Seorang petinggi pasar gelap, lebih tepatnya orang yang diketahui bertanggung jawab atas pasar gelap saaat ini Shiro.
Shiro nanasu, pria paruh baya yang memimpin pasar gelap namun, yang orang lain tidak ketahui adalah bukan dia pemimpin pasar gelap sesungguhnya.Dia hanya di percaya untuk mengurus pasar gelap atau bisa dibilang juga dia adalah tabgan kanan si penguasa asli pasar gelap itu, dia seorang pria berdarah asli jepang.Shiro mengurus pasar gelap bersama anak laki-laki satu-satunya, seorang pemuda gagah dengan bekas luka (codet) di wajahnya.Wajah yang tampan namun jadi terlihat agak mengerikan karena bekas luka itu, namanya hyuga nanasu."Hyuga, kerahkan anak buahmu untuk menyelidiki Belle. Jika berita yang informan kita bawa itu benar, kita harus bertindak cepat dan menghabisinya." Suara berat dan terdengar berwibawa itu ia tujukan pada anak laki-lakinya."Berita yang mana ayah?" Tanya Hyuga yang belum tahu duduk perkaranya, karena dia baru saja kemTok..tok..tok..Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan itu, dan suara seseorang yang meminta izin untuk masuk dan menemui si pemilik ruangan."Tuan? Boleh saya masuk?" Tanya seseorang dari luar ruangan itu."Masuklah." Suara bariton dari dalam ruangan pun menjawab pertanyaan orang itu.Cklak!Tak..tak..tak..Pria bertubuh tinggi besar itu pun perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan itu setelah mendapatkan izin dari si empunya ruangan."Ada apa?" Suara bariton yang terdengar dingin itu pun, langsung bertanya tanpa basa basi pada pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu dan kini tengah menundukkan kepalanya."Ada berita baru tentang nona Belle dari informan kita tuan." Jawabnya agak ragu-ragu, karena dia fikir tuanya pasti akan marah saat mendengarnya."Berita apa?" Tanyanya lagi tanpa membalikkan tubuhnya, dan masih setia duduk di kursi kebesaranya menghadap ke dinding kaca memandang ke arah luar."No..nona Belle naru saja meni
Sesampainya di penginapan bertepatan dengan jam makan malam, Belle dan Bryan pun mengajak yang lainya untuk makan malam bersama.Sekaligus menyampaikan keputusan mereka untuk mengakhiri honey moon mereka lebih cepat dari jadwal yang sudah di atur.Kini mereka pun sudah berkumpul di meja makan panjang, duduk berdampingan dengan pasangan masing-masing.Berbagai macam masakan chinese telah terhidang rapi dan nampak menggugah selera di atas meja makan itu, dengan dihiasi beberapa lilin yang juga di tata rapi di atas meja itu.Mereka pun menikmati makan malam mereka dengan keheningan dan khidmat, tanpa ada yang berani membuka obrolan.Semua itu karena mereka melihat raut wajah Belle yang terlihat suram dan tidak bahagia.Jadi mereka tau Belle tidak sedang dalam mood yang baik malam ini, sehingga mereka memutuskan untuk diam dan menunggu Belle sendiri yang mengatakan ada apa denganya malam ini.Hampir setengah jam berlalu dengan keheningan, hanya suara sendok d
"Waw! Sepertinya banyak juga yang belum aku tahu tentangmu sayang." Sindir Belle sambil memperhatikan Bryan yang tengah menerbangkan sendiri helikopter itu."Hmm, masih banyak memang, kau akan tahu dan lihat lebih banyak hal yang bisa suamimu ini lakukan sayang." Balas Bryan sambil tersenyum geli menatap Belle yang memandang kagum dirinya."Tapi bukankah kita sama sayang? Awalnya aku tahu kau adalah wanita yang begitu menggoda dan membuatku tertarik. Lalu kau menambahkan title ketua kelompok pencuri kelas kakap yang menjadi tujuan misiku, lalu tidak cukup sampai disitu saja, sekarang kau menambah daftar titlemu sayang. Yaitu seorang ilmuwan, bahkan kau sudah menciptakan virus-virus yang mengerikan. Dan mungkin, kau masih akan menambah daftar titlemu nantinya." Sindir balik Bryan yang di jawab kekehan oleh Belle.Karena yang di ucapkan Bryan memang sepenuhnya benar, dan memang tidak menutup kemungkinan kedepanya Belle akan kembali menambah title di dalam namanya."Buk
