Tak berapa lama, Kevin pun akhirnya sampai di tempat yang di maksud oleh Belle.
Dia melangkah masuk ke sebuah villa, villa yang terlihat bersih karena meskipun Belle tak menempati rumah itu, dia sudah mempekerjakan seseorang yang bertugas membersihkan villa itu."Maaf tuan, anda cari siapa?" tanya sang penjaga villa pada Kevin yang berdiri di hadapannya."Saya bawahannya nona Belle pak, saya datang atas perintah nona Belle." Jawab Kevin sambil tersenyum ramah pada penjaga villa itu.Pria tua itu tampak mencoba mengingat sesuatu, "Owh anda tuan Kevin? Nona sudah mengabari saya tentang anda. Maafkan saya tuan, saya kira anda akan datang besok." Ucapnya seraya menundukkan kepalanya untuk meminta maaf."Tidak apa-apa pak, saya memang datang lebih awal." Balas Kevin sambil nyengir kuda."Iya tuan, silahkan masuk. Saya sudah memebreskan kamarnya untuk tuan, saya permisi dulu." Pamitnya, kemudian dia melenggang pergi meninggalkan Kevin yang juga sudah beranjak masukKeesokan harinya...Angin dingin mulai menusuk tulang, bahkan sang fajar belum menampakkan sinarnya. Suara-suara binatang pun masih samar-samar terdengar, kokok ayam jantan baru mulai membangunkan insan yang masih terlelap dalam tidurnya, atau bahkan masih menyelam dalam mimpi indah mereka.Namun berbeda bagi ke 4 pasangan calon pengantin, yang akan melaksanakan upacara pernikahan mereka hari ini, upacara sakral yang sekaligus akan menjadi hari terindah dan bersejarah bagi mereka semua.Senyum bahagia tergambar jelas di wajah mereka, saat ini mereka tengah melajukan mobil mereka masing-masing yang sudah di hias sedemikian rupa.Rangkaian pita dan bunga tertata rapi nan indah pada ke 4 mobil sport itu, seolah menggambarkan suasana hati para pemiliknya yang tengah berbunga-bunga menyambut hari bahagia mereka.Mereka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju lokasi resepsi, mereka memutuskan untuk berangkat lebih pagi.Karena make up dan segala rupa akan
Setelah serangkaian acara itu selesai dan para tamu undangan pun satu persatu menyalami para memepelai dan beranjak pergi dari tempat itu."Bryan, akhirnya kau menikah juga. Mama kira, mama dan papa tak akan pernah melihat kau menikah. Tapi ternyata kau memberikan mama menantu yang sangat cantik." Kelakar Arini sambil menutup mulutnya, menahan tawanya pecah."Kau benar ma, ku kira kak Bryan akan selamanya menjadi jones alias jomblo ngenes." Timpal Angel dengan nada mengejeknya dan sambil terkekeh geli."Owh ternyata pemikiran adikku ini begitu huruk tehtangku?" Jawab Bryan manyun ke arah Angel yang meledeknya."Aku tidak mengejekmu kak, aku hanya mengatakan kenyataan saja. Ku pikir tak akan pernah ada wanita yang sanggup menaklukkan bongkahan es bernyawa sepertimu." Godanya lagi sambil tertawa."Selamat atas pernikahan kalian nak, papa ikut senang." Sela papa Bryan sambil tersenyum."Akhirnya ada yang mengatakan sesuatu yang normal, setidaknya papa tak mengej
"Aku bertanya padamu, Leo. Kenapa kau malah diam?!" kesal Stella sambil memonyongkan bibir mungilnya itu.Leo tampak terdiam beberapa saat dan kemudian berkata, "Ah, itu karena baju ini ajaib sayang, sangat ajaib. Jadi kau harus memakainya, ok?" Jawab Leo sambil tertawa dalam hatinya."Ajaib? Memangnya ada baju yang seperti itu, Leo? Tapi sepertinya aku belum pernah mendengarnya. Lagi pula bagaimana bisa aku memakai baju kurang bahan seperti itu. Aku bisa di tertawakan orang lain yang melihatnya," sungut Stelle yang manyun dan melengoskan wajahnya dari Leo."Kau hanya boleh memakainya saat hanya ada aku dan kau, Stellaku sayang..." Balas Leo sambil mencubit gemas ke dua pipi si polos Stella itu."Ah, jadi begitu? Kalau ada orang lain aku tak boleh memakainya? Jadi baju ini hanya boleh ku pakai saat hanya ada kau dan aku, begitu? Aku tidak mengerti kenapa harus seperti itu, tapi karena kau suamiku dan ibuku pernah bilang kalau aku harus patuh pada suamiku, jadi aku ak
