mereka pun masuk ke dalam mansion taoi tidak dapat menemukan siapapun di sana."Kemana anak nakal itu?" Gumam Riana smabil celingukan ke sana ke mari mancari keberadaan Belle maupun Bryan, namun Riana tidak juga kunjung menemukan mereka."Mungkin ada di halaman belakang mah?" Sahut Angel sembari berjalan lebih dulu mendahului mama, papa da suaminya.Angel berjalan menuju ke halaman belakang, dan benar saja semua orang tengah berkumpul di sana dan sedang membuat BBQ, Riana pun mendekat ke arah mereka dan menghampiri anak serta menantunya itu."Aww!!! Sakit ma!!" Seru Bryan yang tiba-tiba saja merasakan sakit akibat jeweran dari sang mama di telinga sebelah kananya."Kau masih tau sakit, hah? Kemana saja kau beberala hari ini? Seenaknya saja pergi membawa menantu mama tanpa pamit, dasar anak kurang ajar!" Riana kembali menjewer telinga Bryan.
"Tidak benar-benar sesuai dengan rencana, tapi hasil akhirnya benar-benar sama seperti yang kita semua inginkan. Jadi datanglah ke mansionku untuk berpesta malam ini, ok?" Jawab Belle yang langsung mendapatkan sorakan gembira dari teman-temanya."Kau tenang saja Belle, kami pasti akan datang." Sahut Sky yang langsung merebut hp Leo dari tangan si empunya."Astaga kau ini Sky, selalu saja seperti monyet melihat pisang saay mendengar kata party." Gurau Anne yang membuat Sky auto nyengir kuda dan semua orang pun tertawa geli melijay tingkah dua sejoli itu."Kau salah Anne, kasihan si monyetnya, kenapa dia kau samakan dengan Sky? Turun sudah derajat para monyet di dunia ini, ha.. ha.. ha.." Tawa semua orang kembali pecah akibat selorohan yang di lontarkan oleh Max itu."Aku benar-benar jai angat merindukan kalian teman-teman, cepatlah kesini sekarang juga oke? Aku tunggu!" Seru Belle yang sudah sangat rindu dengan kawan seperjuanganya itu.Dan Bryan juga tengah menelfon orang tuanya saat
"Tentu saja, aku akan memenuhi keinginanmu itu. Jadi sekarang pergilah dengan tenang..." Rian baru saja akan menarik pelatuk senjatanya, namun Belle menendang senjata kakaknya hingga terjatuh ke lantai.Prak!!"Hentikan kakak, jangan bunuh mereka. Mereka hanya ingin membalaskan dendam orang tua mereka, dan aku tidak ingin menjadi sama seperti mereka yang di butakan oleh dendam. Aku akan mengampuni kalian, tapi kalian harus berjanji untuk berubah. Aku akan menyuntikkan sebuah virus ke tubuh kalian, dan itu butuh penawar untuk setiap bulanya. Jadi bersikap baiklah, berubahlah menjadi orang yang lebih baik lagi." Ujar Belle."Kau yakin adik?" Tanya Rian memastikan keputusan adiknya itu."Aku yakin kakak." Jawabnya singkat dan terdengar tidak sedang main-main."Baiklah, terserah kau saja." Balas Rian mengalah."Kalau begitu, biar mereka berdua ikut denganku saja kembali ke kepolisian. Aku membawa mereka sebagai penebusan kesalahanku yang mangkir dari tugas, dan untuk membebaskanmu dari ke
"Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi apa mungkin jika ini adalah ulah dari nona Belle Gabriel?" Tanya Joseph yang baru saja ingat kalau Belle akan datang ke pulau kembar untuk menjatuhkan Gabriel."Belle? Sepertinya tidak mungkin, meskipun dia jenius dalam bidang penelitian, tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sampai sejauh ini." Jawab Gabriel yang tidak oercaya dalang di balik semua ini adalah orang yang dia sebut sebagai wanita miliknya."Kenapa tidak mungkin? Suami nona Belle adalah seorang anggota keplisiam khusus, bahkan dia lahnyang ada di oeringkat pertama. Apa itu masih belum cukup untuk membuatmu percaya kalau semua ini adalah ulah mona Belle?" Tanyanya lagi."Entahlah, tapi jika memang benar ini ulah dari Belle, ku rasa ini merupakan karma untukku karena telah membunuh kedua orang tuanya." Jawab Belle.Belle dan Rian pun akhirnya sampai di pulau yang satu lagi, dan semua anggota pasukan elite sudah bersiap di eoan gedung lab untuk menyerbu, tapi