Saat ini Belle pun tengah berkutat dengan tabung-tabung reagen di Labnya, dia memperbaiki bebeapa hal yang dia rasa kurang tepat dari penelitian yang di lakukan oleh Kevin.Dan pada step terakhir, sebelum Belle meng uji coba penawar yang sudah rampung di teliti olehnya dan Kevin itu, dia tak lupa menambahkan setetes darahnya sebagai bahan baku penting penawar itu.Kevin pun di buat takjub dengan reaksi penawar itu saat bercampur dengan darah Belle di dalamnya."Wah, nona Belle sepertinya penawar ini sudah rampung, nona bisa langsung mencobanya sekarang." Ucap Kevin dengan girangnya, karena dia yakin 100% penawar yang di buatnya dengan sentuhan akhir dari Belle itu sudah sempurna."Sebenarnya aku ingin menguji ini lebih dulu padamu. Ehm, tapi sayangnya aku tidak punya sample virusnya. Ha ha ha." Kekeh Belle menggoda Kevin.Namun tetap saja membuat Kevin bergidik ngeri, saat mendengar dirinya akan kembali di jadikan tikus percobaan oleh Belle."Tidak nona, teri
"Uhmm... aw sakit sekali.." Meringis menahan sakit sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat berat."Sayang.. kau sudah bangun? Apa kepalamu masih sakit?" Memegangi pundak Belle dan nampak sangay khawatir padanya."Siapa kau? Dan dimana aku? Kenapa aku bisa ada disini?" Tanyanya saat menatap pria itu dan kemudian dia memutar matanya, meneliti setip sudut ruangan itu yang tampak sangat asing baginya."Hey sayang, tenanglah dulu okey? Dokter bilang kamu mengalami amnesia karena trauma akan kejadian berdarah saat insiden itu, insiden saat pembantaian keluargamu. Dan aku hanya menemukanmu yang selamat saat itu. Aku menemukanmu sedang merinkuk ketakutan di dalam lemari." Jelas pria itu dengan raut wajah yang berubah dari panik ke sedih."Apa maksudmu? Insiden? pembantaian? apa maksudnya semua itu!?"Belle pun mulai histeris dan mencengkram kuat kepalanya, dia marah, bingung, sedih karena dia tak bisa mengingat apapun tentang hal yang di jelaskan oleh pria itu.
Genap 5 tahun sudah, Belle berada di pulau itu dan berkutat dengan hal yang sanga5 dia sukai.Namun, akhir-akhir ini Belle juga mulai jenuh dengan keseharian yang tak ubahnya seorang narapidana. Tak bisa keluar dari pulau itu dan menjalani hidupnya seperti orang-orang normal lainya.Dan Kevin pun melihat gelagat aneh Belle selama beberapa hari ini, dia merasa kasihan pada Belle. Karena dia tahu apa yang Belle inginkan.Belle memang selalu terbuka padanya. Dia tak pernah ragu untuk menceritakan tentang keinginanya untuk melihat dunia luar, dan tidak terus terkekang di penjara berlebel rumah, bagiya itu."Nona Belle, apapun yang terjadi, aku akan melindungimu, mendukungmu, dan juga membantumu semampuku. Aku tak akan melupakan pertolonganmu padaku dan keluargaku, nona. Aku pasti akan membalas kebaikanmu itu, meski jika harus dengan nyawaku." Ucap Kevin dengan yakin di dalam hatinya.Tangan Kevin terkepal erat sambil menatap Belle yang tengah duduk, sambil melamun di sofa panjang ruangan