Sesampainya di kamar mereka, Leo menurunkan Stella dan mendudukkanya di pinggiran ranjang.Setelah itu, dia berjalan kearah lemari yang sudah tersusun rapi baju-baju mereka berdua di dalamnya.Leo mencari-cari baju yang ingin dia minta untuk Stella pakai malam ini, sebagai pakaian dinas di malam pertama honeymoon mereka.Dia mencari di setiap tempat di lemari itu, hingga saat dia membuka laci bagian bawah lemari dan ternyata disana lah benda yang dia cari itu berada, sebuah paper bag berwarna merah.Leo pun tersenyum dengan senyuman yang sulit di artikan saat menyambar paper bag itu, lalu beranjak menghampir Stella dan memberikan paper bag itu pada Stella untuk dia pakai."Pakailah sayang," bisik Leo tepat di sebelah telinga Stella, yang auto membuat bulu roma Stella merinding disco karena hembusan napas Leo yang menyapa telingannya dengan lembut."Apa aku harus memakai baju dinas ini sekarang?" tanya Stella dengan wajah polosnya itu, menatap Leo sambil berke
Sang surya pun menyapa, menampakkan sinarnya ke bumi sebagai pertanda malam yang sudah berganti pagi.Deburan ombak dan hembusan angin pantai, membuat kedua insan itu nampak enggan bangkit meskipun kedua mata mereka sudah melihat terangnya cahaya di luar sana.Belle merasakan pinggangnya yang hampir remuk redam karena gempuran yang di lakukan oleh Bryan semalaman dan mereka pun baru memejamkan matanya saat hampir subuh.Belle meregangkan tubuhnya dan bergeliat, namun hangatnya tangan Bryan yang melingkar cantik di pinggangnya menambah daftar alasan bagunya untuk tak beranjak dari ranjangnya."Pagi sayang.." Bryan mencium lembut kening istrinya, masih tampak jelas kelelahan di wajah Belle namun tak bisa menyembunyikan kebahagiaan di dalamnya."Pagi juga sayang.." Balas Bell seraya mengecup singkat bibir Bryan."Jangan memancingku sayang.. aku masih kuat untuk melanjutkan pertandingan kita semalam beberapa ronde lagi, tapi aku tau kau sudah lelah jadi aku melep
Seorang petinggi pasar gelap, lebih tepatnya orang yang diketahui bertanggung jawab atas pasar gelap saaat ini Shiro.Shiro nanasu, pria paruh baya yang memimpin pasar gelap namun, yang orang lain tidak ketahui adalah bukan dia pemimpin pasar gelap sesungguhnya.Dia hanya di percaya untuk mengurus pasar gelap atau bisa dibilang juga dia adalah tabgan kanan si penguasa asli pasar gelap itu, dia seorang pria berdarah asli jepang.Shiro mengurus pasar gelap bersama anak laki-laki satu-satunya, seorang pemuda gagah dengan bekas luka (codet) di wajahnya.Wajah yang tampan namun jadi terlihat agak mengerikan karena bekas luka itu, namanya hyuga nanasu."Hyuga, kerahkan anak buahmu untuk menyelidiki Belle. Jika berita yang informan kita bawa itu benar, kita harus bertindak cepat dan menghabisinya." Suara berat dan terdengar berwibawa itu ia tujukan pada anak laki-lakinya."Berita yang mana ayah?" Tanya Hyuga yang belum tahu duduk perkaranya, karena dia baru saja kem
Tok..tok..tok..Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan itu, dan suara seseorang yang meminta izin untuk masuk dan menemui si pemilik ruangan."Tuan? Boleh saya masuk?" Tanya seseorang dari luar ruangan itu."Masuklah." Suara bariton dari dalam ruangan pun menjawab pertanyaan orang itu.Cklak!Tak..tak..tak..Pria bertubuh tinggi besar itu pun perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan itu setelah mendapatkan izin dari si empunya ruangan."Ada apa?" Suara bariton yang terdengar dingin itu pun, langsung bertanya tanpa basa basi pada pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu dan kini tengah menundukkan kepalanya."Ada berita baru tentang nona Belle dari informan kita tuan." Jawabnya agak ragu-ragu, karena dia fikir tuanya pasti akan marah saat mendengarnya."Berita apa?" Tanyanya lagi tanpa membalikkan tubuhnya, dan masih setia duduk di kursi kebesaranya menghadap ke dinding kaca memandang ke arah luar."No..nona Belle naru saja meni
Sesampainya di penginapan bertepatan dengan jam makan malam, Belle dan Bryan pun mengajak yang lainya untuk makan malam bersama.Sekaligus menyampaikan keputusan mereka untuk mengakhiri honey moon mereka lebih cepat dari jadwal yang sudah di atur.Kini mereka pun sudah berkumpul di meja makan panjang, duduk berdampingan dengan pasangan masing-masing.Berbagai macam masakan chinese telah terhidang rapi dan nampak menggugah selera di atas meja makan itu, dengan dihiasi beberapa lilin yang juga di tata rapi di atas meja itu.Mereka pun menikmati makan malam mereka dengan keheningan dan khidmat, tanpa ada yang berani membuka obrolan.Semua itu karena mereka melihat raut wajah Belle yang terlihat suram dan tidak bahagia.Jadi mereka tau Belle tidak sedang dalam mood yang baik malam ini, sehingga mereka memutuskan untuk diam dan menunggu Belle sendiri yang mengatakan ada apa denganya malam ini.Hampir setengah jam berlalu dengan keheningan, hanya suara sendok d