"Yup. Aku pernah mengalami mimpi buruk yang amat sangat mengerikan itu, apa lagi saat dia memanggilku atau mendatangiku dengan jarum suntik di tangannya dan senyum manis atau senyum pepsodent yang dia perlihatkan padaku. Di saat itu pula lah mimpi burukku yang baru akan segera di mulai. Jadi sebelum kau mengingatkanku tentang senyum manis terkutuk adik kita itu, aku sudah lebih dulu faham betul apa arti ari senyuman itu."Kevin pun menceritakan bagaimana ekspresi Belle dulu saat akan mulai mencoba virus baru temuanya pada tubuh Kevin.Di saat hal itu terjadi, Belle pasti memanggil Kevin atau dia yang menghampiri Kevin dengan membawa jarum suntik di tangannya dan menebar senyuman manis atau terkadang juga senyum ala iklan pespsodent miliknya.Biasanya sebuah senyuman adalah pertanda untuk sesuatu yang baik. Namun berbeda dengan Belle, senyumannya justru acap kali membawa hal buruk bagi orang di sekitarnya.Namun saat dia benar-benar sedang tersenyum tanpa ada niatan di baliknya, senyum
"Kak Kevin bawa kendaraan pengangkut yang ada di dalam Zeus ke sini, aku akan mengirimkan koordinatku padamu untuk membawa para tahanan ke kapal selam Zeus." Ucap Belle setelah komunikasinya dengan Kevin yang berada di dalam kapal selam Zeus terhubung."Kendaraan pengangkut? Ada di mana benda itu? Ku rasa aku tidak pernah melihat kendaraan semacam itu sejak naik ke kapal selam ini." Tanya Kevin dengan bingung pada Belle, pasalnya dia memang belum pernah melihat sesuatu seperti itu ada di dalam kapal selam Zeus."Buka buku petunjuknya kak itu ada di halaman terakhir." Jawab Belle memberitahu Kevin cara untuk menemukan kendaraan pengangkut itu."Oke sebentar." Kevin pun mulai membuka e-boom yang berisi petunjuk cara kerja kapal selam Zeus itu.Dan benar saja di halaman terakhir ada petunjuk mengenain kendaraan pengangkit amfibi alias kendaraan pengangkut yang bisa bergerak di darat maupun di air."Pertama tekan tombol buka garasi, lalu tekan tombol kendaraan amfibi, lalu tekan mulai." G
"Iya kak sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju ke pulau sebelah, ada apa kak? Apa kau juga berencana untuk memulai aksimu dari sana?" Tanya Belle pada kakaknya itu, karena dia tau pasti kakaknya itu tak akan mau tinggal diam saja sedangkan dirinya sedang berjuang di medan perang."Baiklah kalau begitu kita hancurkan tempat itu bersama adikku tersayang, kau bisa memulai dari sisi barat dan aku akan memulai dari sisi timur bersama dengan Park. Kita akan bertemu tepat di tengah pulau itu, di rumah Gabriel." Jelas Rian pada Belle, dia mengaturnya menjadi seperti itu agar menghemat waktu, dan mereka masih bisa membantu anggota tim elite untuk meratakan pulau yang satunya lagi dan menagkap Gabriel."Oh iya kak, aku juga akan meminta kak Kevin untuk menyelamatkan para tahanan yang ada di ruang bawah tanah rumah Gabriel nantinya." Ucap Belle yang berniat membebaskan para tahanan Gabriel, karena sepengetahuanya para tahanan Gabriel adalah ilmuwan atau orang dengan profesi lain yang tidak
"Jadi benar-benar ada piring terbang tadi? Lalu kalian tidak mengejarnya?! Apa kalian semua bodoh!?" Seru Gabriel sambil membanting semua barang yang ada diatas meja di dekatnya dan juga membalikkan meja itu."Bagaimana kami bisa mengejarnya? Jika kecepatanya saja sangat tidak masuk akal sama sekali! Kecepatanya bahkan melampau jet, lalu kita mau mengejarmya dengan apa?" Bela Joseph yang tak mau di salahkan, karena memang mereka tidak akan sanggup jika harus mengejar benda itu."Shitt!! Aku semakin yakin ini adalah ulah dari sisa-sisa pasukan Leon, hanya dia yang mampu membuat kegaduhan semacam ini, dan benda gila seperti itu!" Gumam Gabriel yang akhirnya tak lagi menyalahkan Joseph.Di gua, di saat yang sama..."Itu adalah tanda yang di buat oleh kak Rian bukan?" Tanya Bryan pada Belle, saat mereka juga mendengar suara ledakan yang berasal dari piring terbang itu, yup piring terbang itu adalah mahakarya terbaru milik Park yang baru saja mereka selesaikan dan sempurnakan."Iya itu ala