"Belle? Sayang? Kau bisa mendengarku? Kau tidak apa-apa kan? Ayolah jangan menakuti, sayang. Aku tidak bisa kehilanganmu."Bryan merengek sambil duduk di sebelah ranjang Belle, setelah sadar sebentar tadi, Belle kembali pingsan dan dibawa kembali ke kamarnya oleh Kevin.Dan kini Bryan lah yang menjaga Belle, sedangkan Kevin kembali ke Lab dan meneliti sesuatu yang mungkin bisa di gunakan jika ada keadaan di luar dugaan yang terjadi pada Belle.Bryan masih dengan setia menemani dan menunggu Belle hingga sadar, sedangkan Belle sendiri kini tengah berselancar di alam bawah sadarnya, mengingat kembali semua memori masa lalunya yang sempat hilang itu.Belle mengingat semua hal di masa lalu, namun dia masih belum tau tentang rencana besar apa yang tuan neraka alias Gabriel atau pun Gael itu rencanakan, dan juga apa penyebab pembantaian keluarganya terjadi.Itu masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, serta masalah besar yang tengah mengintainya saat ini.Mulai dari Hyuga kemudian anak
"Siapa kau? Apa kau kemari karena di utus oleh Iblis itu? Kau ingin membantai keluargaku bukan?" Jawab Arthur yang berusaha bersikap tenang, meskipun fikiranya terus mengkhawatirkan kedua anaknya saat ini."Iblis? Apa kau menyebut dirimu sendiri, tuan Arthur?" Tanyanya balik sambil tersenyum sinis.Senyum misterius yang terlihat begitu meremehkan, senyum itu terlihat karena topeng yang di pakainya hanya menutupi bagian atas wajahnya saja."Apa maksudmu, tuan? Jika bukan iblis itu yang mengutusmu kesini, lalu siapa kau? Dan apa mau serta tujuanmu berkunjung ke rumahku dengan cara seramah ini, tuan?"Arthur masih tetap berusaha bersikap tenang, meskipun sejujurnya dia menyadari jika pria di depanya benar-benar ingin membunuhnya saat ini. Tapi dia juga sadar, jika dirinya tak akan bisa melarikan diri dari hal itu."Ya ya ya, aku mengerti. Kau mungkin sudah lupa siapa aku tuan, tapi aku tak akan pernah melupakan wajahmu! Wajah seorang pembunuh!" sarkasnya dengan nada yang sengaja dia teka
"Sudahlah ma, sekarang ayo kita mulai makan malamnya saja. Aku sudah sangat lapar karena terlalu banyak bicara."Bryan pun mengajak semua orang untuk memulai makan malam mereka, BBQ yang di masak oleh koki yang Bryan panggil untuk datang ke rumah mereka pun sudah matang dan siap untuk di santap."Baiklah ma, ayo kita mulai makan saja. Kasihan teman-teman Bryan yang jadi menunda makan malam mereka karena obrolan kita ini." Sahut Adrian.Pria itu sedang dalam mood yang baik, hanya karena satu perkataan yang tadi sempat Bryan ucapkan. Yaitu permintaannya untuk bekerja di kantor milik Adrian, dan meninggalkan pekerjaanya di kepolisian demi keluarganya.Rasa bangga pun menyeruak di dalam hatinya, karena anak laki-lakinya itu lebih memikirkan keluarganya, memikirkan istri dan calon anak-anaknya dari pada memikirkan keinginan pribadinya.Bagiamanapun mengurus bisnis milik ayahnya itu tidak memiliki resiko yang bisa mengancam nyawa, lain halnya dengan tugas-tugas yang dia dapatkan di kepolisi
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai di mansion milik Bryan, dan benar saja di sana sudah ada beberapa mobil sport yang terparkir.Mereka pun masuk ke dalam mansion taoi tidak dapat menemukan siapapun di sana."Kemana anak nakal itu?" Gumam Riana smabil celingukan ke sana ke mari mancari keberadaan Belle maupun Bryan, namun Riana tidak juga kunjung menemukan mereka."Mungkin ada di halaman belakang mah?" Sahut Angel sembari berjalan lebih dulu mendahului mama, papa da suaminya.Angel berjalan menuju ke halaman belakang, dan benar saja semua orang tengah berkumpul di sana dan sedang membuat BBQ, Riana pun mendekat ke arah mereka dan menghampiri anak serta menantunya itu."Aww!!! Sakit ma!!" Seru Bryan yang tiba-tiba saja merasakan sakit akibat jeweran dari sang mama di telinga sebelah kananya."Kau masih tau sakit, hah? Kemana saja kau beberala hari ini? Seenaknya saja pergi membawa menantu mama tanpa pamit, dasar anak kurang ajar!" Riana kembali menjewer telinga Bryan.
"Tidak benar-benar sesuai dengan rencana, tapi hasil akhirnya benar-benar sama seperti yang kita semua inginkan. Jadi datanglah ke mansionku untuk berpesta malam ini, ok?" Jawab Belle yang langsung mendapatkan sorakan gembira dari teman-temanya."Kau tenang saja Belle, kami pasti akan datang." Sahut Sky yang langsung merebut hp Leo dari tangan si empunya."Astaga kau ini Sky, selalu saja seperti monyet melihat pisang saay mendengar kata party." Gurau Anne yang membuat Sky auto nyengir kuda dan semua orang pun tertawa geli melijay tingkah dua sejoli itu."Kau salah Anne, kasihan si monyetnya, kenapa dia kau samakan dengan Sky? Turun sudah derajat para monyet di dunia ini, ha.. ha.. ha.." Tawa semua orang kembali pecah akibat selorohan yang di lontarkan oleh Max itu."Aku benar-benar jai angat merindukan kalian teman-teman, cepatlah kesini sekarang juga oke? Aku tunggu!" Seru Belle yang sudah sangat rindu dengan kawan seperjuanganya itu.Dan Bryan juga tengah menelfon orang tuanya saat
"Tentu saja, aku akan memenuhi keinginanmu itu. Jadi sekarang pergilah dengan tenang..." Rian baru saja akan menarik pelatuk senjatanya, namun Belle menendang senjata kakaknya hingga terjatuh ke lantai.Prak!!"Hentikan kakak, jangan bunuh mereka. Mereka hanya ingin membalaskan dendam orang tua mereka, dan aku tidak ingin menjadi sama seperti mereka yang di butakan oleh dendam. Aku akan mengampuni kalian, tapi kalian harus berjanji untuk berubah. Aku akan menyuntikkan sebuah virus ke tubuh kalian, dan itu butuh penawar untuk setiap bulanya. Jadi bersikap baiklah, berubahlah menjadi orang yang lebih baik lagi." Ujar Belle."Kau yakin adik?" Tanya Rian memastikan keputusan adiknya itu."Aku yakin kakak." Jawabnya singkat dan terdengar tidak sedang main-main."Baiklah, terserah kau saja." Balas Rian mengalah."Kalau begitu, biar mereka berdua ikut denganku saja kembali ke kepolisian. Aku membawa mereka sebagai penebusan kesalahanku yang mangkir dari tugas, dan untuk membebaskanmu dari ke
"Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi apa mungkin jika ini adalah ulah dari nona Belle Gabriel?" Tanya Joseph yang baru saja ingat kalau Belle akan datang ke pulau kembar untuk menjatuhkan Gabriel."Belle? Sepertinya tidak mungkin, meskipun dia jenius dalam bidang penelitian, tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sampai sejauh ini." Jawab Gabriel yang tidak oercaya dalang di balik semua ini adalah orang yang dia sebut sebagai wanita miliknya."Kenapa tidak mungkin? Suami nona Belle adalah seorang anggota keplisiam khusus, bahkan dia lahnyang ada di oeringkat pertama. Apa itu masih belum cukup untuk membuatmu percaya kalau semua ini adalah ulah mona Belle?" Tanyanya lagi."Entahlah, tapi jika memang benar ini ulah dari Belle, ku rasa ini merupakan karma untukku karena telah membunuh kedua orang tuanya." Jawab Belle.Belle dan Rian pun akhirnya sampai di pulau yang satu lagi, dan semua anggota pasukan elite sudah bersiap di eoan gedung lab untuk menyerbu, tapi
"Yup. Aku pernah mengalami mimpi buruk yang amat sangat mengerikan itu, apa lagi saat dia memanggilku atau mendatangiku dengan jarum suntik di tangannya dan senyum manis atau senyum pepsodent yang dia perlihatkan padaku. Di saat itu pula lah mimpi burukku yang baru akan segera di mulai. Jadi sebelum kau mengingatkanku tentang senyum manis terkutuk adik kita itu, aku sudah lebih dulu faham betul apa arti ari senyuman itu."Kevin pun menceritakan bagaimana ekspresi Belle dulu saat akan mulai mencoba virus baru temuanya pada tubuh Kevin.Di saat hal itu terjadi, Belle pasti memanggil Kevin atau dia yang menghampiri Kevin dengan membawa jarum suntik di tangannya dan menebar senyuman manis atau terkadang juga senyum ala iklan pespsodent miliknya.Biasanya sebuah senyuman adalah pertanda untuk sesuatu yang baik. Namun berbeda dengan Belle, senyumannya justru acap kali membawa hal buruk bagi orang di sekitarnya.Namun saat dia benar-benar sedang tersenyum tanpa ada niatan di baliknya, senyum
"Kak Kevin bawa kendaraan pengangkut yang ada di dalam Zeus ke sini, aku akan mengirimkan koordinatku padamu untuk membawa para tahanan ke kapal selam Zeus." Ucap Belle setelah komunikasinya dengan Kevin yang berada di dalam kapal selam Zeus terhubung."Kendaraan pengangkut? Ada di mana benda itu? Ku rasa aku tidak pernah melihat kendaraan semacam itu sejak naik ke kapal selam ini." Tanya Kevin dengan bingung pada Belle, pasalnya dia memang belum pernah melihat sesuatu seperti itu ada di dalam kapal selam Zeus."Buka buku petunjuknya kak itu ada di halaman terakhir." Jawab Belle memberitahu Kevin cara untuk menemukan kendaraan pengangkut itu."Oke sebentar." Kevin pun mulai membuka e-boom yang berisi petunjuk cara kerja kapal selam Zeus itu.Dan benar saja di halaman terakhir ada petunjuk mengenain kendaraan pengangkit amfibi alias kendaraan pengangkut yang bisa bergerak di darat maupun di air."Pertama tekan tombol buka garasi, lalu tekan tombol kendaraan amfibi, lalu tekan mulai." G
"Iya kak sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju ke pulau sebelah, ada apa kak? Apa kau juga berencana untuk memulai aksimu dari sana?" Tanya Belle pada kakaknya itu, karena dia tau pasti kakaknya itu tak akan mau tinggal diam saja sedangkan dirinya sedang berjuang di medan perang."Baiklah kalau begitu kita hancurkan tempat itu bersama adikku tersayang, kau bisa memulai dari sisi barat dan aku akan memulai dari sisi timur bersama dengan Park. Kita akan bertemu tepat di tengah pulau itu, di rumah Gabriel." Jelas Rian pada Belle, dia mengaturnya menjadi seperti itu agar menghemat waktu, dan mereka masih bisa membantu anggota tim elite untuk meratakan pulau yang satunya lagi dan menagkap Gabriel."Oh iya kak, aku juga akan meminta kak Kevin untuk menyelamatkan para tahanan yang ada di ruang bawah tanah rumah Gabriel nantinya." Ucap Belle yang berniat membebaskan para tahanan Gabriel, karena sepengetahuanya para tahanan Gabriel adalah ilmuwan atau orang dengan profesi lain yang tidak
"Jadi benar-benar ada piring terbang tadi? Lalu kalian tidak mengejarnya?! Apa kalian semua bodoh!?" Seru Gabriel sambil membanting semua barang yang ada diatas meja di dekatnya dan juga membalikkan meja itu."Bagaimana kami bisa mengejarnya? Jika kecepatanya saja sangat tidak masuk akal sama sekali! Kecepatanya bahkan melampau jet, lalu kita mau mengejarmya dengan apa?" Bela Joseph yang tak mau di salahkan, karena memang mereka tidak akan sanggup jika harus mengejar benda itu."Shitt!! Aku semakin yakin ini adalah ulah dari sisa-sisa pasukan Leon, hanya dia yang mampu membuat kegaduhan semacam ini, dan benda gila seperti itu!" Gumam Gabriel yang akhirnya tak lagi menyalahkan Joseph.Di gua, di saat yang sama..."Itu adalah tanda yang di buat oleh kak Rian bukan?" Tanya Bryan pada Belle, saat mereka juga mendengar suara ledakan yang berasal dari piring terbang itu, yup piring terbang itu adalah mahakarya terbaru milik Park yang baru saja mereka selesaikan dan sempurnakan."Iya itu ala